KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maupun maksud keinginannya melalui bahasa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun, tidak dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

K BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X.1 ICT DAN X.3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi bisa berbentuk lisan, tulisan, maupun gambar. Semua bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: EMI WIDYANINGSIH A 310 050 161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara mempunyai peranan penting di dalam kegiatan komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Seseorang dikatakan mampu berbahasa apabila ia mampu menggunakan bahasa tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan tolok ukur kemampuan berbahasa dapat dilihat dari kemampuan seseorang menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulis. Pateda (2000: 11) mengemukakan bahwa seorang anak belajar berbicara jauh sebelum anak tersebut dapat menulis kosakata, pola kalimat, dan organisasi ide-ide yang memberi ciri-ciri pada ujaran merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya. Dengan kata lain, pengetahuan bahasa lisan yang dikuasai seseorang dapat mempengaruhi bahasa tulis dari orang yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penguasaan perbendaharaan kata sangat diperlukan oleh seorang penulis dalam menuangkan ide-ide/gagasannya. Sarwiji (2002: 2) mengungkapkan bahwa keterampilan menulis akan mengantarkan seseorang, termasuk pelajar, menjadi seorang cendekiawan. Pada era informasi dan pesatnya laju perkembangan ilmu dan teknologi seperti sekarang ini, keterampilan menulis akan menggeser pandangan orang mengenai citra kecendekiaan seseorang. Tolok ukur kecendekiaan seseorang akan lebih banyak ditentukan oleh karya tulis yang telah dihasilkannya daripada ucapannya. 1

2 Menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa Indonesia. Keterampilan menulis diberikan kepada siswa sejak menginjak Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Meskipun sudah bertahun-tahun keterampilan menulis diberikan kepada siswa, akan tetapi masih banyak siswa yang merasa kesulitan saat diberi tugas mengarang oleh guru. Hanya pada siswa tertentu yang mempunyai bakat dan minat mengarang yang memperoleh nilai bagus. Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Rusyana (dalam Erizal, 2003) menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Hal senada juga diungkapkan Tarigan (dalam Erizal, 2003) menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca. Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu kepada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis. Hafera (2003: 7) berpendapat bahwa mengarang merupakan kegiatan yang mudah dilakukan oleh siapapun apabila kegiatan mengarang dilakukan secara rutin. Orang yang suka mengarang secara rutin semakin lama akan menambah perbendaharaan kata menjadi variasi. Belajar mengarang melatih seseorang untuk

3 mengutarakan ide-ide atau pilihannya dengan menyusun kata dengan runtut untuk memudahkan pembaca memahami isi tulisan. Kesalahan bahasa tulis yang terjadi pada siswa dapat dilihat saat guru memberi tugas untuk mengarang. Arti mengarang/menulis oleh Hafera (2003: 3) sebagai kemampuan memahami diri sendiri dan mengeluarkan secara tertulis, atau mengorganisasikan ide menjadi rangkaian yang logis dalam tulisan. Kesalahan berbahasa tertulis dalan linguistik dibedakan atas kesalahan bidang fonologi pada ejaan, kesalahan bidang morfologi dalam pembentukan kata, kesalahan bidang sintaksis dalam tata kalimat, dan kesalahan bidang semantik dalam piihan kata atau diksi (Pateda, 2000: 196). Dari batasan-batasan di atas, diketahui bahwa menulis diperlukan kemampuan menggunakan tata bahasa dan keterampilan berbahasa yang baik dan benar, sehingga penulis dapat lebih mudah mengungkapkan segala ide, gagasan, ataupun peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi, dalam kegiatan tulis-menulis masih banyak siswa yang menggunakan kalimat yang tidak efektif. Banyak penilaian yang diberikan terhadap pengajaran bahasa Indonesia terutama penggunaan kalimat efektif dalam karangan siswa belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penguasaan kosakata dan ketidakcermatan penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa. Menulis merupakan kegiatan kognitif yang kompleks. Oleh karena itu, wajar jika dalam sebuah tulisan terdapat kesalahan (termasuk kesalahan penggunaan

4 bahasa). Tetapi bagaimanapun juga kesalahan adalah kesalahan. Kesalahan penggunaan bahasa menghambat proses komunikasi. Gagasan yang dikemukakan penulis tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh pembaca. Dalam konteks pengajaran bahasa, kesalahan penggunaan bahasa dalam proses pembelajaran dapat mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Oleh karena itu, kesalahan bahasa yang sering dibuat siswa harus dikurangi dan kalau dapat dihilangkan sama sekali agar tidak memfosil. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi kesalahan tersebut adalah dengan mengadakan analisis kesalahan penggunaan bahasa (dalam hal ini ejaan dan kata tidak baku) oleh siswa. Dengan analisis itu, dapat diketahui dan dipahami kesalahan-kesalahannya serta faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan itu. Hal ini dapat digunakan sebagai umpan balik dalam proses pembelajaran berikutnya. Atas kenyataan dan pendapat akan pentingnya kegiatan mengarang dan masih banyaknya ketidaksesuaian dalam penulisan maupun penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada siswa, maka penulis memfokuskan penelitian ini mengenai kesalahan ejaan dan ketidakbakuan kata pada karangan siswa. Adapun judul penelitian ini, yaitu Kesalahan Ejaan dan Ketidakbakuan Kata pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009.

5 B. Pembatasan Masalah Peneliti perlu memberikan pembatasan masalah agar pembahasan selanjutnya tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pembatasan masalah tersebut adalah kesalahan ejaan dan ketidakbakuan kata pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo. C. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang perlu dibahas. 1. Bagaimana bentuk kesalahan ejaan pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo? 2. Bagaimana bentuk ketidakbakuan kata yang terdapat pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo? 3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesalahan berbahasa (ejaan dan ketidakbakuan kata) pada karangan siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo? D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini ada tiga tujuan yang ingin dicapai. 1. Mendeskripsikan bentuk kesalahan ejaan pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo. 2. Mendeskripsikan bentuk ketidakbakuan kata pada karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo.

6 3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan ejaan dan ketidakbakuan kata pada karangan siswa kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang ejaan dan ketidakbakuan kata. b. Sebagai bentuk penerapan dan penjelasan secara sederhana tentang teori yang berkaitan dengan kesalahan berbahasa (ejaan dan ketidakbakuan kata). 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi siswa maupun guru. b. Penelitian ini dapat diperdalam pengetahuan mengenai ejaan dan tata bahasa baku bahasa Indonesia.