PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH MWNGONSUMSI KOPI DI DUSUN SIGENTONG - DESA SEWAKA KABUPATEN PEMALANG. Wahyu Septianto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP TEKANAN DARAH SISTOL DAN DENYUT JANTUNG PADA LAKI-LAKI DEWASA

ABSTRAK. PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) DAN KOPI ARABICA (Coffea arabica) TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DEWASA

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH KAFEIN PADA KOPI DAN COKLAT TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PRIA DEWASA

PENGARUH MINUMAN BERSODA TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH NORMAL LAKI-LAKI DEWASA ABSTRAK

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGARUH FLAVONOID DALAM COKLAT HITAM DENGAN TEH HIJAU TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

JGK-vol.7, no

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

ABSTRAK. EFEK AIR KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH DALAM BERBAGAI POSISI DENGAN SPIGMOMANOMETER ANEROID PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

ABSTRAK. PENGARUH AIR KELAPA MUDA (Cocos nucifera Linn) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas seseorang salah satunya adalah penyakit hipertensi.hipertensi atau

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

ABSTRAK. EFEK INFUSA KULIT PISANG RAJA (Musa paradisisaca L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa blimbi L.) TEHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Efek Semangka Merah dan Kuning (Citrullus lanatus) Terhadap Penurunan Tekanan Darah

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK PENGARUH SEDUHAN DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH MENYUSUI TERHADAP TEKANAN DARAH IBU

ABSTRAK. PENGARUH JUS BEET (Beta vulgaris L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. PENGARUH LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

Laboratorium Sains Terapan, Universitas Advent Indonesia Jln. Kolonel Masturi No. 288 Parongpong, Bandung Barat.

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

ABSTRAK. PENGARUH COKLAT (Theobroma cacao) TERHADAP TEKANAN DARAH

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

ABSTRAK EFEK WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

ABSTRAK PENGARUH JUS BUAH SIRSAK

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

PENGARUH BERMAIN BANANA BOAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI AREA WISATA PANTAI BANDENGAN JEPARA

ABSTRAK. EFEK LABU SIAM (Sechium edule Swartz) TERHADAP TEKANAN DARAH PEREMPUAN DEWASA

ABSTRAK. PENGARUH BUAH BLEWAH (Cucumis melo L. var. cantalupensis) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL DAN PREHIPERTENSI LAKI-LAKI DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang

ABSTRAK. EFEK SEDUHAN KELOPAK BUNGA ROSELA MERAH (Hisbiscus sabdariffa, L) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA WANITA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: Belimbing wuluh, tekanan darah, wanita dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. EFEK ANTIHIPERTENSI JUS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PEREMPUAN DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

ABSTRAK. PENGARUH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

SKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP TEKANAN DARAH LAKI- LAKI DEWASA MUDA YANG DIINDUKSI COLD PRESSOR TEST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

ABSTRAK. EFEK TEH JIAOGULAN (Gynostemma pentaphyllum) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH WANITA DEWASA TAHUN 2014

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA PENDERITA PRE-HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA BASKET DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB III METODE PENELITIAN. berikut: Variabel bebas yaitu faktor-faktor pemicu hipertensi sesuai

Transkripsi:

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH MWNGONSUMSI KOPI DI DUSUN SIGENTONG - DESA SEWAKA KABUPATEN PEMALANG Wahyu Septianto FakultasIlmu-IlmuKesehatan, Program StudiKesehatanMasyarakat UniversitasEsaUnggul Email :wahyuseptianto15@gmail.com ABSTRAK Kejadian hipertensi di Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang tahun 2013 sebanyak 400 orang. Banyak faktor yang menyebabkan hipertensi, Salah satunya mengonsumsi kopi. Kopi merupakan salah satu sumber kafein yang tersebar luas dan dapat diperoleh secara bebas. Terdapat peningkatan konsumsi kopi harian pada remaja usia 18-24 tahun di Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi di Dusun Sigentong - Desa Sewaka - Kabupaten Pemalang. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif, dengan desain crosssectional. Sampel sebanyak 70 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat T-test dependen. Penelitian sebanyak 70 orang, rata-rata peningkatan tekanan darah sistol sebelum dan sesudah mengonsumsi kopi sebesar 7,285 mmhg dan rata-rata peningkatan tekanan darah diastol sebelum dan sesudah mengonsumi kopi sebesar 2,914 mmhg. Di dapatkan p value = 0,000 (p<0,005) yang artinya H0 ditolak, sehingga ada perbedaan tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan sesudah mengonsumsi kopi. Konsumsi kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah walaupun sifatnya hanya sementara, dan sangat berbahaya bagi penderita hipertensi. Oleh sebab itu jangan mengkonsumsi kopi secara berlebihan dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi. Kata Kunci : Tekanan darah, Kopi dan Dusun Sigentong.

ABSTRACT The incidence of hypertension in clinics Paduraksa - District Pemalang in 2013 as many as 400 people. Many factors that cause hypertension, One consume coffee. Coffe be a source of caffeine that is widespread and can be obtained freely. There has been increasing consumption coffee daily in adolescents age 18-24 years in Indonesia. Research aim is to identify any distinctions blood pressure before and after consuming coffee in Hamlet Sigentong - Village Sewaka - District Pemalang. Methods : The study is an experimental research with a comparative approach, with cross - sectional design. A sample of 70 people. Analyzed using univariate and bivariate dependent T test. Research 70 people, the average increase in blood pressure systole before and after consuming coffee worth 7,285 mmhg, and an average increase in blood pressure and after consuming coffee 2,914 mmhg worth. In getting p value = 0,000 ( p < 0,005 ) wich means H0 rejected, so that there is a difference in blood pressure systole and the diastole of the before and after consume coffee. Consumption coffee can cause increase in blood pressure although the nature of his only temporary, and extremely dangerous for patients hypertension. Therefore do not consume coffee excessively and not recommended for patients hypertension. Keywords : Blood pressure, Coffee and Hamlet Sigentong

PENDAHULUAN Tekanan darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut diregangkan) (Sherwood, 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah : umur, gender, kelompok etnis, kebugaran tubuh, kebiasaan merokok, kelas sosioekonomi, dan gaya hidup, salah satunya mengkonsumsi kopi (James dkk, 2008). Berdasarkan FDA (Food Drug Administration ) yang diacu dalam Liska (2004), dosis kafein yang diizin kan sebesar 100 200 mg/hari, sedangkan menurut SNI 01-7152- 2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian (Maramis, 2013). Dosiskafein yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah apabila lebih dari 300 mg kafein perhari yang setara dengan 3 sampai 4 gelas kopi instant. Kebiasaan minum kopi 1-2 cangkir perhari meningkatkan resiko hipertensi 4.12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi p = 0.17 ( OR = 4.12, IK 95% 1.2-13.39) (Sugiono, 2008). Kopi berakibat buruk bagi penderita hipertensi. yang meningkatkan debar jantung dan naik nya tekanan darah. Pemberian kafein 300 mg atau 2-3 cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah 5-15 mmhg dalam waktu 15menit. Peningkatan tekanan darah ini bertahan sampai 2 jam, diduga kafein mempunyai efek langsung pada medula adrenal untuk mengeluarkan epinefrin. Konsumsi kopi menyebabkan curah jantung meningkat dan terjadi peningkatan sistol yang lebih besar dari tekanan diastol (Sianturi, 2004). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) secara nasional tercatat 25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit hipertensi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. Suatu kondisi yang cukup mengejutkan. Terdapat 13 Provinsi yang presentasenya melebihi angka nasional, dengan tertinggi di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) atau secara absolute sebanyak 30,9% x 1.380.762 jiwa = 426.655 jiwa (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2014). Sedangkan data Puskesmas Paduraksa Kabupaten Pemalang diperoleh data dari bulan Januari - Desember 2014 pasien yang menderita penyakit hipertensi sebanyak 400 orang, terdiri dari laki - laki sebanyak 189 orang dan perempuan sebanyak 211 orang. Hasil tes awal yang dilakukan terhadap 5 responden didaerah Dusun Sigentong menunjukan adanya perbedaan tekanan darah 30 menit sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak 1 gelas atau hasiltekanan darah 30 menit sesudah mengkonsumsi kopi tekanan darah sistolik mengalami peningkatan sebesar ± 10 mmhg dan tekanan darah diastolik ± 5 mmhg.

METODE a. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di Dusun Sigentong - Desa Sewaka - Kabupaten Pemalang dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2016. b. JenisPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif, dengan desain cross-sectional. c. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan eksperimen yaitu dengan cara mewawancarai langsung objek dan melakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi, kemudian hasil atau data dicatat langsung, fenomena-fenomena yang diselidiki didalam usaha melengkapi data yang diperoleh, maka peneliti mendatangi secara langsung pada daerah objek penelitian sehingga dapat melihat keadaan yang sebenarnya. d. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara, lembar observasi, alat tulis, spigmomanometer, stetoskop dan gelas. e. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ada terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung dengan Tanya jawab terhadap responden, sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara pemeriksaan tekanan darah secara langsung dengan menggunakan alat spigmomanometer dan stetoskop. f. Analisis Data Uji normalitas yang digunakan adalah dengan membandingkan uji skewness dan standart error. Untuk uji perbandingan digunakan uji T-test dependent. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran tekanan darah dari 70 responden di Dusun Sigentong - Desa Sewaka - Kabupaten Pemalang didapatkan rata - rata sistolik sebelum mengkonsumsi kopi 101.6 mmhg dan sistolik sesudah mengkonsumsi kopi 108,8 mmhg kemudian, rata - rata tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi 73,9 mmhg dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi 76,8 mmhg. Nilai median dari tabel 4.4. Pengukuran tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi 100,0 mmhg dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi 110,0 mmhg kemudian, tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi 74,0 mmhg dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi 76,0 mmhg. Nilai Modus dari tabel 4.4. Pengukuran tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi 100,0 mmhg dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi 115,0 mmhg kemudian, tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi 70,0 mmhg dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi 80,0 mmhg.

Nilai minimum dari tabel 4.4. Pengukuran tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi 80,0 mmhg dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi 87,0 mmhg kemudian tekanan darah diatolik sebelum mengkonsumsi kopi 60,0 mmhg dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi 61,0 mmhg. Nilai maximum dari tabel 4.4. Pengukuran tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi 120,0 mmhg dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi 130,0 mmhg kemudian, tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi 90,0 mmhg dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi adalah 95,0 mmhg. HASIL UJI PERBEDAAN Hasil yang diperoleh dari uji perbedaan dengan menggunakan uji T-test dependent terdapat peningkatan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi adalah sebesar 7.285 mmhg. Selain itu, untuk rata-rata perbedaan antara tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi dengan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi adalah sebesar 2.914mmHg. Hasil perhitungan untuk tekanan darah sistolik didapatkan nilai p=0,000, untuk tekanan darah diastolik didapatkan nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa : ada perbedaan tekanan darah sistol dan diastol sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi di Dusun Sigentong - Desa Sewaka - Kabupaten Pemalang. Pengaruh Jumlah Konsumsi Kopi Terhadap Kenaikan Tekanan Darah ( Per Kategori ) 1. Hasil rata-rata perbedaan antara tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi dengan kadar konsumsi kopi 200 ml (1 cangkir) adalah sebesar 8,148 mmhg. 2. Hasil rata-rata perbedaan antara tekanan darah sistol sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah sistol sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak < 200 ml atau < 1 cangkir yaitu sebesar 4,375 mmhg. PEMBAHASAN Dari hasil uji T - test dependent di dapatkan nilai p value sebesar 0.000 dan α 0.05 dengan derajat kesalahan 5%. Untuk menjawab hipotesis dilakukan dengan membandingkan alpha (α) dengan p value yang didapat.nilai (α) dalam penelitian ini adalah 5% (0.05) dapat disimpulkan bahwa p value < nilai alpha (α) berarti hipotesis penelitian diterima yang artinya ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi di Dusun - Sigentong - Desa Sewaka - Kabupaten Pemalang. Hal ini disebabkan oleh kandungan kafein di dalam kopi yang bekerja didalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosine dalam sel saraf pusat yang akan memacu

produksi hormon adrenalin (epinefrin) dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan aktifitas otot serta perangsangan hati untuk melepaskan senyawa gula pada aliran darah untuk menghasilkan energi ekstra (Mannan, 2012). Mekanisme non epinefrin - epinefrin ini menjadi aktif penuh dalam 30 menit sampai 2 jam (Guyton, 2007). Sebuah penelitian menyebutkan kebiasaan minum kopi 1-2 cangkir per hari meningkatkan resiko hipertensi 4.12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi p = 0.17 (Sugiono, 2008). Pada saat melakukan penelitian data, peneliti sekaligus melakukan observasi kepada para responden, tidak nampak perubahan - perubahan yang dialami oleh responden, tidak nampak gejala pusing dan tidak ada yang mengeluh setelah dilakukan penelitian.berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bahwa tekanan darah yang hasilnya cenderung tinggi didapatkan pada responden yang berusia 40-50 tahun. Responden yang dijadikan sampel adalah yang berumur 18-50 tahun, itu karena prevalensi penyakit hipertensi pada umur 18 tahun keatas jumlahnya masih tinggi sekitar 25,8 % penduduk Indonesia, itu terjadi karena kebiasaan gaya hidup yang dilakukannya seperti merokok dan mengkonsumsi kopi berlebihan dan pada umur 50 tahun keatas tekanan darah cenderug lebih tinggi karena produk samping dan keausan aretriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta dan akibat dari berkurangnya kelenturan otot. Dengan mengerasnya arteri - arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff, 2008). Pengaruh jumlah kopi yang dikonsumsi didapatkan hasil rata-rata peningkatan tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak 200 ml (1 cangkir) adalah 8,148 mmhg, kemudian rata - rata peningkatan tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah diastol sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak 200 ml (1 cangkir) adalah 3,018 mmhg. Pengaruh minum kopi < 200 ml (<1 cangkir) didapatkan rata - rata peningkatan tekanan darah sistol sebelum dan tekanan darah sistol sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak < 200 ml (< 1 cangkir) adalah 4,375 kemudian, rata-rata peningkatan tekanan darah diastol sebelum dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak < 200 ml (< 1 cangkir) adalah 2,562 mmhg. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata kenaikan tekanan darah sistol lebih tinggi atau tekanan darah sistol lebih mudah naik dari pada tekanan darah diastol, itu terjadi karena sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Sedangkan selama diastol tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus keluar dari arteri didorong oleh rekoil elastik (Sherwood,2014).

KESIMPULAN Pengaruh jumlah kopi yang dikonsumsi didapatkan hasil rata-rata peningkatan tekanan darah sistolik sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak 200 ml (1 cangkir) adalah 8,148 mmhg, kemudian rata - rata peningkatan tekanan darah diastolik sebelum mengkonsumsi kopi dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak 200 ml (1 cangkir) adalah 3,018 mmhg. Pengaruh minum kopi < 200 ml ( <1 cangkir ) didapatkan rata-rata peningkatan tekanan darah sistolik sebelum dan tekanan darah sistolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak < 200 ml ( < 1 cangkir ) adalah 4,375 mmhg kemudian, rata - rata peningkatan tekanan darah diastolik sebelum dan tekanan darah diastolik sesudah mengkonsumsi kopi sebanyak< 200 ml ( < 1 cangkir ) adalah 2,562 mmhg. Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata - rata kenaikan tekanan darah sistol lebih tinggi atau tekanan darah sistol lebih mudah naik dari pada tekanan darah diastol, itu terjadi karena sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke arteri dari dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Sedangkan selama diastol tidak ada darah yang masuk ke arteri, sementara darah terus keluar dari arteri didorong oleh rekoil elastik (Sherwood,2014). SARAN 1) Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan kajian dan informasi baru bagi universitas, khususnya prodi kesehatan masyarakat. 2) Bagi Objek Penelitian Setelah mengetahui hasil penelitian diharapkan objek penelitian terutama pada yang usia diatas 40 tahun mampu menjaga pola hidup yang lebih sehat salah satunya tidak mengkonsumsi kopi secara berlebihan karena tekanan darah cenderung lebih tinggi dan bagi penderita hipertensi tidak dianjurkan mengkonsumsi kopi karena dapat meningkatkan tekanan darah yang dapat membahayakan penderita hipertensi. 3) Bagi Peneliti Selanjutnya Melanjutkan penelitian yang berjudul berapa lama waktu atau durasi penurunan kadar tekanan darah setelah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh kafein dan apabila ingin melakukan penelitian yang sama diharapkan menambahkan variabel pekerjaan untuk menyempurnakan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA 1. Guyton,2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.Penerjemah : Irawati Ramadani D, Indrayani F. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2. James dkk,2008. Prinsip-prinsip Sains Keperawatan. Diterjemahkan Oleh Wardhani. Jakarta : Erlangga 3. Mannan,2012. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 4. Maramis & Rialita Kesia, 2013. Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado Menggunakan Spektrofoto-metri UV-VIS. Jurnal ilmiah Farmasi. 5. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014.Infondatin Hipertensi. Jakarta : Kementrian Republik Indonesia. 6. Sherwood, L, 2014. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC. 7. Sianturi E,2004. Strategi Pencegahan Hipertensi Esensial Melalui Pendekatan Faktor Risiko Di Rumah Sakit Dr. Pringadi Kota Medan. Thesis.Medan: Universitas Sumatra Utara. 8. Sugiono,E.2008.PengaruhKebiasaan Minum Kopi Terhadap Tekanan Darah. Thesis.Makasar: Universitas Hasanuddin. 9. Wolff,2008.Hipertensi. Jakarta : Gramedia.