BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.72, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perkawinan. Perceraian. Rujuk. Pencabutan.

dokumen-dokumen yang mirip
2018, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ten

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019); 2. Und

TATA CARA PENGAJUAN PERKAWINAN, PERCERAIAN, DAN RUJUK BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Kepada. SURAT PEMBERITAHUAN ADANYA GUGATAN PERCERAIAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

M E M U T U S K A N. Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tunjangan. Pengamanan Pesandian. Pencabutan.

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perizinan. Luar Negeri. Penugasan. Pencabutan.

b. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat, atau penjudi yang sukar disembuhkan,


BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 1990 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan.

SURAT PERMINTAAN IZIN UNTUK MELAKUKAN PERCERAIAN. Dengan ijni mengajukan permintaan agar saya diizinkan untuk melakukan perceraian dengan suami saya :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Kepegawaian. Administrasi. Tataran. Wewenang.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP ALASAN-ALASAN MENGAJUKAN IZIN PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAHAN KABUPATEN GRESIK

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Peribadatan. Pegawai. Pedoman.

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 08 TAHUN 2012

PERSYARATAN PENGAJUAN KARPEG/KARIS/KARSU

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Persyaratan. Pembiayaan. Pengendalian dan Pengawasan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENHAN. Dosen. Tetap. Gaji. Tunjangan.

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

PENTINGNYA PENCATATAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NO.1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CONTOH SURAT, BERITA ACARA PEMERIKSAAN, KEPUTUSAN DAN LAPORAN DALAM PROSES PENEGAKAN DISIPLIN DAN KODE ETIK KOP SURAT

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Prosedur. Santunan. Tunjangan Cacat. Pencabutan.

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

2017, No /K/SU/2011 tentang Pejabat yang Berwenang Menolak atau Memberikan Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

P R E S I D E N REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

iv. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2009 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Rumah Negara. Pembinaan. Tata Cara. Pencabutan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG (Peraturan Menteri Sosial RI Nomor : 110 Tahun 2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Ujian Dinas. PNS. Penyelenggaraan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK. 01/2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.72, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Perkawinan. Perceraian. Rujuk. Pencabutan. NOMOR: 23 TAHUN 2008 TENTANG PERKAWINAN, PERCERAIAN DAN RUJUK BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan tugas kedinasan harus didukung oleh kehidupan suami istri yang serasi dan harmonis; b. bahwa ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, perceraian dan rujuk bagi anggota TNI sebagaimana diatur dalam Keputusan Menhankam/Pangab Nomor: Kep/01/I/1980 tanggal 3 Januari 1980 tentang Peraturan perkawinan, perceraian dan rujuk anggota ABRI dan ketentuan bagi Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan yang diatur dalam Juklak Nomor: Juklak/23 /V/1991 tanggal 25 Juni 1991 tentang Perkawinan, perceraian dan rujuk Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan dan Keamanan sudah tidak sesuai dan perlu disempurnakan; c. berdasarkan konsiderans sebagaimana dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri

2008, No.72 2 Pertahanan tentang Perkawinan, perceraian dan rujuk bagi Pegawai di lingkungan Departemen Pertahanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 1997 tentang Disiplin Prajurit ABRI (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 74); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983, tentang Izin Perkawinan, Perceraian dan Rujuk bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13); 7. Peraturan Panglima TNI Nomor: PERPANG/11/ VII/2007 tanggal 4 Juli 2007 tentang Tata cara Pernikahan, perceraian dan rujuk bagi Prajurit TNI; MEMUTUSKAN : Menetapkan : TENTANG PERKAWINAN, PERCERAIAN DAN RUJUK BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PERTAHANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksudkan dengan :

3 2008, No.72 1. Masa iddah adalah masa tunggu yang lamanya seratus hari bagi wanita yang ditalak atau kematian suami sebelum kawin lagi; bagi wanita yang sedang hamil masa tunggunya adalah sampai melahirkan. 2. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di lingkungan Departemen Pertahanan. 3. Pejabat Agama adalah Rohaniwan-rohaniwan dari agama-agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Buddha. 4. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat-pejabat sebagaimana tercantum pada Pasal 16 peraturan ini. 5. Pengadilan adalah Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974. 6. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri, dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 7. Perceraian adalah pemutusan ikatan lahir batin sebagai suami-istri dan dibenarkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan agama yang dianut. 8. Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berbeda karena perbedaan kewarganegaraan. 9. Rujuk adalah kembalinya kehidupan sebagai suami-istri setelah terjadi perceraian, sebelum berakhirnya masa Iddah talak rodj i (untuk Islam). 10. Sanksi adalah penjatuhan hukuman administrasi kepada Pegawai Departemen Pertahanan yang melanggar ketentuan perkawinan, perceraian dan rujuk. 11. Talak rodj i adalah perceraian yang masih diperbolehkan untuk rujuk kembali sebagai suami-istri (talak 1 dan talak 2). 12. Tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami-istri, adalah suamiistri yang bersangkutan mempunyai penyakit jasmani atau rohani sedemikian rupa sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai suami-istri, baik secara biologis maupun lainnya, yang menurut keterangan dokter sukar disembuhkan. 13. Tidak dapat melahirkan keturunan adalah apabila salah satu dari pasangan suami-istri yang bersangkutan menurut keterangan dokter tidak mungkin membuahkan keturunan yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan medis.

2008, No.72 4 BAB II KETENTUAN DASAR Pasal 2 Setiap perkawinan, perceraian dan rujuk dilaksanakan menurut ketentuan atau tuntunan agama yang dianut oleh Pegawai Departemen Pertahanan yang bersangkutan dan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 (1) Pada dasarnya seorang Pegawai baik pria/wanita hanya diizinkan mempunyai satu orang istri/suami. (2) Dalam hal seorang suami dapat mempunyai istri lebih dari satu, apabila hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan agama yang dianutnya; harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat alternatif dan ketiga syarat kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) pasal ini. (3) Syarat alternatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ialah : a. istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri; b. istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan; atau c. istri tidak dapat melahirkan keturunan. (4) Syarat kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ialah : a. ada persetujuan tertulis dari istri; b. Pegawai yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai lebih dari satu istri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan surat keterangan pajak penghasilan; dan c. ada jaminan tertulis dari Pegawai yang bersangkutan untuk berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Pasal 4 (1) Pegawai dilarang hidup bersama dengan lawan jenis sebagai ikatan suami-istri tanpa dasar perkawinan yang sah. (2) Setiap atasan harus menegur, memperingatkan dan melarang anggotanya yang melakukan perbuatan dimaksud pada ayat (1).

5 2008, No.72 BAB III PERKAWINAN Pasal 5 (1) Pegawai yang akan melaksanakan perkawinan harus mendapat izin dari Pejabat yang berwenang. (2) Izin perkawinan hanya diberikan apabila perkawinan yang akan dilakukan itu tidak melanggar hukum agama yang dianut oleh kedua belah pihak. (3) Permohonan izin perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diajukan secara tertulis. Pasal 6 (1) Surat izin perkawinan hanya berlaku selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal dikeluarkan. (2) Pegawai yang telah melaksanakan perkawinan, wajib menyerahkan salinan surat izin kawin kepada Pejabat kepegawaian di kesatuannya. (3) Dalam hal perkawinan tidak dilaksanakan, yang bersangkutan wajib melaporkan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang memberikan izin. Pasal 7 Pemberian izin perkawinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ditolak apabila : a. calon suami/istri sedang dalam menjalani hukuman yang diputuskan oleh pengadilan dan telah mempunyai ketetapan hukum yang tetap; b. calon suami/istri masih terikat perkawinan dengan orang lain; c. tabiat, kelakukan dan reputasi calon suami/istri yang bersangkutan tidak sesuai dengan kaidah-kaidah/norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat; d. ada kemungkinan, bahwa perkawinan itu akan dapat merendahkan martabat atau mengakibatkan kerugian terhadap nama baik anggota/satuan ataupun negara, baik langsung maupun tidak langsung; e. calon suami/istri tidak seiman; dan f. persyaratan administrasi dan kesehatan tidak terpenuhi. Pasal 8 Tata cara permohonan izin perkawinan di lingkungan Dephan akan diatur tersendiri melalui Juknis.

2008, No.72 6 BAB IV PERCERAIAN Pasal 9 (1) Pegawai yang akan melaksanakan perceraian harus mendapat izin dari Pejabat yang berwenang. (2) Izin perceraian diberikan apabila : a. tidak bertentangan dengan hukum agama yang dianutnya; dan b. tidak memberikan manfaat, ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup sebagai suami istri. (3) Permohonan izin perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diajukan secara tertulis. (4) Permohonan izin perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus dilengkapi dengan pernyataan tertulis dari Pejabat yang bertanggung jawab dalam bidang kepegawaian di kesatuannya. Pasal 10 Pemberian izin perceraian sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ditolak apabila : a. perceraian yang akan dilakukan bertentangan dengan hukum agama yang dianut; dan b. alasan-alasan yang dikemukakan untuk melaksanakan perceraian tidak cukup kuat. Pasal 11 (1) Dalam hal perceraian diputuskan, salinan surat perceraian berikut salinan surat izin perceraian diserahkan kepada Pejabat kepegawaian di kesatuannya. (2) Hak dan kewajiban yang muncul akibat perceraian, diberlakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 12 Tata cara permohonan izin perceraian di lingkungan Dephan akan diatur tersendiri melalui Juknis. BAB V PERKAWINAN CAMPURAN Pasal 13 Perkawinan campuran bagi Pegawai Departemen Pertahanan yang dilangsungkan di Indonesia diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

7 2008, No.72 BAB VI GUGATAN PERCERAIAN Pasal 14 (1) Gugatan perceraian terhadap Pegawai oleh suami/istri yang bukan Pegawai Departemen Pertahanan, disampaikan langsung kepada pengadilan. (2) Setiap Pegawai yang digugat melalui pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan kepada Pejabat yang berwenang. (3) Dalam hal Pegawai digugat melalui pengadilan, atasan yang berwenang wajib memberikan pembelaan. BAB VII TATA CARA RUJUK Pasal 15 (1) Dalam hal Pegawai yang telah menjatuhkan talak rodj i (talak 1 dan talak 2) di depan sidang pengadilan terhadap istrinya dan kemudian hendak rujuk (kembali kepada mantan istrinya sebelum masa iddahnya habis), wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang untuk diketahui yang selanjutnya mencatatkan rujuk ke Kantor Urusan Agama (KUA). (2) Dalam hal hendak kembali kepada mantan istri yang telah habis masa iddahnya, berlaku ketentuan-ketentuan yang termaksud pada BAB III tentang Perkawinan. (3) Dalam hal rujuk bagi Pegawai selain yang beragama Islam sesuai pada Pasal 1 ayat (7). BAB VIII TATARAN KEWENANGAN Pasal 16 Kewenangan pemberian izin perkawinan, perceraian dan rujuk bagi Pegawai di lingkungan Departemen Pertahanan adalah : (1) Presiden untuk Pejabat Menteri Pertahanan. (2) Menteri Pertahanan untuk Pejabat : a. Pejabat Eselon I dan II PNS di lingkungan Departemen Pertahanan; dan

2008, No.72 8 b. PNS Golongan Ruang IV/d sampai dengan IV/e di lingkungan Departemen Pertahanan. (3) Panglima TNI untuk Pejabat Perwira Tinggi yang bertugas di lingkungan Departemen Pertahanan. (4) Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan untuk Pejabat : a. Pejabat Eselon III dan IV PNS di lingkungan Departemen Pertahanan; b. Prajurit TNI berpangkat Letnan Kolonel dan Mayor yang bertugas di lingkungan Departemen Pertahanan; dan c. PNS Golongan Ruang IV/a sampai dengan IV/c di lingkungan Departemen Pertahanan. (5) Kepala Staf Umum TNI untuk Pejabat Perwira menengah berpangkat Kolonel di lingkungan Departemen Pertahanan. (6) Ka Satker/Sub Satker Dephan untuk : a. PNS Golongan Ruang III/d ke bawah di lingkungan Departemen Pertahanan; dan b. Prajurit TNI berpangkat Kapten ke bawah yang bertugas di lingkungan Departemen Pertahanan. BAB IX SANKSI Pasal 17 Dalam hal Pegawai melanggar ketentuan-ketentuan tentang tata cara perkawinan, perceraian dan rujuk diatur berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku. BAB X PENUTUP Pasal 18 Dalam penyelesaian perkawinan, perceraian, dan rujuk, dipergunakan bentukbentuk formulir sesuai lampiran peraturan ini. Pasal 19 (1) Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menhankam/ Pangab Nomor : Kep/01/I/1980 tanggal 3 Januari 1980 tentang Peraturan Perkawinan, Perceraian dan Rujuk anggota ABRI dan Juklak Nomor:

9 2008, No.72 Juklak/23/V/1991 tanggal 25 Juni 1991 tentang Perkawinan, Perceraian dan Rujuk Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan dan Keamanan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Menteri Pertahanan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan tersendiri. Pasal 20 Peraturan Menteri Pertahanan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pertahanan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2008 MENTERI PERTAHANAN, JUWONO SUDARSONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 November 2008 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ANDI MATTALATTA

2008, No.72 10 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL LAMPIRAN A NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 Yang bertanda tangan dibawah ini saya : SURAT PERMOHONAN IZIN KAWIN I. 1. Nama :... 2. Pangkat/Gol :... 3. NRP/ NIP :... 4. Jabatan :... 5. Kesatuan :... 6. Tempat dan tanggal Lahir :... 7. Bangsa :... 8. Agama :... 9. Alamat :... 10. Bapak / Wali : a. Nama :... 11. Ibu a. Nama :... Setelah mengetahui dan memahami peraturan Menteri Pertahanan No....tgl... Mohon izin untuk kawin dengan : 1. Nama :... 2. Tempat dan tanggal Lahir :... 3. Pekerjaan :... 4. Bangsa :... 5. Agama :... 6. Alamat :... 7. Bapak / Wali a. Nama :... 8. Ibu a. Nama :... II. Perkawinan akan dilangsungkan 1. Di :... 2. Pada tanggal :... III. Surat-surat yang diperlukan bersama ini dilampirkan : Menyatakan perkawinan yang akan dilangsungkan tidak melanggar Hukum Agama yang dianut. Pejabat Agama/Kasubbag Mantal...Tgl... Yang mengajukan permohonan (...) (... )

11 2008, No.72 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL LAMPIRAN A NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 SURAT IZIN KAWIN Yang bertanda tangan dibawah ini saya : I. Berdasarkan : Surat Permohonan Izin kawin tanggal :... 1. Nama :... 2. Pangkat / Gol :... 3. NRP / NIP :...... 4. Kesatuan :... 5. Tanggal Lahir / Umur :... 6. Bangsa :... 7. Agama :... 8. Tempat tinggal :... 9. Bapak/Wali : a. Nama :... 10. Ibu a. Nama :... UNTUK KAWIN DENGAN 1. Nama :... 2. Tanggal lahir / Umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Bangsa :... 5. Agama :... 6. Tempat tinggal :... 7. Bapak / Wali a. Nama :... 8. Ibu a. Nama :... Perkawinan akan dilangsungkan Di :... Pada tanggal :... a. Surat izin kawin ini berlaku selama waktu tiga bulan terhitung mulai tanggal dikeluarkan. Pas foto Dikeluarkan di :... Pada tanggal :... Pada Jam :... *)... *) Diisi Pejabat berwenang (... )

2008, No.72 12 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL LAMPIRAN C NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 Yang bertanda tangan dibawah ini saya : SURAT PERMOHONAN IZIN CERAI I. 1. Nama :... 2. Pangkat / Gol :... 3. NRP / NIP. :... 4. Jabatan :... 5. Kesatuan :... 6. Tanggal Lahir / Umur :... 7. Bangsa :... 8. Agama :... 9. Tempat tinggal :... 10. Bapak / Wali :a. Nama :... 11. Ibu a. Nama :... setelah mempertimbangkan masak-masak dan untuk kepentingan kami bersama, kepentingan tugas dan nama baik, mohon izin untuk menceraikan isteri saya : 1. Nama :... 2. Tanggal lahir/umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Bangsa :... 5. Agama :... 6. Tempat tinggal : 7. Bapak / Wali a. Nama :... 8. Ibu a. Nama :... II. Perceraian dilaksanakan di :...tanggal... Berdasarkan surat izin Nomor :...tanggal... III. Alasan perceraian : 1... 2... 3... Menyatakan perceraian yang akan dilaksanakan tidak melanggar hukum agama yang dianut. Jakarta,..20 Pejabat Agama/Kasubbag Mental ( )

13 2008, No.72 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL LAMPIRAN D NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 SURAT IZIN CERAI I. Berdasarkan :............ Diberikan izin kepada : 1. Nama :... 2. Pangkat / Gol :... 3. NRP / NIP :...... 4. Jabatan :... 5. Kesatuan :... 6. Tanggal Lahir / Umur :... 7. Bangsa :... 8. Agama :... 9. Tempat tinggal :... 10. Bapak/Wali : a. Nama :... 11. Ibu a. Nama :... UNTUK BERCERAI DENGAN 1. Nama :... 2. Tanggal lahir / Umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Bangsa :... 5. Agama :... 6. Tempat tinggal :... 7. Bapak / Wali a. Nama :... 8. Ibu a. Nama :... II. Perceraian akan dilangsungkan di :...... Pada tanggal :... b. Surat izin cerai ini berlaku selama waktu tiga bulan terhitung mulai tanggal dikeluarkan. Pas foto Dikeluarkan di :... Pada tanggal :... *)... *) Diisi Pejabat berwenang (... )

2008, No.72 14 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL LAMPIRAN D NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 SURAT PENOLAKAN PERMOHONAN KAWIN / CERAI I. Memperhatikan permohonan tertanggal :... dari :... 1. Nama :... 2. Pangkat / Gol :... 3. NRP/NIP :... 4. Jabatan :... 5. Kesatuan :... 6. Tanggal Lahir / Umur : 7. Bangsa :... 8. Agama :... 9. Tempat tinggal :... 10. Bapak / Wali : a. Nama :... 11. Ibu a. Nama :... UNTUK KAWIN DENGAN : UNTUK CERAI DENGAN : *) 1. Nama :... 2. Tanggal lahir/umur :... 3. Pekerjaan :... 4. Bangsa :... 5. Agama :... 6. Tempat tinggal :... 7. Bapak / Wali a. Nama :... 8. Ibu a. Nama :... II. Kami tidak dapat mengabulkan permohonan tersebut karena (alasan)...... III. Dikirimkan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya. Dikeluarkan di :... Pada tanggal :... **)... *) Coretan yang tidak perlu **) Diisi pejabat yang berwenang

15 2008, No.72 LAMPIRAN F NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN SEKRETARIAT JENDERAL PEMBERITAHUAN RUJUK I. Dasar : a. Surat izin cerai Nomor :...tanggal... b. Surat cerai dari Pengadilan Nomor :... tanggal... saya : 1. Nama :... 2. Pangkat :... 3. NRP/NIP :... 4. Jabatan :... 5. Kesatuan :... 6. Tempat/Tgl. Lahir :... 7. Agama :... 8. Alamat :... Dengan kesungguhan hati dan penuh kesadaran akan merujuk (kembali) kepada mantan istri saya : 1. Nama :... 2. Tempat/Tgl. Lahir :... 3. Agama :... 4. Alamat :.....,Tgl 20... Yang merujuk.. Mengetahui/Menyetujui Kasubbag Mental *)... (...) (...) *) Diisi Pejabat yang berwenang

2008, No.72 16 LAMPIRAN F NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 Jakarta,...20... Kepada Yth.... di. Jakarta SURAT PERMOHONAN IZIN UNTUK BERISTRI LEBIH DARI SEORANG 1. Yang bertanda tangan di bawah ini : a. Nama :... b. Tempat, tanggal lahir :... c. NRP/NIP :... d. Pangkat/Gol :... e. Jabatan :... f. Kesatuan :... g. Agama :... h. Alamat :... Dengan ini mengajukan permohonan agar diizinkan kawin dengan calon istri ke... sebagaimana tersebut di bawah ini : a. Nama :... b. Tempat, tanggal lahir :... c. Pekerjaan :... d. Agama :... e. Alamat :... 2. Adapun alasan untuk beristri lebih dari seorang adalah sebagai berikut : a.... b.... c. dan seterusnya. 3. Sebagai bahan pertimbangan maka dengan ini saya lampirkan : a. Surat persetujuan dari istri ke... b. Salinan sah surat keterangan pajak penghasilah. c. Surat jaminan berlaku adil. d. Surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa :

17 2008, No.72 LAMPIRAN F NOMOR : 23 Tahun 2008 TANGGAL : 27 Oktober 2008 1) Istri saya yang ke... mendapat penyakit jasmani/rohani yang sukar disembuhkan sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. 2) Istri saya yang ke... mendapat cacat badan/penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan. *) 3) Istri saya yang ke... tidak dapat melahirkan keturunan walaupun kami telah menikah selama...tahun. *) e. Surat keterangan dari...**) yang menyatakan bahwa tidak akan mengganggu tugas kedinasan, apabila saya kawin dengan istri ke... 4. Demikian surat permohonan izin ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Yang mengajukan permohonan Catatan : ( ) *) Lampirkan salah satu surat keterangan atau lebih dari dokter sehubungan dengan alasan dimaksud. **) Tulislah jabatan dari Pejabat berwenang yang menyatakan bahwa perkawinan tersebut tidak akan mengganggu tugas kedinasan.