2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shinta Yunita, 2013

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

2015 PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYELENGGAARAN PROGRAM DESA VOKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cahyo Budi Santoso, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif, sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Membaca juga merupakan bagian dari sebuah pendidikan yang menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terciptanya masyarakat dan bangsa yang cerdas merupakan tonggak utama dan bahkan menjadi modal utama bagi pembangunan bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, didalam pasal 3 Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mengembangkan potensi diri seseorang melalui proses pembelajaran dan atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Hal tersebut mampu memberikan kesejahteraan umum dan terciptanya masyarakat yang dinamis, maju, berpikiran dan berpandangan luas. Oleh karena itu, berdasarkan Pasal 31 ayat (2), Pasal 32, dan Pasal 28F UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah perlu menyelenggarakan perpustakaan sebagai sarana paling demokratis untuk belajar sepanjang hayat demi memenuhi hak masyarakat untuk memperolah informasi melalui layanan perpustakaan guna mencerdaskan kehidupan bangsa (penjelasan umum UU No. 43 Tahun 2007). 1

2 Saat ini sudah banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat luas. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh Peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Salah satu sumber belajar yang sudah lama diperlukan hingga sampai sekarang dan masih tetap demikian dalam setiap lembaga pendidikan atau pelatihan adalah perpustakaan (library). Perpustakaan merupakan jantung dari suatu Universitas didalam penyelenggaraan pada sebuah Pengguruan Tinggi. Istilah tersebut dapat dikatakan karena perpustakaan yang mengkoleksi berbagai macam buku dan jurnal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan oleh suatu Universitas. Tidak hanya sebuah lembaga formal saja yang mampu memberikan layanan sumber belajar, namun lembaga non formal juga memiliki program khusus dalam memberikan layanan sumber belajar bagi masyarakat dari berbagai kalangan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal pada Pasal 1 ayat (8) mencantumkan bahwa Pendidikan Nonformal adalah layanan pendidikan yang diselenggarakan untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Berbagai layanan pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui lembaga satuan pendidikan nonformal yang tertera pada pasal 3, yaitu satuan pendidikan nonformal terdiri dari LKP, Kelompok Belajar, PKBM, Majelis Ta lim, dan Satuan PNF Sejenis (Rumah Pintar, Balai Belajar Bersama, Lembaga Bimbingan Belajar, serta bentuk lain yang berkembang di masyarakat). Dalam hal ini, Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu layanan pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh masayarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan budaya baca. Program pengembangan budaya baca dipandang sangat penting kaitannya dengan upaya merealisasikan idealisme Undang-undang tentang Sistem

3 Pendidikan Nasional yang mengamanatkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Belajar sepanjang hayat (lifelong learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan setelah mengikuti pembelajaran di lembaga formal. Tidak ada seorang pun yang berhak membatasi seseorang yang ingin belajar dan memperoleh wawasan yang lebih luas. Belajar dari Negara-negara maju, bahwa membaca merupakan hal yang dijadikan sebagai kebutuhan hidup dan budaya bagi masyarakatnya. Melalui membaca seseorang akan memperoleh banyak manfaat diantaranya menambah pengetahuan, mengetahui informasi yang sifatnya global, memenuhi kebutuhan intelektual, serta mampu membentuk karakter diri. Oleh karena itu, rendahnya minat dan kemampuan membaca seseorang akan berpengaruh pula pada tingkat angka buta huruf di suatu Negara tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 yang tersedia dalam https://ayomembaca2014.wordpress.com/2014/08/07/minat-baca-diindonesia/ menyebutkan, bahwa orang yang membaca di Indonesia hanya 20%, sementara 80% lainnya lebih suka menonton televisi (TV) dan mendengarkan radio. Berbeda dengan negara maju di dunia, seperti di Amerika Serikat bahwa wajib baca buku setiap sekolah 30 buku, di Indonesia 0 %. Pada tahun 2012 UNESCO mencatat, indeks minat baca Indonesia baru mencapai 0,0001. Artinya, dalam setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada satu orang yang mempunyai minat baca. Sementara UNDP merilis angka melek huruf orang dewasa orang Indonesia hanya 65, 5%, sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4%. Negara disebut maju dan bekembang apabila masyarakatnya memiliki minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut. Pada zaman ini memperoleh informasi bukanlah hal yang sulit, namun dalam kenyataannya, minat baca tetap saja rendah. Kecenderungan untuk memperoleh informasi melalui tulisan lebih rendah dibanding secara lisan. Secara langsung dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia kurang gemar dalam membaca, padahal informasi yang diperoleh akan lebih akurat jika dilakukan melalui sebuah tulisan atau bacaan. Kebiasaan masyarakat dalam membaca dapat memberikan seseorang untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga akan memperoleh wawasan yang

4 sangat luas. Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan implementasi program pemerintah dalam mendukung keberhasilan pembangunan dunia pendidikan adalah dengan menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Program ini diselenggarakan sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas keberaksaraan dan layanan pendidikan masyarakat. Pembelajaran di masyarakat tidak akan lepas dari membaca buku, maka dari situlah perpustakaan atau taman bacaan masyarakat menjadi sangat penting bagi masyarakat pada umumnya. Kehadiran perpustakaan atau taman bacaan masyarakat akan memberikan berbagai macam informasi karena pada prinsipnya taman bacaan masyarakat merupakan tempat berkumpulnya ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dimulai sejak tahun 1992/1993 yang merupakan pembaruan dari Taman Pustaka Rakyat (TPR) yang didirikan oleh masyarakat pada tahun 1950-an dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Selain itu, adanya kegiatan Taman Bacaan Masyarakat ini diharapkan pula dapat menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta bagi mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan sebagai bekal untuk mengembangkan diri. Menurut N.S, Sutarno (2008, hlm. 127) Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya bukanlah sebuah perpustakaan yang harus memenuhi standar nasional perpustakaan seperti standar koleksi, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan. Berkaitan dengan hal itu, Taman Bacaan Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan ke arah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Adapun fungsi

5 Taman Bacaan Masyarakat dalam Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006, hlm. 2) adalah: 1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. 2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan Iainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. 3. Sumber penelitian dengan menyedikan buku-buku dan bahan bacaan Iainnya dalam studi kepustakaan. 4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik Iainnya. 5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat. Kelima fungsi Taman Bacaan Masyarakat yang telah dipaparkan diatas, akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah informasinya apabila fungsi-fungsi tersebut dapat dikaitkan dengan kecanggihan teknologi yang sudah ada pada saat ini. Selain untuk meminjam dan membaca buku, Taman Bacaan Masyarakat akan dijadikan sebagai tempat untuk berkegiatan produktif. Perkembangan teknologi informasi (information technology) yang sangat pesat, menuntut seseorang agar lebih kreatif dan mampu mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini memberikan dampak yang sangat besar bagi pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar negara atau bangsa. Peranan teknologi informasi dalam kehidupan dimasa yang akan datang akan menjadi sektor yang paling dominan. Seseorang akan menjadi pemimpin dalam dunianya, apabila mampu mengusai teknologi ini. Teknologi informasi juga berperan penting dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, pemerintahan (goverment) dan bidang keuangan serta perbankan. Adanya information technology dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Menurut Suyanto, M. (2005, hlm. 10) mengemukakan bahwa teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang

6 menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyampaikan informasi. Pengertian tersebut sesuai dengan tujuan pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology (IT) yaitu membantu masyarakat memberikan layanan dalam mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi melalui teknologi agar wawasannya dapat lebih berkembang dan mampu hidup sejahtera. Taman Bacaan Masyarakat digunakan bukan hanya sebatas untuk membaca, melainkan dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran dan pelatihan dalam bidang kewirausahaan. Oleh karena itu, program Perpuseru diselenggarakan dalam rangka membantu mengembangkan perpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki kemampuan untuk memberdayakan perempuan, pemuda dan wirausaha. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk memilih Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas sebagai objek penelitian dengan judul Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Program Perpuseru dalam Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Information Technology B. Rumusan Masalah Penelitian Sebelum menentukan rumusan permasalahan, peneliti menemukan beberapa hasil identifikasi yang terdapat dilapangan yaitu: 1. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas adalah salah satu program yang berada dibawah lembaga PKBM Sukamulya. 2. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini juga merupakan salah satu Taman Bacaan Masyarakat (TBM) terbaik di Kota Bandung. 3. Hubungan kemitraan yang cukup luas memberikan keuntungan bagi lembaga, karena melalui kemitran tersebut Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sukamulya Cerdas dipilih sebagai salah satu penerima bantuan dari program Perpuseru. 4. Masyarakat masih belum memahami manfaat langsung dari adanya Taman Bacaan Masyarakat.

7 5. Masyarakat lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk mencari uang, daripada harus datang ke Taman Bacaan Masyarakat. 6. Masyarakat masih ragu untuk mengunjungi TBM karena memiliki anggapan bahwa hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang dapat masuk ke tempat ini. 7. Memiliki sarana koleksi bahan bacaan, baik berupa buku ataupun audio visual yang cukup memadai. 8. Kurangnya petunjuk arah untuk ke TBM karena lokasinya yang berada ditengah-tengah pemukiman warga. Sesuai dengan hasil identifikasi yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan batasan dalam rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Bagaimana minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas? 2. Bagaimana pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology? 3. Bagaimana hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu untuk mendeskripsikan: 1. Minat baca masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat Sukamulya Cerdas. 2. Pelaksanaan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology. 3. Hasil kegiatan setelah diadakan program Perpuseru untuk meningkatkan minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat berbasis Information Technology.

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teori maupun secara praktik. 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat dan memperkaya konsep, teori, dan wawasan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut serta acuan untuk pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis information technology. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pengelola, penelitian ini dapat digunakan sebagai metode pengembangan program dalam mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM). b. Bagi peneliti, adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang positif dalam memperoleh pengalaman dan wawasan yang lebih luas mengenai minat baca masyarakat dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) berbasis information technology. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terlebih dahulu diuraikan sistematika penulisan laporan penelitian. Adapun isi yang akan dibahas sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 17) terdiri dari lima bab yaitu pendahuluan, landasan teoritis, metode penelitian, temuan dan pembahasan, simpulan, implikasi dan rekomendasi. BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II Landasan Teoritis terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai minat baca, program perpuseru, konsep pengelolaan, konsep taman bacaan masyarakat, dan konsep information technology. BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari desain penelitian, Partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, langkah-langkah penelitian kualitatif, analisis data, dan definisi operasional.

9 BAB IV Temuan dan Pembahasan berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, identitas informan, deskripsi hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V Simpulan dan Rekomendasi terhadap hasil analisis temuan penelitian.