BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 39 TAHUN 2015

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 2 '2- TAHUN,2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2014

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

BUPATI B E R A U, PROVINSI KALIMANTAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2017

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2017

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

-x&r- BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR: \D TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 46 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

GUBERNUR BENGKULU. huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur. Lg6V Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik NOMOR 34 TAHUN 2016

BUPATI SIDOARJO TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 260 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN TENTANG BUPATI SITUBONDO, pemberantasan korupsi, salah satu upaya yang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

WALIKOTA PROBOLINGGO

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/265/2015 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

WALIKOTA BANJARMASIN

Transkripsi:

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang : a. b. c. bahwa berdasarkan pasal 5 angka 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Peyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Penyelenggara Negara berkewajiban untuk melaporkan dan mengumumkan kekayaan sebelum dan sesudah menjabat; bahwa dalam rangka mengefektifkan kewajiban pelaporan Harta Kekayaan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu pengaturan untuk memperkuat komitmen dan dalam penegakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-undang...

3. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4250); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494); Memperhatikan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan Reformasi Birokrasi Nomor SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara; dan Reformasi Birokrasi Nomor SE/05/M.PAN/04/2006 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara; dan Reformasi Birokrasi Nomor SE/01/M.PAN/01/2008 tentang Peningkatan Ketaatan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara untuk Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan; dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Kewajiban Penyampaian dan Sanksi atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Rpublik Indonesia Nomor Kep. 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karo 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan daerah otonom 3. Bupati...

3. Bupati adalah Bupati Karo 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Karo 5. Inspektur adalah Inspektur Kabupaten Karo 6. Penyelenggara Negara adalah Pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disebut KPK adalah Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 8. Harta Kekayaan Penyelenggara Negara adalah harta benda yang dimiliki oleh Penyelenggara Negara beserta pasangan dan anak yang masih menjadi tanggungan, baik berupa harta bergerak, harta tidak bergerak, maupun hak-hak lainnya, yang dapat dinilai dengan uang, yang diperoleh penyelenggara Negara sebelum, selama, dan setelah memangku jabatannya. 9. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan selanjutnya disingkat LHKPN adalah daftar seluruh Harta Kekayaan Penyelenggara Negara beserta pasangan dan anak yang masih menjadi tanggungan yang dituangkan didalam formulir LHKPN yang ditetapkan oleh KPK. 10. Pejabat Wajib LHKPN adalah pejabat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo yang wajib mengisi dan menyampaikan LHKPN. BAB II PENYAMPAIAN LHKPN Pasal 2 (1) Penyelenggara Negara wajib menyampaikan LHKPN. (2) Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud ayat (1) yang wajib menyampaikan LHKPN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten terdiri atas : a. Bupati; b. Wakil Bupati; c. Pejabat Eselon II; d. Pejabat Eselon III; e. Pejabat Eselon IV pada Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; f. Auditor, dan yang disamakan; g. Pengelola dan Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan (ULP); h. Bendahara Pengeluaran SKPD; dan i. Pejabat tertentu atas permintaan KPK (3) Penyelenggara Negara yang wajib LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 3 (1) LHKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) wajib mengisi dan menyampaikan LHKPN paling lambat 2 (dua) bulan setelah : a. menduduki Jabatan untuk pertama kalinya; b. mengalami promosi atau mutasi; atau c. pensiun. (2) LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, melaporkan harta kekayaan yang dimilikinya dengan mengisi formulir LHKPN Model KPK-A. (3) LHKPN...

(3) LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib melaporkan kembali harta kekayaan yang dimilikinya dengan mengisi formulir LHKPN Model KPK-B, apabila: a. selama 2 (dua) tahun menduduki jabatan yang sama; b. mengalami promosi atau mutasi; atau c. pensiun. Pasal 4 (1) Penyampaian formulir LHKPN Model KPK-A atau formulir LHKPN Model KPK-B kepada KPK dilakukan melalui Tim Pengelola LHKPN Pemerintah Daerah. (2) LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk disampaikan kepada : a. Asli untuk KPK; b. Foto copy untuk Inspektorat Daerah selaku Tim Pengelola LHKPN; dan c. Foto copy untuk Penyelenggara Negara yang bersangkutan. Pasal 5 Tanda terima penyampaian LHKPN disampaikan kepada : a. asli untuk wajib LHKPN; dan b. foto copy untuk Inspektorat Daerah selaku Tim Pengelola LHKPN BAB III TIM PENGELOLA LHKPN Pasal 6 (1) Untuk mengelola dan mengkoordinir LHKPN dibentuk Tim Pengelola LHKPN. (2) Tim Pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah b. Ketua/Koordinator : Inspektur c. Sekretaris : Sekretaris Inspektorat d. Anggota : - Asisten Pemerintahan; - Asisten Administrasi; - Kepala BKD; - Sekretaris DPRD; - Kepala Bagian Hukum; - Kepala Bagian Organisasi. e. Administrator Aplikasi : Inspektorat Daerah LHKPN f. User Aplikasi LHKP : Inspektorat Daerah (3) Tim Pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas sebagai berikut : a. Penanggung Jawab : 1) mengelola LHKPN bagi penyelenggara negara di lingkungan Pemerintah Daerah; 2) menyampaikan LHKPN bagi penelenggara negara di lingkungan Pemerintah Daerah kepada KPK; 3) melaporkan hasil pelaksanaan Pengelolaan LHKPN kepada Bupati. b. Ketua/Koordinator LHKPN : 1) berkoordinasi dengan KPK dalam hal:

a. penyampaian dan pendistribusian formulir LHKPN, Tambahan Berita Negara (TBN) Pengumuman harta Kekayaan dan Dokumen Korespondensi lainnya kepada Wajib LHKPN; b. monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan Wajib LHKPN dalam penyampaian dan mengumumkan LHKPN; c. Pemberian sosialisasi kewajiban LHKPN. 2) mengingatkan Wajib LHKPN di lingkungan Pemerintah Daerah untuk mematuhi kewajiban penyampaian dan pengumuman LHKPN. 3) mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin bagi pejabat wajib LHKPN yang tidak menyampaikan Laporan Harta Kekayaan untuk ditetapkan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. c. Sekretaris : menyusun rencana dan program kerja, mengkoordinasikan, mengelola administrasi dan menyimpan laporan pelaksanaan pengelolaan LHKPN di lingkungan Pemerintah Daerah. d. Anggota : 1) memberikan data, informasi, serta kajian terkait penyusunan dan perumusan kebijakan dalam pengelolaan LHKPN bagi penyelenggara negara di lingkungan Pemerintah Daerah; 2) melakukan sosialisasi kewajiban LHKPN; 3) melakukan veifikasi dan evaluasi data wajib LHKPN; 4) melakukan koordinasi kepatuhan penyampaian LHKPN dan merumuskan tindak lanjut pengelolaan LHKPN; 5) menyusun laporan pengelolaan LHKPN. e. Administrator LHKPN : 1) melakukan verifikasi terhadap data kepegawaian mengenai perubahan data Wajib LHKPN di lingkungan Pemerintah Daerah (pertama kali menjabat mengalami mutasi/promosi/berakhirnya jabatan) yang disampaikan oleh KPK dan menyampaikannya kembali kepada KPK; 2) berkoordinasi dengan KPK mengenai pengeolaan dan pengadministrasian Aplikasi Wajib LHKPN; 3) pemberian Sosialisasi kewajiban LHKPN dan bimbingan teknis mengenai data cara pengisian formulir LHKPN. f. User LHKPN : melakukan pemutakhiran data pegawai wajib LHKPN di lingkungan Pemerintah Daerah yang mengalami perubahan jabatan pada aplikasi wajib LHKPN serta mendukung kelancaran tugas administrator LHKPN. (4) Tim Pengelola LHKPN sebagaimana dimaskud pada ayat (1) dibantu oleh Sekretariat yang berada di Inspektorat Daerah. (5) Tim Pengelola LHKPN dan Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IV...

BAB IV PENGAWASAN Pasal 7 (1) Atasan langsung Pejabat Wajib LHKPN memiliki kewajiban melakukan pengawasan secara berjenjang dan melakukan evaluasi pelaksanaan wajib LHKPN. (2) Inspektorat Daerah merupakan unit pengawasan internal yang melakukan fungsi pengawasan dan pemantauan terhadap pengelolaan dan kepatuhan LHKPN di lingkungan Pemerintah Daerah. (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Inspektorat Daerah bertugas : a. memonitor kepatuhan penyampaian dan pengumuman LHKPN serta kepatuhan Pejabat Wajib LHKPN untuk bersedia diperiksa harta kekayaannya; b. berkoordinasi dengan Tim Pengelola LHKPN lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan c. menindaklanjuti rekomendasi KPK mengenai pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN, yang meliputi: 1) data mengenai kepatuhan Pejabat Wajib LHKPN dalam menyampaikan dan mengumumkan LHKPN kepada KPK; 2) hasil pemeriksaan LHKPN; dan 3) hal lain-lainnya yang terkait dengan LHKPN. d. menyampaikan laporan setiap akhir tahun mengenai pelaksanaan tugas kepada Bupati dengan memberikan tembusan kepada Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan KPK. BAB V SANKSI Pasal 8 (1) Penyelenggara Negara yang tidak melaporkan, tidak mengumumkan, dan tidak bersedia diperiksa harta kekayaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diberikan tindakan administrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Tindakan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu melalui proses diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, dengan masingmasing tenggang waktu surat selama 1 (satu) bulan. (3) Apabila sanksi pada ayat (2) tetap tidak dpilaksanakan maka wajib LHKPN diberikan sanksi sebagai berikut : a. Pembebasan dari Jabatan dan/atau b. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun. BAB VI...

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Karo. Ditetapkan di Kabanjahe pada tanggal : 26 Juli 2016 BUPATI KARO, TERKELIN BRAHMANA Diundangkan di Kabanjahe pada tanggal 27 Juli 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARO, SABERINA Kepala Badan / Dinas / Kantor / Lembaga / Satuan BERITA DAERAH KABUPATEN KARO TAHUN 2016 NOMOR 18