BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TEORI PENUNJANG


BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Analisa Trunk Congestion Pada MSC (Mobile Switching Center) DI PT. INDOSAT, Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

BAB III ANALISIS MASALAH

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

Powered by TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

BAB II LANDASAN TEORI

GSM Security Ratih Hardiantina 1, Siti Awaliyah 2, dan Sandra Syafwin 3

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

Penerapan Kriptografi dalam Sistem Keamanan SMS Banking

SCHEME OF SMS GATEWAY FOR INFORMATION ON OUTPATIENT TREATMENT AT RSUD Dr M. ZEIN PAINAN SUPPORTED BY THE PROGRAMMING LANGUAGE PHP & MYSQL

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Arsitektur GSM

ABSTRAK. ANALISIS QoS LAYANAN SMS OPERATOR X

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.

BAB II DASAR TEORI BACKHAUL GSM MELAUI SATELIT, TINJAUAN TEORI PORTER S 5 FORCE

BAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam

A I S Y A T U L K A R I M A

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

SISTEM PEMESANAN KAMAR RAWAT INAP MENGGUNAKAN SHORT MESSAGE SERVICES (SMS) PADA RUMAH SAKIT

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Bluetooth. Pertemuan III

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

Integrated Sevices Digital Network (ISDN)

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

Gambar 2.1 Logo GSM (Sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Fitz Gerald dan Stallings (1981), sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu : Mobile Station (MS) atau ponsel Base Station Sub-system (BSS), terdiri dari BSC dan beberapa BTS Network and Switching Subsystem (NSS), terdiri dari MSC dan beberapa register seperti (VLR,HLR,EIR,AuC). Komponen - komponen pada jaringan GSM tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 5

6 Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM 2.1.1 Mobile Station (MS) MS secara umum terdiri dari Ponselnya sendiri dan SIM (Single Identity Module) Card. SIM card ini menyimpan informasi tentang perangkat ponselnya, subscriber dan juga data network seperti : The International Mobile Subscriber Identity (IMSI) MSISDN Number (nomor ponsel) Key untuk autentikasi beserta algoritma Setiap ponsel memiliki IMEI (International Mobile Equipment Identity) yang unik, bisa dicek di ponsel kita masing-masing biasanya ada dibagian dalam didekat tempat baterai.

7 2.1.2 Base Station subsystem (BSS) BSS terdiri dari BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller). BTS menyediakan dan mengelola akses radio ke Mobile Station dan ke system secara keseluruhan. Didalam BTS biasanya kita akan menemukan TRX (Radio Transmitter/Receiver ), perangkat untuk kontrol dan proses signalling, dan tentu saja antena. BSC bertugas untuk mengalokasikan channel selama proses call berlangsung dan juga memonitor kualitas dari proses call tersebut seperti kekuatan signalling dari Mobile Station dan BTS serta mengelola proses Handover jika MS berpindah posisi dari satu cell ke cell lain. 2.1.3 Network Switching System (NSS) Komponen utama dari Switching System adalah Mobile Service Switching Centre (MSC). MSC fungsinya antara lain untuk me-routing call, mengontrol call, mengatur resources saat terjadi proses handover, informasi billing, sebagai interface dengan PSTN, ISDN. Belakangan fungsi controlling call dan billing ini sudah diserahkan ke IN (Intelligent Network). Setiap MSC memiliki VLR yang menyimpan data temporer dari subscriber serta konfigurasi layanannya dalam sebuah local network MSC. Data yang disimpan oleh VLR antara lain adalah : IMSI, MSISDN, MS Roaming Number, Temporary Mobile Station Identity.

8 Home Location Register ( HLR ) berfungsi untuk menyimpan detail informasi dari subscriber seperti lokasi, IMSI, nomor MSISDN, dan konfigurasi layanan yang terkait dengan subscriber tersebut. Bersama AuC, HLR akan melakukan proses pengecekan validitas informasi dari subscriber serta profil layanannya. Visitor Location Register ( VLR ) berisi informasi yang terseleksi dari HLR yang diperlukan untuk identifikasi pada layanan call control serta keperluan layanan lain. Untuk setiap mobile, lokasi geografis saat ini dikontrol oleh VLR. Saat ini sebagian besar vendor - vendor mengimplementasikan VLR bersama dengan MSC sehingga lokasi area geografis dikontrol oleh MSC yang berkorespondensi dengan VLR untuk menyederhanakan pensinyalan yang dibutuhkan. EIR dan AuC merupakan komponen yang berkaitan dengan authentication dan security. EIR merupakan data base yang berisi data mobile equipment yang menjadi subscriber valid di jaringan GSM yang masing - masing mobile stationnya diidentifikasikan berdasarkan IMEI-nya. IMEI sebuah mobile station akan dinyatakan tidak valid jika dilaporkan telah dicuri, rusak, atau lainnya. AuC merupakan data base yang diproteksi yang berisi salinan dari secret key dari masing - masing SIM yang dimiliki subscriber untuk kepentingan authentication dan enkripsi di saluran transmisi.

9 2.2 Mobile Switching Center (MSC) Perangkat utama dalam Network Switching Subsystem adalah Mobile Switching Center, yang selanjutnya akan disebut MSC. MSC memiliki fungsi utama sebagai switching node, yaitu mengatur dan mengontrol hubungan komunikasi, melakukan pengaturan routing dan menyediakan beberapa aplikasi yang dijadikan fasilitas bagi pelanggan, pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan Global System for Mobile Communication (GSM) yang biasa disebut dengan Mobile Subscriber yang selanjutnya akan menggunakan istilah MS. Selain itu yang membedakan MSC dengan switching node yang lain adalah MSC mengontrol segala aktivitas MS seperti pesan singkat yang dikenal dengan istilah Short Message Service (SMS), registrasi, autentikasi, location update, handover dan roaming. 2.2.1 Fungsi MSC Pada intinya MSC berfungsi sebagai switching node dan mengatur segala aktivitas MS. Jika dijabarkan maka fungsi MSC tebagi menjadi: - Mengatur dan mengontrol hubungan komunikasi - Melakukan pengaturan routing - Penyedia fasilitas layanan dasar MS - Mengontrol proses SMS - Mengontrol proses registrasi - Mengontrol proses autentikasi - Mengontrol proses location update

10 - Mengontrol proses handover - Mengontrol proses roaming MSC yang mengatur dan mengontrol hubungan komunikasi pada jaringan teknologi GSM, dan menyimpan transaksinya untuk keperluan charging. MSC membedakan hubungan komunikasi yang terbagi menjadi dua yaitu hubungan pembicaraan dan hubungan signaling. Tipe hubungan pembicaraan terbagi menjadi dua yaitu outgoing call atau panggilan keluar dan incoming call atau panggilan masuk. Terkait dengan charging, MSC membedakan hubungan pembicaraan menjadi tiga yaitu : - Hubungan pembicaraan antar MS dalam satu operator - Hubungan pembicaraan antar MS tetapi beda operator - Hubungan pembicaraan antara MS dengan pelanggan telepon biasa atau dikenal dengan Public Switched Telephone Network (PSTN) Hubungan signaling juga dikontrol oleh MSC. Hubungan signaling adalah hubungan komunikasi yang dibangun dengan perangkat lain, untuk dapat berkomunikasi dengan perangkat lainnya. Hubungan signaling dibangun dengan maksud untuk memastikan jalur hubungan komunikasi sudah siap, sehingga jika ada permintaan MS untuk menggunakan fasilitas yang terkait dengan perangkat lain dapat dilayani. MSC bertugas melakukan pengaturan routing. Artinya MSC dapat memilih dan menentukan jalur hubungan yang terbaik jika terjadi hubungan komunikasi. Dalam pengaturan routing yang diatur oleh MSC, hubungan komunikasi yang diatur adalah hubungan pembicaraan dan hubungan signaling.

11 MSC juga menyediakan fasilitas layanan dasar untuk MS, seperti call waiting, call hold, call forward, call conference, call baring, fax service. Call waiting adalah fasilitas yang memungkinkan pelanggan tetap dapat dihubungi walaupun dalam keadaan sedang melakukan pembicaraan dengan pelangan lain. Call hold adalah fasilitas yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan hubungan pembicaraan yang baru, dengan menghentikan pembicaraan sementara tanpa harus memutus hubungan pembicaraan. Call forward adalah fasilitas yang memungkinkan pelanggan dapat mengalihkan hubungan komunikasi ke tujuan lainnya. Call conference adalah fasilitas yang memungkinkan hubungan pembicaraan dapat dilakukan lebih dari satu tujuan. Call barring adalah fasilitas yang memungkinkan pelanggan untuk tidak dapat melakukan hubungan, maupun tidak dapat dihubungi. Fax Service adalah fasilitas yang memungkinkan dapat melakukan pengiriman dan penerimaan faximile. SMS adalah fasilitas yang paling diminati saat ini. Untuk fasilitas SMS MSC bukanlah perangkat utama yang menyediakan fasilitas ini, tetapi yang menyediakan adalah SMS Center. MSC berfungsi mengontrol hubungan komunikasi SMS saja. Dan memastikan SMS telah dikirim kepada MS. MSC juga berfungsi mengontrol registrasi, yaitu mengontrol jika ada pelanggan yang akan masuk ke area MSC. Autentikasi adalah salah satu sistem sekuriti yang dilakukan untuk mensortir pelanggan yang dapat masuk ke area MSC untuk dapat menggunakan layanan yang diberikan. Location update adalah proses untuk memperbaharui lokasi untuk MS. Hal ini dilakukan agar MS tetap dapat terjangkau oleh MSC.

12 2.2.2 Koneksi MSC MSC merupakan perangkat utama dalam Network Switching Subsystem pada teknologi GSM. Hal ini karena MSC merupakan penghubung utama Base Station Subsystem ke perangkat lainnya pada Network Switching Subsystem. MSC juga yang menghubungkan satu operator ke operator lainnya. Gambar 2.2 koneksi MSC Jika disebutkan, MSC memiliki koneksi ke beberapa perangkat antara lain: - Antara MSC ke Base Station Controller - Antara MSC ke Home Location Register/Auntentication Center - Antara MSC ke Intelegent Network - Antara MSC ke SMS Center - Antara MSC ke MSC

13 - Antara MSC ke jaringan komunikasi lainnya Koneksi antara MSC ke Base Station Controller (BSC), merupakan hubungan komunikasi antara MSC dan BSC untuk dapat mengontrol MS. Koneksi ini biasa disebut dengan A-Interface. Hubungan komunikasi ini terdiri atas dua hubungan, yaitu hubungan signaling dan hubungan pembicaraan. Segala proses transaksi aktivitas MS akan menggunakan koneksi ini, antara lain transaksi call, sms, location update, regstrasi, autentikasi. Untuk koneksi ini biasanya satu MSC dapat terhubung ke beberapa BSC. Tetapi satu BSC hanya bisa terhubung dengan satu MSC. Koneksi satu MSC ke beberapa BSC disebut dengan MSC Area. Dalam satu MSC area terdiri atas beberapa location area. Gambar 2.3 koneksi MSC ke BSC Koneksi antara MSC ke Home Location Register (HLR)/Autentication Center (AUC) berfungsi untuk mengontrol dan melakukan validasi database MS yang tersimpan di HLR/AUC. Hubungan komunikasi ini digunakan saat MS akan

14 melakukan aktivitas. MSC akan menayakan kepada HLR tentang status dan fasilitas yang ada pada MS. Jika sesuai maka akan diautentikasi di AUC. Setelah proses itu selesai maka MS baru bisa menggunakan fasilitasnya. Hubungan komunikasi pada koneksi ini hanya menggunakan hubungan signaling. Dalam koneksi ini biasanya satu MSC akan terhubung ke semua HLR, dan satu HLR akan terhubung ke semua MSC. Hal ini dilakukan agar semua MS yang sudah berada dalam database suatu operator dapat menggunakan fasilitasnya disemua MSC area. Gambar 2.4 koneksi MSC ke HLR/AUC Koneksi antara MSC ke Intelegent Network (IN) digunakan untuk menyediakan jalur untuk segala transaksi aktivitas MS yang merupakan pelanggan IN. Yang dimaksud pelanggan IN adalah semua pelanggan pra-bayar.

15 Segala proses transaksi yang berkaitan dengan penambahan dan pemotongan pulsa juga melalui jalur koneksi ini. Hubungan komunikasi pada koneksi ini hanya menggunakan hubungan komunikasi signaling. Layaknya HLR, IN juga berisi tentang database. Untuk koneksinya pun sama satu MSC dapat terhubung kebeberapa perangkat IN. Dan untuk satu perangkat IN akan terhubung ke beberapa MSC. Koneksi antara MSC ke SMSC digunakan untuk menyediakan mengontrol segala transaksi SMS. Koneksi ini hanya menggunakan hubungan signaling. Gambar 2.5 koneksi MSC ke IN

16 Gambar 2.6 koneksi MSC ke SMSC Untuk koneksi antara MSC ke MSC digunakan untuk dapat berkomunikasi antara satu area dengan area lainnya. Hubungan komunikasi pada koneksi ini menggunakan hubungan signaling dan hubungan pembicaraan. Untuk transaksi yang menggunakan jalur koneksi ini adalah call inter-msc dan handover inter-msc.

17 Gambar 2.7 koneksi Inter-MSC Koneksi antara MSC dan jaringan komunikasi lainnya berfungsi menyediakan hubungan komunikasi untuk MS jika berhubungan dengan penyedia jasa telekomunikasi lainnya. Hubungan komunikasi ini penting karena dapat menghubungkan antara operator dengan operator lainnya. Public Switched Telephone Network (PSTN), adalah switching node pada penyedia jasa telepon tetap atau lebih mudah kita kenal dengan telepon rumah. International Gateway (IGW) adalah switching node pada operator penyedia jasa penghubung telekomunikasi ke luar negeri, di Indonesia terkenal dengan nama Sentral Gerbang Internasional. Public Land Mobile Network (PLMN) adalah penyedia jasa telepon bergerak atau kita biasa menyebutnya dengan operator selular. Hubungan komunikasi untuk koneksi ini menggunakan hubungan signaling dan hubungan pembicaraan.

18 Gambar 2.8 koneksi MSC ke jaringan komunikasi lainnya Semua koneksi yang dihubungkan oleh MSC menggunakan teknik Time Division Multiple Access (TDMA). TDMA adalah teknik yang digunakan untuk membagi-bagi jalur komunikasi atau kanal pembicaraan berdasarkan waktu. 2.3 MSC yang terdapat di PT. Indosat Sebagai salah satu operator telekomunikasi, PT. Indosat juga menyediakan jasa telekomunikasi selular teknologi GSM. Untuk mendukung itu PT. Indosat juga menggunakan perangkat MSC. PT. Indosat menggunakan beberapa MSC dari berbagai vendor, antara lain MSC Ericsson dan MSC Nokia. Untuk penempatannya diatur berdasarkan area. MSC Ericsson ditempatkan di area Jabotabek-Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. MSC Nokia ditempatkan di area

19 Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi-Maluku Papua dan Bali-Nusa Tenggara. Secara global fungsi MSC-MSC tersebut adalah sama seperti yang telah dijelaskan pada sub bab diatas. Untuk perbedaan jenis vendor digunakan untuk memberikan kualitas maksimal dari para vendor. Karena masing-masing vendor akan saling bersaing memberikan kualitas terbaiknya. Dalam laporan ini hanya akan dibahas MSC Ericsson saja karena sesuai dengan lokasi penelitian tugas akhir penulis. 2.4 Sistem MSC Ericsson Pada dasarnya MSC bisa dikatakan sebagai komputer, karena merupakan perangkat yang terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. MSC merupakan komputer yang memiliki fungsi khusus untuk melakukan proses switching. Sehingga MSC pun juga dapat dikatakan sebagai perangkat jaringan yang dapat menghubungkan satu perangkat ke perangkat lainnya. MSC Ericsson menggunakan platform AXE. Sistem AXE merupakan platform yang dikembangkan Ericsson untuk semua perangkat yang berbasis circuit switch. Struktur sistem AXE terbagi menjadi dua bagian yaitu APT dan APZ. APT adalah bagian yang berupa perangkat keras, yang melakukan proses switching. APT terdiri atas perangkat keras berupa board-board switching yang terletak pada kabinet. APZ adalah bagian yang berupa perangkat lunak, yang mengontrol proses kerja APT. APZ terdiri atas prosesor dan perangkat lunak yang berada dalam dalam prosesor.

20 Sistem AXE bekerja dengan memiliki satu buah prosesor utama yang disebut dengan central prosesor. Tetapi ditiap-tiap kelompok perangkat switching menggunakan prosesor yang disebut dengan regional prosesor. Untuk dapat bekerja maksimal MSC Ericsson memerlukan suatu perangkat yang berfungsi sebagai alat masukan dan keluaran. Perangkat tersebut berfungsi sebagai interface antara manusia dan mesin. Perangkat tersebut dikenal dengan APG. Sehingga dalam satu MSC Ericsson terdiri atas APZ, APT dan APG yang terdistribusi kedalam beberapa kabinet. Di satu MSC Ericsson biasanya terdiri atas dua belas kabinet. Dimana APZ menempati satu kabinet, APT menempati sepuluh kabinet dan APG menempati satu kabinet. MSC Ericsson menggunakan tipe kabinet BYB 501. Yaitu kabinet yang dibuat secara khusus, untuk mengakomodasi bentuk perangkat keras dari sistem AXE. Satu kabinet BYB 501 memiliki spesifikasi khusus, yaitu tinggi kabinet 1800 milimeter, lebar kabinet 400 milimeter, dan panjang kabinet 600 milimeter.

21 Gambar 2.9 kabinet BYB 501 Gambar 2.10 kabinet MSC Ericsson BYB 501 2.4.1 Perangkat Keras MSC Ericsson Dalam struktur AXE yang berfungsi sebagai perangkat keras disebut dengan APT. Sistem APT terbagi atas beberapa subsistem, yaitu Group Switch

22 Subsystem (GSS), Trunk and Signalling Subsystem (TSS) dan Extended Switching Subsystem (ESS). Group Switch Subsystem (GSS) adalah kumpulan modul perangkat yang berfungsi melakukan proses switching. GSS terdiri atas beberapa modul perangkat berupa XDB sebagai switch board, dan CGB sebagai CLM yang berfungsi untuk sinkronisai. Untuk menghubungkan GSS ke Trunk and Signaling Subsystem (TSS) dan Extended Switching Subsystem (ESS) digunakan Digital Link. GSS merupakan perangkat penting, oleh karena itu GSS didefinisikan secara duplikasi disetiap MSC. Didefinisikan secara duplikasi agar jika terjadi masalah dengan salah satu GSS, maka GSS yang lain akan tetap menangani fungsi switching yang sedang berjalan. Trunk and Signaling Subsystem (TSS) adalah kumpulan modul perangkat yang berfungsi sebagai jalur hubungan komunikasi ke perangkat lainnya. TSS terdiri atas beberapa modul perangkat berupa ETC untuk jalur komunikasi dengan rate 2 Mbps, yang membedakan MSC Ericsson dengan MSC yang lain adalah MSC Ericsson memiliki ET1551 untuk jalur komunikasi dengan rate 155 Mbps, RPG untuk signaling narrow band dengan rate 64 Kbps dan RPP untuk signaling dengan rate 2 Mbps. Extended Switching Subsystem (ESS) adalah kumpulan modul perangkat yang digunakan untuk fasilitas tambahan. ESS terdiri atas beberapa modul perangkat berupa MAST untuk announcement, CCD untuk fasilitas call conference, dan PDSPL untuk pembangkit tone.

23 2.4.2 Perangkat Lunak MSC Ericsson Pada sistem AXE yang berfungsi sebagai perangkat lunak dan processor adalah APZ. Untuk sistem operasi yang digunakan adalah APZ 212 40. APZ berfungsi mengontrol dan mengatur kerja APT sebagai perangkat keras. APZ didefinisikan secara duplikasi untuk menjaga kestabilan perangkat. Sistem APZ menggunakan satu prosesor utama yang disebut dengan Central Processor (CP). CP berfungsi mengkoordinasikan semua perangkat yang terhubung melalui Regional Processor (RP). Satu RP biasanya mengatur satu magazine board. Semua fungsi MSC Ericsson diatur pada APZ. Berikut beberapa fungsi MSC Ericsson yang diatur di APZ : - Fungsi routing - Fungsi numbering - Fungsi switching - Fungsi signaling - Fungsi hubungan komunikasi - Fungsi aktivitas mobiliti management seperti Location Update, Roaming, Handover, dan Registrasi - Fungsi penyediaan fasilitas layanan dasar telekomunikasi GSM

24 2.4.3 Perangkat Masukan dan Keluaran MSC Ericsson APG berfungsi sebagai perangkat masukan dan keluaran MSC Ericsson. Perangkat ini berbentuk seperti personal computer (PC) yang terduplikasi. APG pada MSC Ericsson menggunakan sistem operasi Windows 2000. APG juga berfungsi sebagai perangkat interface antara manusia dan MSC. Untuk melakukan konfigurasi terhadap MSC dilakukan melalui APG. Agar dapat berkomunikasi antara APG dan AXE maka digunakan middleware yang berfungsi sebagai perangkat lunak penerjemah antara sistem operasi APZ 212 40 dan sistem operasi Windows 2000. Jalur komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi berbasis TCP/IP. APG juga berfungsi sebagai media penyimpanan MSC. Semua transaksi yang dilakukan di MSC akan otomatis dikirim ke APG untuk disimpan dalam APG. APG memiliki alat masukan dan keluaran berupa : - Port RJ45 untuk keperluan hubungan ke jaringan - Port PS2 untuk hubungan ke keyboard dan Mouse - Port VGA untuk hubungan ke monitor - Port komunikasi antar node APG - Port untuk keperluan external alarm - DAT drive untuk keperluan media penyimpanan

25 2.4.4 Aplikasi Interface untuk Mengakses MSC Ericsson Untuk dapat memonitor maka digunakan suatu aplikasi WinFIOL. WinFIOL bekerja dengan beberapa channel komunikasi. Channel komunikasi tersebut yang menghubungkan antara manusia ke MSC Ericsson melalui APG. Gambar 2.11 Aplikasi WinFIOL Untuk berkomunikasi dengan perangkat, dilakukan secara command line. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kecepatan akses. Karena jika menggunakan sistem Graphical User Interface (GUI), kecepatan akses akan menjadi masalah. 2.5 Konsep Topologi Jaringan di PT. Indosat Topologi menggambarkan struktur dari suatu jaringan atau bagaimana sebuah jaringan didesain. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access

26 dan media pengiriman yang digunakan. Adapun topologi jaringan yang digunakan PT. INDOSAT, Tbk adalah : Point to Point (Titik ke titik) Jaringan titik ke titik merupakan jaringan yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Gambar 2.12 POINT TO POINT Star Network (Jaringan Bintang) Dalam konfigurasi bintang, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan

27 dengan pusat apabila ingin menyalurkan data kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu. Model jaringan bintang ini relatif sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak per-bank-kan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar diberbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada di-kantor cabang dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik mereka. Kelebihan Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan node yang terpaut. Tingkat keamanan termasuk tinggi. Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk. Kekurangan Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.

28 Gambar 2.13 STAR NETWORK Topologi Mesh (Topologi Jala) Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Gambar 2.14 MESH

29 2.6 Media Transmisi Media transmisi merupakan wadah penyaluran sinyal informasi baik itu suara, data, gambar, dan lain-lain. Media transmisi terbagi menjadi dua yaitu media Guided (dipandu) dan Unguided (tidak dipandu), sesuai dengan namanya media yang dipandu merupakan media yang berupa fisik seperti kabel tembaga (Coaxial,kabel E1,kabel UTP) dan fiber optic, sedangkan media tidak dipandu adalah udara atau disebut teknologi Wireless (Tanpa Kabel). 2.6.1 Kabel E1 Pada penelitian ini media yang akan dibahas yaitu kabel E1, kabel yang sering ditemukan pada jaringan telekomunikasi untuk menghubungkan antar perangkat telekomunikasi seperti menghubungkan MSC ke BSC, BSC ke TRC. E1 atau sirkuit E-1 (Inggris: E-carrier) adalah nama format transmisi digital dengan 31 kanal suara digital berkecepatan 2,048 megabit per detik. E1 merupakan standar yang dipakai di Eropa dan Indonesia. Standar E1 ini ekivalen dengan standar T1 yang dipakai di Amerika, dengan perbedaan T1 menggunakan 24 kanal suara digital dengan kecepatan 1,554 megabit per detik. Pemasangan kabel E1 ke perangkat menggunakan satuan E1, 1 E1 digunakan kabel 2 pair (4 buah kabel) 1 pair untuk TX (transmit) dan 1 pair untuk RX (Receive), dan satuan lainnya ialah 1 STM sama dengan 63 E1, dimana STM adalah kapasitas 1 module perangkat dan 1 E1 sama dengan 31 time slot, 1 E1 dapat dilewati 2,048 Mbps artinya 1 time slot memiliki kecepatan 64 Kbps. Ciri-ciri kabel E1 sebagai berikut:

30 1. Kulit luar sama seperti kabel LAN/UTP yang berwarna abu-abu 2. Lapisan kedua terdapat pembungkus alumunium foil 3. Terdapat dua kabel berwarna coklat dan putih 4. Terdapat kawat grounding Gambar 2.15 Kabel E1 2.6.2 DDF (Digital Distribution Frame) DDF ( Digital Distribution Frame) adalah terminal untuk cross connect kabel E1, menghubungkan antara perangkat perangkat telekomunikasi yang menggunakan kabel E1 untuk media transmisinya seperti menghubungkan MSC ke MSC lain, MSC ke BSC dan lain lain. Beberapa jenis DDF antara lain: 1. DDF LSA 2. DDF K52 3. DDF K57 Pada penelitian DDF yang digunakan DDF LSA dan DDF K57.

31 Gambar 2.16 DDF LSA Gambar 2.17 DDF K57

32 2.6.3 Krone/DOP Alat yang biasa disebut krone atau DOP ini berfungsi untuk mengcross connect kabel E1 ke DDF, dan cross connect adalah istilah dari pemasangan kabel E1 ke DDF dengan menggunakan krone, krone juga mempunyai varian yang sama seperti DDF karena krone bisa digunakan pada DDF dengan tipe yang sama. Gambar 2.18 Krone LSA Gambar 2.19 Krone K57