BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pengajaran puisi di sekolah terkesan sangat membosankan. Akibatnya,

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan di mana siswa dapat menuangkan ide atau gagasan kreatif dan imajinasinya ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan cara yang efektif melatih kedewasaan pola pikir siswa karena menulis termasuk proses kreatif. Kreatif berarti siswa harus memiliki gagasan atau ide yang baik agar dapat dituangkan kedalam sebuah tulisan yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasannya. Hal tersebut merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan bahasa yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa yaitu kemampuan menulis. Sebagai mahasiswa Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia sudah sepatutnya kita menyadari bahwa sebuah karya sastra adalah sesuatu yang sangat kaya dengan makna. Karya tersebut harus dapat dipahami agar dapat diketahui makna yang terkandung di dalamnya. Selain itu, kita akan dihadapkan pada sebuah tantangan bahwa kita akan menjadi seorang pengajar atau pendidik yang dituntut untuk mempunyai kompetensi mengajar sastra, yang salah satunya adalah pemahaman terhadap genre sastra puisi. Oleh sebab itu, kita senantiasa dapat memahami bagaimana metode atau teknik pembelajaran dalam memaknai sebuah karya sastra yang dalam hal ini adalah pembelajaran menulis puisi. Kegiatan pembelajaran di sekolah, khusunya mata pelajaran Bahasa Indonesia, menulis puisi menjadi hal yang penting karena termasuk pembelajaran sastra. Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui ilmu pengetahuan dalam ranah sastra melalui pengalaman belajar dan interaksi dengan lingkungan sekitar akan tetapi kegiatan pembelajaran menulis puisi seringkali menjadi momok yang menkutkan bagi siswa. Sumiyadi dan Durachman (2014,hlm.11) menyatakan bahwa aktivitas yang menyangkut ekspresi menulis puisi adalah segala kegiatan yang memungkinkan kita mendapatkan pengalaman artistik dalam menulis puisi. Pengalaman artistik di sini berarti pengalaman yang memiliki nilai seni atau mempunyai rasa seni.

2 Maulana (2011,hlm.14) mengemukakan bahwa : Menulis puisi itu salah satu mengeskpresikan sebentuk pengalaman dengan media kata-kata. Pengalaman yang diekspresikan itu bisa berupa pengalaman hubungan manusia dengan tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan sesama, maupun dengan alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah merupakan sebuah kegiatan yang rohani, yang mengekspresikan hubungan manusia dengan segala hal, baik secara fisik maupun metafisik. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan yang disempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia tercantum ada tiga bentuk karya sastra yang diajarkan kepada siswa SMP yaitu bentuk lirik, epik, dan dramatik. Bentuk lirik berupa puisi, epik berupa prosa, dan dramatik berupa karya drama. Menurut Ismawati (2013,hlm.45) menyatakan bahwa : Bahan Ajar Sastra untuk Tingkat SMP dalam KTSP tidak berdiri sendiri tetapi masuk ke dalam empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Bahan ajar menulis di SMP atau Mts meliputi menulis buku harian dan pengalaman pribadi,menulis surat pribadi, menulis teks pengumuman, menulis pantun dan dongeng, menulis teks narasi dan pesan singkat, menulis kreatif puisi tentang keindahan alam, peristiwa yang pernah dialami. Salah satu kompetensi dasar yang akan peneliti angkat terhadap siswa SMP yaitu tentang menulis kreatif puisi tentang keindahan alam. Diharapkan siswa mampu menulis puisi yang sederhana. Jadi, pada dasarnya tujuan khusus dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sudah sesuai dengan KTSP yang berorientasi pada kompetensi dan hasil belajar pesera didik. Hal ini menjelaskan bahwa pembelajaran menulis puisi di sekolah sangatlah penting. Berdasarkan hasil observasi dan melakukan teknik wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 40 Bandung Ibu Suharyati, S.Pd pada tanggal 9 Februari 2015, mengatakan bahwa masih banyak siswa SMP kelas VII yang merasakan kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam keterampilan menulis, begitu pun dengan menulis puisi. Terbukti bahwa nilai siswa dalam menulis puisi rata-ratanya di bawah nilai KKM. Hal ini, justru siswa harus diberi rangsangan atau suasana pembelajaran yang baru agar dapat menulis atau merangkai kata menjadi sebuah puisi. Selain faktor dari siswa yang kurang antusias dalam pembelajaran menulis puisi, guru-guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 40 Bandung juga cenderung masih menggunakan teknik

3 pembelajaran dan media yang belum tepat untuk pembelajaran menulis puisi. Selain itu, guru bahasa Indonesia masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis puisi tanpa menuntun siswa untuk menghasilkan suatu produk yang kreatif. Hambatan terbesar dalam mempelajari puisi adalah adanya anggapan dari siswa bahwa menulis puisi itu sulit dan membosankan untuk dipelajari. Minat untuk menulis puisi masih sangat kecil sehingga guru sering kali merasa kesulitan dan kebingungan untuk membangkitkan semangat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Melihat dari hal tersebut, guru sebagai fasilitator harus bisa menciptakan proses pembelajaran yang menarik, agar bisa memotivasi siswa lebih semangat dalam belajar menulis. Ada beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu siswa kurang mengomunikasikan pikiran dan perasaannya secara efektif karena suasana kelas yang gaduh dan kurang kondusif serta minimnya kosakata yang dimiliki siswa sehingga sulit untuk bisa merangkai kata-kata menjadi sebuah puisi. Semuanya terjadi karena kemampuan siswa dalam menggali imajinasi sangatlah terbatas. Dari masalah yang sudah dijelaskan di atas, tentu harus ada penyelesaiannya. Terkait dengan hal tersebut, guru secara kreatif harus mencari metode atau teknik pembelajaran yang tepat dan efektif untuk pembelajaran menulis puisi dapat juga menjadi solusi bagi permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia. Berbagai macam alasan itulah, guru sebagai pengajar di sekolah harus mempunyai metode, teknik, media atau model pembelajaran yang tepat untuk menarik dan mengarahkan minat serta kemampuan siswa dalam menulis puisi. Salah satu upaya guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan teknik yang inovatif dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam kegagalan atau keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Salah satu upaya inovatif dalam mengemas pembelajaran menulis puisi adalah dengan menawarkan teknik pembelajaran yang menarik yaitu teknik teratai dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

4 Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan adanya keterkaitan antara penggunaan teknik pembelajaran yang menarik dengan hasil yang mencapai target. Menurut hasil penelitian Kiky Nurbaqiyah dalam skripsinya dengan Kompetensi dasar Menuliskan informasi dalam sebuah peristiwa melalui karangan narasi dengan judul skripsi Penggunaan Teknik Teratai dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2010-2011. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa teknik teratai efektif dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandung. Berdasarkan latar belakang masalah yang yang telah dijelaskan, maka akan diuji cobakan pada penelitian yaitu Keefektifan Teknik Teratai dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 40 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Penggunaan teknik teratai ini didesain secara inovatif dengan melibatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran menulis puisi. Teknik pembelajaran yang akan diuji cobakan ini, diharapkan dapat membuat siswa lebih bersemangat dan menyukai kegiatan menulis puisi dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi khususnya siswa kelas VII di SMP Negeri 40 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan teknik teratai di kelas eksperimen? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis puisi tanpa menggunakan teknik teratai di kelas pembanding? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis puisi kelas eksperimen dan kelas pembanding?

5 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Kemampuan siswa menulis puisi sebelum dan sesudah menggunakan teknik teratai pada kelas eksperimen. 2. Kemampuan siswa menulis puisi tanpa menggunakan teknik teratai pada kelas pembanding. 3. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis puisi siswa pada kelas eksperimen dan kelas pembanding. D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan oleh individu maupun kelompok tentunya tidak terlepas dari keinginan untuk mendapatkan manfaat yang berguna, sehingga kegiatan yang dilakukannya berguna dan bukan suatu pekerjaan yang sia-sia. Adapaun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya strategi pembelajaran kreatif dalam dunia pendidikan dan menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik teratai. Penelitian ini diharapkan juga dapat memperkaya khazanah penelitian sastra dalam mengembangkan keterampilan mengapresiasi sastra, khususnya dalam menulis puisi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya atau cara untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang menulis puisi. Siswa akan lebih menyenangkan ketika kegiatan pembelajaran apabila teknik pembelajaran yang menarik, berkesan dan kreatif serta inovatif sehingga akan mempengaruhi adanya peningkatan pada siswa dalam pembelajaran menulis puisi.

6 b. Bagi Guru Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sekaligus referensi bagi guru, bahwa penggunaan teknik teratai dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media bisa menjadi solusi dalam menciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan bermakna bagi siswa di sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas guru dan mengatasi masalah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 40 Bandung. E. Struktur Organisasi Skripsi Dalam struktur organisasi ini, akan dibahas tentang garis besar yang ada pada setiap bab dalam skripsi ini. Bab I Pendahuluan. Bab ini, latar belakang masalah berisi uraian idealis, harapan penulis, pendapat para ahli, kenyataan yang ditemukan di lapangan mengenai permasalahan yang terjadi di sekolah SMP Negeri 40 Bandung. Setelah latar belakang, ada rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah ini akan ada kaitannya dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian, yakni menjawab apa yang menjadi pertanyaan pada bagian rumusan masalah. Setelah tujuan penelitian, pada bab ini juga terdapat manfaat penelitian yang memaparkan dampak dirasakan oleh semua pihak, seperti peneliti, guru, dan siswa. Terdapat manfaat teoretis dan manfaat praktis. Bab II Kajian Pustaka. Bab ini, akan dibahas beberapa uraian kajian teori dan penemuan parameter proses yang didukung oleh pandangan beberapa ahli. Didalam kajian teori juga akan membahas tentang variabel terikat (keterampilan menulis) dan variabel bebas (teknik pembelajaran). Bab III Metodologi Penelitian. Dalam Bab ini, metodologi penelitian terdapat beberapa poin yang akan dijabarkan, yaitu menjelaskan tentang desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

7 Bab IV Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini, akan menyampaikan dua hal utama, yakni temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang sesuai dengan dengan urutan rumusan masalah. Bab V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi. Bab ini berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan menjawab dari rumusan masalah yang terdapat pada latar belakang masalah penelitian.