PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

ANALISIS BERAT DAN KUALITAS KARKAS AYAM BROILER YANG DIBERIKAN JAMU PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL MELALUI AIR MINUM

Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

BAB III MATERI DAN METODE

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PEMBERIAN KOMBINASI BEBERAPA JENIS TANAMAN OBAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR ABSTRACT

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

JANHUS Journal of Animal Husbandry Science Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Garut ISSN :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

MATERI DAN METODE. minum dilakukan di Laboratorium Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

PENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENGARUH PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER

MENINGKATKAN KONVERSI PAKAN TERHADAP PRODUK TERNAK AYAM MENGGUNAKAN NOPKOR PSO DAN PREMIKS DI DESA SRIWULAN, KECAMATAN LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

I. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

PENGKAJIAN PENGGUNAAN PAKAN LOKAL PADA AYAM PEDAGING BERDASARKAN KUALITAS KARKAS, PERTUMBUHAN DAN BIAYA. Irine Ike Praptiwi *) ABSTRACT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

I. PENDAHULUAN. Bakteri biasanya dikategorikan ke dalam dua kelompok. Bakteri yang

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

DINAMIKA REKASATWA, Vol. 2 No. 2, 21 Agustus 2017 PENAMBAHAN PROBIOTIK Lactobacillus fermentum DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI BROILER

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

APLIKASI BAKTERI PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL PADA AYAM BROILER. Probiotic Bacteria Application and Herbal Plants on Broilers

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

I. PENDAHULUAN. Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang. Ayam pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS UTILIZATION OF MEDICINAL PLANTS AS HERBS FOR LOCAL CHICKEN Sudirman H. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa ABSTRAK Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret sampai Mei 2009. Penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (5 8 minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang berukuran 60 cm x 40 cm berisi 5 ekor ayam, dengan sistem pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: 1) Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberian jamu, 2) Perlakuan 2 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air minum dengan dosis 20 cc L -1 air. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah adalah jenis butiran BP 11-P. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jamu memberikan hasil yang nyata pada pertambahan berat badan, konversi pakan, dan konsumsi air minum, sedangkan pada konsumsi pakan memberikan hasil yang tidak nyata. Kata kunci: Tanaman obat, jamu, ayam buras ABSTRACT The research aims to make farmers understand the benefits of medicinal plants as a mixture of herbs to stimulate the growth of local chicken. The research was conducted in Lipukasi village, district of Tanete Rilau, Barru regency, South Sulawesi province in March to May 2009. The study was conducted on local chicken starter phase (5 8 weeks) as many as 30 individuals were divided into six plots cages measuring 60 cm x 40 cm were containing 5 chickens, with intensive maintenance system by using artificial stem through demonstration plots with two treatments were: 1) Treatment 1 (P0) is without giving herbs, 2) Treatment 2 (P1) is the provision of medicine in drinking water at of 20 cc L -1 water dosage. Type of feed used in this study is a type of grain is BP 11-P. The results showed that the provision of medicinal treatment have significant effect on increasing of body weight, feed conversion, and consumption of drinking water, while feed intake have not significant effect. Keywords: Medicinal plants, herbs, local chicken PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan peternakan dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja dan mewujudkan keluarga mandiri Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, serta adanya kemajuan ilmu pengetahuan ten- 49

tang gizi dan kesehatan mempengaruhi perubahan perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan hewani. Karena itu, pembangunan di bidang peternakan sebagai salah satu sektor penyedia bahan pangan asal hewan dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitasnya guna dapat memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk peternakan. Salah satu komoditi peternakan yang saat ini memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan adalah komoditi ayam buras. Komoditi ayam buras banyak dipilih karena mempunyai keunggulan dibandingkan dengan ayam ras. Banyak orang meyakini bahwa telur ayam buras lebih alami dibandingkan dengan ayam ras, selain itu dagingnya lebih gurih. Keunggulan pengembangan ayam buras tidak lepas dari peran para ilmuan yang terus melakukan kajian atau penelitian yang hasilnya diperuntukan bagi para pengusaha atau peternak dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kajian yang dilakukan adalah dengan memanfaatan obat-obatan tradisional sebagai langkah untuk mengurangi penggunaan obat-obatan modern yang harganya relatif mahal. Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam sebagai ramuan obat seperti yang dilakukan oleh nenek moyang pada zaman dahulu semakin meluas, tidak hanya untuk manusia tapi sudah merambah ke dunia peternakan dan tidak terkecuali ternak unggas. Upaya penyembuhan dengan jamu sudah sejak lama dikenal dilakukan manusia. Mungkin awalnya, kesembuhan dapat terlaksana karena usaha coba-coba atau secara kebetulan. Usaha tersebut terus berlangsung hingga terbukti bahwa suatu ramuan dapat menyembuhkan suatu penyakit dan cara tersebut kemudian diwariskan secara turun temurun. Penggunaan bahan tanaman sebagai antibiotika dikenal dengan jamu ternak, namun istilah ini belum begitu dikenal secara luas di kalangan peternak, belum sepopuler jamu untuk manusia. Di pulau Jawa, ada sebagian peternak yang telah menggunakan jamu dalam usaha peternakannya, bahkan sudah ada pabrik yang memproduksi secara komersil. Saat ini penggunaan obat tradisional mulai diterapkan dan digalakkan penggunaannya dalam usaha peternakan sebagai pendamping dari penggunaan obat-obatan modern. Seiring pergeseran konsep modern yang kemudian beralih ke alam yang sekarang menjadi trend di kalangan masyarakat. Penggunaan obat tradisional dari bahan-bahan alami ini mempunyai segi positif yaitu lebih praktis, ekonomis, mudah didapat dan hampir tidak ada efek samping, sehingga dengan demikian sangat memungkinkan untuk dilakukan suatu penelitian tentang pemanfaatan tanaman obat-obatan sebagai jamu untuk ayam buras. Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret sampai Mei 2009. Alat dan bahan yang digunakan adalah: alat tulis, ember, timbangan, pisau, blender, kain saring, sendok pengaduk, gelas ukur, dan gayung. Bahan yang digunakan adalah: air bersih, kencur, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, daun sirih, mahkota dewa, temulawak, kayu manis, molases/air gula, dan EM-4. Pembuatan Jamu a. Bahan berupa kencur, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, di- 50

kupas lalu dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. b. Bahan tersebut kemudian diblender bersama daun sirih dan daun mahkota dewa sampai halus. c. Setelah semua bahan sudah halus selanjutnya disaring dan diperas. d. Molases/air gula dilarutkan dalam ember hingga tercampur rata lalu ditambahkan EM-4, diaduk rata dan didiamkan selama 5 menit. e. Setelah 5 menit, ditambahkan air perasan dari bahan yang telah dihaluskan kemudian ditambahkan air bersih (air sumur) hingga volumenya sampai 10 liter, kemudian dimasukkan kayu manis yang telah dihaluskan dan diaduk sampai rata. f. Ramuan tersebut dipermentasi selama 6 hari dalam wadah tertutup rapat. Sekali sehari ramuan diaduk dan dibuka selama 5 menit kemudian ditutup kembali. g. Setelah 6 hari pembuatan jamu telah selesai dan siap untuk diaplikasikan. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (5 8 minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang dengan ukuran 60 cm x 40 cm berisi 5 ekor ayam. Sistem pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: - Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberian jamu - Perlakuan 1 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air minum dengan dosis 20 cc L -1 air. Adapun jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah adalah jenis butiran BP 11-P dengan komposisi ransum seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan gizi pakan (BP 11-P) No Kandungan Kadar (%) 1 2 3 4 5 6 7 Kadar Air Protein Lemak Serat Kasar Abu Kalsium Phosphor Metode Pengumpulan Data 13.0 21.0-23.0 5.0 5.0 7.0 0.90 0.60 Pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu dari hasil penelitian dan data sekunder yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait. Parameter Pengamatan dan Analisis Konsumsi Pakan Metode Konsumsi pakan diukur berdasarkan jumlah pakan yang disiapkan untuk konsumsi satu minggu sesuai dengan kebutuhan pakan dikurangi dengan sisa makanan akhir minggu yang sama. Hal ini dilakukan setiap minggu selama kegiatan berlangsung. Pemberian pakan yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pemberian pertama pada pukul 08.00 dan pemberian kedua pada pukul 14.00. Pemberian pakan pada minggu pertama sebanyak 45 g ekor -1 hari -1, pada minggu kedua 50 g ekor -1 hari -1, pada minggu ketiga 55 g ekor -1 hari -1 dan pada minggu keempat g ekor -1 hari -1. Konsumsi pakan diukur berdasarkan jumlah pakan yang disiapkan untuk satu minggu dikurangi dengan sisa makanan akhir minggu yang sama. Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat badan dilakukan dengan mengukur pertambahan berat badan rata-rata ayam setiap minggu pada setiap 51

perlakuan. Penimbangan ayam dilakukan setiap akhir minggu kemudian jumlah yang didapatkan dirata-ratakan untuk mendapatkan hasil setiap minggu pada setiap perlakuan. Hasil selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal merupakan pertambahan berat badan dengan rumus: Sedangkan untuk nilai standar deviasi diperoleh dengan rumus (Robert dan James, 1991): SD 2 S n PBB Konversi Pakan BB Akhir - BB Awal Konversi pakan dihitung dengan mengukur jumlah pakan yang dihabiskan dalam satu minggu dengan menggunakan timbangan. Hasil selisih perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah pertambahan berat badan pada selang waktu yang sama dengan menggunakan rumus: KP pakan yang dikonsumsi (g) Pertambahan berat badan (g) Konsumsi Air Minum Konsumsi air minum diukur setiap hari berdasarkan air yang disediakan pagi hari dikurangi dengan sisa air pada pagi berikutnya kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan konsumsi air minum selama penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam demplot adalah dengan menggunakan uji standar error (Kerlinger, 2004), dengan rumus: SE SD dimana: SE = Nilai Standar Error, SD = Nilai standar deviasi/simpangan baku, n = Jumlah populasi per petak setiap perlakuan n dimana: SD = Nilai standar deviasi, S 2 = Total nilai simpangan kuadrat, n = Jumlah sampel Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Hasil pengamatan didapatkan rata-rata konsumsi pakan P0 1669,82 g dan P1 1673,92 g, selengkapnya disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa konsumsi pakan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang tidak nyata terhadap konsumsi pakan pada ayam buras fase starter. Konsumsi rata-rata pakan ayam buras selama 4 minggu pemeliharaan adalah untuk P0 sebesar 1669,82 g dan P1 sebesar 1673,92 gram. Konsumsi rata-rata pakan P0 sebesar 59,64 g hari -1 dan P1 sebesar 59,78 g hari -1, hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santosa (2003), bahwa kebutuhan pakan untuk ayam buras pada umur 5 8 minggu adalah 45 60 gram ekor -1 hari -1. Pertambahan Berat Badan Hasil pengamatan pertambahan berat badan didapatkan hasil sebagai berikut: P0 374,560 g dan P1 548,57 g, selengkapnya disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan pertambahan berat badan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang nyata. Ayam yang diberi jamu memiliki berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan ayam 52

Konsumsi Pakan (g) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330 yang tidak diberi jamu, hal ini menunjukkan jamu memberikan pengaruh terhadap nafsu makan ayam sehingga pertambahan berat badan ayam meningkat. 1678.00 1676.00 1674.00 1672.00 1670.00 1668.00 1666.00 P0 P1 Perlakuan Gambar 1. Konsumsi pakan pada setiap perlakuan Menurut Sarwono (2005), jamu bermanfaat untuk menambah nafsu makan sehingga dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan meningkatkan laju pertumbuhan pada ayam buras menyatakan bahwa dalam pembuatan jamu ayam salah satu kandungannya adalah EM-4. EM-4 yang merupakan kelompok mikroorganisme yang banyak digunakan dalam bidang peternakan, karena 90% bakteri di dalamnya adalah Lactobacillus spp. yang dapat dikatakan sebagai probiotik. Probiotik itu sendiri adalah mikroorganisme hidup non patogen, yang digunakan sebagai imbuhan makanan/pakan yang mampu mendesak bakteri patogen, sehingga pada gilirannya hewan/manusia menjadi lebih sehat dan proses pertumbuhan/produksi tidak terganggu (Seoharsono, 1997). Konversi Pakan Hasil perhitungan konversi pakan didapatkan hasil sebagai berikut: P0 = 4.23 dan P1 = 3.16, selengkapnya disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa konversi pakan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang nyata. Pemberian jamu pada ayam buras fase starter memberikan hasil yang berbeda nyata karena pemberian jamu dapat memperbaiki konversi ransum pada ayam buras. Hal ini sesuai dengan Sarwono (2005) yang mengemukakan bahwa jamu untuk ternak bermanfaat untuk membantu proses pencernaan dalam usus. Lebih lanjut, Muhlisa (1999) menyatakan bahwa pembuatan jamu ayam menggunakan bahan rempah-rempah yang salah satunya adalah 53

Konversi Pakan Pertambahan Berat Badan (g) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330 lengkuas yang dapat memperbaiki pencernaan sehingga dapat memperbaiki konversi ransum, dan dengan demikian maka laju pertumbuhan ayam buras akan meningkat. 600.00 550.00 500.00 450.00 400.00 350.00 300.00 P0 Perlakuan P1 Gambar 2. Pertambahan berat badan pada setiap perlakuan 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 P0 Perlakuan P1 Gambar 3. Hasil analisis konversi pakan pada setiap perlakuan 54

Konsumsi Air Minum (ml) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN 1858-4330 Konsumsi Air Minum Hasil perhitungan konsumsi air minum didapatkan hasil sebagai berikut: P0 = 4363 ml dan P1 = 4429 ml, dengan konsumsi rata-rata setiap hari P0 = 155,84 ml ekor -1 hari -1 dan P1 = 158,21 ml ekor - 1 hari -1. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa konsumsi air minum antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang berbeda nyata. Air minum merupakan faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan. Kekurangan air bagi ternak sebesar 2 5% dari berat tubuhnya, maka akan menggangu konsumsi pakan dan mengurangi nafsu makan, sehingga didalam penelitian ini pemberian air minum sangat penting untuk diperhatikan. Pemberian air minum disesuaikan dengan kebutuhan ayam buras fase starter umur 5 8 minggu dimana pada minggu pertama diberikan 100 ml ekor -1 hari -1, pada minggu kedua 125 ml ekor -1 hari -1, pada minggu ketiga 135 ml ekor -1 hari -1 dan pada minggu keempat 150 ml ekor -1 hari -1. Sarwono (2004) menyatakan bahwa kebutuhan air untuk ayam buras pada umur 5 8 minggu adalah 100 125 ml ekor -1 hari -1. Dengan demikian konsumsi air minum berbeda nyata antar perlakuan atau dengan kata lain pemberian jamu pada air minum ayam buras fase starter berpengaruh nyata terhadap konsumsi air minum. 4460.00 4440.00 4420.00 4400.00 4380.00 4360.00 4340.00 4320.00 P0 Perlakuan P1 Gambar 4. Hasil pengamatan konsumsi air minum pada Setiap Perlakuan KESIMPULAN Ayam buras yang diberi jamu melalui air minum mengakibatkan peningkatan pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan serta konsumsi air minum. DAFTAR PUSTAKA Kerlinger F. N., 2004. Asas-asas Penelitian Behavior (Terjemahan L. R. Simatupang). Gajah Mada University, Yogyakarta. 55

Muhlisa. F., 1999. Temu-Temuan dan Empon-Empon Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Robert dan James, 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan Biometrik). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sarwono, 2005. Jamu untuk Ternak. Penebar swadaya, Jakarta. Soeharsono, 1997. Probiotik Alternatif Pengganti Antibiotik Dalam Bidang Peternakan. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung. Sudaryani. T. dan Santosa.H., 2003. Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya. Jakarta. 56