BAB I PENDAHULUAN. dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pengoganisasian Materi Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. kelas,motivasi belajar siswa masih sangat rendah dan guru cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dengan diadakannya sertifikasi dan diklat-diklat, dimana diharapkan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan seseorang. Semakin baik pembinaan pendidikan di keluarga, maka

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Mata pelajaran IPS di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di indonesia merupakan masalah nasional. Meningkatkan mutu. merupakan petunjuk adanya usaha yang dilakukan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman mengajar, permasalahan seperti siswa jarang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berpacu. Sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8 tahun (Santoso, dini harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitan yang dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Proses ini akan berjalan efektif apabila individu-individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam setiap pembelajaran selalu menerapkan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dan para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan bahwa:.proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis perserta didik. Berdasarkan peraturan pemerintah di atas, menurut Surya (1992: 21) dapat dikatakan bahwa...berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Pernyataan tersebut menunjukkan betapa pentingnya proses 1

2 pembelajaran yang dilakukan guru dalam lembaga pendidikan seperti sekolah, bahkan sebagai komponen yang menentukan terhadap pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Untuk mencapai tujuan pendidikan dasar terdapat beberapa program yang harus ditempuh para siswa, diantaranya program pendidikan IPS. Tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (KTSP, 2006 : 575). Sejalan dengan itu menurut Sumaatmadja (Tarmedi, 2007 : 180).IPS bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dengan demikian mengkaji masalah-masalah sosial tentunya harus bersifat praktis, lebih menghendaki pemecahan secara langsung dan mendesak. Oleh sebab itu dalam pembelajaran IPS guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu melibatkan siswa secara aktif baik fisik, mental, sosial serta sesuai dengan tingkat perkembangan dan lingkungan anak. Pada Pedoman KTSP yang diterbitkan Depdiknas (2006 : 575) disebutkan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan : 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang manjemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

3 Mengingat tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar sebagaimana dikemukakan di atas, pembelajaran harusnya mampu mempersiapkan, membina dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupannya di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan guru yang berkemampuan membuat perencanaan pengajaran, melakukan prosedur pengajaran dan melakukan interaksi antar pribadi yang terwujud dalam proses pembelajaran secara efektif. Memilih dan menentukan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai bagi anak usia SD harus pula mempertimbangkan berbagai aspek. Salah satu yang harus menjadi pertimbangan adalah aspek psikologis, selain aspek pedagogis dan didaktis-metodis. Secara psikologis, menurut Piaget (Rustini, 2005: 29) bahwa perkembangan kognitif anak meliputi dua periode utama dengan empat tahapan, yaitu: tahap sensori motor, tahap pra-opersional, tahap opersional konkret, dan tahap operasi formal. Sementara itu anak usia SD antara 7 11 tahun berada pada tahap operasional konkret, yang dalam kemampuannya sudah mampu berpikir logis, melalui objek konkret. Aspek psikologis ini menunjukkan bahwa para siswa memiliki taraf perkembangan yang berbeda, sehingga menuntut penyajian pembelajaran dan atau materi yang berbeda pula. Bagi guru pendidikan IPS di SD dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal melalui berpikir reflektif maupun berpikir kritis, dengan melibatkan ke dalam hal-hal yang mengundang untuk berpikir yang terjadi lingkungan sekitarnya. Siswa dilibatkan dalam suasana kehidupan nyata, yang penuh dengan permasalahan yang harus diteliti dan

4 dipikirkan secara kritis, siswa dilatih mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman belajar yang dirancang guru, selanjutnya siswa mampu berlaku dan bertindak berdasarkan pengetahuannya yang telah mereka temukan sendiri. Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPS di SDN Pucung III menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPS. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera. Penelitian ini dilakukan peneliti yang bertugas sebagai guru kelas 2 di SDN Pucung III yang berkolaborasi dengan Kepala Sekolah. Dengan berkolaborasi ini, diharapkan kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran akan lebih baik lagi dan dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif. Disamping itu, kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa. Salah satu model yang dapat mengatasi permasalahan tersebut di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran interaktif. Faire & Cosgrove (Epon, 2005: 9.7) menyatakan bahwa,.model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri. Meskipun anak-

5 anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Sedangkan Harlen (Epon, 2005: 9.7) menyatakan bahwa, Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPS yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya. Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa atau anak menjadi kritis dan aktifbelajar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan skripsi yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Teknik Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas II SD Negeri Pucung III Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2012/2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagaimana Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Pucung III sebelum menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok? 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD Negeri Pucung III dengan menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok? 3. Bagaimana Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD Negeri Pucung III setelah menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran IPS di SD Negeri Pucung III sebelum menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok. 2. aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD Negeri Pucung III dengan menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS SD Negeri Pucung III setelah menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok. D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah didapat informasi baru tentang kemajuan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dalam menerapkan model pembelajaran interaktif teknik kerja kelompok

7 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Pembelajaran interaktif memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran interaktif menjadi alternatif pembelajaran IPS untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran interaktif yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPS. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.

8 c. Bagi Kepala Sekolah Kegunaan bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah. E. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Wardhani (2007:1-3) menyatakan bahwa, penelitian itu disebut Educatioanal Action Research. Atas dasar itulah, jenis penelitian ini adalah Peneliian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research), yakni studi sistematika yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dan tindakan tersebut (Kasbolah, 1998/1999:14). Sedangkan menurut Hopkins (Wiriatmadja, 2005:15) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai : suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas mengenali dan memperbaiki pekerjaan pembelajaran. Kemmis dan Carr (Kasbolah, 1999: 13) mengatakan bahwa, Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk

9 memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan, serta situasi dimana pekerjaan tersebut dilakukan. Pengertian di atas merupakan pengertian umum tanpa melihat bidang pekerjaan atau profesi termasuk di dunia pendidikan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat perbaikan. Oleh karena itu dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yakni analisis penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan analisis perbandingan, dan merupakan teknik analisis data yang berusaha mendeskrifsikan data dengan katakata bukan atas dasar perhitungan statistik. Hubungan keterkaitan (pemetaan) antara data yang satu dengan data yang lain dinyatakan dengan kalimat, bukan dengan simbol-simbol statistik. Peneliti harus peka dalam menyusun berbagai macam data yang terkumpul menjadi menjadi suatu rangkaian yang berarti. F. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari 5 bab, adapun sususnan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab Pertama Pendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengulas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab Kedua Landasan Teori, akan berisi mengenai kajian pustaka meliputi: Model Pembelajaran Interaktif, Hakekat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, dan Hasil Belajar IPS di SD.

10 Bab III Metodologi berisikan 1) Lokasi dan Subjek Penelitian, 2) Desain penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Definisi Operasional, 5) instrumen penelitian, 6) Teknik pengolahan data, 5) Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Meliputi: 1) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, dan 2) Pembahasan Hasil Penelitian. Bab V Penutup, merupakan bab terakhir yang memuat simpulan hasil penelitian dan saran.