BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan salah satu harapan bagi suatu bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di zaman era

BAB I PENDAHULUAN. Studi Komparasi Hasil Pembelajaran Oleh Guru dengan Hasil Pembelajaran Simulator CNC oleh Peneliti

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan baik dan terciptanya kondisi belajar sesuai dengan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang bergerak relatif cepat. sumber daya manusia dengan perkembangan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan menuju era industrialisasi haruslah didukung dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan yang diselenggarakan pemerintah salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 3 Selesai tidak tepat waktu dengan hasil baik dan benar. 2 Selesai tidak tepat waktu dengan kurang baik dan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Problematika yang muncul dibidang pendidikan kejuruan adalah sulitnya

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LU LUSAN...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri 8 Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sangat diperlukan. Terutama untuk mengantisipasi era globalisasi yang telah membawa dampak terhadap seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lulusan SMK dewasa ini harus mampu berperan dan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya masing-masing. Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan menjadi lembaga yang mencetak dan menghasilkan tenaga kerja terampil tingkat menengah yang berorientasi pada dunia kerja. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 15, yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pada kenyataannya Sekolah Menengah Kejuruan tidak dapat melepaskan diri dari persoalan mengenai seperti apa profil tamatan SMK? Sedangkan profil yang diharapkan tidak dapat pula lepas dari persoalan mengenai mutu lulusan SMK yang diharapkan masyarakat terutama kalangan industri pasangannya. Pada masa kini, pengaruh dari penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang modern dalam dunia kerja pada satu sisi, dan persaingan lapangan pekerjaan yang semakin meningkat pada sisi lain, harus mampu disiasati oleh setiap satuan 1

2 pendidikan teknologi dan kejuruan (SMK) dengan memiliki berbagai program yang berorientasi pada pasar kerja. Artinya program pendidikan harus memberikan keterampilan-keterampilan khusus yang sesuai dengan lapangan kerja pada masa kini. Sebagai salah satu upaya kegiatan penyiapan sumber daya manusia yang terampil sesuai dengan tuntutan masyarakat, khususnya dunia industri ialah adanya kurikulum yang relevan dengan kebutuhan tenaga kerja industri. Oleh karena itu pemerintah telah mengambil kebijakan dalam penyiapan tenaga-tenaga terampil dan profesional tingkat menengah, yaitu melalui penyempurnaan pada kurikulum edisi sebelumnya. Hal ini mengandung maksud dan tujuan serta harapan supaya para lulusannya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal tersebut sejalan dengan tujuan SMK itu sendiri, sebagaimana tercantum dalam Dokumen KTSP SMKN 12 Bandung (2006:1), yaitu : 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme di bidang pesawat udara. 2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu bersaing dan mampu mengembangkan diri. 3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif. Langkah konkrit di atas diharapkan agar lulusan SMK memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Namun tidak cukup hanya sampai langkah tersebut, karena perlu adanya penerapan kurikulum yang maksimal agar lulusan SMK mampu bersaing di pasar kerja serta mampu menjadi manusia produktif, maka Siswa SMK harus dibekali dengan kompetensi-

3 kompetensi yang luwes yang mencakup kompetensi kunci dan kompetensi pada bidang keahlian tertentu (Soenaryo, 2002:590). Kompetensi dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 12 Bandung pada Program Keahlian Pemesinan Pesawat Udara mencakup sebanyak 10 kompetensi produktif, yaitu terdiri dari dua kompetensi dasar kejuruan berupa : menerapkan dasar teknologi pesawat udara, dan menerapkan peraturan keselamatan penerbangan sipil (CASR). Serta kompetensi kejuruan pemesinan meliputi 8 kompetensi, diantaranya : menggambar dan membaca sketsa, membaca gambar teknik, menggunakan perkakas tangan, mengukur dengan menggunakan alat ukur, mengukur dengan alat ukur mekanik presisi, melakukan pekerjaan dengan mesin bubut, melakukan pekerjaan dengan mesin frais, dan mengoperasikan mesin NC/CNC. Kompetensi yang diprogramkan dalam struktur kurikulum tersebut sebenarnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri, namun terdapat faktor lain yang dihadapi di SMK dalam upaya pembentukan kompetensi tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Jorlin Pakpahan (Soenaryo, 2002:224), bahwa program kegiatan, perilaku kebiasaan dan sistem nilai telah membentuk dunia sekolah (the world of school) di satu pihak, yang jauh berbeda dengan dunia industri (the world of industry) yang bercirikan budaya kerja industri di pihak lain. Sejalan dengan itu Sayling Wen (2003:52) mengemukakan sekolah zaman sekarang dapat dikatakan hampir merupakan lingkungan tertutup yang terlindung dari masyarakat yang selebihnya dan kurang berkontribusi terhadap pemahamannya. Sehingga dapat dikatakan agar pembentukan kompetensi di dunia sekolah dapat mengimbangi kompetensi

4 yang diharapkan oleh dunia industri yaitu dengan jalan memperbaiki mutu dan relevansinya agar sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Dalam rangka memperbaiki mutu lulusan SMK, maka penerapan pembelajaran di sekolah dengan mengacu kepada kompetensi yang dibutuhkan di industri terutama industri pasangannya sangatlah diperlukan, mengingat industri merupakan salah satu sasaran para lulusan untuk dapat bekerja di dalamnya. Memperbaiki mutu lulusan juga perlu memperhatikan dan memperbaiki berbagai masalah yang menghinggapi para tamatan SMK, sebagaimana diungkapkan Jorlin Pakpahan (Soenaryo, 2002:224-229), bahwa permasalahan tamatan SMK yang tidak sesuai dengan tuntutan dunia industri antara lain : Tamatan SMK terbiasa santai dengan jam belajar dan bekerja yang sedikit padahal dunia industri menuntut kerja keras dengan jam kerja rata-rata 40 jam perminggu. Tamatan SMK kurang memiliki kepedulian dan keterikatan pada mutu karena di sekolah kurang mengajarkan risiko kerugian atas kegagalan. Pelajaran praktik dasar kejuruan dilakukan tanpa standar mutu. Dalam pelajaran praktik siswa bekerja dengan tidak mengikuti langkah kerja yang benar. Siswa bekerja dengan mutu hasil kerja asal jadi. Kegiatan praktik siswa tidak mengikuti prinsip belajar tuntas (mastery learning). Siswa sering bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan guru. Kebiasaan siswa melakukan praktik dengan cara tidak bertanggungjawab. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan nilai tambah pada sumber daya manusia terutama calon-calon tenaga kerja tingkat menengah yang berasal dari lembaga pendidikan SMK, dengan cara meningkatkan keterampilan dan keahliannya melalui pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan kejuruan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri. Hal tersebut merupakan

5 isyarat bahwa pembangunan dalam bidang pendidikan harus mengalami dinamika baik menyangkut kurikulum, format materi, sarana dan prasarana, maupun sistem dengan penyempurnaan yang kontinu. Mengacu dari berbagai hal yang penulis uraikan tersebut, diharapkan bahwa lulusan SMK program keahlian pemesinan mempunyai kompetensi dalam pekerjaan pemesinan yang sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan oleh industri. Penulis beranggapan bahwa kompetensi pekerjaan dengan mesin bubut konvensional dalam program keahlian Pemesinan, merupakan salah satu standar kompetensi yang wajib dimiliki oleh peserta didik sebagai modal dalam memasuki lapangan kerja khususnya bidang pemesinan yaitu operator mesin bubut konvensional di dunia industri. Oleh sebab itu penulis menganggap penting untuk meneliti adanya Relevansi Isi Kurikulum SMK Program Keahlian Pemesinan Dengan Kebutuhan Kompetensi Industri Pemesinan. Dengan harapan dapat bermanfaat dalam rangka penyesuaian berbagai komponen kurikulum, terutama isi atau materi pembelajaran yang mendukung dalam pembentukan kompetensi peserta didik, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya dalam meningkatkan mutu dan relevansinya sesuai dengan kebutuhan dunia industri pemesinan.

6 B. Identifikasi Masalah Dengan berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah penulis uraikan, maka penulis menggambarkan beberapa masalah yang timbul untuk diteliti lebih lanjut. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan pembelajaran dalam kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan kompetensi industri pemesinan. 2. Peralatan praktek dan suasana pendukung yang ada di sekolah belum sepenuhnya mendukung untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan. 3. Pelaksanaan proses pekerjaan dengan mesin bubut untuk tugas-tugas di sekolah belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan standar mutu di industri. 4. Ruang lingkup isi kurikulum belum mewadahi tuntutan kemampuan berdasarkan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan. 5. Materi pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan materi di industri yang mendukung kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional. 6. Pencapaian kompetensi peserta didik belum sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan.

7 C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dimaksudkan untuk mempermudah dalam menganalisis serta mendapatkan penjelasan yang didasarkan pada identifikasi masalah. Berdasarkan identifikasi masalah dimuka, peneliti merumuskan masalah utama yang menjadi fokus kajian sebagai berikut : Bagaimanakah relevansi antara isi kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Pemesinan, pada kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional dengan kemampuan berdasarkan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan? D. Pertanyaan Penelitian Untuk memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penulis menjabarkannya dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah ruang lingkup isi kurikulum sudah mewadahi tuntutan kemampuan berdasarkan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan? 2. Bagaimanakah kesesuaian antara isi kurikulum atau materi pembelajaran dengan materi di industri yang mendukung kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional? 3. Bagaimanakah kesesuaian antara proses pembelajaran dengan tugas-tugas pokok operator mesin bubut konvensional di industri pemesinan? 4. Adakah kesesuaian antara penggunaan peralatan praktek dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional, yang ada di sekolah dengan

8 peralatan yang digunakan dalam mempersiapkan suatu pekerjaan di industri pemesinan? E. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Kebutuhan kompetensi industri pemesinan yang dijadikan sasaran untuk mendapatkan deskripsi tentang jabatan, kualifikasi pendidikan, dan kemampuan yang diharapkan. Hal ini terbatas pada jabatan operator mesin bubut konvensional (Conventional Lathe Machine Operator) di lingkungan Machining Shop Direktorat Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia. 2. Komponen isi kurikulum di SMKN 12 Bandung Program Keahlian Pemesinan, terbatas pada materi pembelajaran dalam kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional. F. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana kesesuaian antara isi kurikulum SMK program keahlian pemesinan dengan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang :

9 1. Ruang lingkup isi kurikulum dalam mewadahi tuntutan kemampuan berdasarkan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan. 2. Kesesuaian antara isi kurikulum atau materi pembelajaran dengan materi di industri yang mendukung kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional. 3. Kesesuaian antara proses pembelajaran atau aktivitas siswa dengan tugastugas pokok operator mesin bubut konvensional di industri pemesinan. 4. Kesesuaian antara penggunaan peralatan praktek dalam kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional di sekolah, dengan peralatan yang digunakan dalam mempersiapkan suatu pekerjaan di industri pemesinan. G. Kegunaan Penelitian Selain memiliki tujuan yang dikemukakan di atas, penelitian ini juga memiliki beberapa kegunaan, diantaranya : 1. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ruang lingkup isi kurikulum dalam mewadahi tuntutan kemampuan berdasarkan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan oleh industri pemesinan. 2. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kesesuaian antara materi pembelajaran dengan materi di industri yang mendukung kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional.

10 3. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi perbaikan dan upaya penyesuaian bahan pengajaran dan penerapan strategi pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. 4. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dalam menjalin kerjasama antar lembaga yang terkait dalam bidang pemesinan, guna meningkatkan relevansi isi kurikulum dengan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan industri pemesinan. H. Penjelasan Istilah dalam Judul Penjelasan istilah dalam judul ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian dan pemahaman serta untuk menyamakan persepsi mengenai arti judul penelitian ini, penjelasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian di atas adalah sebagai berikut : 1. Relevansi diartikan sebagai kesesuaian, hubungan, pertalian, jalinan atau keselarasan antara dua hal atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana kesesuaian antara isi kurikulum SMK Program Keahlian Pemesinan dengan kebutuhan kompetensi yang dipersyaratkan industri pemesinan terutama industri pasangannya. 2. Isi kurikulum di sini meliputi materi yang tertulis dalam dokumen kurikulum dan disajikan dalam kegiatan pembelajaran. Isi atau materi secara ideal diorientasikan pada penguasaan kompetensi-kompetensi untuk menangani masalah praktis di dunia kerja. Materi dalam penelitian ini berupa materi yang

11 mendukung dalam penguasaan kompetensi melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional. 3. Program Keahlian Pemesinan, merupakan salah satu program keahlian yang terdapat di SMK kelompok teknologi dan industri yang berkaitan dengan mesin-mesin perkakas, seperti mesin bubut konvensional, mesin bubut CNC, mesin frais, mesin sekrap, dan lain-lain. 4. Kebutuhan kompetensi industri pemesinan, dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan kompetensi tenaga operator pemesinan dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut konvensional, yang merupakan persyaratan kemampuan minimal dan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak industri P.T. Dirgantara Indonesia. I. Sistematika Penulisan Penyusunan sistematika penulisan diterapkan sesuai kaidah tata tulis karya ilmiah yang telah dibakukan, sehingga penulis merujuknya dalam satu kesatuan penyusunan secara sistematis, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dalam judul, serta sistematika penulisan. BAB II Kajian teoretis berisi tentang landasan teoritis, yang mendukung dalam penelitian ini. Dalam landasan teoretis ini berisi konsep tentang kompetensi dan kurikulum serta kaitannya dengan kebutuhan industri.

12 BAB III Metodologi penelitian berisi mengenai metode penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, lokasi, subjek dan waktu penelitian, teknik analisis data, proses triangulasi dan kriteria tingkat kepercayaan penelitian. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisi mengenai deskripsi data hasil temuan di lapangan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan dan Implikasi berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, dan kepada pengguna hasil penelitian.