PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 167/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 99

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 377/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 275 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA R - 01

Lampiran 1. Tongkol jagung manis hibrida 3 x 4A

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 129/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR JAGUNG HIBRIDA SU 3545 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA N 35

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 375/Kpts/SR.120/6/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA H 155 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA SHS 11

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 165/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 82

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 164/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA NT 6651 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 81

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 166/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA 02ALL SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA NK 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 161/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN JAGUNG HIBRIDA TB 8701 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA DK - 2

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Lampiran 2. Tabel Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Parameter. (cm) (hari) 1 6 0, , , Jumlah = 27 0, Rata-rata = 9 0,

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

UJI DAYA HASIL DAN KUALITAS JAGUNG MANIS (Zea mays var. saccharata Sturt.)GENOTIPE SD-3SERTA EMPAT VARIETAS PEMBANDINGDI KABUPATEN MAJALENGKA

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

III. BAHAN DAN METODE

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 77/Kpts/SR. 120/2/2007 TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 123/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JAGUNG MANIS HIBRIDA SUGAR 73 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau Varietas Vima 1

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/10/2004 TENTANG

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Kecamatan Tampan. Pekanbaru-Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 159/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JAGUNG MANIS HIBRIDA HONEY JEAN NO.2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hajimena, Lampung Selatan pada bulan September 2009 sampai bulan Januari

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1, Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Super Sweet Boy

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

Blok I Blok II Blok III 30 cm

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Lampiran 1 : Deskripsi Tanaman Jagung

METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) CHARACTERIZATION OF SOME SWEET CORN (Zea mays L. Saccharata) INBRED LINES

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Varietas Menentukan Hasil Produksi

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Deskripsi Kacang Tanah Varietas Jerapah

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

III. MATERI DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 145/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA LONG DRAGON SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

Lampiran 1. Bagan penelitian berdasarkan rancangan acak lengkap

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. kingdm: plantae, divisio: Spermathopyta, class: Monocotyledoneae, Ordo:

Transkripsi:

32 PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang Berdasarkan pengamatan visual bentuk ujung daun pada dua minggu setelah tanam, genotipe SD-3 menunjukkan bentuk bulat lidah, berbeda dengan varietas pembanding lainnya yang cenderung bulat. Bentuk ujung daun pertama merupakan salah satu karakteristik genotipe SD-3. Sedangkan pengamatan untuk peubah bentuk batang dan warna batang genotipe SD-3 dan varietas pembanding tidak berbeda, yaitu berbentuk pipih dan berwarna hijau (Tabel 15). Tabel 15. Bentuk ujung daun pertama,bentuk batang, dan warna batang genotipe SD-3 dengan empat varietas pembanding Varietas Bentuk ujung Bentuk batang Warna batang daun pertama SD-3 Bulat Lidah Pipih Hijau Supersweet Bulat Pipih Hijau Bonanza Bulat Pipih Hijau Sweetboy Bulat Pipih Hijau SG 75 Bulat Pipih Hijau Standar Bulat Pipih Hijau Bulat Lidah Bulat Gambar 1. Bentuk ujung daun pertamadari genotipe SD-3 dan varietas pembanding

33 Gambar 2. Bentuk batang dan warna batang genotipe SD-3 Warna Daun, Warna Malai, dan Warna Rambut Warna malai dan warna rambut dapat digunakan untuk membedakan jagung manis dan jagung biasa. Pada bunga jantan, malai jagung manis berwarna putih, sedangkan pada jagung biasa berwarna kecokelatan. Di sisi lain, warna rambut sebagai bunga betina jagung manis berwarna putih, sedangkan jagung biasa cenderung berwarna merah. Untuk pengamatan warna daun digunakan standar bagan warna daun (BWD). Berdasarkan pengamatan tampak bahwa peubah warna daun, warna malai, dan warna rambut genotipe SD-3 dengan varietas pembanding tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Secara berurutan warna daun, warna malai, dan warna rambut yaitu hijau tua, putih kekuningan, dan putih kehijauan (Tabel 14) Tabel 16. Warna daun, warna malai, dan warna rambut genotipe SD3 dengan empat varietas komersial sebagai pembanding Varietas Warna Daun Warna Malai Warna Rambut SD-3 Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan Supersweet Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan Bonanza Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan Sweetboy Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan SG 75 Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan Standar Hijau Tua Putih Kekuningan Putih Kehijauan

34 Gambar 3.Warna daungenotipe SD-3 Gambar 4. Warna malaisd-3gambar 5. Warna RambutSD-3 Bentuk Tongkol dan Warna Biji Bentuk tongkol merupakan salah satu kriteria kualitas jagung manis. Bentuk tongkol silindris merupakan bentuk yang paling banyak disukai konsumen saat ini. Peubah bentuk tongkol diamati dengan membandingkan lingkar tongkol bagian pangkal, tengah, dan ujung tongkol dengan lingkar bagian tengah. Bentuk silindris terjadi ketika tongkol menggembung pada bagian tengah dan sedikit mengecil pada bagian tongkol. Tabel 17. Bentuk tongkol dan warna bijigenotipe SD-3 dengan empat varietas komersial sebagai pembanding Varietas Bentuk tongkol Warna biji SD-3 Silindris mengerucut Kuning muda Supersweet Silindris mengerucut Kuning muda Bonanza Silindris Kuning Sweetboy Silindris Kuning SG 75 Silindris Kuning Standar Silindris Kuning

35 Hasil pengamatan visual menunjukkan bahwa genotipe SD 3 dan Supersweet memiliki kecenderungan bentuk tongkol silindris mengerucut, sedangkan varietas Bonanza, Sweetboy, dan SG 75 memiliki bentuk tongkol silindris. Berdasarkan hasil penelitian Nugroho (2000) menyatakan bahwa hasil perbandingan relatif antara lingkar tongkol pada bagian pangkal, tengah, dan ujung tongkol dengan lingkar tongkol bagian tengah memperlihatkan ketidakefektifan dalam menggambarkan bentuk tongkol yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena sulitnya menentukan letak pengukuran lingkar tongkol, khususnya lingkar tongkol bagian ujung. Ujung tongkol merupakan bagian yang paling menentukan bentuk tongkol yang sesungguhnya. Pengukuran lingkar tongkol bagian ujung dilakukan pada biji terakhir. Pada tongkol-tongkol yang pengisian bijinya kurang sempurna, biji terakhir tidak terletak pada bagian paling ujung sehingga tongkol yang seharusnya mempunyai lingkar tongkol yang relatif jauh lebih kecil pada bagian ujung sehingga tampak seperti lebih besar dan lebih silindris dari bentuk sebenarnya. 1 2 3 4 5 Gambar 6. Bentuk tongkol dan warna biji SD-3 (1), Supersweet (2), Bonanza (3), Sweetboy (4), dan SG-75 (5) Pengamatan pada peubah warna biji atau endosperma dilakukan pada tongkol hasil penyerbukan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya efek metaxenia. Ekspresi warna biji dikendalikan oleh gen yang bersifat dominan sehingga ketika jagung manis diserbuki oleh serbuk sari jagung manis lain dengan warna yang lebih tua, maka hasilnya jagung manis tersebut

36 akan memiliki warna biji yang lebih tua juga. Genotipe SD-3 dan varietas Supersweet memiliki warna biji kuning muda, sedangkan varietas Bonanza, Sweetboy, dan SG 75 memiliki kecenderungan kuning. Uji preferensi merupakan upaya mengidentifikasi tingkat kesukaan konsumen terhadap peubah komoditi (jagung manis) yang dievaluasi. Hasil uji preferensi konsumen terhadap bentuk tongkol dibandingkan dengan genotipe SD- 3 menyatakan bahwa 73.33% konsumen memiliki tingkat preferensi yang kurang suka terhadap bentuk tongkol Supersweet. Di sisi lain, 53% konsumen menunjukkan lebih suka terhadap bentuk tongkol dari varietas Bonanza (Tabel 16). Secara umum, konsumen lebih suka terhadap bentuk tongkol yang silindris (Varietas Bonanza, Sweetboy, dan SG75) dari pada bentuk seperti kerucut (SD-3 dan Supersweet). Hasil uji preferensi konsumen terhadap warna biji dibandingkan dengan genotipe SD-3 memperlihatkan bahwa 53.33% konsumen memiliki tingkat preferensi yang kurang suka terhadap warna biji varietas Supersweet. Sementara itu, 46.67% konsumen menunjukkan lebih suka terhadap warna Biji SG 75. Hasil tersebut menunjukkan varietas yang memiliki warna biji kuning (Bonanza, Sweetboy, dan SG 75) lebih disukai daripada warna kuning muda (SD-3 dan Supersweet). Tabel 18. Hasil uji preferensi bentuk tongkol dan warna biji yang di evaluasi terhadap empat varietas komersial dibandingkan genotipe SD-3 Varietas Tingkat preferensi (%) Bentuk tongkol Warna biji Kurang Sama Lebih Kurang Sama Lebih Supersweet 73.33 6.67 20.00 53.33 6.67 40.00 Bonanza 40.00 6.67 53.33 46.67 13.33 40.00 Sweetboy 60.00 6.67 33.33 33.33 26.67 40.00 SG 75 46.67 6.67 46.67 40.00 13.33 46.67 Secara umum, jika dibandingkan antara genotipe SD-3 dan Supersweet yang sama-sama bersari bebas memperlihatkan bahwa genotipe SD-3 lebih unggul dibandingkan dengan varietas Supersweet. Keunggulan SD-3 terletak pada daya tumbuh, tinggi tanaman, tinggi tongkol utama, umur muncul tassel, umur reseptif, bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot per tanaman serta per plot,

37 jumlah baris biji, jumlah tongkol per plot, bobot 1000 benih, tanaman sehat, tanaman yang dipanen, produktivitas, dan potensi hasil. Genotipe SD-3 unggul di 16 peubah, sedangkan varietas Supersweet hanya unggul di 5 peubah (Tabel 19). Tabel 19. Keunggulan genotipe SD-3 terhadap varietas supersweet berdasarkan aspek peubah yang berbeda nyata pada uji Dunnett taraf 5%. Nomor Peubah Varietas SD3 Supersweet 1. Daya Tumbuh (%) 2. Warna hipokotil (Hijau) 3. Tinggi tanaman (cm) 4. Tinggi tongkol utama (cm) 5. Diameter batang (cm) 6. Rebah batang (%) 7. Umur muncul tassel (HST) 8. Umur Reseptif (HST) 9. Bobot tongkol berkelobot per tanaman (g) 10. Bobot tongkol tanpa kelobot per tanaman(g) 11. Panjang tongkol (cm) 12. Diameter tongkol (cm) 13. Jumlah baris biji pada tongkol 14. Jumlah tongkol per plot 15. Bobot 1000 benih (g) 16. Bobot tongkol berkelobot per plot (kg) 17. Bobot tongkol tanpa kelobot per plot (kg) 18. Tanaman sehat yang tumbuh (%) 19. Tanaman yang dipanen (%) 20. Produktivitas (ton tongkol tanpa kelobot/ha) 21. Potensi hasil (ton tongkol kelobot/ha) Total 16 5 Keterangan : lebih baik Jagung manis genotipe SD-3 merupakan hasil persilangan antara Hawaii Supersweet dengan galur-galur jagung IPB tahan penyakit bulai dengan hawar daun, sedangkan tetua varietas Supersweet merupakan hasil intoduksi dari Thailand yang tahan terhadap karat daun dan toleran terhadap penyakit bulai. Berdasarkan tabel deskripsi oleh pemulianya, genotipe SD-3 memiliki tinggi tanaman antara 82-128 cm sedangkan varietas Supersweet memiliki tinggi tanaman rata-rata 200 cm. Umur reseptif genotipe SD-3 rata-rata 50 HST, sedangkan varietas Supersweet umumnya 54 HST pada dataran rendah dan 74 HST pada dataran tinggi. Keragaman tanaman genotipe SD-3 relatif masih ada penyimpangan warna hipokotil, sedangkan varietas Supersweet cenderung agak

38 seragam. Pada aspek daya hasil, potensi genotipe SD-3 dapat mencapai 15 ton tongkol muda per ha, sedangkan varietas Supersweet memiliki potensi hasil 12.7 ton per ha berkelobot. Genotipe SD-3 dibandingkan dengan varietas hibrida yang dijadikan pembanding berdasarkan peubah yang diamati menunjukkan bahwa genotipe SD-3 dibandingkan secara agregat masih kalah dengan varietas Bonanza dan SG 75, tetapi lebih unggul daripada Sweetboy.Secara parsial genotipe SD-3 memiliki keunggulan pada beberapa peubah yang diamati(tabel 20). Tabel 20. Keunggulan genotipe SD-3 dibandingkan dengan varietas hibrida berdasarkan peubah yang berbeda nyata pada uji Dunnett taraf 5%. No Peubah Keunggulan SD-3 terhadap- Bonanza Sweetboy SG 75 1. Daya Tumbuh (%) 2. Warna hipokotil (Hijau) 3. Tinggi tanaman (cm) 4. Tinggi tongkol utama (cm) 5. Diameter batang (cm) 6. Umur muncul tassel (HST) 7. Umur Reseptif (HST) 8. Umur panen (HST) 9. Bobot tongkol berkelobot/tanaman 10. Bobot tongkol tanpa kelobot/tanaman 11. Panjang tongkol (cm) 12. Diameter tongkol (cm) 13. Jumlah baris biji pada tongkol 14. Jumlah tongkol per plot 15. Bobot 1000 butir benih (g) 16. Bobot tongkol berkelobot/plot (kg) 17. Bobot tongkol tanpa kelobot/plot (kg) 18. Tanaman sehat yang tumbuh (%) 19. Tanaman yang dipanen (%) 20. Produktivitas (ton tongkol tanpa kelobot/ha) 21. Potensi hasil (ton tongkol berkelobot/ha) Total 6 11 8 Keterangan : = SD-3 lebih unggul daripada varietas pembanding Jika dibandingkan antara genotipe SD-3 dan varietas Bonanza, genotipe SD-3 unggul pada peubah daya tumbuh, umur muncul tassel, umur reseptif, jumlah tongkol per plot, tanaman sehat yang tumbuh, dan tanaman yang dipanen.

39 Jika dibandingkan antara genotipe SD-3 dengan varietas Sweetboy, SD-3 unggul pada peubah daya tumbuh, umur muncul tassel, umur reseptif, jumlah baris biji, jumlah tongkol per plot, bobot 1000 butir benih, bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot per plot, tanaman sehat yang tumbuh, tanaman yang dipanen, dan produktivitas. Selanjutnya, jika dibandingkan genotipe SD-3 dengan varietas SG- 75, SD-3 lebih unggul pada peubah daya tumbuh, umur muncul tassel,umur reseptif, diameter batang, bobot tongkol berkelobot pertanaman, jumlah baris biji, jumlah biji per baris, dan bobot 1000 butir benih. Peubah-peubah yang memperlihatkan genotipe SD-3 unggul pada semua varietas pembanding, yaitu peubah daya tumbuh, umur muncul tassel,dan umur reseptif. Tabel 18 memperlihatkan bahwa genotipe SD-3 lebih unggul daripada Bonanza di 6 peubah, Sweetboy di 11 peubah, dan SG 75 di 8 peubah.