PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI Made Yuli Astiti Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: Astiti.yuli@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan klateral cone hops dan depth jump terhadap peningkatan power otot tungkai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan the randomized pretest posttest control groups design. Subjek penelitian sebanyak 36 orang siswi ditentukan dengan teknik simple random sampling. Power otot tungkai diukur dengan vertical jump test dan data dianalisis dengan uji-t independent, uji anava satu jalur dan uji least significant difference (LSD) pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan SPSS 16,0. Hasil analisis data menggunakan uji-t independent menunjukkan bahwa pelatihan lateral cone hops dan depth jump berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 dan 0,000 (Sig < 0,05). Berdasarkan uji anava satu jalur dan uji least significant difference (LSD) menunjukkan pelatihan lateral cone hops dan depht jump berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai, dan terdapat perbedaan pengaruh antara kedua pelatihan yang dimana pelatihan lateral cone hops mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pelatihan depth jump dengan mean difference sebesar 3,04000. Dari hasil analis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa: (1) Pelatihan lateral cone hops dan depth jump berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai pada siswi peserta ekstrakurikuer bola basket SMP Bhaktiyasa Singaraja tahun pelajaran 2013/2014, (2) Terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan lateral cone hops dan pelatihan depht jump terhadap peningkatan power otot tungkai, dimana pelatihan lateral cone hops mempunyai pengaruh lebih baik dari pada pelatihan depht jump dalam meningkakan power otot tungkai. Kata-kata kunci: Pelatihan, lateral cone hops, depth jump, power dan otot tungkai. Abstract This research was done to know the effect of lateral cone hops and depth jump training to the leg muscle strenght escalation. this kind of research is a real experiment research with program the randomized pretest postest control groups design. the research sample used was 36 people which choosen with random sampling technique. the strenght of leg muscle measured by vertical jump test and analysis data with UJI-T Independent, One Way UJI-Anava, and UJI Least Significant Different (LSD). At significant rate (α) 0,05 with the help of SPSS 16.0. The result of analysis data with UJI-T Independent showed that lateral cone hops and depth jump training take effect to the leg muscle strenght with significant value 0,001 and 0,000 (Sig < 0,05). Based on One Way UJI-Anava and UJI Least Significant Different
(LSD), showed that there are differences effect between both training and lateral cone hops training have a better result than depth jump training with mean difference 3,04000. Based on the research result, 1) Training of lateral cone hops and depth jumps affect the increase in leg muscle power in girls basketball junior participants ekstrakurikuer Bhaktiyasa Singaraja school year 2013/2014, (2) There is a difference between the effect of lateral cone hops training and jump training depht to increase leg muscle power, where training lateral cone hops have a better effect than the depht jump in improved its training leg muscle power. Keywords: lateral cone hops training, depth jump training and power of leg muscle. PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivita fisik yang memiliki dimensi yang kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, kebugaran jasmini dan lain lain. Selain unsur unsur di atas dalam permainan bola basket, power otot tungkai juga perlu dilatih mengingat dalam permaian bola basket terdapat gerakan melompat saat melakukan tembakan (shooting) dan merayah (rebound). Keterampilan shooting dan rebound merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh pemain bola basket. Pemain bola basket putri khususnya di Kabupaten Buleleng masih belum bisa menunjukan prestasi yang bagus. Ini dapat dilihat dari prestasi yang mampu dicapai dalam kompetisi di tingkat daerah. Data yang diperoleh dari KONI Kabupaten Buleleng sejak tahun 2005 hingga tahun 2013 tim bola basket putri Kabupaten Buleleng belum berhasil mencapai posisi juara dalam pekan olahraga dan seni (PORSENI) serta pekan olahraga provinsi (PORPROV BALI). Subjek penelitian adalah siswi peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Bhaktyasa Singaraja tahun 2013/2014. Dipilihnya siswi peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Bhaktyasa Singaraja karena pemain bola basket putri di sekolah ini terjadinya penurunan prestasi ditingkat daerah. Hal ini terbukti dari tim bola basket putri SMP Bhaktiyasa Singaraja yang ikut serta dalam kejuaraan bola basket Rektor Cup Undiksha se-kabupaten Buleleng yang kini Rektor Cup Undiksha sudah masuk dalam kategori tingkat provensi, yang biasanya SMP Bhaktiyasa Singaraja dapat masuk dalam kategori juara, kini dalam 3 tahun terakhir SMP Bhaktiysa Singaraja tidak dapat masuk dalam kategori juara. Siswi peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Bhaktyasa Singaraja tahun 2013/2014 diambil sebagai subjek
penelitian, karena siswi peserta ekstrakurikuler bola basket ini berada pada masa adolesensi, yaitu individu yang berusia 10 sampai 18 tahun. Faktor usia harus diperhatikan dalam memberikan pelatihan. Masa adolesensi merupakan saat yang paling tepat dalam meningkatkan kemampuan fisik yang optimal. Pada masa ini, perkembangan kemampuam fisik yang paling menonjol, yaitu kekuatan, kecepatan, dan ketahanan kardiorespiratori (Sugiyanto,1998:3). Hal tersebut tidak terlepas dari pembinaan fisik dan teknik yang masih kurang menyentuh pada kebutuhan atlet terutama terhadap power otot tungkai. Power merupakan kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Melatih pemain bola basket terutama dalam power otot tungkai sehingga pada nantinya dapat menopang terciptanya koordinasi gerak lain yang diperlukan pada spesifikasi dalam cabang olahraga bola basket, dapat dilakukan dengan penerapan pelatihan lateral cone hops dan depht jump. Lateral cone hops dan depht jump merupakan pelatihan pliometrik, pliometrik merupakan metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik dan kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik. Regangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Lateral cone hops dan depht jump dapat di pilih sebagai metode pelatihan untuk meningkatkan power otot tungkai, karena pelatihan ini mempunyai kombinasi latihan isometrik dan isotonik dengan pembebanan yang dinamik, dan memungkinkan otot untuk mencapai kekuantan sesingkat mungkin yang terpusat pada gerakan otot tungkai seperti lari, lompat, loncat, dan jalan jongkok. Dalam pelaksanaan pelatihan lateral cone hops dan depht jump ini berpengaruh pada otot-otot yang kuat seperti gastroneminius, biceps femoris, gluteus, brevis, soleus, extensor digitorium, vastus lateralis (M.Furqon H & Muchin Doewes, 2002: 45). Penurunan prestasi dalam cabang olahraga bola basket khususnya pada atlet putri juga terjadi di SMP Bhaktiyasa singaraja,
hal ini terbukti dari tim bola basket putri SMP Bhaktyasa Singaraja yang ikut serta dalam kejuaraan bola basket Rektor Cup Undiksha se- Kabupaten Buleleng yang kini Rektor Cup Undiksha sudah masuk dalam kategori tingkat provensi, yang biasanya SMP Bhaktyasa Singaraja dapat masuk dalam kategori juara, kini dalam 3 tahun terakhir SMP Bhaktysa Singaraja tidak dapat masuk dalam kategori juara. Ini diakibatkan karena kurangnya power pada siswi yang di mana power sangat berperan penting dalam permainan bola basket untuk melakukan rebound dan shooting. Berdasarkan hal tersebut maka pelatihan lateral cone hops dan depht jump di harapkan mampu menjadi solusi dari permasalahan lemahnya power otot tungkai pada siswa SMP Bhaktiyasa Singaraja karena jika meningkatnya power otot tungkai maka semakin kuat tolakan tangan untuk lontarkan bola agar mencapai ring basket dan lompatan saat melakukan rebound. METODE Menurut Kanca (2006: 79) Model Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek penelitian. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimental semu (quasi experimental). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Modifide Non Randomized Pretest Posttest Control Group Design (Kanca, 2006: 81). Subjek penelitian adalah keseluruhan varian yang menjadi bahan penelitian. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 orang. Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes vertical jump dengan koefisien reliabilitas 0,93 dan validitas 0,607 (Johnson dan Nelson, 1970: 282). Uji hipotesis terdapat pengaruh pelatihan lateral cone hops dan depht jump terhadap power otot tungkai, menggunakan uji ANOVA (uji F) khususnya One Way ANOVA karena dalam penelitian ini menguji lebih dari dua sampel. Tujuan dari uji One Way ANOVA adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hitung beberapa kelompok. Jika terdapat perbedaan yang nyata dari maing-masing kelompok maka perlu dilakukan uji lanjut atau uji pembanding berganda untuk mengetahui lateral cone hops dan
depht jump, yang mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan power otot tungkai. Dalam penelitian ini jenis uji pembanding yang di pergunakan adalah Least Significant Difference (LSD) dengan bantuan SPSS 16.0 dengan taraf signifikan (α) 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada setiap kelompok terjadi peningkatan nilai rata-rata, rata-rata pre-test pada kelompok perlakuan lateral cone hops sebesar 87,44 dan rata-rata post-test 93,49. dengan demikian nilai rata-rata kelompok perlakuan lateral cone hops mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,05. Untuk kelompok perlakuan depht jump rata-rata pretest sebesar 87,33 dan rata-rata post-test 90,34. Dengan demikian nilai rata-rata kelompok pelakuan depht jump mengalami peningkatan sebesar 3,01. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,12 dari 87.32 pada saat pre-test menjadi 87,44 pada saat post-test. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3. Tabel 1. Data Hasil Penelitian Power Otot Tungkai pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Lateral Cone Hops. Variabel Data Kelompok Lateral Cone Hops Pretest Posttest Jumlah Sampel 12 12 Rentangan 9.16 9.98 Nilai Terendah 83.44 89.01 Nilai Tertinggi 92.60 98.99 Jumlah Data 1049.33 1121.93 Mean/rata-rata 87.44 93.49 Standar Deviasi 2.75 3.28 Varians 7.57 10.73
Tabel 2. Data Hasil Penelitian Power Otot Tungkai pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Depht Jump Variabel Data Kelompok Lateral Cone Hops Pretest Posttest Jumlah Sampel 12 12 rentangan 9.01 10.24 Nilai Terendah 83.59 86.24 Nilai Tertinggi 92.60 96.49 Jumlah Data 1047.97 1084.07 Mean/rata-rata 87.33 90.34 Standar Deviasi 2.80 3.29 Varians 7.84 10.85 Tabel 3. Data Hasil Penelitian Power Otot Tungkai pada Kelompok Kontrol Kelompok Lateral Cone Hops Variabel Data Pretest Posttest Jumlah Sampel 12 12 Range/rentangan 7.67 7.99 Nilai Terendah 84.00 82.83 Nilai Tertinggi 91.67 90.81 Jumlah Data 1047.88 1049.28 Mean/rata-rata 87.32 87.44 Standar Deviasi 2.64 2.47 Varians 6.99 6.08 Sebelum menguji hipotesis penelitian, dilakukan uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Untuk uji normalitas data menggunakan uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikasi α (0,05) dan untuk uji homogenitas menggunakan uji levene dengantaraf signifikasi α (0,05). Pada penelitian ini untuk kelompok pelatuhan lateral cone hops, depht jump dan kelompok kontrol memiliki nilai signifikansi hitung lebih besar dari pada α (0,05). Jadi data dari ketiga kelompok berdistribusi normal.untuk uji homogenitasa kelompok pelatihan
lateral cone hops, pelatihan depht jump dan kelompok kontrol juga memiliki nilai signivikan hitung lebih besar dari pada α (0,05), sehingga data power otot tungkai ketiga kelompok memiliki varian yang homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 dan 5. Tabel 4. Uji Normalitas Data Hasil Tes Power Otot Tungkai Kelompok Lateral Cone Hops, Depth Jump, dan Kontrol Sumber Data Power Otot Tungkai Kelompok Lateral Cone Hops Power Otot Tungkai Kelompok Depth Jump Power Otot Tungkai Kelompok Kontrol Kolmogorov-Smirnov Statistik df Sig. Hitung Keterangan 0.110 12 0.200 * Normal 0.194 12 0.200 * Normal 0.201 12 0.197 Normal Tabel 5. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Power Otot Tungkai Kelompok Lateral Cone Hops, Depth Jump, dan Kontrol Sumber Data Power Otot Tungkai Kelompok Lateral Cone Hops, Depth Jump, dan Kontrol Jumlah Kelompok Levene Sig. df1 df2 Statistik Hitung 3 2.790 2 33 0.076 Ket. Varian Homogen Hasil uji One Way Anova data power otot tungkai diperoleh nilai F hitung sebesar 45,622 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai
signifikansi F hitung 0,000 data power otot tungkai lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan lateran cone hops dan pelatihan depht jump terhadap peningkatan power otot tungkat, diterima Tabel 6. Hasil uji One Way Anova pelatihan Lateran Cone Hops dan pelatihan Depht Jump, dan kelompok kontrol. Between Groups Sum of Squares df Mean Square F Sig. 211.152 2 105.576 45.622 0.000 Within Groups 76.367 33 2.314 Total 287.519 35 Sedangkan hasil uji least significant difference (LSD) diperoleh nilai signifikansi untuk semua kelompok 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada semua kelompok. Selanjutnya, dilihat dari hasil mean difference power otot tungkai diperoleh perbandingan kelompok pelatihan lateral cone hops lebih besar dibandingkan dengan kelompok pelatihan depht jump dan kelompok kontrol
Tabel 7. Hasil Uji LSD Data Power Otot Tungkai (I) Kelompok Lateral Cone Hops Depth Jump Kontrol (J) Kelompok Depth Jump Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 3.04000 * 0.62104 0.000 1.7765 4.3035 Kontrol 5.93167 * 0.62104 0.000 4.6681 7.1952 Lateral - Cone Hops -3.04000* 0.62104 0.000-4.3035 1.7765 Kontrol 2.89167 * 0.62104 0.000 1.6281 4.1552 Lateral Cone Hops -5.93167* 0.62104 0.000-7.1952 Depth Jump -2.89167 * 0.62104 0.000-4.1552 *. Mean difference (perbedaan rata-rata)signifikan pada taraf 0,05. - 4.6681-1.6281 Pembahasan Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Syarif 2011:88). kekuatan otot adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Power sangat penting dalam menunjang aktivitas-aktivitas olahraga, seperti shooting dan rebound pada pemainan bola basket. Lateral cone hops merupakan salah satu model pelatihan plaiometrik yaitu sebuah latihan yang mengembangkan kekuatan otot tungkai, khususnya kerja otot-otot gastronemius, soleus, dan femoris. Gerakannya cukup spesifik untuk meningkatkan power pada bola basket umumnya. Gerakan lateran cone hops yang dilakukan secara berulang-ulang mengakibatkan stres pada komponen otot tungkai sehingga akan mengalami pembesaran otot. Pembesaran otot disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuranukuran sel serta serabut otot. Melalui peningkatan dalam ukuran dan jumlah sel-sel dan serabut-serabut otot tungkai, maka akan menambah atau meningkatkan power otot tersebut. Meningkatnya power otot tungkai maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot tungkai. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputra dengan judul Perbedaan Pengaruh Latihan Lateral cone hops dengan Stide Jump Crossover Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai dan Kemampuan Long Passing pada Pemain Usia 14 Tahun Sekolah Sepak Bola (SSB) Bima Medan Tahun 2010 dalam penelitian ini terdapat peningkatan power otot tungkai (Syahputra,2011). Sedangkan depht jump merupakan pengukur power badan bagian bawah. Gerakan pada pelatihan depht jump dilakukan dengan berdiri di atas box dengan ketinggian box 61cm, lalu jatuhkan tubuh ke lantai dan disertai dengan tolakan atau lompatan ke arah vertical. Selain itu gerakan depht jump yang dilakukan melibatkan otot gastronemius dan femoris. Dalam melakukan depht jump yang baik, fokuskan power pada saat melakukan lompatan. Dengan meningkatnya power otot gastronemius maka akan terjadi peningkatan terhadap power otot tungkai. Selain itu gerakan depht jump yang dilakukan secara berulang-ulang mengakibatkan stres pada komponen otot tungkai sehingga akan mengalami pembesaran otot. Pembesaran otot disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran-ukuran sel serta serabut otot. Melalui peningkatan dalam ukuran dan jumlah sel-sel dan serabut-serabut otot tungkai, maka akan menambah atau meningkatkan kekuatan otot tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dengan judul pengaruh Pelatihan Pliometrik depht jump dan jump to box terhadap power otot tungkai pada atlet bola voli klub tugumuda kata semarang dalam Penelitian ini terdapat peningkatan power otot tungkai (Hasanah, 2013). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut, yaitu (1) pelatihan lateral cone hosp dan pelatihan depht jump berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai dan (2) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan lateral cone hops dan pelatihan depht jump terhadap peningkatan power otot tungkai
pada siswi peserta ekstra bola basket SMP Bkahtiyasa singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Dan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran, yaitu (1) disarankan bagi pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga lainnya dapat menggunakan pelatihan lateral cone hops dan pelatihan depht jump yang terprogram dengan baik sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan unsur kondisi fisik terutama power otot tungkai, (2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menggunakan variabel dan sampel penelitian yang berbeda dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini sebagai bahan perbandingan. DAFTAR RUJUKAN Candiasa, I Made. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Furqon H, M dan Muchsin Doewes. 2002. Plaiometrik: Untuk Meningkatkan Power. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Hasanah. 2013. Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump dan Jump To Box Terhadap Power Otot Tungkai Pada Atlet Bola Voli Klub Tugumuda Kota Semarang. Tersedia Pada Http://ib.unnes.ac.id/1887 5/1/6250 408040 (diakses tanggal 10 Februari 2014). Kanca, I Nyoman. 2006. Buku Ajar Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga. Syahputra, Andi. 2011. Perbedaan Pengaruh Latihan Lateral Cone Hops dengan Stride Jump Crossover Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai dan Kemampuan Long Passing pada pemain Usia 14 Tahun Sekolah Sepak Bola (SBB) Bima Medan Tahun 2010. Tersedia pada http://digilib.unimed.ac.id/
UNIMEDUndergraduate1 1049/11049/pelatihanlateral-conehops.(diakses pada tanggal 30 Juli 2014) Trihendradi, Cornelius. 2011. Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: ANDI.