STIE-MURA LUBUKLINGGAU

dokumen-dokumen yang mirip
STIE-MURA LUBUKLINGGAU

BAB I PENGERTIAN Pasal 1

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DISIPLIN DAN TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

BAB VI PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS LUBUKLINGGAU PEDOMAN REKRUTMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG Nomor: 3414/KEP/H32/HK/2008. Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MEDAN AREA Nomor: 006/FT/07.5/I/2017. Tentang

Lampiran 1. Alur Administrasi Kerja Praktek. Alur Pembimbingan Kerja Praktek

VII. KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 1128/J04/P/2006 TENTANG KETENTUAN KETERTIBAN MAHASISWA DALAM KAMPUS

1. Pelanggaran pertama dikenakan

TATA TERTIB MAHASISWA

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

1. Peraturan Tata Tertib Kehidupan Kampus Dalam rangka menjaga ketertiban kampus, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan mahasiswa di lingkungan

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA NOMOR : 1891/KEP/II.3-AU/UMSU/A/2012 TENTANG PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ESA UNGGUL NOMOR : 03/SK-R/UEU/I/2012 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS ESA UNGGUL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN UJIAN TENGAH SEMESTER & UJIAN AKHIR SEMESTER

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

Peraturan Rektor UNY No 03 Tahun 2009 Tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan mahasiswa di kampus

1 Kode Etik, dan Tata Tertib Mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 1595/UN4/05.10/2013 TENTANG

PERATURAN DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR: 828/H27/KM/2007 TENTANG TATA TERTIB KEHIDUPAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER NOMOR: 1565/PER/II.3.AU/F/2013. Tentang: DISIPLIN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PROGRAM PENGENALAN AKADEMIK

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PURI KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: / 660 / / 2017 TENTANG

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BUKU PEDOMAN TATA TERTIB MAHASISWA STT IBNU SINA BATAM

PERATURAN DEKAN FAKULKTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR : 4426/UN26/I/KP/2016 TENTANG TATA PERGAULAN MAHASISWA DI FEB UNILA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISWA OLEH: TIM PENYUSUN

PERATURAN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG NOMOR: 2273/PL1.R/KM/2012 TENTANG KEDISIPLINAN MAHASISWA DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

BAB IV TATA TERTIB KELUARGA BESAR FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

NORMA ETIKA KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

Universitas Nusa Cendana

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

KODE ETIK MAHASISWA STIE-PRABUMULIH

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

TATA TERTIB PENGAJARAN

KODE ETIK DOSEN DAN MAHASISWA. Kode etik Dosen Universitas Swadaya Gunung Jati meliputi 3 hal.

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

KETENTUAN DAN TATA TERTIB MAHASISWA PROGRAM PASCASARJ ANA ILMU ISLAM PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Tata Tertib Perkuliahan : 1. Setiap peserta mata kuliah harus tercantum dalam Daftar Hadir yang disediakan sekretariat. 2. Setiap peserta mata kuliah

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 09/I3/KM/2010. Tentang

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 09/I3/KM/2010 Tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN

UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YASNI MUARA BUNGO

SURAT KEPUTUSAN Nomor 300/II/SK-603/05/2006 Tentang TATA TERTIB KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

Panduan Penulisan laporan PKL TA 2015/2016 BAB I PENDAHULUAN

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 024/PR/UNISNU/IX/2013 TENTANG

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR: 1177/H5.1.R/SK/KMS/2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Pasal 1 Pengertian. Pasal 2 Tujuan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Lampiran 1. Alur Administrasi Kerja Praktek

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 60/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang TATA TERTIB KEHIDUPAN KAMPUS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PANDUAN KOMITE DISIPLIN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

PEDOMAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS LUBUKLINGGAU T.A 2016/2017

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PEDOMAN PELAKSANAAN TATA KRAMA DOSEN STIE-MURA LUBUKLINGGAU TAHUN 2016 Jl. Jend. Besar H.M Soeharto Km. 13 Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau Telp/Faxs: (0733) 452218 www.stie.muralinggau.ac.id 1

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-nya Pedoman Tata Krama Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas STIE-MURA Lubuklinggau Tahun 2016 dapat disusun dan diterbitkan. Secara garis besar pedoman ini menjadi acuan bagi seluruh sivitas akademika STIE- MURA tentang Pedoman Tata Krama Dosen dilingkungan STIE-MURA. Diharapkan pedoman ini bertujuan memberikan tuntunan, pegangan, dan gambaran bagi Dosen STIE-MURA. Terimakasih kami ucapkan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku pedoman ini Lubuklinggau, 20 April 2016 Penyusun 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I. KETENTUAN UMUM... 4 BAB II. MAKSUD DAN TUJUAN... 5 BAB III. JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI... 5 BAB. IV. PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI... 6 BAB. V. P E M B E L A A N... 14 BAB. VI. K E B E R A T A N... 14 BAB. VII. REHABILITASI... 15 BAB. VIII. PENUTUP... 15 3

TATA TERTIB DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS (STIE-MURA) LUBUKLINGGAU BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Tata Tertib Dosen STIE - MURA Lubuklinggau, yang dimaksud dengan ; a. STIE - MURA Lubuklinggau adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Lubuklinggau. b. Tata Tertib adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan perbuatan Dosen STIE - MURA Lubuklinggau. c. Dosen STIE - MURA Lubuklinggau adalah anggota masyarakat yang sedang melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran di STIE-MURA Lubuklinggau. d. Ketua adalah Pimpinan tertinggi di STIE - MURA Lubuklinggau e. Pimpinan STIE - MURA Lubuklinggau terdiri dari Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, dan Wakil Ketua III. f. Pimpinan Pelaksana pada Jurusan / Program Studi adalah Pimpinan tertinggi di Jurusan, yakni terdiri dari Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan, pada STIE - MURA Lubuklinggau. g. Pelanggaran Tata Tertib adalah setiap sikap, perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan tata tertib yang berlaku pada STIE-MURA Lubuklinggau, yang diketahui pada waktu sedang atau setelah melakukan perbuatan, berdasarkan laporan dari pengaduan oleh keluarga besar STIE - MURA Lubuklinggau. h. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya pelanggaran tata tertib STIE - MURA Lubuklinggau. i. Tindakan disiplin adalah tindakan yang dikenakan kepada Dosen STIE - MURA Lubuklinggau yang dilakukan oleh Ketua. 4

j. Sanksi adalah suatu konsekuensi yang mempunyai fungsi, agar tata tertib ditaati atau sebagai akibat hukum atas pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh Dosen. k. Pembelaan adalah upaya Dosen yang dinyatakan melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dilingkungan STIE - MURA Lubuklinggau untuk mengajukan alasan-alasan dan atau saksi-saksi yamg meringankan atau membebaskannya dari sanksi. l. Keberatan adalah upaya terakhir terhadap keputusan sanksi yang dikeluarkan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. m. Rehabilitasi adalah pemulihan hak Dosen yang terkena sanksi. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 M a k s u d Maksud diadakannya tata tertib Dosen di Lingkungan STIE - MURA Lubuklinggau adalah untuk ; a. Menegakkan dan menjunjung tinggi perintah Agama. b. Menanamkan sikap Disiplin dan Jujur dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Pendidikan. c. Memberikan Bimbingan dan arahan serta tauladan kepada Mahasiswa dalam bersikap, berkata dan berbuat selama melakukan studi di STIE - MURA Lubuklinggau. Pasal 3 T u j u a n Tujuan diadakannya tata tertib Dosen STIE - MURA Lubuklinggau adalah untuk ; a. Terciptanya suasana Akademik yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar mengajar di STIE - MURA Lubuklinggau. 5

b. Terpeliharanya martabat STIE - MURA Lubuklinggau sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi. c. Menjalankan peran dan fungsi dalam mencetak ahli madya yang professional dan menjunjung tinggi agama sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing. BAB III JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI Pasal 4 Jenis Tindakan Jenis Tindakan disiplin yang dapat diterapkan dalam tata tertib ini terdiri atas ; A. Kedisiplinan Akademik a. Wajib hadir 10 menit sebelum perkuliahan dimulai bagi yang terlambat disebabkan ada kepentingan yang mendesak harus memberitahu ke Bidang Akademik. b. Wajib minta ijin dan mendapat persetujuan Pimpinan bilamana hendak meninggalkan kuliah/pergantian waktu pelaksanaan perkuliahan. c. Mengisi absensi kehadiran dosen sebelum dan sesudah melaksanakan perkuliahan. d. Memberikan peluang kepada Mahasiswa untuk melakukan konsultasi diluar jam mengajar baik sebagai Dosen PA ataupun Dosen Pengasuh mata kuliah. e. Memberikan perkuliahan minimal 80% hadir (bila kurang, mata kuliah yang diasuh tidak diujikan dalam UAS). B. NORMATIF. a. Tidak terlibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, narkotik dan sejenisnya serta tidak melakukan minum-minuman keras dan sejenisnya. b. Tidak boleh membawa senjata api dan senjata tajam. 6

Pasal 5 S a n k s i Jenis sanksi yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran tata tertib terdiri atas ; a. Sanksi administratif yaitu larangan mengikuti semua kegiatan / skorsing di STIE - MURA Lubuklinggau untuk jangka waktu tertentu. b. Diberhentikan atau dikeluarkan dengan tidak hormat sebagai tenaga Pengajar pada STIE - MURA Lubuklinggau. BAB IV PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI Bagian Pertama Pasal 6 Pelaksanaan Tindakan Disiplin 1. Sebagai Tenaga Pengajar / Dosen STIE - MURA Lubuklinggau dilarang melakukan perbuatan dilingkungan Kampus, sebagai berikut ; a. Mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus. b. Memberikan informasi yang tidak berdasar sehingga dapat memberikan penafsiran yang keliru. c. Melakukan Pelanggaran etika akademik, seperti mencontek / menjiplak makalah, laporan hasil Penelitian orang lain, membocorkan soal atau sejenisnya. d. Merokok dalam ruangan belajar. e. Bersandal atau tidak menggunakan sepatu. f. Dalam memberikan perkuliahan Dosen Wajib Berpakain Resmi. 2. Bagi Dosen yang melakukan perbuatan sesuai dengan bunyi ayat ( 1) diatas dikenakan sanksi. 3. Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Ketua STIE- MURA Lubuklinggau atas usul Ketua Jurusan. 7

Pasal 7 Perbuatan di Dalam dan di Luar Lingkungan Kampus Sebagai tenaga Pengajar STIE - MURA Lubuklinggau dilarang melakukan perbuatan sebagaimana disebut dibawah ini dilingkungan kampus maupun diluar lingkungan kampus antara lain ; a. Berkata dan berbuat yang tidak senonoh. b. Berkelahi. c. Melakukan perusakan. d. Berjudi. e. Meminum-minuman keras. f. Membawa atau menggunakan senjata api, senjata tajam atau sejenisnya dengan tujuan mengancam jiwa seseorang. g. Memiliki, membawa, menyimpan, memperdagangkan, meyebarkan atau membuat obat terlarang dan menggunakannya untuk diri sendiri atau orang lain diluar tujuan pengobatan. h. Melakukan Penipuan. i. Memalsukan sesuatu, misalnya memalsukan tanda tangan. j. Melakukan pencurian. k. Membawa atau menggunakan bahan peledak.. l. Melakukan zinah. m. Melakukan Pembunuhan. n. Memiliki, menyimpan, memperdagangkan, meyebarkan, membuat atau menggunakan narkotika dan psitropika serta obat terlarang lainnya. o. Perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan terbukti dengan keputusan pengadilan. 8

Pasal 8 Berkata dan berbuat Tidak Senonoh 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pada pasal 7 huruf a dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 butir b selama jangka waktu satu semester. 2. Perbuatan seperti yang dimaksud pada pasal 7 butir b akan ditindak lanjuti apabila ada laporan atau pengaduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Jurusan. 3. Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Jurusan melalui Surat keputusan. Pasal 9 Berkelahi 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf b dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester. 2. Perbuatan seperti dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf b, akan ditangani setelah adanya laporan atau pengaduan dari pihak STIE-MURA Lubuklinggau 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Ketua Jurusan Dilingkungan STIE - MURA Lubuklinggau. Pasal 10 Melakukan Perusakan 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf c akan dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf b dalam waktu yang tidak terbatas atau membayar ganti rugi sesuai dengan nilai kerusakan yang ditimbulkan. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf c akan ditangani setelah adanya laporan atau pengaduan dari pihak manapun yang 9

disampaikan kepada pihak Ketua atau Jurusan di lingkungan STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui surat keputusan atas usulan Ketua Jurusan. Pasal 11 B e r j u d i 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf d dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pada pasal 5 huruf b, dalam waktu tidak terbatas. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf d, akan ditangani setelah menerima laporan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. Pasal 12 Minum-minuman Keras 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf e, dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf b dikenakan sanksi dalam waktu yang tidak terbatas. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf e, akan ditangani setelah mendapat laporan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. 10

Pasal 13 Membawa dan Menggunakan Senjata dengan Tujuan Mengancam 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf f, dikenakan sanksi sebagaimana pasal 5 huruf b, dalam waktu yang tidak terbatas. 2. Perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf g, akan ditangani setelah mendapat laporan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE- MURA Lubuklinggau atau Ketua Jurusan dilingkungan STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. Pasal 14 Obat Terlarang 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf g, dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf d, dalam waktu yang tidak terbatas. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf g, akan ditangani setelah mendapat laporan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Ketua Jurusan terkait dapat mangajukan usulan pemberian sanksi terhadap Dosen kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Pemberian sanksi dilakukan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. 11

Pasal 15 Melakukan Penipuan 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf h, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 5 butir b, dalam waktu yang tidak terbatas dan atau ganti rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf h, akan ditangani setelah mendapat laporan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Ketua Jurusan. 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. Pasal 16 P e m a l s u a n 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf I, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 5 butir b, yaitu maksimal 3 semester. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf I akan ditangani setelah mendapat laporan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. 3. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Surat Keputusan. Pasal 17 M en c u r i 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf j, dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 huruf b maksimal 4 semester. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf I akan ditangani setelah mendapat laporan atau pengaduan dari pihak yang 12

berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Jurusan. 3. Sanksi ini diberikan oleh ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui surat keputusan. Pasal 18 Melakukan Zinah Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf I, dikenakan sanksi sebagaimana pasal 5 huruf c dan d. 1. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf I akan ditangani setelah mendapat laporan dan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Jurusan. 2. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui surat keputusan. Pasal 19 M e m b u n u h 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf m, dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 butir d. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf m, akan ditangani setelah mendapat laporan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau jurusan. 3. Ketua Jurusan dapat mengajukan usulan pemberian sanksi kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau Dosen yang melakukan pembunuhan. 4. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui surat keputusan. 13

Pasal 20 N o r k o t i k 1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 7 huruf n, dikenakan sanksi sebagaimana ketentuan pasal 5 butir d. 2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal 7 huruf n akan ditangani setelah mendapat laporan dan atau pengaduan dari pihak yang berwajib atau pihak manapun yang disampaikan Ketua STIE - MURA Lubuklinggau atau Jurusan. 3. Ketua Jurusan dapat mengajukan usulan sanksi kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau terhadap Dosen yang melakukan perbuatan sesuai dengan ketentuan pasal 7 huruf n. 4. Sanksi ini diberikan oleh Ketua STIE - MURA Lubuklinggau. BAB V PEMBELAAN Pasal 21 Dosen yang sengaja melakukan pelanggaran tata tertib ini dapat mengajukan pembelaan dengan alasan-alasan dan sanksi-sanksi yang dapat meringankan atau membebaskannya dari sanksi dimaksud. 1. didalam pembelaannya Dosen yang bersangkutan dapat meminta bantuan hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan Perwakilan Mahasiswa dari program studi terkait. BAB VI KEBERATAN Pasal 22 1. Dosen yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 5 butir a dan b, dapat mengajukan keberatan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Ketua Jurusan. 14

2. Seorang yang terkena sanksi sebagaimana tercantum dalam pasal 5 butir c dan d dapat mengajukan keberatan kepada Ketua STIE - MURA Lubuklinggau melalui Ketua Jurusan. 3. Keberatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2, harus diajukan secara tertulis oleh Dosen yang bersangkutan dalam jangka waktu 7 (tujuh ) hari kerja sejak diterimanya surat keputusan. 4. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima surat keberatan seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 diatas Ketua STIE - MURA Lubuklinggau harus memberikan jawaban tertulis kepada Dosen yang bersangkutan. 5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat 4 tidak memperoleh jawaban dari Ketua STIE - MURA Lubuklinggau, maka pengajuan keberatan dianggap dikabulkan. BAB VII REHABILITASI Pasal 23 Setelah menjalani sanksi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan pasal 5 butir a dan b, Dosen yang bersangkutan dapat direhabilitasi. BAB VIII PENUTUP Pasal 24 Dengan berlakunya peraturan ini, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan pedoman sikap, perilaku dan perbuatan seluruh tenaga Pengajar/ Dosen di STIE - MURA Lubuklinggau dianggap tidak berlaku lagi. Ditetepkan di : Lubuklinggau Pada tanggal : 20 April 2016 Ketua, 15 Dr. Noorchamid Ustadi, M.Si