BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua hasil temuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan ini terdiri atas kesimpulan umum dan kesimpulan khusus yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan sejumlah temuan dari hasil kajian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan proses habituasi berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran PKn masih dihadapkan pada beberapa kondisi empirik yang sifatnya kotraproduktif dengan kedudukan pembelajaran PKn sebagai wahana pembangunan karakter, diantaranya: masukan instrumental (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitas guru serta keterbatasan fasilitas dan sumber belajar; dan masukan lingkungan (enviromental input) terutama yang berkaitan dengan situasi dan kehidupan lingkungan di mana siswa berada. Oleh karena itu, untuk mengatasi kendala tersebut, pembelajaran PKn sebagai salah satu program atau kegiatan akedemik harus diimplementasikan dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang mengelaborasi muatanmuatan yang terdapat dalam kurikulum dengan pengalaman hidup siswa. Selain 207
208 itu Pendidikan Kewarganegaraan harus ditempatkan sebagai suatu gerakan sosiokultural, sebagai pendidikan yang mampu membangun karakter bangsa. Dalam upaya membangun karakter, bukan hanya tanggung jawab dunia pendidikan formal, apalagi menjadi tanggung jawab mata pelajaran PKn semata, tetapi merupakan tanggung jawab bagi semua pihak, sehinggga pembangunan karakter hendaknya dilakukan baik secara makro maupun secara mikro. Secara makro, pengembangan karakter dilaksanakan melalui proses pemberdayaan dan pembudayaan yang berlangsung dalam tiga pilar pendidikan, yaitu: dalam satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat, dan secara mikro, pembangunan karakter dilaksanakan melalui satuan pendidikan. Pembangunan karakter pada satuan pendidikan dibagi ke dalam empat pilar, yaitu kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra-kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. Pembangunan karakter melalui kegiatan belajar menagajar di kelas telah dilaksanakan, terutama melalui pembelajaran PKn, meskipun konstribusinya masih kecil. Sehingga perlu ditunjang dengan pembangunan karakter melalui kegiatan keseharian dalam bentuk pembiasaan atau proses habituasi. Hal ini didasarkan atas pemikiaran bahwa karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Proses habituasi merupakan upaya untuk menciptakan situasi, kondisi, dan penguatan yang memungkinkan peserta didik membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai yang menjadi karakter yang diinginkan. Untuk itu ada lima nilai moral yang
209 harus menjadi proses habituasi di lingkungan sekolah, yaitu; (1) membiasakan nilai-nilai terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) membiasaan nilai-nilai terhadap diri sendiri; (3) membiasakan nilai-nilai terhadap sesama; (4) membiasaan nilainilai terhadap lingkungan; dan (5) membiasakan nilai-nilai kebangsaan. Melalui pembangunan karakter diharapkan terbentuknya karakter-karakter siswa yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila, yaitu: Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa; Menjungjung Kemanusiaan Yang Adil dan beradab; Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa; Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum Dan Hak Asasi Manusia; Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan. Kesemuanya itu hendaknya bersumber dari: olah hati, olah pikir, olahraga/ kinestetik, olah rasa dan karsa. 2. Kesimpulan Khusus Kesimpulan khusus ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan. Kesimpulan khusus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pembelajaran PKn berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa, Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan dengan mengorganisir komponen-komponen pembelajaran yang meliputi materi, metode, media, sumber belajar dan evaluasi pembelajaran akan berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa, yaitu siswa yang memiliki sikap jujur, peduli terhadap orang lain, mencintai keberishan, dan memiliki nilai-nilai kebangsaan. b. Proses habituasi berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa. Proses Habituasi yang dilaksanakan dengan membiasakan lima nilai utama,
210 yaitu; (1) nilai-nilai terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) nilai-nilai terhadap diri sendiri, (3) nilai-nilai terhadap sesama, (4) nilai-nilai terhadap lingkungan, dan (5) nilai-nilai kebangsaan akan mencerminkan pola perilaku siswa yang memiliki karakter yang baik sehingga pembiasaan tersebut harus selalu ditingkatkan yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan program pengembangan diri di sekolah. c. Pembelajaran PKn dan proses habituasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa. Pengaruh tersebut disebabkan karena selain adanya pembelajaran PKn juga adanya pendidikan karakter dalam konteks mikro melalui program pengembangan diri, sehingga pembangunan karater dapat diwujudkan melalui pengetahuan moral (moral knowing), kesadaran moral (moral feeling) dan tindakan moral (moral action). Dengan demikian hipotesis yang diajukan, yaitu pembelajaran PKn dan proses habituasi dapat berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa dapat diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PKn dan proses habituasi berpengaruh terhadap pembangunan karakter siswa. B. Rekomendasi Berdasarkan temuan-temuan dan kesimpulan penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran PKn berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter, walaupun pengaruh tersebut masih rendah. Untuk meningkatkan pengaruh pembelajaran PKn terhadap pembangunan karakter maka kualitas
211 pembelajaran PKn hendaknya selalu ditingkatkan, baik materi, metode, media, sumber belajar, maupun evaluasi pembelajaran sehingga mampu memberikan konstribusi yang lebih optimal terhadap pembangunan karakter siswa. Untuk itu pembelajaran PKn hendaknya: (1) Menciptakan suasana belajar yang menuntut partisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar; (2) Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif sehingga siswa dapat belajar dalam suasana nyaman, aman, penuh penghargaan, dan bersemangat; (3) Memberikan model (contoh) perilaku positif, seperti adanya teladan, perilaku penuh perhatian dan penuh penghargaan dari guru dalam interkasinya dengan siswa; (4) Menciptakan peluang bagi siswa dalam membuat keputusan dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku. 2. Proses habituasi berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa dan termasuk pengaruh yang kuat. Untuk mempertahankan atau meningkatkan pengaruh proses habituasi terhadap pembangunan karakter, maka lima nilai utama yang ada di sekolah harus menjadi suatu kebiasaan dan terus ditingkatkan. Kelima nilai utama yang dimaksud, yaitu; (1) Nilai-Nilai Perilaku terhadap Tuhan, nilai-nilai ini dapat ditanamkan melalui kegiatan, antara lain: membiasakan berdoa bersama sebelum dan setelah pelajaran berlangsung, melaksanakan ibadah secara bersama-sama, mengkaji/ mempelajari ajaran agama masing-masing di luar jam pelajaran agama, merayakan hari-hari besar agama, yang kesemuanya dapat menumbuhkan kesadaran kepada siswa untuk melaksanakan ajaran agama masing-masing;
212 (2) Nilai-Nilai Perilaku terhadap diri sendiri, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalui pembiasaan: berpenampilan bersih dan rapi, berperilaku tertib, mengerjakan tugas individu secara mandiri, mengembangkan potensi diri, serta tekad dalam mengembangkan diri; (3) Nilai-Nilai Perilaku terhadap sesama, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalui pembiasaan: mengucapkan sapa/ salam ketika berjumpa dengan teman/guru, mengucapkan permisi/ salam ketika hendak masuk atau meninggalkan ruangan, saling mendoakan ketika teman/ guru sedang sakit, meringankan beban orang lain yang ditimpa musibah, menghormati pendapat orang lain; (4) Nilai-Nilai Perilaku terhadap Lingkungan, hal ini perlu ditanamkan kepada siswa melalu pembiasaan: membuang sampah pada tempatnya, melaksanakan tugas piket, memelihara taman, mengadakan penghijauan, kesadaran memelihara kebersihan lingkungan; (5) Nilai-nilai Kebangsaan, nilai ini dapat ditamankan melalui kebiasaan antara lain: mengikuti/ melaksanakan upacara bendera secara hikmat, melaksanakan kegiatan yang menggugah semangat nasionalisme; menghormati simbol-simbol kenegaraan, mengikuti peringatan hari-hari besar nasional, menampilkan sikap cinta tanah air. 3. Pembelajaran PKn dan proses habituasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pembangunan karakter siswa dan termasuk pengaruh kuat. Untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan pengaruh tersebut maka perlu adanya suatu program sekolah yang terpadu, yaitu program yang merujuk kepada pemuatan atau pengisian nilai-nilai karakter pada tiap komponen yang ada di sekolah, sesuai dengan kekhasannya masing-masing.
213 Selanjutnya, sekolah dapat mengisi pendidikan karakter yang terpadu dengan sistem pengelolaan sekolah itu sendiri. Artinya, sekolah hendaknya merencanakan pendidikan (program dan kegiatan) yang menanamkan nilainilai karakter, melaksanakan program dan kegiatan yang berkarakter, dan juga melakukan pengendalian mutu sekolah secara berkarakter. Selain itu, hendaknya menciptakan suasana lingkungan yang yang kondusif bagi terbentuknya karakter anak, serta memberikan keteladanan yang baik kepada anak. 4. Kepada pemerhati pendidikan atau peneliti selanjutnya, kiranya dapat melakukan penelitian lebih lanjut, karena mengingat penelitian ini masih memiliki sejumlah keterbatasan dalam lingkup metode penelitian, fokus penelitian, dan setting penelitian. (1) metode penelitian kuantitatif yang mendominasi penelitian ini tidak dapat mengeksplorasi secara mendalam dan holistik terhadap bagaimana sebenarnya karakter siswa yang terbentuk dari hasil pembelajran PKn dan proses habituasi. Untuk itu penulis merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan metode kualitatif untuk dapat lebih mengeksplorasi pengaruh pembelajaran PKn dan proses habituasi dapat membangun karakter siswa melalui studi kasus pada suatu atau penelitian kualitatif yang lainnya. (2) fokus penelitian ini menempatkan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai civic education sehingga fokus penelitian hanya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berlansung di sekolah, dan proses habituasi hanya proses habituasi yang berlangsung di sekolah. Sedangkan proses habituasi yang berlangsung di
214 rumah dan di lingkungan masyarakat belum tergali, untuk itu penulis merekomendasikan untuk dapat diteliti lebih lanjut tentang pengaruh proses habituasi terhadap pembangunan karakter, baik dari lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. (3) setting penelitian ini belum menjangkau sampel sekolah swasta dan sekolah yang berbasis agama (seperti Madrasah Tsanawiayah atau sekolah Kristen/Katholik) yang ada di Kabupaten Bangka, oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode komperatif atau studi kasus untuk mengkaji lebih mendalam tentang pengaruh pembelajaran PKn dan Proses Habituasi terhadap pembangunan karakter siswa berdasarkan karakteristik sekolah.