BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

BAB I PENDAHULUAN. dalam keikutsertaannya mengambil suatu keputusan terhadap jalannya

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Partai Politik dan Kelompok Penekan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sosialisasi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Sukasari Desa Cibeureum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

BAB VII PENUTUP Kesimpulan. kualitas dan kuantitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Relawan

I PENDAHULUAN. yang lebih berorientasi pada kekuasaan yang berkembang di kalangan elit politik.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 09 TAHUN 2001 TENTANG TATACARA PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

Ketua Umum mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan Partai di tingkat Wilayah.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. 1. Persepsi Mahasiswa Penyandang Disabilitas Tentang Aksesibilitas Pemilu

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG SOSIALISASI, PENDIDIKAN PEMILIH, DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI PADA PEMILIH PEMULA. (Studi Kasus Pada Pemilih Pemula di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kebak

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi. Pemilihan legislatif yang

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

Bab V. Penutup. masyarakat sebanyak-banyaknya. Partai berbondong-bondong menjual diri untuk. suara. Sebuah proses yang tentunya sangat melelahkan.

PEROLEHAN SISA KURSI SISA SUARA 1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT III PARTAI KARYA PEDULI BANGSA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

Dr. Ali munhanif, MA.

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME REKRUTMEN BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DI DPD PARTAI HANURA JAWA TIMUR MENURUT UU NO. 2 TAHUN 2011 DAN FIQH

PERATURAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2007 T E N T A N G

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. lain sumber daya manusia (man), sumber daya pembiayaan (money), sumber daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi partai politik dalam persaingan perebutan kekuasaan. Karena bisa di bilang partai politik adalah alat perebut kekuasaan yang sah. Pendidikan politik harus diberikan oleh partai politik kepada kader-kader partai politk tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Budiardjo (2008: 397) bahwa partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Partai HANURA merupakan partai politik baru pada pemilu 2009. Pada pemilu pertamanya, khususnya daerah pemilihan Jawa Barat Partai HANURA mendapatkan perolehan suara sebanyak 624.725 suara. Dengan perolehan suara yang didapat menempatkan Partai HANURA di urutan 8 (delapan) daerah pemilihan Jawa Barat. Dari sumber yang didapat (www.kpujabar.com) jumlah suara ini adalah dari perhitungan keseluruhan daerah pemilihan Jawa Barat. Pendidikan politik di Partai HANURA saat ini sudah berlangsung. Salah satu pendidikan politik yang sedang berlangsung adalah kaderisasi. Kaderisasi adalah salah satu kegiatan pendidikan politik di mana partai politik sebagai media pendidikan politik. Selain kaderisasi masih banyak Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 juga pendidikan politik yang dilakukan partai politik seperti diadakannya penyuluhan ataupun seminar. Partai HANURA telah melakukan berbagai upaya dalam melakukan rekrutmen. Meskipun dikenal dengan banyaknya mantan petinggi militer di Partai HANURA akan tetapi mereka sudah pensiun, dan telah menjadi warga masyarakat biasa, di mana hak-hak politiknya sama dengan warga yang lain. Upaya lain yang dilakukan Partai HANURA adalah Partai

3 HANURA tidak mengenal dikotomi sipil-militer dan pengelompokan unsur-unsur kekuatan politik aliran, karena itu hanya akan melemahkan keberadaan kita sebagai bangsa. Pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik bertujauan untuk membentuk kader partai yang berkualitas. Namun pendidikan politik oleh partai politik tidak hanya diberikan kepada kader, masyarakat pun kini perlu mendapatkan pendidikan politik oleh partai politik untuk mensosialisasikan keberadaan partai untuk bertarung di pemilu. Sejauh ini pendidikan politik masih memfokuskan kepada kader dengan tujuan untuk membentuk kader yang berkualitas untuk mendukung perjuangan partai. Para pemuda pun menjadi sasaran Partai HANURA untuk menciptakan kader yang berkualitas. Partai HANURA sebagai wadah perjuangan yang bercita-cita mewujudkan kemandirian bangsa dan kesejahteraan rakyat, menyadari arti pentingnya keberadaan pemuda dalam mendukung terwujudnya cita-cita tersebut secara nyata di masyarakat, untuk itu di perlukan adanya organisasi Kepemudaan Partai sebagai wadah perjuangan yang dapat mengakomodir seluruh elemen pemuda di masyarakat sebagai basis utama pendukung partai. Atas dasar itulah maka Partai HANURA mendirikan Gerakan Muda Hati Nurani Rakyat (GEMA HANURA). Selain sebagai wadah pemuda partai yang menitikberatkan pada penggalangan pemuda dan pemilih pemula yang menjadi kader Partai HANURA, GEMA HANURA juga merupakan media resonansi partai kepada masyarakat dalam wujud karya bakti pemuda, serta menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang mencerminkan Pancaran Sanubari Rakyat. Berdasarkan observasi awal penulis diketahui bahwa orientasi kegiatan GEMA HANURA didasarkan pada 2 (dua) aspek, pertama aspek kegiatan dibidang kepemudaan partai yang meliputi : Organisasi, Kaderisasi, Penggalangan Massa dan Pemilih Pemula (Galihmula) dan yang kedua meliputi kegiatan yang menyentuh langsung pokok permasalahan di masyarakat, antara lain bidang Pendidikan Politik,

4 Ekonomi Kerakyatan, Kesejahteraan Sosial, Hukum, Advokasi, Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan dan Seni Budaya serta Olah raga yang di harapkan dapat bersinergi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan berdirinya Partai HANURA. Sebagai organisasi sayap Partai HANURA, GEMA HANURA dituntut untuk selalu melaksanakan kegiatan dibidang kepemudaan partai atau kegiatan yang menyentuh langsung pokok permasalahan di masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak lain untuk memberikan pendidikan politik melalui media Partai Politik. Akan tetapi kegiatankegiatan yang terlihat mudah dan rutin dilaksanakan sering sekali mendapat kendala. Misalnya pada saat melaksanakan kegiatan di bidang kepemudaan baik dalam hal organisasi maupun kaderisasi sering kali mendapat kendala. Kendala atau masalah yang sering terjadi biasanya para generasi muda terjebak dalam sikap pragmatis dengan cara berpikir selalu instan yang dimiliki oleh para pemuda. GEMA HANURA tentunya sangat peduli dalam memberikan pendidikan politik kepada generasi muda. Dalam hal ini GEMA HANURA tidak henti-hentinya memberikan perbaikan kepada para pemuda dengan memberikan pendidikan politik yang tidak menyimpang dari ideologi bangsa. Hal yang sangat sederhana biasanya GEMA HANURA dalam melaksanakan kegiatan dibidang kepemudaan selalu memberikan motivasi supaya para pemuda bisa berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya akan mewujudkan kemandirian hidup dan bisa menjauhkan dari langkah yang pragmatis. Sejauh ini peran partai politik sebagai media pendidikan politik berlangsung dengan baik dan secara terus menerus. Berdasarkan peneliti terdahulu, ditemukan berbagai macam pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik. Salah satunya partai poltik melakukan pendidikan politik melalui media halaqoh (Iqbal, 2011) bahwa kontribusi halaqoh memiliki pengaruh dalam meningkatkan efektifitas rekrutmen kader partai politik. Halaqoh merupakan media yang efektif sebagai sarana dakwah

5 Islamiyah untuk menanamkan nilai-nilai islam dalam semua aspek kehidupan termasuk juga ranah politik untuk mensejahterakan ummat. Selain dengan halaqoh, pendidikan politik dilakukan juga melalui berbagai mekanisme rekrutmen yang ada di partai politik. Hal ini berdasarkan hasil peneliti terdahulu yang ditemukan bahwa pendidikan politik juga diberikan pada saat rekrutmen yang dilakukan partai politik tersebut. Pendidikan politik yang dilakukan biasanya dengan melakukan diskusi yang bertujuan memberikan motivasi dan masukan kepada pemimpin terpilih (Anneu, 2011). Pendidikan politik memang tidak hanya dilakukan oleh partai semata, akan tetapi partai politik merupakan ujung tombak bagi keberlangsungan pendidikan politik di masyarakat. Makna yang terkandung dalam pendidikan politik yakni menciptakan warga negara yang melek politik. Hal ini didasari oleh pandangan Kantraprawira (1988:54) bahwa pendidikan politik sebagai salah satu fungsi struktur politik dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat agar mereka dapat berpartisipasi secara nasional dalam sistem politiknya. Pelaksanaan pendidikan politik pada dasarnya harus memperhatikan nilai-nilai dan kultur yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Partai politik harus mampu membaca nilai-nilai ini dalam menentukan pendidikan politik yang akan diberikan kepada masyarakat. Pendidikan politik harus didasarkan pula pada tujuan partai tersebut sehingga tidak melenceng dari cita-cita yang ingin diwujudkan. Sebagai upaya dalam pembangunan demokrasi di Indonesia, partai politik harus memberikan pendidikan politik yang sesuai dengan kebutuhan warga masyarakat. Pendidikan politik yang dimiliki setiap partai politik tentunya akan mempengaruhi kualitas partai politik tersebut, begitupun dengan Partai HANURA. Partai HANURA akan menjadi kekuatan politik yang sangat menakutkan apabila memiliki kader-kader yang berkualitas. Namun, hal itu tidak lepas bagaimana pendidikan politik yang diberikan kepada setiap kader Partai HANURA. Maka judul skripsi ini adalah GEMA HANURA

6 SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN POLITIK (STUDI KASUS TERHADAP DPD PARTAI HANURA JAWA BARAT). B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Masalah pokok dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah partai politik sebagai media pendidikan politik yang baik dan bisa membentuk kader-kader yang berkualitas. Agar masalah pokok itu bisa dirumuskan dengan sistematis, maka penulis merumuskan sub permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk materi dan kegiatan pendidikan politik yang dilakukan oleh Partai HANURA terhadap kadernya? 2. Bagaimana proses pendekatan, metode dan evaluasi pendidikan politik yang dilakukan Partai HANURA? 3. Apa hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Partai HANURA dalam memberikan pendidikan politik terhadap kadernya? 4. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh Partai HANURA untuk mengatasi hambatan dalam memberikan pendidikan politik terhadap kadernya? C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan politik seperti apa yang diberikan partai politik sebagai media pendidikan politik terhadap kadernya. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui bentuk materi dan kegiatan pendidikan politik di Partai HANURA terhadap kadernya. 2. Mengetahui proses pendekatan, metode dan evaluasi pendidikan politik Partai HANURA. 3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Partai HANURA dalam memberikan pendidikan politik.

7 4. Mengetahui upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi Partai HANURA dalam memberikan pendidikan politik. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan politik sebagai bagian dari kajian Pendidikan Kewarganegaraan supaya terbentuk warga negara yang sadar akan perananannya sebagai insan politik dan dapat berperan aktif dalam berbagai kehidupan politik. 2. Secara praktis a. Bagi Partai HANURA diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam proses rekrutmen kader ke depan. b. Bagi para kader HANURA diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai kaderisasi yang dilakukan oleh Partai HANURA. c. Bagi masyarakat diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat apabila akan bergabung menjadi anggota partai politik dan bisa memilih yang mana pendidikan politik yang baik yang diberikan oleh partai politik. E. Lokasi dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis mengambil lokasi di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Jawa Barat. b. Subjek Penelitian Subjek penelitan yang menjadi sampel penelitiannya seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996:32) bahwa: Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih

8 secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi, kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut snowball sampling yang dilakukan secara serial atau berurutan. Berdasarkan pengertian diatas subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Subyek dalam penelitian ini adalah pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Jawa Barat. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab skripsi mulai dari bab satu hingga bab terakhir. Skripsi ini terdiri atas lima bab yang secara garis besar bisa dilihat di bawah ini : BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Lokasi dan Subjek Penelitian F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Tentang Partai Politik B. Tinjauan Tentang Pendidikan Politik BAB III Metode Penelitian A. Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data C. Tahap-Tahap Penelitian D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

9 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V Penutup A. Kesimpulan B. Saran