BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK DAN LAGU DI TK AISYIYAH CABANG KARTASURA KELOMPOK B TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio- emosional (sikap dan perilaku serta agama),

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan kualitas diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pada rentang usia ini anak mengalami the golden years yang. perkembangannya, termasuk perkembangan fisik-motoriknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupun

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU DI KELOMPOK A TK ABA LAMBARA TAWAELI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam. proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat menentukan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuti Kartini, 2014 Meningkatkan motorik kasar anak melalui pembelajaran dengan bermain media bola

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. (tumbuh dan kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Agar masa ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pada masa ini seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007: 138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kepasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 13 tahun mencapai 92%. Anak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (Sujiono, 2009: 6). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia Berk (dalam Sujiono 2009: 6). Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. 1

2 Pendidikan anak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunokasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak (Sujiono, 2009: 7). Berdasarkan tinjauan aspek pedagogis, masa kanak-kanak merupakan masa peletak dasar atau pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Diyakini oleh sebagian besar pakar, bahwa masa kanak-kanak yang bahagia merupakan dasar bagi keberhasilan dimasa datang dan sebaliknya. Untuk itu, agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal, maka dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Seraca teoritis berdasarkan aspek perkembangannya, seorang anak dapat belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan anak akan merasa nyaman dan aman secara psikologis. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa anak membangun pengetahuannya sendiri, anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anakanaknya, anak belajar melalui bermain, minat anak dan rasa keingintahunya memotivasi untuk belajar sambil bermain serta terdapat variasi individu dalam perkembangan dan belajar.

3 Anak-anak sedang mengalami pertumbuhan terutama pertumbuhan jasmani yang sangat pesat. Dalam beberapa bulan saja, tinggi dan berat badannya bertambah dengan cepat. Secara jelas hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan jasmani, menunjukkan kemajuan-kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan ketrampilan motorik pada anak tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan juga ketrampilan itu harus dipelajari. Perkembangan ketrampilan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan belajar, ketrampilan belajar, kesempatan berpraktis modal yang baik, bimbingan motivasi, setiap ketrampilan harus dipelajari secara individu dan sebaiknya ketrampilan dipelajari satu demi satu. Apabila salah satu faktor tersebut tidak ada, maka perkembangan ketrampilan jasmani anak akan berada di bawah kemampuannya. Oleh karena itu, anak dituntut untuk memiliki ketrampilan tersebut. Karena berkaitan dengan kecerdasan kinestetik yang erat hubungannya dengan motorik kasar pada anak. Untuk dapat menggerakan tubuhnya dengan menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu pengembangan kemampuan dasar. Bahan kegiatan pengembangan fisik motorik mencakup kegiatan yang mengarah pada kegiatan untuk melatih motorik kasar dan halus yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, senam, keterampilan dengan bola, keterampilan menggunakan peralatan, menari, latihan ritmis dan gerakan gabungan.

4 Kemampuan motorik anak tidak akan berkembang tanpaadanya kematangan kontrol motorik, motorik tersebut tidak akan optimal jika tidak diimbangi dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik. Program pengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering kali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilan motorik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan anak. Bertitik tolak dari hal tersebut di atas dirasakan perlu untuk meningkatkan motorik kasar yang berhubungan dengan kecerdasan kinestetik anak agar semua pihak yang berkaitan dengan motorik kasar dapat dipahami oleh pendidik dan dapat diterapkan pada anak didik. Kemampuan anak-anak dalam pengembangan motorik kasar, termasuk para anak-anak di Taman Kanak-Kanak masih kurang terkoordinasi dengan baik sehingga hal tersebut menjadi masalah yang perlu diperhatikan bagi para guru TK. Permasalahan dalam pengembangan motorik kasar juga terjadi pada anak-anak di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen. Hal ini tampak dari perkembangan motorik kasar anak belum dapat mengontrol gerak tubuh atau mengkoordinasi seluruh anggota tubuhnya secara terampil karena kurangnya latihan fisik dalam berlari, melompat, bejalan pada garis lurus, berjalan mundur dengan tumit, menendang bola dan melakukan permainan dengan ketangkasan dan kelincahan dalam permainan gobak sodor. Data yang ada menunjukkan bahwa 75% anak belum dapat mengkoordinasi gerak tubuh dengan baik namun 25% anak dapat mengkoordinasi gerak tubuh dengan baik.

5 Selain itu, dari pembelajaran fisik motorik tidak menampakkan adanya peningkatan kecerdasan kinestetik anak. Pembelajaran di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen menggunakan menu generik yang meliputi beberapa bidang pengembangan yaitu pengembangan nilai-nilai agama moral,sosial emosional, bahasa, kognitif, seni dan fisik motorik. Adapun bidang pengembangan fisik motorik tersebut didalamnya. Padahal semestinya dengan semakin banyak berlatih fisik motorik kemampuan anak menjadi meningkat sehingga kecerdasan kinestetik yang dihasilkan semakin baik. Rendahnya kemampuan anak-anak menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti adanya kelemahan mengenai masalah ini, guru kelas mengidentifikasi bahwa penyebab anak tidak bisa mengkoordinasi gerak tubuh secara terampil dan lincah berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi anak terhadap kegiatan fisik motorik hal ini berkaitan dengan kecerdasan kinestetik. Oleh karenanya, anak tidak merasa perlu mengasah gerakan-gerakan fisik motorik tersebut. Anak lebih senang melakukan kegiatan membaca dan menulis saja ini menunjukkan pembelajaran tersebut. Anak tidak dilatih untuk melakukan gerakan fisik motorik secara bertahap yang seharusnya dilakukan guru agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Dengan kata lain pembelajaran ini belum mengarah pada upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik.

6 Kegiatan gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan terutama dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan pada anak melalui gerak dan lagu. Ada mereka dengan memamerkan gerak-gerak non keseharian, antara lain, dengan spontanitas lenggak-lenggoknya seiring dengan keteraturan "musik" yang kita lantunkan. Atau bila seorang anak mendapatkan barang yang menjadi idaman dan impiannya sepanjang hari, maka seiring dengan diraihnya impian barang tersebut, si anak pasti akan menari-nari. Untuk mengoptimalkan hasil belajar pengembangan fisik motorik terutama dibidang fisik motorik kasar seperti melompat, berlari, menari, bermain bola dan melakukan permainan mestinya diperlukan pendekatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengendalikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan menggunakan gerak dan lagu dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam

7 permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok. Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan. Berdasarkan uraian permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat menggunakan gerak dan lagu, karena gerak dan lagu sangatlah bermanfaat bagi anak. Oleh karena itu, timbul dorongan peneliti untuk meneliti Upaya Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui Gerak dan Lagu di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan alasan dan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian adalah: 1. Apakah gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Bagaimana penerapan gerak dan lagu yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui gerak dan lagu di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apakah gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. b. Untuk mengetahui bagaimana gerak dan lagu yang dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik di TK Pertiwi I Wonokerso Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan tentang upaya peningkatan kecerdasan kinestetik melalui gerak dan lagu. b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin mendapatkan bahan dalam melakukan penelitian tentang upaya peningkatan kecerdasan kinestetik melalui gerak dan lagu.

9 2. Secara praktis meliputi a. Bagi Siswa Dapat memberikan kegiatan yang lebih bervariasi, sehinggaanak tidak bosan dan jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan kecerdasan kinestetik. b. Bagi Guru Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan cara dalam memilih strategidalam peningkatan kecerdasan kinestetik anak. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik anak melalui gerak dan lagu. d. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan studi banding untuk peneliti selanjutnya. e. Bagi Penulis Menambah wawasan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan kinestetik melalui gerak dan lagu.