BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 RELEVANSI MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPED A MOTOR SMK D ENGAN KOMPETENSI KERJA YANG D IBUTUHKAN D ALAM BID ANG SERVICE SEPED A MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. usaha/dunia industri maupun sebagai wiraswasta. Peraturan Pemerintah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang sangat besar dan mendasar, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sekolah menengah umum dan kejuruan sedikit ada. perbedaan, dimana Sekolah menengah umum lebih menekankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan fasilitas fisik, peningkatan mutu guru, dan perubahan kurikulum.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB II TELAAH PUSTAKA

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum SMK edisi 2004 juga menjelaskan tujuan SMK antara lain: melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. kompetensi, mulai dari kurikulum tahun 1994, tahun 1999, tahun 2004 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seperti sekarang ini setiap negara di seluruh dunia. semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Shinta Aryanti, 2013

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA

KUMPULAN MATERI-MATERI TENTANG SMK Oleh Setiyo Agustiono

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN SMK DENGAN KOMPETENSI KEAHLIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK PELITA SALATIGA) Thesis

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. siap kerja. Karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan. Kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan agar dapat bersaing dalam era pasar bebas. Salatiga merupakan kota pendidikan dan Jasa. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Kota salatiga untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas yaitu melalui penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan yang di selenggarakan di Kota salatiga, diantaranya melalui pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan merupakan salah satu pendidikan yang mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri (DU/DI). Sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program studi keahlian pilihannya, membekali peserta didik agar 1

mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan tujuan tersebut, maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seharusnya mampu menyiapkan lulusan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, dan menjadi tenaga kerja yang produktif. Lulusan SMK idealnya merupakan tenaga kerja yang siap pakai, dalam arti langsung bisa bekerja di dunia usaha dan industri. Adanya kesenjangan antara pendidikan SMK dan dunia kerja yang disebabkan karena lulusan SMK saat ini belum sepenuhnya bisa memenuhi permintaan Dudi. Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah SMK sebagai lembaga pendidikan formal yang memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan dituntut untuk dapat mengikuti ritme yang berkembang di DUDI. Keberadaan Dunia usaha dan industri yang ada saat ini bisa dikatakan sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja terampil. sebab 2

tenaga kerja menengah sangat besar peranannya dalam dunia industri maupun dunia usaha. Menurut Soenaryo, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pendidikan Sekolah Kejuruan di Indonesia Untuk mampu bersaing di pasar kerja, siswa SMK harus dibekali dengan kompetensi-kompetensi yang luwes yang mencakup kompetensi kunci dan kompetensi pada bidang keahlian tertentu. Menjawab tantangan kualifikasi SDM di era globalisasi tersebut, prakerin yang dilaksanakan oleh SMK dapat menjadi batu loncatan bagi penyiapan tenaga kerja yang terampil, kompeten, dan berdaya saing global. Maka, penyelenggaraan prakerin sebaiknya merupakan pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi. Salah satu Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Keberadaan SMK dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu kebutuhan tenaga kerja. Sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan serta sikap professional dalam bidangnya. 3

Sesuai dalam kurikulum SMK (Dikmenjur 2008:9) tujuan lulusan SMK adalah : 1) Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional; 2) Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri; 3) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha atau dunia industri pada saat sekarang atau masa yang akan datang; 4) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Hal penting yang harus selalu dikedepankan dalam konteks ini adalah seberapa besar penyelenggaraan pendidikan kejuruan (SMK) sejalan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan tenaga kerja, dunia usaha maupun industri. Dalam bahasa yang populer, seberapa besar dan kuat link and match antara keduanya. Jika pertanyaan mendasar ini terjawab, maka pada dasarnya bentuk pendidikan kejuruan apapun akan sangat matching dan mendukung kebutuhan dunia usaha atau industri, khususnya dalam penyediaan lulusan yang terampil. Kebutuhan akan tenaga kerja selain dilakukan oleh pihak sekolah dalam hal ini dilakukan oleh Bursa Kerja Khusus (BKK) sebagaian penyalurannya dilakukan melalui kantor disnakertrans sesuai dengan tingkat pendidikannya. 4

Berikut data dari kantor Dinas Sosial. Ketenagaan dan transmigrasi Kota Salatiga Tabel 1.1. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Pendidikan Tahun 2012 Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Total Sarjana 181 232 413 Sarjana Muda 87 112 199 SMU 257 409 666 SMK 561 633 1194 SPG,SMGA, PGA 0 0 0 SMP 62 242 304 SD 6 24 30 2012 1154 1652 2806 Jumlah 2011 1050 1475 2525 Total 2010 1623 2293 3916 2009 1408 1901 3309 Sumber : Dinas Sosial. Ketenagaan dan transmigrasi Kota Salatiga Fakta di lapangan saat ini paling banyak pencari kerja dari lulusan SMK, namun kenyataan mengindikasikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan dengan programnya sendiri, di sisi lain dunia kerja/industri dan asosiasi profesi sering mengeluh bahwa kualitas tenaga (lulusan) belum memenuhi tuntutan keahlian (kompetensi) yang diharapkan. Gejala mismatch antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia usaha/industri, pada akhirnya melahirkan lulusan underqualified. 5

Keadaan seperti ini sudah cukup lama terjadi, bahkan sampai saat ini (Samsudi, 2004). Gejala mismatch antara program keahlian SMK dengan dunia usaha/industri saat ini masih juga dirasakan, termasuk program keahlian yang ada di SMK Pelita Salatiga. Kompetensi Keahlian yang dikembangkan di SMK Pelita Salatiga meliputi Akuntansi, Pemasaran, Perhotelan, Teknik Komputer dan jaringan Untuk mengetahui relevansi pekerjaan kompetensi lulusan SMK kiranya informasi tentang lulusan SMK sangat diperlukan. Biasanya tempat bekerja lulusan SMK meliputi Hotel, restoran, swalayan, garmen, bengkel, perusahan otomotif, mekanik. Pra observasi yang peneliti lakukan di SMK Pelita Salatiga, dapat diperoleh gambaran bahwa masih banyak lulusan SMK Pelita Salatiga yang bekerja tidak sesuai dengan keterampilan atau disiplin ilmu yang mereka miliki, seperti ada yang bekerja sebagai sales, garmen, dan ada juga yang bekerja sebagai sopir dan lain-lain yang kesemuanya jauh dari kenyataan yang mereka pelajari. Dari data yang diperoleh di Lapangan diketahui bahwa tidak semua lulusan direkrut oleh perusahaan dapat bekerja sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni atau kompetensi keahlian yang dimiliki. Mereka hanya berpikir yang penting mendapatkan pekerjaan, tidak 6

melihat apakah pekerjaan mereka sesuai dengan ilmu mereka atau tidak. Pihak sekolah sendiri biasanya hanya memenuhi permintaan Dunia Usaha dan Industri (Dudi) tidak memperhatikan disiplin ilmu yang mereka pelajari. Dalam mempersiapkan siswa SMK sebagai tenaga kerja tingkat menengah kerap ditemui adanya masalah. Permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah masih terdapat kesenjangan kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan Riil pihak Dunia usaha dan industri (Du/Di) dimana lulusan SMK masih lemah dalam kompetensinya (Dit.PSMK; 2008). Kesenjangan ini salah satunya dapat diindikasikan dengan rendahnya daya serap tenaga kerja lulusan SMK oleh Du/Di. Kondisi tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya pengangguran lulusan SMK. Permasalahan yang dihadapi untuk sekolah kejuruan saat ini berkisar pada kompetensi lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, kualitasnya masih rendah dan belum mampu memenuhi kompetensi peserta didik. Saat ini relevansi pekerjaan kompetensi lulusan SMK pada Dunia kerja masih sedikit yang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Lembaga pendidikan tidak bisa menghasilkan lulusan SMK yang siap pakai yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan 7

dunia usaha dan dunia industri. Dilain pihak secara institusional pendidikan mempunyai tugas dan peranan untuk mendidik siswa agar kelak menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mandiri pada bidangnya, namun kenyataannya belum dapat terwujud. Berbagai permasalahan yang berhubungan dengan relevansi kompetensi yang dihasilkan SMK perlu dicarikan alternatif pemecahannya, agar tingkat pengangguran dapat ditekan. Harapan dari DU/DI dan masyarakat pengguna adalah tamatan yang unggul diwujudkan dengan bentuk kerjasama Prakerin dalam rangka mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Setiap siswa lulusan SMK dituntut untuk mempunyai suatu keahlian dan siap kerja, karena lulusan SMK biasanya belum diakui oleh pihak dunia usaha/ industri, oleh karena itu diadakan suatu program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu dengan melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar setiap siswa lulusan SMK mempunyai suatu pengalaman dalam dunia usaha sebelum memasuki dunia usaha tersebut secara nyata setelah lulus sekolah. 8

Melalui Prakerin diharapkan ada kesesuaian antara mutu dan kemampuan yang dimiliki lulusan, dengan tuntutan dunia kerja. Berdasarkan pengalaman prakerin yang sudah dilaksanakan oleh siswa SMK, akan membuka wawasan setelah lulus akan bekerja sesuai dengan kompetensi yang sudah diperolehnya. Satuan pendidikan kejuruan dalam hal ini sekolah menengah kejuruan (SMK) ternyata belum sepenuhnya memiliki relevansi pekerjaan lulusan SMK yang tepat, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pasokan lulusan mereka masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan yang ada di tengah masyarakat. Padahal, kebutuhan tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketersediaan pasokan. Setiap lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan DUDI. Harapan ini dapat terpenuhi jika terdapat relevansi antara kurikulum yang dipakai di sekolah dengan kebutuhan tenaga terampil yang diinginkan oleh pihak DUDI Untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan perkembangan di DUDI (Dunia Usaha dan Industri), diperlukan peningkatan kualitas pasokan. Kualitas pasokan yang handal hanya dapat terwujud jika komponen-komponen pendukungnya juga terjaga kualitasnya. Selain dibekali pengetahuan 9

sesuai dengan program studi keahlian, peserta didik di SMK juga melakukan lebih banyak praktik agar pengetahuan peserta didik di SMK mengenai lapangan pekerjaan lebih luas. Berikut disajikan tabel angka kelulusan SMK Pelita Salatiga dalam tiga tahun terakhir Tabel 1.2. Jumlah angka kelulusan dan kelanjutan studi Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi No. Tahun Pelajaran Jumlah Peserta Ujian Jumlah Lulus % Kelulusan % Lulusan yang Melanjutkan Pendidikan % Lulusan yang tidak Melanjutkan Pendidikan 1 2010/2011 103 102 99,03% 20 % 80% 2 2011/2012 87 87 100% 20% 80% 3 2012/2013 86 86 100% 20% 80% Sumber : Dokumen SMK Pelita Salatiga Berdasarkan data tabel 1.2 tersebut jumlah lulusan SMK Pelita yang melanjutkan rata-rata 20% setiap tahun, walaupun data tersebut tidak semuanya dapat terdata dengan baik, sedangkan lulusan yang tidak melanjutkan masuk dalam data bekerja dan tidak bekerja. Data lulusan yang bekerja akan masuk dalam kategori relevan dan tidak relevan sesuai dengan jenis pekerjaan dengan kompetensi keahliannya. Memang diakui bahwa penyaluran tenaga kerja tersebut masih kecil relevansinya dengan latar belakang pendidikan program keahlian 10

walaupun belum diperoleh data secara lengkap. Relevansi bidang pekerjaan tidak terekam secara khusus oleh BKK (Bursa Kerja Khusus). 1.2.Rumusan Masalah Dari data tersebut diatas dapat kami ambil Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan Kompetensi Keahlian SMK Pelita Salatiga berdasarkan pengalaman prakerin? 2. Apa yang menjadi faktor penyebab relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan Kompetensi keahlian SMK Pelita Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Mendiskripsikan relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan Kompetensi Keahlian SMK Pelita Salatiga berdasarkan pengalaman prakerin b. Mendiskripsikan faktor penyebab relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan Kompetensi keahlian SMK Pelita Salatiga 11

1.4. Manfaat Penelitian Sebagai suatu karya ilmiah maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti dan pengamat pendidikan, khususnya masalah relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan kompetensi yang dibekalkan sesuai dengan program keahlian, sehingga bisa memberikan sumbangan pemikiran serta memperkaya ilmu pengetahuan dalam pendidikan k h u s u s n y a S M K tentang perlunya kesesuaian relevansi pekerjaan dengan ilmu yang diperoleh dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi keahliannya 2. Manfaat Praktis a. Masukan bagi sekolah sebagai acuan untuk mengetahui kompetensi kejuruan yang diberikan dibangku sekolah sehingga dapat memberikan feed back kepada dunia pendidikan mengenai kompetensi yang dipersyaratkan untuk dapat menyiapkan dan menyediakan sumberdaya manusia yang terampil, handal, kompeten, 12

sehingga diharapkan menghasilkan lulusan yang dapat bekerja sesuai dengan keinginan dunia usaha / industri ( Dudi ) b. Bagi Dudi, dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan harapan, tanpa perlu mengeluarkan biaya standar seperti yang sudah ditetapkan sehingga bisa menambah target yang akan dicapai.dengan adanya kerjasama dalam hal prakerin tersebut bagi Dudi juga mempermudah dalam perekrutan pegawai khususnya lulusan Sekolah menengah Kejuruan. 1.5. Sistematika Penulisan Dalam sebuah karya ilmiah, sistematika menunjukkan alur pemikiran dan proses dari sebuah karya ilmiah. Sistematika penulisan dalam penelitian disusun sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah dan tujuan serta manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. Bab II berisi tentang Telaah Pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu konsep, definisi maupun kebijkan yang berkaitan dengan Relevansi Pekerjaan kompetensi lulusan SMK berdasarkan pengalaman prakerin 13

Bab III yang berisi tentang metodologi Penelitian diuraikan tentang jenis penelitian, sumber data penelitian, maupun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi Diskripsi SMK Pelita Salatiga dan hasil wawancara, FGD, yang menjelaskan bagaimana relevansi pekerjaan kompetensi lulusan SMK berdasarkan pengalaman Prakerin. Bab V tentang penutup merupakan bab terakhir dalam penelitian ini. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran sebagai salah satu acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian tentang Relevansi pekerjaan lulusan SMK dengan kompetensi keahlian berdasarkan pengalaman prakerin 14

15