II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

DAFTAR GAMBAR. optimal, dan yang tidak dipupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

VII. KEHARAAN DAN PEMUPUKAN

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

KESESUAIAN LAHAN DI DATARAN TUFA MASAM KOTABUMI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

II. TINJAUAN PUSTAKA

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan, bahan baku industri dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua. Dari 168 juta hektar lahan

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan lahan pertanian yang intensif dan tanpa memperhatikan

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Inceptisol

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Ubi Kayu

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

IV. HASIL PENELITIAN

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ialah tumbuhan tropika dan subtropika dari

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

PENGEMBANGAN PADI GOGO VARIETAS SITU PATENGGANG DI LAHAN KERING KECAMATAN BRINGIN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

Transkripsi:

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran matahari 10 jam/hari. Agar berproduksi optimal, ubi kayu memerlukan curah hujan 150 200 mm pada umur 1 3 bulan, 250 300 mm pada umur 4 7 bulan, dan 100 150 mm pada pertumbuhan selanjutnya hingga fase menjelang panen. Berdasarkan jumlah curah hujan dari tahun 1949 hingga 2009 (Gambar 3), maka ubikayu dapat tumbuh baik pada semua wilayah di Indonesia. < =1000 1000-1500 1500-2000 2000-2500 2500-3000 3000-3500 3500-4000 4000-4500 4500-5000 >=5000 nodata Gambar 3. Peta jumlah curah hujan/tahun di berbagai wilayah di Indonesia. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 5

Ubi kayu di Indonesia sebagian besar ditanam pada lahan kering beriklim kering dan lahan kering beriklim basah. Berdasar klasifikasi Oldeman, tipe iklim daerah sentra produksi adalah C (5 6 bulan basah dan 4 6 bulan kering), D (3 4 bulan basah dan >6 bulan kering), dan E (<3 bulan basah), sebagian tipe B (7 9 bulan basah dan 2 3 bulan kering). Pada lahan kering beriklim kering, ubi kayu umumnya ditanam pada awal musim hujan (bulan Oktober Desember), sedangkan pada wilayah beriklim basah ubi kayu dapat ditanam setiap saat tergantung distribusi curah hujan. 2.2. Tanah Lahan kering sentra produksi ubi kayu mempunyai jenis tanah dan kesuburan yang beragam (Tabel 1). Tekstur tanah yang sesuai adalah berpasir atau berdebu dengan kandungan liat rendah. Secara umum ubi kayu sangat sesuai ditanam pada tanah yang gembur agar perkembangan umbi optimal, dan memudahkan proses pemanenan. Masalah utama pada sentra ubi kayu di Lampung, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah adalah kemasaman tanah tinggi, pencucian hara dan keracunan Al, bahan organik tanah rendah, efisiensi pemupukan rendah, peka erosi, serta kandungan P dan K potensial dan tersedia sangat rendah. Masalah utama pada tanah Alfisol di Jawa Timur dan Jawa Tengah terutama adalah bahan organik tanah rendah, peka erosi, kandungan P rendah, kandungan K beragam dari sangat rendah hingga sangat tinggi, ph tanah beragam dari netral hingga tinggi (ph >8,0). ph tanah optimal untuk ubi kayu adalah 4,5 8,0, meskipun demikian dalam kenyataannya ubi kayu yang dibudidayakan pada lahan masam di Sumatera dan Kalimantan dengan ph tanah sekitar 4, dan pada lahan kering di Jawa Timur dengan ph >8,0 masih tumbuh baik meskipun dengan hasil kurang optimal. 6 PEDOMAN BUDI DAYA UBI KAYU DI INDONESIA

Tabel 1. Jenis dan karakteristik tanah pada sentra produksi ubi kayu di Indonesia. No. Sentra produksi Jenis tanah 1 Lampung Ultisol dan Oxisol Karakteristik tanah Didominasi mineral liat kaolinit dan >90% fraksi pasir adalah kuarsa sehingga miskin cadangan unsur hara, kandungan bahan organik sangat rendah, kandungan P dan K tersedia dan total sangat rendah, ph tanah masam (ph 3,9 5,3), kandungan Aluminum (Al) 0,11 2,02 me/100 g tanah, kejenuhan Al 24,5 30,2% 2 Jawa Timur Alfisol Tekstur tanah umumnya didominasi debu dan liat, ph tanah agak masam hingga basa (ph 6,1 8,5), bahan organik sangat rendah, kandungan P rendah hingga sedang, kandungan K sangat rendah hingga sangat tinggi. Entisol, Inceptisol Tekstur tanah umumnya didominasi debu dan pasir, ph tanah sekitar netral, bahan organik sangat rendah, kandungan P dan K beragam dari rendah hingga tinggi. 3 Jawa Tengah Alfisol Karakteristik mirip dengan Alfisol di Jawa Timur Ultisol Tekstur tanah didominasi liat, ph masam (ph 4,7 4,9), kandungan bahan organik sangat rendah, Kandungan K tersedia umumnya tinggi (0,25 1,00 me/100g), P tersedia rendah-sedang, kandungan Al 0,15 1,21 me/100 g, kejenuhan Al 5 10%. 4 Jawa Barat Ultisol Tekstur tanah didominasi liat dan debu, ph masam (ph 4,2 4,3), bahan organik sangat rendah, kandungan P sangat rendah, kandungan K rendah, kejenuhan Al tinggi-sangat tinggi (35 80%). IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 7

2.3. Wilayah Produksi Ubi kayu beradaptasi luas dari dataran rendah hingga dataran tinggi, pada lahan subur maupun marjinal, sehingga cepat berkembang di seluruh pelosok Indonesia. Luas tanam ubi kayu tahun 1940 sekitar 1 juta ha, 100% berada di Pulau Jawa. Pada tahun 1970 (25 tahun setelah kemerdekaan Indonesia) sejalan dengan program transmigrasi ke luar Jawa, luas tanam mencapai 1,8 juta ha, dimana 78% di Pulau Jawa dan 22% di luar Jawa. Luas tanam tahun 1990 adalah 1,4 juta ha, dimana 57% di Pulau Jawa dan 43% di luar Jawa. Luas panen tahun 2015 adalah 980.200 ha, dimana 61,9% berada di Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sedangkan 25,1% di Sumatera Utara, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat (Tabel 2). Sentra produksi menurut data BPS tahun 2016 relatif sama dengan data tahun 2015. Perkembangan luas panen di daerah sentra produksi periode 2005 2015 negatif, kecuali Lampung dan Sumatera Utara dengan pertumbuhan 1-2%. Di Lampung tersedia lahan cukup luas, kebutuhan investasi rendah, dan mempunyai nilai tambah besar (Nugroho dan Hanani 2007), sistem pemasaran efisien, persaingan pasar bersifat oligopsonistik yang bersaing sempurna (Anggraini et al. 2013), banyak industri pengolah ubi kayu. Usahatani ubi kayu di Sumatera Utara menguntungkan dengan nilai pengembalian atas modal (R/C ratio) 7,5 (Thamrin et al. 2015). Ubi kayu di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat mayoritas ditanam dalam pola tumpangsari dengan tanaman pangan dengan populasi ubi kayu semakin sedikit. Tabel 2. Sentra produksi ubi kayu di Indonesia tahun 2015, serta perkembangannya dalam kurun 2005 2015. No. Provinsi Luas tanam (%) 1) Produksi Rata-rata pertumbuhan (%) 1) 2005 2015 (%) Luas panen Produksi 1 Sumatera Utara (Sumut) 4,6 6,5 2,0 13,0 2 DI Yogyakarta 5,7 3,9 (1,0) 1,0 3 Nusa Tenggara Timur (NTT) 6,2 2,7 (4,0) (4,0) 4 Jawa Barat (Jabar) 8,6 8,8 (3,0) 0,0 5 Jawa Tengah (Jateng) 15,9 16,4 (3,0) 0,0 6 Jawa Timur (Jatim) 15,2 15,1 (4,0) (1,0) 7 Lampung 30,8 35,1 1,0 5,0 1) terhadap total nasional. Data diolah dari data BPS (2015). 8 PEDOMAN BUDI DAYA UBI KAYU DI INDONESIA

Ubi kayu sebagian besar dibudidayakan pada lahan kering beriklim kering maupun beriklim basah. Pada lahan kering beriklim kering di bagian selatan Pulau Jawa seperti di Kabupaten Malang, Blitar, Tulungagung, Blitar, dan Kediri serta di Nusa Tenggara Timur (NTT), ubi kayu ditanam secara tumpangsari dengan tanaman jagung, kacang tanah, dan padi gogo. Di lahan kering beriklim basah seperti Lampung, sebagian wilayah Jawa Barat, dan Sumatera Utara, ubi kayu umumnya ditanam secara monokultur. Jenis ubi kayu yang ditanam pada daerah subsisten adalah yang berdaging putih atau agak kekuningan, rasa enak dan pulen. Pada wilayah dimana ubi kayu telah dikembangkan secara komersial untuk bahan baku industri, varietas yang ditanam adalah berdaging umbi putih, rasa pahit (kadar HCN tinggi), dan kadar pati tinggi. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 9

10 PEDOMAN BUDIDAYA UBIKAYU DI INDONESIA