BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

dokumen-dokumen yang mirip
Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

LAPORAN TUGAS AKHIR PANCASILA BAHAYA NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Humas mempunyai fungsi pekerjaan yang aktif dan dinamis. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah pun memerlukan Public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

NARKOBA PADA SISWA SMK TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)


BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi Kita Semua Yth. Para Narasumber, Para Peserta Sosialisasi, Serta hadirin yang berbahagia.

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

STRATEGI HUMAS BNN DALAM SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYALAGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN)

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB I LATAR BELAKANG. Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain yang biasa disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. secara persuasif yang dilandasi kesadaran dan kesukarelaan.

KEPPRES 116/1999, BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahgunaan narkoba in telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.

Nomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. Nomor : 127 Tahun 2003 Nomor : Ol/SKB/XII/2003/BNN.

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah membuat kalangan masyarakat resah dan tidak nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang demi mewujudkan adanya kesejahteraan sosial dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Implementasi..., Agustinus Widdy H, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zatzat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Mengingat berkembang pesatnya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak membuat para pengedar atau Bandar jera, selalu saja ada penyelundupan narkoba ke wilayah Indonesia. Ini menjadi tugas dan kewajiban semua elemen masyarakat untuk mengawasi dan lebih mewaspadai generasi muda di dalam pergaulan. Awasi tingkah laku dan pola hidup remaja. Tidak hanya itu, orang tua juga berperan penting 1

2 terhadap perubahan sikap anak-anak yang memang jika terlibat penggunaan narkoba akan terlihat dengan sangat jelas. Narkoba dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi pribadi, keluarga, masyarakat maupun bagi bangsa dan Negara. Beberapa akibat yang disebabkan oleh pengguna narkoba menjadi lebih mudah tersinggung, cepat marah dan kurang menghargai hubungan baik antara anggota keluarga. Timbulnya keresahan masyarakat karena gangguan keamanan, ketentraman dan keselamatan umum antara lain karena kurangnya jiwa sosial di dalam bermasyarakat. Serta hilangnya jiwa patriotisme atau rasa cinta terhadap bangsa, hingga pada akhirnya bangsa dan negara kehilangan identitas yang disebabkan karena perubahan nilai budaya. Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di Indonesia, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk elemen masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap generasi muda anak bangsa. Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang melalui penyuluhan tentang bahaya narkoba. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan negatif seperti ini pun, akhirnya mereka jalani. Oleh sebab itu, mulai saat ini, semua elemen masyarakat harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat generasi muda

3 bangsa Indonesia. Sehingga harapan semua orang untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik. Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus meningkat, Pemerintah membentuk BNN (Badan Narkotika Nasional) sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai tugas dan fungsi mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba. Serta menyusun, melaksanakan kebijaksanaan nasional dan berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Selain rencana kerja BNN dari program sosialisasi yang diminta oleh masyarakat adalah meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat dan memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. BNN (Badan Narkotika Nasional) sebagai instansi yang menangani permasalahan narkotika berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia. Dalam melakukan sosialisasinya bekerja sama dengan lembaga-lembaga media massa demi tercapainya visi dan misi BNN mewujudkan Indonesia bebas dari narkoba.

4 Dalam pelaksanaan tugas-tugas BNN yang khusus menangani masalah narkotika dalam ruang lingkup nasional, BNN memiliki bidang-bidang yang telah ditetapkan tugas serta fungsi-fungsinya. Salah satunya adalah bidang Humas (Public Relations), merupakan bidang satuan kerja yang telah dimiliki oleh BNN (Badan Narkotika Nasional). Salah satu fungsi Humas BNN adalah bertugas mengelola dan menyampaikan pemberitaan atau informasi serta kerjasama atau kemitraan dengan lembaga-lembaga media massa dalam rangka pembentukan opini masyarakat yang positif bagi pelaksanaan tugas BNN. Fungsi sosialisasi melalui media massa merupakan upaya mengkampanyekan bahaya penyalahgunaan narkoba kepada lembaga-lembaga media massa. Karena jaringan narkoba kerap memanfaatkan akses informasi dan komunikasi untuk bertransaksi narkoba dengan target para remaja dan generasi muda. Diharapkan sosialisasi melalui lembaga-lembaga media massa tentang bahaya narkotika dapat bermanfat bagi pekerja media. Selain itu juga target sosialisasi melalui media massa mengajak bersama-sama memerangi peredaran narkoba di Indonesia, karena bagaimana pun upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba bukan hanya tanggung jawab BNN dan kepolisian melainkan juga seluruh lapisan masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan kehumasannya, seorang public relations memperhatikan kepentingan (khalayak) publik. Namun keadaan yang terjadi sekarang ini masyarakat sudah mulai kritis dalam menerima berbagai informasi yang ada seirirng dengan perkembanagan zaman. Publik akan berhubungan satu sama lain,

5 mencari informasi bukan hanya dari satu sumber, sehingga informasi yang diterima publik saling bersaing untuk mendapatkan pengakuan atas kebenarannya atas informasi tersebut dalam pandangan publik lainnya. Perubahan-perubahan yang terjadi demikian dalam masyarakat perlu ditanggapi dengan cermat oleh public relations karena publik merupakan khalayak sasaran utama dalam kegiatan Public Relations. Dalam hal ini peranan humas sangat penting dalam mewujudkan tugasnya selain pembentuk opini positif kepada masyarakat juga sebagai media penyalur informasi kepada kahalayak luas. Public Relations yang cerdas adalah yang memiliki kemampuan untuk mengubah citra negatif perusahaan di mata khalayak menjadi citra yang positif. Public Relations adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Peran Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau suatu perusahaan dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan tertentu. Peran Public Relations pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun non verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal,

6 artikel progress report, menulis untuk presentasi, membuat press release, membuat rekomendasi dan sebagainya. 1 Dalam hal ini peran Public Relations sangat menentukan perkembangan dan kemajuan organisasi. Public Relations merupakan pendukung dalam organisasi atau perusahaan dan ikut menentukan kemajuan organisasi secara efektif, karena kinerjanya yang efisien. Tujuan dari praktisi Public Relations dalam menjalankan perannya adalah untuk menciptakan hubungan harmonis, saling pengertian, saling percaya dan image yang baik. Secara struktural pada prinsipnya Public Relations merupakan bagian integral dari suatu lembaga atau organisasi dan merupakan fungsi yang terpisah dari sistim manajemen suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dibuktikan dengan sangat menentukan upaya PR dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau lembaga dengan publiknya dalam upaya meraih citra positif. Memahami Public Relations hal yang mudah dan sederhana. Dinamika perkembangan Public Relations membawa banyak faktor dalam mempengaruhi perubahan peran dan fungsi serta kedudukan Public Relations. Fungsi dan kedudukan Public Relations bukan menempatkan Public Relations sebagai fungsi teknis, melainkan berkembang menjadi fungsi strategis yang bertanggung jawab terhadap hubungan organisasi dan stakeholdernya. 1 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi ( Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit PT Grafindo Persada, 2002, hal 23

7 Peran dan fungsi ini menuntut Public Relations tidak hanya berhenti kepada hasil akhir seperti symbol, image atau citra, tapi harus lebih mengarah kepada adanya suatu relasi jangka panjang antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. Namun fungsi dan tugas Public Relations seringkali mengalami perubahan yang tidak relevan disebabkan ketidaktahuan Public Relations terhadap fungsi dan tugasnya sehingga tidak mampu meyakinkan top manajer atau pimpinan betapa pentingnya peran Public Relations ini. 2 Sosialisasi yang dilakukan di lembaga-lembaga media massa pada periode 18 Agustus 2011 25 September 2012 merupakan salah satu upaya untuk memberantas dan memerangi narkoba di Indonesia serta memberikan pengarahan akan bahaya narkoba. Mengingat kurangnya partisipasi masyarakat tentang sosialisasi bahaya narkoba membuat BNN sulit mengambil keputusan dengan cepat. Namun BNN (Badan Narkotika Nasional) sangat optimis melalui sosialisasi tentang bahaya narkotika pada lembaga-lembaga media massa dapat membantu kehidupan bangsa yang lebih baik, karena media juga ikut berperan aktif dalam memerangi narkoba di Indonesia. Program ini dilakukan di kantor Tempo Media melalui sosialisasi interaktif dengan peserta media massa lainnya seperti: Majalah Tempo, Koran Tempo, Tempo Online, Tv One dan Majalah Hai Magazine dan 35 media lainnya, dengan 2 Jurnal Publc Relations. Volume 1 nomor 1 Juni 2007. PERHUMAS.2004. hal.6

8 narasumber yang ditunjuk oleh BNN adalah Kepala Bagian Humas BNN Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si. dan Kassubag Humas BNN Khrisna Anggara, SH, M.Si. Sasaran sosialisasi penyuluhan ini adalah lembaga-lembaga media massa. Melalui kegiatan ini, pihak BNN berharap sosialisasi Tentang Bahaya Narkotika bisa memberikan pandangan positif bagi lembaga-lembaga media massa. Diharapkan lembaga-lembaga media massa dapat bekerjasama untuk mensosialisasikan bahaya narkotika, sehingga segala sesuatu yang dipimpin oleh generasi muda kedepannya Indonesia terbebas dari bahaya narkotika. 3 Terkait sosialisasi yang dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) pada lembaga-lembaga media massa, masih banyak peserta yang belum memahami tentang bahaya narkotika. Hal inilah yang menarik minat penulis untuk meneliti penelitian ini. Sehubungan dengan pembahasan diatas dan untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai Peran Humas BNN Dalam Mensosialisasikan Bahaya Narkotika Pada Lembaga-Lembaga Media Massa. Bertujuan untuk memberantas dan memerangi narkoba di Indonesia. Maka penulis mengangkat judul Peran Humas BNN Dalam Mensosialisasikan Bahaya Narkotika Pada Lembaga-Lembaga Media Massa. Alasan penulis meneliti penelitian ini karena kurangnya pengetahuan akan bahaya narkotika pada lembaga-lembaga media massa dan dampak negatif yang 3 Khrisna Anggara, selaku Kasubbag Humas BNN (Badan Narkotika Nasional)

9 ditimbulkan dari narkotika dan cara pencegahan narkotika di dalam lingkungan masyarakat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, maka penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut : Bagaimana Peran Humas BNN (Badan Narkotika Nasional) Dalam Mensosialisasikan Bahaya Narkotika Pada Lembaga-Lembaga Media Massa? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Sejauh Mana Peran Humas BNN (Badan Narkotika Nasional) Dalam Mensosialisasikan Bahaya Narkotika Pada Lembaga-Lembaga Media Massa. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Diharapkan bermanfaat dalam memberikan kontribusi kepada mahasiswa/mahasiswi Fakultas ilmu komunikasi Universitas Mercu Buana maupun universitas lainnya. Serta untuk dapat lebih memahami dan mendalami sosialisasi Humas BNN (Badan Narkotika Nasional) Dalam

10 Mensosialisasikan Bahaya Narkotika Pada Lembaga-Lembaga Media Massa. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi pihak Humas BNN atau pihak organisasi lainnya mengenai Peran Humas yang dilakukan oleh seorang Public Relations dalam mensosialisasikan suatu program.