III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013 UNJUK KERJA VORTEX TUBE COOLER PADA PEMESINAN BAJA ST41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April Aplikasi Udara Dingin Vortex Tubepada Pembubutan Baja ST 41 Menggunakan Pahat HSS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

I. PENDAHULUAN. Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek dibentuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai selesai. Penelitian

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 2, April 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Baja AISI 4340

BAB III METODE PELAKSANAAN. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapan tahapan

PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN KEDALAMAN PEMOTONGAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 60 PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 4 bulan yaitu dari bulan Oktober 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Rumusan Masalah. Identifikasi Variabel. Perancangan Percobaan. Analisis dan Pengujian

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 2, Juli 2017 P-ISSN : E-ISSN :

28 Gambar 4.1 Perancangan Produk 4.3. Proses Pemilihan Pahat dan Perhitungan Langkah selanjutnya adalah memilih jenis pahat yang akan digunakan. Karen

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN KERJA BUBUT. Dwi Rahdiyanta FT-UNY

PENGARUH TEBAL PEMAKANAN DAN KECEPATAN POTONG PADA PEMBUBUTAN KERING MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN MATERIAL ST-60

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BAJA St 60 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI

Dosen Pembimbing Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng, Ph.D.

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

I. PENDAHULUAN. Magnesium adalah salah satu jenis logam yang dikategorikan logam ringan, di

KAJIAN PEMBENTUKAN GERAM AISI 4140 PADA PROSES PEMESINAN KERAS, KERING DAN LAJU TINGGI SKRIPSI

PENGARUH KECEPATAN POTONG PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP SURFACE ROUGHNESS DAN TOPOGRAFI PERMUKAAN MATERIAL ALUMINIUM ALLOY

PENERAPAN PENILAIAN KEKASARAN PERMUKAAN (SURFACE ROUGHNESS ASSESSMENT) BERBASIS VISI PADA PROSES PEMBUBUTAN BAJA S45C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( Magnesium ditemukan dalam 60

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mesin frais (milling) baik untuk keperluan produksi. maupun untuk kaperluan pendidikan, sangat dibutuhkan untuk

Optimasi Cutting Tool Carbide pada Turning Machine dengan Geometry Single Point Tool pada High Speed

ANALISIS UMUR PAHAT DAN BIAYA PRODUKSI PADA PROSES DRILLING TERHADAP MATERIAL S 40 C

ANALISA KEAUSAN PERKAKAS POTONG PADA PROSES HOT MACHINING BAJA BOHLER K110 DENGAN 3 VARIASI SPEED MACHINING

ANALISIS KEAUSAN PAHAT TERHADAP KUALITAS PERMUKAAN BENDA KERJA PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT PADA BERBAGAI JENIS BAJA DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Bab IV Data Pengujian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini

PENGUKURAN KEKASARAN PROFIL PERMUKAAN BAJA ST37 PADA PEMESINAN BUBUT BERBASIS KONTROL NUMERIK

Pengaruh Jenis Pahat dan Cairan Pendingin

KAJIAN UMUR PAHAT PADA PEMBUBUTAN KERING DAN KERAS BAJA AISI 4340 MENGGUNAKAN PAHAT KARBIDA PVD BERLAPIS

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

STUDI EKSPERIMENTAL TERJADINYA KEAUSAN PAHAT PADA PROSES PEMOTONGAN END MILLING PADA LINGKUNGAN CAIRAN PENDINGIN

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

OPTIMASI PARAMETER PROSES BUBUT BAJA St 60 DENGAN MEDIA PENDINGIN COOLED AIR JET COOLING

PENGARUH SUDUT ORIENTASI ANTARA PAHAT DAN BENDA KERJA TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES BUBUT ARAH PUTARAN COUNTER CLOCKWISE

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

Analisa Pengaruh Gerak Makan Dan Putaran Spindel Terhadap Keausan Pahat Pada Proses Bubut Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. keseluruhan juga akan berkurang, sehingga akan menghemat pemakaian bahan

Kerataan Permukaan dan Bentuk Geram

Studi Pengaruh Sudut Potong Pahat Hss Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Orthogonal Terhadap Kekasaran Permukaan

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH FEEDING DAN SUDUT POTONG UTAMA TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN LOGAM HASIL PEMBUBUTAN RATA PADA MATERIAL BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

PENGARUH KECEPATAN POTONG TERHADAP UMUR PAHAT HSS PADA PROSES PEMBUBUTAN AISI Ruslan Dalimunthe

KARAKTERISASI PAHAT BUBUT JENIS HSS (HIGH SPEED STEEL) PRODUK CINA DAN PRODUK JERMAN

PENGARUH JENIS PAHAT, JENIS PENDINGINAN DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KERATAAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST 42 PADA PROSES BUBUT RATA MUKA

STUDI PENGARUH SUDUT POTONG (Kr) PAHAT KARBIDA PADA PROSES BUBUT DENGAN TIPE PEMOTONGAN OBLIQUE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kedalaman Pemakanan, Jenis Pendinginan dan Kecepatan Spindel

Studi Pengaruh Sudut Potong (Kr) Dengan Pahat Karbida Pada Proses Bubut Dengan Tipe Pemotongan Oblique Terhadap Kekasaran Permukaan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Magnesium dan Rumus Kimianya.. Gambar 2.2. Komponen Utama Mesin Bubut. Gambar 2.3. Proses Pada Mesin Bubut...

JURNAL PENGARUH VARIASI GERAK MAKAN, KEDALAMAN POTONG DAN JENIS CAIRAN PENDINGIN TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN BAJA ST 37

ANALISA GAYA, DAN SUHU PEMOTONGAN TERHADAP GEOMETRI GERAM PADA PROSES PEMESINAN TINGGI, KERAS DAN KERING (BAHAN AISI PAHAT CBN) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi pemotongan yang

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI

Alfian Eko Hariyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik Universitas Lampung, yang meliputi beberapa proses sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses

SIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS

III. METODOLOGI PENELITIAN. waktu pada bulan Oktober hingga bulan Maret Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

STUDY PENGARUH PARAMETER PEMOTONGAN TERHADAP GEOMETRI GERAM PADA PEMESINAN LAJU TINGGI, KERAS DAN KERING

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR RANCANG BAGUN SISTEM HIDROLIK PADA ALAT FRICTION WELDING DENGAN BENDA UJI AISI 1045

BAB IV 4 STUDI KASUS

JTM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 48-55

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lab.Proses Produksi, CNC dan material teknik Jurusan Teknik mesin Universitas Lampung untuk pengukuran suhu luaran vortex tube, proses pembubutan specimen uji dan proses pengukuran keausan mata pahat. B. Alat Dan Bahan Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Material baja karbon rendah ST41 dengan nilai kekerasan 44,70 HRA (142,50 BHN). Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah panjang 50 cm dan diameter 5,80 cm. Benda uji pada penelitian ini adalah baja karbon rendah, faktor utama yang mempengaruhi sifat dari baja karbon adalah kandungan karbon dan mikrostruktur yang ditentukan oleh komposisi baja, seperti : C, Mn, Si, S dan P. Material ini mempunyai komposisi yang sesuai dengan sertifikat material.

Tabel 3.1 Komposisi kimia paduan baja ST41 Unsur Komposisi Kimia (%) Karbon (C) Mangan (Mn) Silikon (Si) Sulfur (S) Phospor (P) 0,7-0,10 0,3-0,6 0,15-0,25 0,35 0,03 50 cm 5,8 cm Gambar 3.1 Benda kerja baja ST41 2. Mata pahat HSS. Pahat bubut High Speed Steels (HSS) merupakan paduan dari 0,75%- 1,5% Carbon (C), 4%-4,5% Chromium (Cr), 10%-20% Tungsten (W) dan Molybdenum (Mo), 5% lebih Vanadium (V), dan Cobalt (Co) lebih dari 12% (Childs, dkk, 2000). Gambar 3.2 Pahat HSS 52

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Mesin bubut Mesin bubut adalah mesin perkakas yang banyak terdapat dibengkel produksi. Mesin bubut ini digunakan untuk proses pembubutan specimen. Gambar 3.3 Mesin Bubut Spesifikasi mesin ini adalah: No Deskripsi 1. Jenis Konvensional horisontal 2. Merek Pinocho 3. Tipe S-90/200 4. Tool size 25 x 25 mm 5. Putaran spindel 40 2200 rpm 6. Daya Mesin 4 kw 7. Maks. Turning Diameter 200 mm 53

2. Vortex tube Digunakan untuk menyuplai udara dingin untuk proses pendinginan pada dry machining. Tabung vortex tube Saringan air Katup (putaran) Magnet Penyangga Nozzle (pipa semprot udara dingin) Gambar 3.4 Vortex tube Frigid-X tm 50015 H (Medium) 3. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pemesinan yang dijalankan. 4. Termometer Digunakan untuk pengukur suhu yang keluar dari vortex tube 5. Mikroskop VB Mikroskop ini digunakan untuk melihat keausan yang dialami oleh mata pahat dengan perbesaran 50 kali mikroskop VB. Gambar 3.5 Mikroskop PEAK (VB) 54

6. Kompresor Digunakan untuk menyuplai tekanan udara masuk ke vortex tube,sehingga menghasilkan udara dingin. 7. Kunci ragum Digunakan untuk penguncian specimen dan mengatur posisi pahat pada mesin bubut. 8. Jangka sorong Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda kerja sebelum dan setelah pemesinan pada tiap fase C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitan pada tugas akhir ini tebagi menjadi beberapa tahapan antara lain sebagai berikut : 1. Persiapan Spesimen Pada tahapan ini dilakukan pembuatan specimen base material sesuai demensi pada gambar : 50 cm 5,8 cm Gambar 3.6 Baja ST41 Ada pun langkah-langkah pembuatan base material adalah sebagai berikut: a. Mengalibrasi alat ukur panjang berupa jangka sorong. 55

b. Mengukur dan menandai material sesuai dimensi base material. c. Memotong material yang telah ditandai pada poin b menggunakan gergaji. 2. Instalasi vortex tube Pada tahapan ini dilakukan instalasi vortex tube berupa penyambungan antara kompresor, pressure gauge dan vortex chamber ke mesin bubut. sambungan udara masuk Penyaringan & nozzle Tabung vortex tube Gambar 3.7 Instalasi Vortex Tube 3. Mengukur suhu luaran vortex tube Pada tahapan ini berjutuan untuk mendapatkan data suhu luaran vortex tube yang dipengaruhi oleh variasi tekanan udara input vortex chamber. Proses pengukuran suhu dilakukan sebanyak 3 kali menggunakan termometer pada masing-masing variasi tekanan udara input. Adapun langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 56

a. Melakukan pengukuran suhu luaran pada votex tube pada variasi tekanan input (P.gauge) sebesar 5,6 dan 7 bar. b. Melakukan pengukuran suhu luaran pada bukaan katup vortex tube dengan putran 360 o,720 o,1080 o. c. Melakukan pengukuran kembali pada poin a dan b, sebanyak 3 kali untuk tiap tekanan udara input. d. Untuk semua data hasil pengukuran dicatat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Pengukuran suhu udara panas keluaran vortex tube No Katup (Putaran) (Vortex Tube) Parameter Tekanan Pada Kompresor (bar) Udara panas ( o C) Rata-rata 5 1 1 (360 o ) 6 7 5 2 2 (720 o ) 6 7 5 3 3 (1080 o ) 6 7 57

Tabel 3.3 Pengukuran suhu udara dingin keluaran vortex tube No Katup (Putaran) (Vortec Tube) Parameter Tekanan Pada Kompresor (bar) Udara dingin ( o C) Ratarata 5 1 1 (360 o ) 6 7 5 2 2 (720 o ) 6 7 5 3 3 (1080 o ) 6 7 4. Proses pembubutan specimen Pada Tahapan ini dilakukan Proses pembubutan specimen dilakukan dengan kecepatan spindle 625 rpm, yang digunakan untuk memproses pembubutan benda kerja dengan hasil atau bentuk penampang lingkaran atau benda kerja berbentuk silinder, menggunakan udara pendingin (dry machining) sebagai bendingin mata pahat. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parameter pemotongan terhadap hasil dari kemasan permukaan dengan menggunakan vortex tube, dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut: 58

a. Melakukan uji jalan (set up) mesin bubut. b. Menguji kemampumesinan dengan parameter potong pada kondisi ekstrem c. Menentukan kondisi pemotongan (v / a,f,d). d. Meningkatkan pemesinan (pembubutan kering) ortogonal dengan menggunakan pahat HSS benda kerja baja ST41 sebanyak tiga fase untuk tiap kondisi pemotongan yang ditentukan. e. mengamati dan menganalisa kondisi mata pahat dari tiap kondisi pemotongan. f. Mengumpulkan data hasil penelitian berupa waktu pemesinan dan gambar pahat pada kondisi pemotongan. g. Menentukan ragam kegagalan dan mekanisme aus yang terjadi pada pahat. 5. Pengukuran keausan Pada tahapan ini dilakukan pengukuran keausan mata pahat yang terjadi pada proses pembubutan berupa pengukuran dimensi-dimensi yang merupakan indikator penentu keausan menurut studi pustaka yang ada menggunakan alat ukur mikroskop guna memperoleh dimensi yang lebih akurat. Pada tiap-tiap pengukuran dimensi mata pahat dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali guna memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat dan meminimalisir error. 59

Adapun langkah-langkah pengukuran dimensi keausan mata pahat adalah sebagai berikut : a. Kalibrasi mikroskop. b. Pengukuran keausan mata pahat pada suhu vortex tube dengan keluaran suhu optimum, maxsimum dan tanpa menggukan pedingin dengan kecepatan putar mesin bubut standar untuk mengetahui panjang umur pahat. Adapun keausan mata pahat dengan kedalam 0,3mm sesuai dengan studi pustaka yang ada. Gambar 3.8 Keausan Mata Pahat c. Semua data hasil pengukuran ditabulasi ke dalam tabel sebagai berikut: 60

Tabel 3.4 Pengukuran keausan mata pahat No Suhu Keausan mata pahat Kecepatan Potong/ v Gerak Makan/f Kedalaman potong/a Panjang Umur Pahar (mm) (m/min) (mm/rev) (mm) (menit) 1. ± 27 o C (Suhu ruangan) 0,3 88,39 0,11 2 2. 3. ± 14,67 o C ( Katup I Vortex Tube) ± 18,5 o C ( Katup II Vortex Tube) ± 21,16 o C ( Katup III Vortex Tube) 0,3 88,39 0,11 2 0,3 80,46 0,11 2 0,3 72,61 0,11 2 61

D. Diagram Alir Penelitian Mulai Pengajuan tema penelitian dan penelusuran literatur Survey ketersediaan alat : Vortex Tube Mesin bubut Mikroskop, dll Penyediaan bahan : Baja ST41 Pahat HSS Unjuk Kerja Vortex tube : - Mengatur bukaan katup pada vortex tube - Mengatur Tekanan kompresor, 5,6, dan 7 bar Kalibrasi thermometer pada vortex tube : - Suhu udara dingin - Suhu udara panas Proses Pembubutan : Kondisi Pemotongan : - v = 88,39 m/menit, 80,46 m/menit, 72,61 m/menit - f = 0,11 mm / rev - a = 2 mm Pengukuran keausan mata pahat tanpa pendingin dan menggunakan pendingin vortex tube A 62

A Foto Pengujian Keausan Mata Pahat Data hasil pengujian Analisa data dan Pembahasan Simpulan dan Saran Selesai Gambar 3.9 Diagram alir (flow chart) penelitian 63