PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis PSAK No. 1 Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas KARAKTERISTIK UMUM Penyajian Secara Wajar Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Penyajian Laporan Keuangan Berbasis PSAK No. 1 KARAKTERISTIK UMUM Kepatuhan terhadap SAK : Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK
DASAR AKRUAL Entitas Menyusun Laporan Keuangan Atas Dasar Akrual, Kecuali Laporan Arus Kas. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
MATERIALITAS DAN AGREGASI Entitas Menyajikan Secara Terpisah Kelompok Pos Sejenis Yang Material. Entitas Menyajikan Secara Terpisah Pos Yang Mempunyai Sifat Atau Fungsi Berbeda Kecuali Pos Tersebut Tidak Material. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan
SALING HAPUS Entitas Tidak Boleh Melakukan Saling Hapus Atas Aset Dan Laibilitas Atau Pendapatan Dan Beban, Kecuali Disyaratkan Atau Diijinkan Oleh Suatu PSAK
FREKUENSI PELAPORAN Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan : a) Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; b) Fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara keseluruhan
INFORMASI KOMPARATIF Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan
KONSISTENSI PENYAJIAN Penyajian Dan Klasifikasi Pos-pos Dalam Laporanvkeuangan Antar Periode Harus Konsisten Kecuali: a) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25; atau (b) Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
Komponen Laporan Keuangan a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode; b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; c. laporan perubahan ekuitas selama periode; d. laporan arus kas selama periode; e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pospos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat dipaham
IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN (a) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir periode laporan sebelumnya; (b) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas; (c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan; (d) mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52; dan (e) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.
Ref: PSAK 1 Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif digabung
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka
Laporan Keuangan Menyajikan Informasi Mengenai Entitas Yang Meliputi: a)aset; b) laibilitas; c)ekuitas; d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan f) arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan. b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan c) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya. Berkaitan dengan aset dan laibilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas: (a)sifat;dan (b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Definisi Laba rugi adala total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk komponenkomponen penghasilan komprehensif lain. Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut laporan keuangan) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Total penghasilan komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan Keuangan Fiskal Laporan keuangan fiskal adalah Laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak
Pengertian Penghasilan dan Beban Menurut Standar Akuntansi Keuangan Penghasilan adalah Penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi berikut: Penjualan barang Penjualan jasa Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak yang menghasilkan bunga, royalti dan deviden Bunga dan pembebanan Royalti Deviden
Biaya adalah Semua pengurang terhadap penghasilan. Beban adalah Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkt pembagian kepada penanaman modal.
Pengertian Penghasilan dan Beban Menurut Peraturan Perpajakan Penghasilan adalah Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk: 1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, grafikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undangundang ini.
2. Hadiah dari undian/pekerjaan/kegiatan dan penghargaan 3. Laba usaha 4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta 5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya 6. Bunga 7. Deviden 8. Royalti 9. Sewa dan penghasilan lain 10.Penerimaan/perolehan pembayaran berkala 11.Keuntungan karena pembebasan utang 12.Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing 13.Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva 14.Premi asuransi 15.Iuran yang diterima/diperoleh perkumpulan dari anggotanya 16.Tambahan kekayaaan netto
Biaya yang boleh dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak terdiri dari: 1. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan 2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran 3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan 4. Kerugian karena penjualan/penagihan harta 5. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing 6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan 7. Biaya beasiswa 8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat tertentu
NONDEDUCTIBLE EXPENSES (Biaya- Biaya yang Tidak Dapat Dikurangkan) 1.Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi. 2.Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota 3.Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan 4.Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan. 5.Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; serta yang merupakan keharusan dalam dalam melaksanakan pekerjaan sebagai keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya seperti: pakaian dan peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian petugas keamanaan (satpam), antar jemput karyawan, penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya.
6. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. 7. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. 8. Pajak Penghasilan 9. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya. 10. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham. 11. Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Penyebab Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi Pajak Adanya pengeluaran beban yang tidak dapat dikurangi dari penghasilan bruto (Dilakukan Koreksi Fiskal Positif) Adanya pendapatan yang tidak dijumlahkan dengan penghasilan lainnya (Dilakukan Koreksi Fiskal Negatif) Adanya Transaksi yang terutang pajak, Namun tidak atau belum tercatat sebagai penghasilan
PRINSIP AKUNTANSI SEBAGAI SUBYEK PERBEDAAN ORIENTASI Penetapan Beban dan Pendekatan 1. Akuntansi komersial menghendaki pengakuan penghasilan pada saat realisasi transaksi pertukaran dan pembebanan beban atau biaya dalam masa yang sama dengan pengakuan penghasilan 2. Akuntansi Pajak mendasarkan kebijakan pemajakan yang menyimpang dari prinsip itu, misalnya: - Perlakuan pembayaran kenikmatan karyawan atau natura bukan sebagai pengurang penghasilan - Penyusutan asset mulai pada tahun pengeluaran - Imputasi penghasilan pada BUT atas dasar Force of attraction : penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap di Indonesia
b. Konsistensi 1. Akuntansi komersial menekankan penerapan suatu metode akuntansi secara taat asas, kecuali terdapat alasan dan bukti yang cukup kuat untuk melakukan penggantian metode 2. Akuntansi pajak dalam konteks konsepsional menetukan lain, misalnya pengakuan hasil operasi mancanegara (dengan penolakan terhadap konsolidasi kerugian berdasarkan penjelasan Pasal 4 UU PPh)
Konservatisme 1. Akuntansi komersial bersifat konservatif terhadap sesuatu transaksi yang belum menjadi suatu fakta, dengan cara membentuk penyisihan atas resiko kerugian yang mungkin diderita (Penghapusan piutang dan cadangan kerugian) 2. Akuntansi Pajak kurang tertarik kepada estimasi dan perhitungan angka yang belum terjadi secara nyata dan menganut realitas, kecuali untuk jenis perusahaan bank dan Asuransi d. Substansi mengesampingkan Bentuk Formal 1. Akuntansi komersial menitikberatkan kepada substansi ekonomi daripada bentuk formal tiap transaksi atau fakta bisnis 2. Akuntansi Formal dalam kasus tertentu mengutamakan bentuk formal misalnya leasing
T h e E n d DR. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA.