I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. yang diharapkan. Oleh karena itu, pemerintah senantiasa menaruh perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa sendiri. diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

I. PENDAHULUAN. dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

I. PENDAHULUAN. kehidupan karena pendidikan merupakan pengaruh, penentu, sekaligus

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerjasama dan bertanggungjawab agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan. Pendidikan dapat mengarahkan tingkah laku menuju suatu tingkat perkembangan yang diharapkan. Oleh karena itu pemerintah senantiasa memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Hakekat pendidikan ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh. Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan produktif sebagai subjek sekaligus objek dalam mengisi pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional

2 dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global. Salah satu sarana dan prasarana untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas adalah di sekolah. Di mana pendidikan tersebut dapat membentuk manusia yang berilmu pengetahuan dan memiliki lulusan berkualitas. Pembelajaran di sekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan yang dapat menghasilkan siswa-siswi berprestasi dan memiliki kemampuan terbaik dalam belajar. Proses kegiatan pembelajaran adalah hal utama dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh karena aktivitas yang dilakukan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. Kekhawatiran yang sering terjadi disebabkan karena masih banyak program pendidikan yang berpusat pada kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual ini diukur dari nilai rapor dan indeks prestasi. Nilai rapor yang baik, indeks prestasi yang tinggi, atau sering juara kelas merupakan tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur ini tidak salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor lain yang menyebabkan seseorang menjadi sukses yaitu salah satunya dengan adanya kecerdasan emosional. Davies (Casmini, 2007: 17) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berpikir dan berperilaku seseorang.

3 Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Kecerdasan emosional siswa memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kecerdasan ini yang mendukung seorang siswa dalam mencapai tujuan dan citacitanya. Hal tersebut juga biasanya dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu pola asuh dari orang tua siswa itu sendiri. Dalam kegiatan belajar pun siswa dituntut untuk mampu berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif dan tidak sekedar meniru. Menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan di sekolah setiap pemberian materi dapat dievaluasi dengan pemberian tugas setiap harinya. Kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas dapat menggambarkan sejauh mana seorang guru berhasil dalam menyampaikan materi pembelajaran selama kegiatan belajar mengajar. Siswa juga dituntut untuk dapat menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan pengarahan orang lain. Pada kenyataannya masih banyak siswa yang tidak berhasil mencapai hasil yang memuaskan pada saat evaluasi pembelajaran. Dengan kata lain tidak setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. Hal ini pun terjadi pada siswa SMP Kartikatama Metro. Berdasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015, menunjukkan hasil

4 belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu belum sepenuhnya mamuaskan. Dibawah ini disajikan data Hasil Ujian Mid Semester Ganjil. Tabel 1. Hasil Ujian MID Semester Ganjil Mata IPS Terpadu Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Nilai <78 78 Jumlah siswa Keterangan 1 2 3 4 5 6 VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F Siswa 17 22 23 20 15 26 123 14 10 7 12 13 5 61 31 32 30 32 28 31 184 Nilai kelulusan ditentukan bila, nilai yang diperoleh 78 Jumlah % 66,85% 33,15% 100% Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Kartikatama Metro Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VIII siswa SMP Kartikatama Metro dari 184 siswa yang mendapat nilai kurang dari 78 sebanyak 123 siswa atau sebesar 66,85 %. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 128), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Tingkat pencapaian kompetensi dasar atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran di SMP Kartikatama Metro adalah 78. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka tidak perlu diadakan

5 remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria nilai yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengadakan remedial. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses pembelajaran. Dalam pendidikan di sekolah proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling penting. Hasil belajar yang baik menunjukkan proses belajar yang baik, dan sebaliknya proses belajar yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intenal meliputi kesehatan, kecerdasan, minat dan motivasi, serta cara belajar siswa itu sendiri. Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan sekitar, masyarakat, dan sekolah. Menurut guru mata pelajaran IPS Terpadu bahwa dalam pembelajaran IPS Terpadu rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015 diduga dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosional siswa yang kurang baik dalam memotivasi diri, persepsi siswa tentang pola asuh orang tua, dan kemandirian belajar siswa di sekolah yang masih kurang pada setiap pemberian tugas. Faktor pertama yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar adalah kecerdasan emosional siswa yang masih kurang. Setelah wawancara dengan guru IPS Terpadu yang bersangkutan, di dalam kegiatan belajar mengajar masih ada sebagian siswa yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalah yang berdampak pada hasil akhir yang mereka peroleh. Hal ini ditunjukkan kurangnya siswa untuk memotivasi diri mereka sendiri dalam belajar, mereka masih sering berhenti di tengah jalan jika mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan tugas,

6 tidak hanya itu saja, masih seringnya antar siswa berkelahi tanpa bisa mengontrol emosinya masing-masing. Siswa mudah terpengaruh dan terpancing emosinya ketika ada rangsangan dari luar, dan terkadang etitude mereka pun kurang dalam menghargai guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas. Masih rendahnya hubungan yang baik antar siswa, guru, maupun masyarakat sekitar juga membuat masih kurang baiknya emosional yang dimiliki oleh seorang siswa Selain materi yang penting diajarkan oleh siswa, yang utama adalah sikap awal siswa yang harus dibentuk terlebih dahulu, akhlak dan budi pekerti merupakan yang utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa, sopan satun, saling menghargai satu sama lain, rasa hormat kepada yang lebih tua itu merupakan dasar dari terbentuknya kepribadian yang baik kedepannya. Ketika semua itu sudah baik, pasti pendidikan akademik atau kecerdasan intelektual akan baik pula. Faktor kedua yang diduga dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu adalah persepsi siswa tentang pola asuh orang tua, pola asuh orang tua merupakan aspek penting dalam membentuk kepribadian awal siswa. Bagaimana pola asuh orang tua di rumah dapat mencerminkan bagaimana siswa tersebut di sekolah. Kecerdasan emosional pun terkadang berdasar dari bagaimana orang tua memperhatikan atau memperlakukan anak mereka di rumah. Orang tua yang kurang memberikan pola asuh yang baik terhadap anak tidak jarang memberikan dampak yang negatif untuk persepsi si anak tersebut. Ada 3 pola asuh di dalam penerapan orang tua, yaitu demookratis, permisif, dan otoriter. Setelah wawancara dengan beberapa siswa, masih sedikitnya dari mereka

7 mendapat bimbingan yang baik dari orang tua, dan ketika mereka ada masalah dalam belajar orang tua kurang bisa mengontrol dan cenderung kurang peduli. Orang tua yang terbiasa menerapkan pola asuh ini diharapkan dapat merubahnya dengan mengontrol anak mereka ketika keluar rumah, mengecek ketika si anak ada PR, atau tugas-tugas sekolah lainnya. Walaupun pendidikan orang tua kurang, mereka masih bisa sekedar menanya bagaimana kegiatan di sekolah, ataupun yang lain. Sehingga persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua di rumah akan baik, dan anak merasa diperhatikan. Faktor ketiga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa adalah kemandirian belajar. Berdasarkan observasi diketahui bahwasannya siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas mayoritas kurang bisa mandiri. Hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang ketika guru menjelaskan materi siswa terlihat kurang menyimak ataupun memperhatikan, ketika diberikan latihan ataupun tugas mereka mulai kebingungan dan cenderung meniru tugas dari kawannya. Mereka masih malu dan ragu untuk mengemukakan pendapat di depan kelas. Kemandirian belajar merupakan hal yang penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Siswa harus mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif, dan tidak sekedar meniru. Dan siswa pun harus mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

8 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul: Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Siswa Tentang Pola Asuh Orang Tua dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Katikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Sebagian besar hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu yaitu yang memperoleh nilai kurang dari 78 dianggap kurang berhasil. 2. Masih kurangnya siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro dalam memotivasi diri, mereka sering berhenti di tengah jalan ketika mereka kesulitan dalam mengerjakan sesuatu. 3. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung masih ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam hal kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi sehingga berdampak negatif pada kegiatan belajar di sekolah. 4. Pola asuh orang tua masih cenderung memberikan kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan pengawasan yang baik. 5. Rendahnya hubungan atau relasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan masyarakat.

9 6. Ketidaksiapan siswa dalam menerima pelajaran yang akan disampaikan, kadangkala siswa kelihatannya menyimak dan memperhatikan ketika guru menjelaskan materi, tetapi setelah diberikan latihan atau tugas nilainya masih rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kecerdasan emosional (X 1 ), persepsi siswa tentang pola asuh orang tua (X 2 ), kemandirian belajar (X 3 ), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y). D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun pelajaran 2014/2015?

10 4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional, persepsi siswa tentang pola asuh orang tua, dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang pola asuh orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. 4. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional, persepsi siswa tentang pola asuh orang tua, dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.

11 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun praktis: 1. Manfaat secara teoritis: a. Memperkaya ilmu pendidikan bagi peneliti khususnya dan masyarakat pada umumnya. b. Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan yang menyangkut hasil belajar. c. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan. 2. Manfaat secara praktis: a. Sumbangan pemikiran bagi siswa agar mampu memotivasi diri, ataupun menjalin hubungan sosial dengan orang lain dengan baik agar semua tujuan yang direncanakan dan hasil belajar yang maksimal tercapai. b. Siswa juga diharapkan dapat lebih bisa bertanggung jawab dan percaya terhadap dirinya ketika kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Informasi kepada orang tua, agar bisa memberikan pola asuh yang baik bagi anak-anaknya agar dapat meningkatkan hasil belajar di sekolah.

12 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitan Objek penelitan ini adalah kecerdasan emosional (X 1 ), persepsi siswa tentang pola asuh orang tua (X 2 ), kemandirian belajar (X 3 ) dan hasil belajar IPS Terpadu (Y). 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kartikatama Metro. 4. Waktu Penelitian Waktu penelitan ini pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 5. Ilmu Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah ilmu kependidikan, khususnya bidang IPS Terpadu.