BAB III DATA PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Proyek pembangunan gedung berlantai banyak ini adalah pembangunan gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang


BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

BAB I PENDAHULUAN. alternatif ruas jalan dengan melakukan pembukaan jalan lingkar luar (outer ring road).

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana cara

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

KAJIAN PENGARUH BATAS CAIR (LL), KONSISTENSI TANAH DAN BEBAN VERTIKAL TERHADAP KECEPATAN PEMAMPATAN SEKUNDER TANAH LEMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

TUGAS AKHIR DESAIN PONDASI TIANG PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI DAERAH CAWANG JAKARTA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap konstruksi terdiri dari 2 bagian, yaitu konstruksi atas (upper structure) dan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun langkah penelitian adalah:

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat di Provinsi Sumatera

I. PENDAHULUAN. Bangunan sipil terbagi atas dua bagian yaitu bangunan di atas tanah (upper

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN GEDUNG APARTEMEN MALIOBORO CITY YOGYAKARTA (TOWER B) terpisah dari kesatuan dengan keseluruhan struktur dengan dilatasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG BERTINGKAT 25 LANTAI + 3 BASEMENT DI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

BAB I PENDAHULUAN. pondasi pada bangunan gedung, jalan dan konstruksi-konstruksi lainnya, sehingga

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN PERANGKAT LUNAK NPILE

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur.

Transkripsi:

BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur atas. Tahapan selanjutnya yaitu perhitungan daya dukung pondasi berdasarkan hasil interpretasi data tanah dan data pembebanan struktur atas gedung. Pada perencanaan struktur atas, umumnya elemen struktur merupakan suatu bagian yang dapat dispesifikasikan. Ukuran dan kekuatan elemen struktur dapat diputuskan oleh perencana dan diwujudkan dalam pelaksanaan pembangunan. Untuk menjamin kesesuaian dengan rancangan dapat dilakukan suatu program pengendalian mutu yang dapat diverifikasi dan dievaluasi. Disamping itu, pada pelaksanaan, perubahan-perubahan desain umumnya dapat diakomodasikan. Sedangkan pada perencanaan pondasi, dibutuhkan sifat teknis tanah yang harus diukur dan diuji di laboratorium, dan tidak dapat ditentukan suatu spesifikasi tertentu. Oleh karena itu strategi penyelidikan tanah sangat ditentukan oleh tujuan dan falsafah perancangan secara keseluruhan dan bagaimana konstruksi hendak dilaksanakan. Data tanah yang digunakan berasal dari proyek pembangunan sekolah BPK Penabur yang berlokasi di daerah Gajah Mada Jakarta Pusat. Lokasi rencana III - 1

gedung berada pada lokasi tanah datar, dengan keadaan sekelilingnya adalah pemukiman warga. 3.2 Kondisi Existing Lokasi proyek BPK Penabur berada di Jl. Pembangunan III, Gajah Mada - Jakarta Pusat, dengan batasan sebelah utara adalah Jl. Pembangunan I, batasan sebelah timur dan selatan adalah pemukiman warga yang langsung berhimpitan dengan pagar proyek, batasan sebelah barat adalah Jl. Pembangunan III. Luas bangunan proyek BPK Penabur adalah 11.329 m 2 dengan jumlah lantai yang dibangun adalah 5 lantai. Pondasi yang digunakan adalah sistem bored pile dengan tiang tunggal dan tiang kelompok dengan kedalaman 16 meter dan diamater bervariasi antara 60 cm s/d 100 cm. Sistem pondasi dilanjutkan dengan sistem pile cap, dimana setiap pile cap menerima pembebanan struktur atas melalui kolom yang kemudian disaluarkan memalui pondasi tiang bored pile dan didukung oleh daya dukung tanah. 3.3 Data Penyelidikan Tanah Pada lokasi tersebut telah dilakukan penyelidikan tanah yang dilakukan oleh PT Dacoral Engineering International. Penyelidikan tanah dilakukan untuk mendapatkan parameter tanah, yaitu dengan melakukan 2 pengujian yakni : 1. Pengujian di lapangan 2. Pengujian di laboratorium Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini : III - 2

Gambar 3.1 Lokasi Uji Sondir dan Boring Log III - 3

3.3.1 Pengujian Lapangan Kegiatan pengujian di lapangan yang dilakukan yaitu dengan uji sondir (CPT) dan bor log SPT. A. Cone Penetration Test (CPT/Sondir) Pekerjaan CPT/sondir dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh ICSMFE (International Conference of Soil Mechanics and Foundation Engineering) dan dengan menggunakan sondir berkapasitas 2.5 ton. Selama percobaan berlangsung, alat sondir dijaga agar tetap vertikal dengan kecepatan penetrasi tidak melebihi 2.0 cm/detik. Dalam pengujian sondir, digunakan dua buah manometer dengan nilai pembacaan 0 60 kg/cm 2 untuk tekanan yang lebih tinggi. Pembacaan tanahan konus (cone resistance) dan tahanan total (total resistance) dilakukan dengan interval 20.0 cm. Pengujian dihentikan bila pembacaan tahanan konus sudah mencapai nilai lebih besar atau sama dengan 200 kg/cm². Gambar dan data-data dari hasil uji sondir dapat dilihat pada lampiran data sondir. Berikut ini adalah data dari salah satu pengujian sondir. III - 4

Tabel 3.1 Potongan Lapisan Tanah Pada Sondir S-1 III - 5

Gambar 3.2 Grafik Hasil Sondir S-1 Pada grafik di atas memperlihatkan salah satu hasil pengujian sondir yang ditampilkan dalam bentuk grafik sondir yang menunjukan hubungan tahanan konus dan tahanan kumulatif terhadap kedalaman. Kurva tersebut juga menunjukan hubungan antara friction ratio dan local friction terhadap kedalaman. III - 6

Dari beberapa hasil sondir yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa pada kedalaman 15 m sampai 16 m sudah ditemukan tanah keras dengan nilai tahanan konus sudah mencapai nilai lebih besar atau sama dengan 200 kg/cm 2. B. Pengeboran, Pengambilan Sampel dan Pengujian SPT Pengujian ini dilakukan guna mendapatkan informasi keadaan tanah dibawah permukaan akan sifat keteknikannya. Untuk pengeboran dilakukan sebanyak 2 (dua) lubang sampai kedalaman 26 m. Selain pengeboran juga dilakukan uji SPT (Standard Penetration Test) dalam interval kedalaman 1.5 meter. Percobaan ini memberikan informasi mengenai kepadatan dari tanah. Hasil pengeboran menyajikan deskripsi dari lapisan-lapisan tanah yang ditemukan pada pengeboran. Dari hasil uji SPT didapat nilai N (banyaknya pukulan). Semakin tinggi nilai N, maka tanah semakin keras. Berikut ini adalah hasil dari pengujian SPT : III - 7

Tabel 3.2 potongan lapisan tanah pada BH 1 III - 8

Tabel 3.3 potongan lapisan tanah pada BH 2 III - 9

Berdasarkan hasil antara kedua pengujian N-SPT diatas, dapat dilihat bahwa pada kedalaman 15 20 m sudah ditemukan tanah keras dengan nilai N berkisar antara 45 50 sudah melebihi angka 40 yang berarti tanah tersebut sudah tergolong tanah keras. Maka penulis menentukan tumpuan tiang bor pada lokasi ini pada kedalaman 16 m, walaupun pada kedalaman 24 26 m masih ditemukan tanah lunak dengan nilai N kurang dari 40, akan tetapi pada kedalaman ini dirasa cukup sebagai tumpuan untuk mendukung bangunan diatasnya, karena selain bertumpu pada tanah keras diharapkan friksi dari selimut tanah dapat membantu memperbesar daya dukung tiang walaupun relatif kecil. 3.3.2 Profil Lapisan Tanah Dari hasil pengujian N-SPT dan uji sondir yang telah dilakukan, dapat diperkirakan profil lapisan tanah yang ada pada lokasi proyek tersebut. Adapun profil lapisan tanah yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 3.3, Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 di bawah ini : III - 10

Gambar 3.3 Statigrafi Tanah Berdasarkan Titik Bor Gambar 3.4 Generalisasi Profil Lapisan Tanah III - 11

Berdasarkan statigrafi diatas dapat diketahui bahwa kedalaman tanah keras pada BH-1 dan BH-2 hampir sama, akan tetapi lapisan tanah dan kepadatannya berbeda, hal ini berpengaruh terhadap friksi tanah terhadap tiang yang berbeda pula. Maka untuk perhitungan perencanaan penulis mencoba menggunakan kedua penyelidikan bor tersebut. Gambar 3.5 Statigrafi Tanah Berdasarkan Sondir Berdasarkan data sondir yang ada, antara titik Sondir S-1, S-2, S-3, S-4, S-5 dan S-6 data yang didapat hampir sama, tetapi untuk perencanaan penulis akan menggunakan data sondir pada titik S-1 dan S-2. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perencanaan dengan asumsi bahwa hasil perhitungan pada titik III - 12

S-1 akan digabungkan dengan hasil BH-2 dan hasil perhitungan pada titik S-2 akan digabungkan dengan hasil perhitungan BH-1. C. Pengamatan Muka Air Tanah (MAT) Selain melakukan pengeboran, dilakukan juga pengamatan muka air tanah pada masing-masing lubang bor secara berkala. Tujuan dari pengamatan MAT ini adalah untuk mengetahui tinggi muka air yang ada dalam tanah pada kondisi steady state. Hasil pengamatan menunjukan muka air tanah (MAT) terletak pada kedalaman sekitar 2.20 m dari permukaan tanah eksisting. 3.3.4 Pengujian Laboratorium Kegiatan pengujian dilaboratorium dilakukan dengan mengambil contoh tanah asli (undisturbed sample) pada saat pengeboran, untuk kemudian di uji dilaboratorium berdasarkan ASTM standard method untuk mendapatkan harga parameter tanah seperti : 1. Indeks properties, meliputi pengujian kadar air (w), berat volume ( ), berat spesifik butiran tanah (Gs), angka pori (e), Indeks Plastis (PI), Gradasi dengan analisa hidrometer. 2. Engineering properties, meliputi Consolidation Test, Triaxial Compression Test, Uncofined Compression Test, dll. Dari hasil penelitian Triaxial Compression Test didapat nilai c (kohesi) dan (sudut geser dalam tanah). Semakin besar sudut geser tanah, maka nilai semakin besar. Dalam hal ini tanah dibedakan dalam 2 golongan yaitu tanah yang berkohesi dan tanah yang tidak berkohesi (cohesive and cohesionless soil), jenis tanah ini terdapat pada clay dan sand. Karena pada pasir murni tidak III - 13

memiliki nilai kohesi maka parameter tanah yang digunakan diambil dari nilai sudut geser dalam, begitu pula pada tanah lempung maka dalam perhitungan digunakan parameter C u. Pada kenyataannya suatu lapisan tanah tidak terdiri dari pasir murni atau lempung murni tetapi tercampur satu dengan yang lainnya, pada jenis tanah ini biasanya memiliki nilai C u dan. Dari hasil penelitian Unconfined Compression Test didapat nilai besaran kekuatan tekan bebas suatu tanah. Kekuatan tekan bebas yang dimaksud adalah suatu besaran beban aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada regangan aksialnya mencapai 20%. Berikut ini adalah data hasil laboratorium penyelidikan tanah : III - 14

Tabel 3.4 Hasil dari Pengujian Laboratorium III - 15

3.4 Evaluasi Hasil Pengujian Laboratorium Hasil uji tanah dilapangan menunjukan deskripsi jenis tanah pada bor-log cukup sesuai. Parameter kekuatan tanah, S u yang didapat juga konsisten jika dikorelasi dengan hasil uji SPT dan CPT. Untuk penentuan daya dukung pondasi dangkal, dapat dipakai cara Terzaghi atau cara Terzaghi yang dimodifikasi dengan data parameter tanah c dan hasil uji laboratorium. Perkiraan penurunan pondasi dapat dilakukan dengan mengambil data uji coba seperti e o, c c, s r, p t (tahanan para-konsolidasi) yang didapat dari uji laboratorium. Beberapa parameter penurunan tanah itu juga didapat dari korelasi hasil sifat index dengan rumus korelasi yang sering dipakai. Hubungan berbagai variasi parameter-parameter physical tanah terhadap kedalaman diperlihatkan pada gambar 3.6 (a) dan (b). Dari kurva hubungan atterberg limit terhadap kedalaman, terlihat bahwa kadar air natural cenderung mendekati batas plastis. Pengujian konsolidasi menunjukan nilai Pc = 1.802 2.254 kg/cm², Cc = 0.471 0.490 dan Cr = 0.029 0.055. Hasil pengujian konsolidasi ini menunjukan tanah pada lokasi ini termasuk tanah normally consolidated sehingga penurunan yang ditimbulkan akibat beban struktur atas pada pondasi relatif besar. III - 16

Gambar 3.6 (a) Variasi Parameter-Parameter Physical Tanah Terhadap Kedalaman III - 17

Gambar 3.6 (b) Variasi Parameter-Parameter Physical Tanah Terhadap Kedalaman III - 18

3.5 Analisa Lapisan Tanah Hubungan nilai N-SPT terhadap kedalaman dapat dilihat pada Gambar 3.7. Dari hasil penyelidikan tanah uji lapangan, yaitu SPT dan CPT dan hasil pemeriksaan sifat index di laboratorium, didapat gambaran umum kondisi tanah sebagai berikut : Hasil uji SPT pada lubang bor BH-1 dan BH-2, maupun hasil sondir S1, S2, S3, S4, S5 dan S6, semuanya secara konsisten menunjukan adanya lapisan tanah keras yang dapat dijadikan tumpuan pondasi tiang pada kedalaman sekitar - 15.00 m. Lapisan sangat keras ini (SPT > 50) cukup tebal, yaitu minimum 5 m dan dibawah lapisan keras ini masih terdapat tanah keras dengan SPT N - ratarata = 30 sampai kedalaman -20.00 m. Pengamatan jenis tanah di lapangan (BH-1 dan BH-2) menunjukan pada umumnya tanah berupa silty clay atau clayey silt. Ada lapisan yang kadar pasirnya cukup banyak (lapisan -10.50 m sampai dengan -12.00 m) sehingga tergolong silty sand. Lapisan yang sangat keras (N > 50) merupakan silty sand yang sangat padat. Gejala ini dapat dilihat juga dari hasil CPT, dimana friction ratio dari lapisan-lapisan tersebut adalah sekitar 4 atau lebih. Baik hasil SPT maupun CPT menunjukan lapisan tanah antar permukaan sampai dengan -10.00 m adalah tanah yang lembek dan pada kedalaman -10.00 m sampai dengan - 15.00 m menjadi agak lebih kuat. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil pengujian Sondir dan N-SPT diatas, dapat disimpulkan bahwa tanah keras sudah terdapat mulai dari kedalaman 15 meter. Untuk data perencanaan, maka penulis menentukan tumpuan tiang bor pada lokasi ini berada pada kedalaman 16 m. III - 19

Gambar 3.7 Hubungan N-SPT Terhadap Kedalaman III - 20

3.6 Data Pembebanan a). Eksisting Data teknis beban/struktur atas dari perencanaan struktur atas bangunan dilakukan oleh PT. Dacoral Engineering International. Pembebanan yang diperlukan dalam analisa struktur pondasi adalah pembebanan struktur atas gedung. Data pembebanan eksisting dapat diliihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.5 (a) Pembebanan Maksimum pada masing-masing kolom Id. Kolom Combination Load Pz (Tonf) Id. Kolom Combination Load Pz (Tonf) 1 254,21 31 576,41 2 305,81 32 310,18 3 321,16 33 548,08 4 317,05 34 590,2 5 318,87 35 98,1 6 176,04 36 503 8 285,84 37 278,06 9 310,38 38 290,84 10 285,43 39 274,56 11 346,02 40 200,1 12 371,94 41 282,37 13 430,5 42 307,33 14 319,54 43 346,97 16 365,95 44 293,42 17 410,29 45 292,04 18 477,68 46 343,4 28 274,56 47 397,85 29 335,78 48 295,62 30 202,2 49 252,44 III - 21

Tabel 3.5 (b) Pembebanan Maksimum pada masing-masing kolom Id. Kolom Combination Load Id. Kolom Combination Load Pz (Tonf) Pz (Tonf) 50 214,26 74 155,44 51 382,23 75 203,07 52 227,27 76 263,92 53 252,9 77 295,91 54 300,21 79 215,07 55 274,63 80 233,81 56 281,6 236 126,7 57 266,33 237 123,71 58 226,05 238 113,54 60 260,12 370 59,82 61 260,2 371 66,96 63 276,1 426 91,36 64 272,46 427 130,73 65 319,92 429 148,7 66 297,1 430 115,27 67 323,68 923 181,72 68 362,69 924 301,03 69 393,9 1095 144,48 70 423,95 1459 252,41 71 292,19 1774 318,99 72 189,53 1776 67,35 73 135,6 Adapun untuk perletakan kolom ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini : III - 22

Gambar 3.8 Denah Perletakan Kolom Eksisting III - 23

b). Perencanaan Data untuk perencanaan diasumsikan dua kali lipat dari data eksisting yang ada dengan alasan bangunan eksisting dibangun hanya 5 lantai sedangkan untuk perencanaan akan dibangun setinggi 10 lantai. Data pembebanan perencanaan dapat diliihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.6 (a) Pembebanan Maksimum pada masing-masing kolom Id. Kolom Combination Load Id. Kolom Combination Load Pz (Tonf) Pz (Tonf) 1 508,42 33 1096,16 2 611,62 34 1040,4 3 642,32 35 196,2 4 634,1 36 1006 5 637,74 37 556,12 8 571,68 38 581,68 9 620,76 39 549,12 10 570,86 40 400,2 11 692,04 41 564,74 12 743,88 42 614,66 13 861 43 693,14 16 731,9 44 586,84 17 820,58 45 584,08 18 955,36 46 686,8 28 549,12 47 795,7 29 671,56 48 591,24 30 404,4 49 504,88 31 1052,82 50 428,52 32 620,36 51 764,46 III - 24

Tabel 3.6 (b) Pembebanan Maksimum pada masing-masing kolom Id. Kolom Combination Load Id. Kolom Combination Load Pz (Tonf) Pz (Tonf) 52 454,54 66 594,2 53 505,8 67 647,36 54 600,42 68 725,38 55 549,26 69 787,8 56 563,2 70 847,9 57 532,66 71 584,38 58 452,1 72 379,06 60 520,24 73 271,2 61 520,4 74 310,88 63 552,2 75 406,14 64 544,92 1095 288,96 65 639,84 Adapun perletakan kolom untuk perencanaan dipakai perletakan kolom eksisting, seperti pada gambar dibawah : III - 25

Gambar 3.9 Denah Perletakan Kolom Perencanaan III - 26

3.7 Prosedur Perencanaan Pondasi Prosedur perencanaan pondasi dalam proses pengerjaan skripsi ini adalah seperti yang terlihat pada diagram alir dibawah ini : Mulai Pengumpulan Data Data Tanah Data Beban Interpretasi Data Tanah Menentukan Dimensi Pondasi Yang Sesuai Hasil Perhitungan Pembebanan Menentukan Dimensi Menentukan Daya Dukung Tiang Tunggal Menentukan Daya Dukung Tiang Kelompok Menghitung Daya Dukung Tiang Terhadap Gaya Lateral Menghitung Penurunan Pondasi Tidak Periksa Penurunan Perhitungan Tulangan Ya Gambar Perencanaan Perbandingan Harga Selesai Gambar 3.10 Diagram Alir Perencanaan Pondasi Tiang III - 27

III - 28