BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian efektifitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tim Uji Jumlah Karateristik sampel Proses dan orientasi produk

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sukmadinata (2010) penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Adapun menurut Sugiyono (2008), Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Borg dan Gall, 1989 (dalam Sukmadinata, 2010) menuliskan langkahlangkah dalam penelitian dan pengembangan sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting). 2. Perencanaan (planning). 3. Pengembangan draft awal (develop preliminary from product). 4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). 5. Revisi hasil uji coba (main product revision). 6. Uji coba lapangan (main field testing). 39

40 7. Penyempurnaan product hasil uji lapangan (operating product revision). 8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). 9. Penyempurnaan dan product akhir (final product revision). 10. Desiminasi dan implementasi (dessimination and implementation). Selanjutnya Sukmadinata memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall menjadi tiga langkah sebagai berikut: 1. Studi Pendahuluan, 2. Pengembangan model, 3. Uji Model. Dalam penelitian dan pengembangan prosedur pratikum berbasis material lokal ini hanya sampai langkah kelima dari langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall, atau sampai tahap kedua dari langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Sukmadinata. Untuk memudahkan penelitian ini, maka alur penelitian ditunjukkan dalam Gambar 3.1. berikut.

41 Kajian Hasil Penelitian Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Studi kepustakaan Analisis Materi Reaksi Kimia sesuai Standar Isi Survei lapangan Analisis kondisi praktikum reaksi kimia di sekolah Pembuatan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Optimasi dan validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Perbaikan Hasil Optimasi dan validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Studi Pendahuluan Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar judgement Validasi LKS dan Lembar judgement oleh Pembimbing Perbaikan Penyusunan Produk awal LKS Revisi 1 Lembar judgement Penyusunan Instrumen (Lembar Observasi, dan Angket Siswa) Validasi Instrumen oleh Pembimbing Perbaikan Judgement LKS oleh guru SMP/MTs Judgement LKS LKS Revisi 2 Instrumen Lembar Observasi, dan Angket Siswa hasil validasi 1 Validasi Lembar Observasi, dan Angket siswa oleh guru SMP/MTs Lembar Observasi, dan Angket siswa hasil validasi 2 Perbaikan Penyusunan Instrumen Isian Rumpang Validasi Instrumen Isian Rumpang oleh Pembimbing Perbaikan Instrumen Isian Rumpang hasil validasi Uji Keterbacaan Prosedur Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Penjaringan respons siswa Uji coba terbatas Pengolahan data Pengembangan Model Kesimpulan Gambar 3.1. Alur Penelitian

42 B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Langkah dalam penelitian dan pengembangan ini terbagi ke dalam dua tahapan, sebagai berikut: 1. Tahap Studi Pendahuluan Menurut Sukmadinata (2010) pada tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draft awal. Adapun tahap studi pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Peneliti mengkaji hasil penelitian pengembangan prosedur praktikum yang telah dikembangkan sebelumnya pada beberapa skripsi yang ada di jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI. Penelitian lebih terfokus pada pencarian materi yang cocok dan mudah teraplikasikan dengan menggunakan metode praktikum berbasis material lokal. Setelah dianalisis, maka materi yang cocok untuk menggunakan praktikum berbasis material lokal berdasarkan Standar Isi (SI) adalah materi reaksi kimia yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Hal ini karena kimia belum terlalu spesifik, namun penting untuk diperkenalkan kepada siswa yang baru belajar IPA bidang kimia. Materi disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam standar isi, kemudian dibuat indikator yang sesuai dengan standar isi. Adapun dari studi literatur pada buku kimia SMP, artikel maupun jurnal, maka reaksi

43 kimia yang mudah dilakukan praktikumnya adalah tahap identifikasi reaksi kimia, berdasarkan ciri-ciri terjadinya reaksi kimia. b. Survei Lapangan Studi lapangan diawali dengan latar belakang metode praktikum yang jarang dilaksanakan di sekolah sehingga perlu adanya antisipasi/penanggulangan. Terbukti setelah dilakukan survei mengenai keterlaksanaan praktikum reaksi kimia di sekolah menengah pertama, hanya tiga sekolah yang melakukan praktikum dari sepuluh sekolah yang dilakukan survei. Buku yang ada maupun lembar kerja siswa yang beredar di jenjang sekolah menengah pertama menuliskan prosedur praktikum yang menggunakan bahan-bahan yang sulit dan cukup berbahaya bagi siswa SMP, bahkan pada beberapa lembar kerja siswa tidak menuliskan aspek praktikum (hanya teori dan latihan soal saja). Sehingga pembuatan prosedur praktikum pada reaksi kimia cocok untuk dikembangkan menggunakan material lokal. c. Penyusunan Produk awal Pada tahap penyusunan produk awal dilakukan tahapan sebagai berikut: 1) Pembuatan Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Prosedur praktikum yang dibuat disesuaikan dengan standar isi. Judul dari prosedur praktikum ini adalah Identifikasi Reaksi Kimia Menggunakan Material Lokal. Karena prosedur praktikum yang dibuat

44 menggunakan material lokal, maka praktikum dibuat berbeda dari prosedur praktikum yang biasa ada pada buku maupun lembar kerja siswa yang ada di jenjang SMP/MTs pada judul reaksi kimia. Dalam pembuatan prosedur praktikum ini, peneliti menyatukan tiga judul praktikum secara berkesinambungan yang menunjukkan tiga ciri reaksi kimia dengan menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Optimasi dan Validasi Prosedur Praktikum Berbasis Material Lokal Optimasi prosedur praktikum dilakukan untuk mendapatkan prosedur praktikum yang layak dari segi kemudahan melakukan praktikum, kemudahan memperoleh bahan dan alokasi waktu maksimal yang bisa dilakukan siswa. Selanjutnya dilakukan validasi oleh dosen pembimbing sehingga didapatkan masukan terhadap prosedur praktikum yang telah dibuat. Berdasarkan bimbingan dan masukan, maka dilakukan revisi dan optimasi sampai didapat prosedur praktikum yang optimal. Prosedur praktikum hasil optimasi terdapat di Lampiran 3.1 halaman 84. 3) Penyusunan Lembar Kerja Siswa dan Lembar judgement Prosedur praktikum hasil optimasi disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa yang dibuat lebih menarik, untuk memotivasi siswa sebagai pengguna lembar kerja tersebut. Lembar kerja siswa yang dibuat, terdapat pada Lampiran 3.2 halaman 87.

45 Sebelum lembar kerja siswa tersebut digunakan, maka terlebih dahulu divalidasi oleh dosen pembimbing dan selanjutnya dinilai oleh guru IPA SMP/MTs. Maka dari itu, peneliti membuat instrumen untuk melakukan penilaian terhadap lembar kerja siswa. Instrumen yang dibuat untuk menilai lembar kerja siswa terdiri dari empat format, antara lain: penilaian kesesuaian lembar kerja siswa dengan standar isi; penilaian kelayakan prosedur praktikum sebagai prosedur praktikum berbasis material lokal; penilaian keefektifan kalimat dalam lembar kerja siswa; dan penilaian tata letak dan perwajahan lembar kerja siswa. 4) Penyusunan Instrumen (Lembar Observasi dan Angket Siswa) Setelah lembar kerja siswa dirancang, lalu dibuat instrumen selain lembar judgement, yaitu lembar observasi dan angket respons siswa. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui keterlaksanaan prosedur praktikum. Adapun angket respons siswa berisi pertanyaan respons siswa terhadap prosedur praktikum yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa dan respons siswa terhadap keterlaksanaan praktikum. 5) Validasi Instrumen (lembar Observasi dan Angket Siswa) dan Penilaian/Judgement Lembar Kerja Siswa oleh Guru SMP/MTs Lembar observasi dan angket siswa divalidasi terlebih dahulu oleh pembimbing dan juga divalidasi oleh guru IPA SMP bersamaan dengan judgement lembar kerja siswa. Alat evaluasi yang digunakan adalah lembar validasi instrumen seperti yang terlampir pada Lampiran 3.3-3.5 halaman 99.

46 Penilaian lembar kerja siswa oleh guru SMP/MTs dilakukan di kota Bandung dan kabupaten Cianjur, yaitu lima orang guru dari SMP negeri maupun swasta di kota Bandung dan lima orang guru dari sekolah di kabupaten Cianjur. Hal ini agar data penilaian lebih representatif. Guru yang menjadi penilai dibagi ke dalam dua kategori, yaitu kategori guru yang mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun dan kategori guru yang pengalaman mengajarnya kurang dari 10 tahun. Adapun klasifikasi judger adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Klasifikasi Judger Lembar Kerja Siswa Guru dengan pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun Guru SMP N 15 Bandung Guru SMP N 29 Bandung Guru SMP N 2 Cianjur Guru SMP N 4 Cianjur Guru SMP N 1 Warungkondang, Cianjur Guru dengan pengalaman mengajar kurang dari 10 tahun Guru SMP Pasundan 4 Bandung Guru SMP Pasundan 3 Bandung Guru SMP N 40 Bandung Guru SMP N 1 Cianjur Guru MTs N Sawah Gede, Cianjur 6) Revisi Lembar Kerja Siswa dan Instrumen (Lembar Observasi dan Angket Siswa) serta Penyusunan Instrumen Isian Rumpang Lembar kerja siswa yang telah dinilai oleh guru IPA SMP/MTs, kemudian direvisi. Lembar kerja siswa hasil revisi terdapat pada Lampiran 3.6 halamam 102. Adapun dasar teori lembar kerja siswa tersebut dibuat instrumen tes rumpang. Tes rumpang digunakan untuk mengetahui keterbacaan prosedur praktikum. Sesuai dengan ketentuan pembuatan tes rumpang, wacana yang digunakan dalam tes rumpang terdiri dari wacana

47 yang berbentuk uraian, sehingga yang dibuat isian rumpang hanya dasar teori, namun hal tersebut sudah bisa mewakili keseluruhan lembar kerja siswa. Instrumen isian rumpang divalidasi oleh pembimbing, sedangkan instrumen lainnya (lembar observasi dan angket siswa) direvisi setelah divalidasi oleh guru IPA SMP/MTs. Setelah semua instrumen valid, maka instrumen tersebut siap untuk digunakan dalam uji coba secara terbatas. 2. Tahap Pengembangan Model Pada tahap pengembangan model dalam penelitian ini, hanya dilakukan uji coba terbatas. Adapun dalam uji model ini dilakukan langkah sebagai berikut: a. Uji Keterbacaan Prosedur Praktikum Untuk uji keterbacaan prosedur praktikum digunakan instrumen isian rumpang. Siswa diminta untuk mengisi isian rumpang dasar teori sebelum melaksanakan praktikum. Adapun untuk pelaksanaan tes rumpang dilakukan secara individu. b. Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Uji keterlaksanaan prosedur dilakukan di kelas VII SMP N 29 Bandung. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan diminta mengerjakan praktikum sesuai yang tercantum dalam prosedur praktikum. Menurut Fathoni (2006) observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan/perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut

48 pengobservasi (observer). Keterlaksanaan prosedur praktikum diuji oleh observer menggunakan lembar observasi. Dalam hal ini observer melakukan observasi terhadap setiap kelompok untuk mengamati keterlaksanaan prosedur praktikum menggunakan lembar observasi khusus yang berbentuk rubrik. c. Penjaringan respons siswa Setelah melakukan praktikum, siswa diminta untuk merespons apa yang ada dalam angket. Menurut Fathoni (2006) angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden. Respons tersebut digunakan untuk menjaring informasi terhadap penggunaan lembar kerja siswa maupun pelaksanaan praktikum. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pada tahap pendahuluan berupa penyusunan produk awal dan tahap pengembangan model berupa uji coba terbatas. Pada tahap penyusunan produk awal berupa prosedur praktikum dalam bentuk lembar kerja siswa, yang menjadi sumber data adalah sepuluh orang guru IPA SMP/MTs Kelas VII dari sepuluh sekolah, terdiri dari lima sekolah negeri maupun swasta yang ada di kota Bandung dan lima sekolah negeri di kabupaten Cianjur. Guru tersebut bertindak sebagai judger/penilai lembar kerja siswa sekaligus validator instrumen penelitian (angket dan lembar observasi). Nama-nama

49 guru dari setiap sekolah yang menjadi judger terdapat pada Lampiran 3.7 halaman 111. Adapun pada tahap uji coba terbatas yang menjadi sumber data adalah siswa-siswi kelas VII pada SMP N 29 Bandung yang sedang mempelajari materi reaksi kimia. Siswa yang dijadikan sampel dari SMP tersebut berjumlah 36 orang. Siswa tersebut dikelompokkan menjadi delapan kelompok. Adapun data pengelompokan siswa terdapat di Lampiran 3.8 halaman 112. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar penilaian/judgement Lembar penilaian/judgement dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui penilaian guru IPA terhadap lembar kerja siswa sebagai bentuk penyajian dari prosedur praktikum berbasis material lokal. Lembar penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.9-3.12 halaman 113. 2. Isian Rumpang Tes rumpang adalah salah satu cara untuk mengukur tingkat keterbacaan seseorang dalam hal ini dilihat dari tingkat kesukaran atau kemudahan wacananya. Pengukuran keterbacaan dalam penelitian ini melibatkan siswa secara langsung untuk menentukan tingkat keterbacaan

50 wacana. Naskah isian rumpang dapat dilihat pada Lampiran 3.13 halaman 124. 3. Lembar Observasi Lembar Observasi sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan praktikum menggunakan prosedur praktikum berbasis material lokal. Lembar Observasi terdapat pada Lampiran 3.14 halaman 126. 4. Angket Angket dalam penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui respons siswa terhadap prosedur praktikum yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa serta terhadap pelaksanaan praktikum dengan menggunakan prosedur praktikum berbasis material lokal tersebut. Adapun angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran 3.15 halaman 127. E. Prosedur Pengolahan Data Teknik pengolahan data untuk penilaian/judgement guru, tes rumpang, lembar observasi, dan angket respons siswa dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

51 1. Pengolahan penilaian/judgement guru Tahapan pengolahan data untuk lembar penilaian/judgement guru adalah sebagai berikut: a. Pemberian skor pada jawaban setiap item Dalam hal ini pemberian skor pada jawaban setiap item dengan menggunakan Skala Likert dan Skala Guttman. Pemberian skor menggunakan Skala Likert dimodifikasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam penilaian. Penilaian terdapat pada Tabel 3.2. berikut. Tabel 3.2. Skor Angket Berdasarkan Skala Likert No. Jawaban Item Instrumen Lembar Penilaian Skor 1. Sesuai/Terkait/Tepat/Jelas/Layak 3 2. Kurang Sesuai/ Kurang Terkait/ Kurang Tepat/ Kurang Jelas/ Kurang Layak 2 3. Tidak Sesuai/ Tidak Terkait/ Tidak Tepat/ Tidak Jelas/ Tidak Layak 1 Adapun item jawaban yang menggunakan Skala Guttman diberikan skor 1 (satu) untuk jawaban setuju dan skor 0 (nol) untuk item jawaban tidak setuju. b. Mengolah skor Pengolahan skor dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1) menentukan skor maksimal. 2) menentukan skor minimal. 3) menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2.

52 4) menentukan nilai kuarti ke-1. 5) menentukan nilai kuartil ke-3. 6) membuat skala skor. Minimal Kuartil 1 Kuartil 2 Kuartil 3 Maksimal Gambar 3.2. Rentang Skor Penilaian Judger Berdasarkan Skala Likert 7) menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori. 8) membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap judger sesuai dengan aspek penilaian. Tabel 3.3. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Penilaian Judger Kategori Rentang skor Sikap sangat positif Kuartil 3 x skor maksimal Sikap positif Median x < kuartil 3 Sikap negatif Kuartil 1 x < median Sikap sangat negatif Skor minimal x < kuartil 1 c. Menafsirkan presentase penilaian judger Tafsiran presentase judger digunakan untuk mengetahui banyaknya guru yang memberikan respon. Tafsiran menurut Koentjaraningrat, 1997 (dalam Nurafriani, 2009) adalah sebagai berikut. Tabel 3.4. Tafsiran Presentase Penilaian Judger Rentang skor (%) Kategori 0 Tidak ada 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya 100 Seluruhnya

53 2. Pengolahan Hasil Tes Rumpang berikut: Langkah-langkah dalam mengolah hasil tes rumpang adalah sebagai a. Memeriksa hasil jawaban siswa. b. Menghitung presentase skor tiap siswa Menurut Kei (2010) cara menghitung skor siswa adalah sebagai berikut. Skor siswa = h h x 100 % c. Menafsirkan hasil tes rumpang Tafsiran hasil tes rumpang yang digunakan dalam penelitian ini adalah tafsiran menurut Earl F. Rankin dan Joseph W. Culhane. Adapun hasil interpretasinya adalah sebagai berikut. Tabel 3.5. Tafsiran Skor Tes Rumpang No. Rentang Presentase Penggolongan Penggolongan (%) wacana Pembaca 1. skor > 60 Mudah Independen/bebas 2. 41 < skor 60 Sedang Instruksional 3. skor 41 sukar Frustasi/gagal 3. Pengolahan Lembar Observasi Tahapan pengolahan data untuk lembar observasi adalah sebagai berikut: a. Memberikan skor Pemberian skor untuk lembar observasi yaitu skor 3 jika siswa melakukan dengan baik, skor 2 jika siswa melakukan dengan kurang baik,

54 skor 1 jika siswa melakukan dengan tidak baik. Adapan kategori-kategori keterlaksanaan praktikum terdapat dalam rubrik penilaian. Rubrik penilaian terdapat di Lampiran 3.16 halaman 128. b. Menghitung presentase skor tiap siswa Skor siswa = c. Mengolah skor h x 100 % Pengolahan skor seperti halnya pengolahan skor penilaian/judgement guru dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1) menentukan skor maksimal. 2) menentukan skor minimal. 3) menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2. 4) menentukan nilai kuarti ke-1. 5) menentukan nilai kuartil ke-3. 6) membuat skala skor. Minimal Kuartil 1 Kuartil 2 Kuartil 3 Maksimal Gambar 3.3. Rentang Skor Lembar Observasi Berdasarkan Skala Likert 7) menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori. 8) membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap keterlaksanaan praktikum sesuai dengan aspek penilaian.

55 Tabel 3.6. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Keterlaksanaan Praktikum Kategori Rentang skor Sikap sangat positif Kuartil 3 x skor maksimal Sikap positif Median x < kuartil 3 Sikap negatif Kuartil 1 x < median Sikap sangat negatif Skor minimal x < kuartil 1 4. Pengolahan Angket Respons Siswa Tahapan pengolahan data dari angket respons siswa adalah sebagai berikut: a. Memberikan skor dengan menggunakan Skala Likert Angket respons siswa yang dibuat menggunakan pernyataan positif seluruhnya dengan rentang Skala Likert yaitu skor 5 untuk pernyataan Sangat Setuju (SS), skor 4 untuk pernyataan Setuju (S), skor 3 untuk pernyataan Ragu-ragu (R), skor 2 untuk pernyataan Tidak Setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS). b. Mengolah skor Pengolahan skor seperti halnya pengolahan skor penilaian/judgement guru maupun lembar observasi dengan membaginya ke dalam kuartil-kuartil dan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1) menentukan skor maksimal. 2) menentukan skor minimal. 3) menentukan nilai tengah (median) atau kuartil ke-2. 4) menentukan nilai kuarti ke-1. 5) menentukan nilai kuartil ke-3.

56 6) membuat skala skor. Minimal Kuartil 1 Kuartil 2 Kuartil 3 Maksimal Gambar 3.4. Rentang Skor Angket Respons Siswa Berdasarkan Skala Likert 7) menentukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori. 8) membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap respons siswa sesuai dengan aspek penilaian. Tabel 3.7. Distribusi Skor Setiap Kategori untuk Angket Respons Siswa Kategori Rentang skor Sikap sangat positif Kuartil 3 x skor maksimal Sikap positif Median x < kuartil 3 Sikap negatif Kuartil 1 x < median Sikap sangat negatif Skor minimal x < kuartil 1 c. Menafsirkan presentase angket respons siswa Tafsiran presentase angket respons siswa digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa yang memberikan respons. Tafsiran menurut Koentjaraningrat, 1997 (dalam Nurafriani, 2009) antara lain sebagai berikut. Tabel 3.8. Tafsiran Presentase Angket Respons Siswa Rentang skor (%) Kategori 0 Tidak ada 1-25 Sebagian kecil 26-49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51-75 Sebagian besar 76-99 Hampir seluruhnya 100 Seluruhnya