BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menghadapi percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. menyikapinya. Perubahan itu sendiri merupakan sunnatullah, sebuah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini, tuntutan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul, produktif dan inovatif merupakan kebutuhan manusia. Untuk memenuhi semua itu pendidikan memegang peranan penting, hal ini dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2003 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokatis serta bertanggung jawab. 1 Islam memandang pendidikan sebagai kebutuhan primer bagi kelangsungan hidup bangsa. Al-qur an dalam wahyunya yang pertama kali turun, memerintahkan adanya belajar bagi seluruh manusia dengan firmannya surat Al- Alaq ayat 1-5: )٣( ا لذ ي ع ل م ا ق ر ٲ ب اس م ر ب ك ا لذ ي خ ل ق )١( خ ل ق ا ل ن س ن م ن ع ل ق )٢( ا ق ر ٲ و ر ب ك ا ل ك ر م ) ٥( ب ل ق ل م )٤( ع ل م ا ل ن س ان م ا ل م ي ع ل م Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) 1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab II Pasal 3.

Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. (4) Yang mengajari (manusia) dengan perantara kalam.(5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui. 2 Adapun salah satu elemen penting dalam penyelenggaraan pendidikan, adalah kurikulum. Karena kurikulum merupakan salah satu alat atau usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut UU No 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujian, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3 Dengan demikian kurikulum merupakan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang mempunyai kedudukan sentral dalam kegiatan pendidikan, bahkan banyak pihak menganggap kurikulum sebagai rel yang menentukan kemana pendidikan akan diarahkan. Maka kurikulum hendaknya dapat berperan anticipatory dan adaptive terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang. Kebijakan peninjauan dan pengembangan kurikulum telah menjadi agenda pemerintah dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat melalui perubahan atau inovasi pengembangan kurikulum yang telah diterapkan di Indonesia dari tahun ke tahun. Antara lain tahun 1994 diterapkan kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) hingga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. KTSP mengacu pad SNP (Standar Nasional Pendidikan) untuk menjamin 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek dan pengadaan Kitab Suci Al-Qur an, 1993), hlm. 1079. 3 Undang-undang, Bab I Pasal 1.

pencapaian tujuan pendidikan nasional, disamping itu kurikulum juga dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan, peserta didik, dan potensi daerah. Adapun dalam pengembangannya SNP terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. KTSP dibangun atas respon ketidakpuasan terhadap kurikulum sebelumnya yaitu KBK yang cenderung menekankan pada aspek kognitif saja. Hal ini sekaligus menjadi pedoman untuk menyempurnakan KBK menjadi KTSP yang lebih menekankan pada competensy based curyculum dengan mempertimbangkan lebih banyak aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. 4 Berikutnya ialah Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara 4 Baedhowi, Kebijakan Asessment dalam KTSP, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 063, November 2006), hlm. 813.

resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP : 5 No Kurikulum 2013 KTSP 1 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP 2 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasi. 3 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran 4 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013 Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi TIK sebagai mata pelajaran Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan Berdasarakan hal diatas, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal tersebut penting, guna 5 http://revyareza.wordpress.com// Diakses 27/09/2014 pukul 07:30 WIB.

menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur serta adaptif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan berhasil guna. Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah (Mendikbud) merevitalisasi pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam pengembangan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintergrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,

pendidikan nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas. Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan, melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen perubahan dalam 4 dari 8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Dalam pengembangan keempat standar tersebut Pemerintah telah memberikan acuan yang tertuang dalam Permendikbud No. 54-66 Tahun 2013. Selain itu, salah satu perubahan lainnya dalam Kurikulum 2013 adalah struktur kurikulum SMA/SMK. Diantaranya ialah tentang penjurusan/peminatan.

Jika dalam KTSP penjurusan dilakukan di kelas XI, dalam Kurikulum 2013 penjurusan/peminatan dimulai dari kelas X. Sebagai tambahan, selain menempuh mata pelajaran wajib sesuai dengan bidangnya, peseta didik juga diberi kewenangan untuk memilih mata pelajaran pilihan sesuai dengan minatnya. 6 Berkaitan dengan hal tersebut, dibutuhkan kerjasama optimal berbagai pemangku pendidikan (stakeholders) agar kurikulum ini dapat diterapkan secara efektif dan efisien sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai secara maksimal. Salah satu pihak yang dituntut untuk berperan aktif adalah guru. Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan pembelajaran agar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan keanekaragaman peserta didik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil responden dari guru kelas X. SMAN 1 Taman Sidoarjo dan MAN Sidoarjo merupakan sekolah terakreditasi A yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kedua sekolah tersebut telah mulai menerapkan kurikulum ini pada tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun ajaran 2014/2015 Kurikulum 2013 di SMAN 1 Taman sudah diimplementasikan di kelas X dan kelas XI, sedangkan di kelas XII masih menggunakan KTSP. Adapun di MAN Sidoarjo, Kurikulum 2013 juga sudah diimplementasikan di kelas X, namun kelas XI dan XII masih menggunakan KTSP. Dalam mengembangkan Kurikulum 2013, baik SMAN 1 Taman Sidoarjo maupun MAN Sidoarjo menggunakan acuan dari Permendikbud No. 54 66 Tahun 2013. 6 Forum Mangunwijaya, Menyambut Kurikulum 2013, (Jakarta: Gramedia, 2013), hlm. 179.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengkaji tentang implementasi Kurikulum 2013, dengan judul Studi Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan MAN Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di kelas X SMAN 1 Taman Sidoarjo? 2. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di kelas X MAN Sidoarjo? 3. Apakah terdapat perbedaan dan persamaan antara implementasi Kurikulum 2013 di Kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan MAN Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan peneliti ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tentang implementasi Kurikulum 2013 di kelas X SMAN 1 Taman Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui tentang implementasi Kurikulum 2013 di kelas X MAN Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui tentang perbedaan dan persamaan antara implementasi Kurikulum 2013 di kelas X antara SMAN 1 Taman dengan MAN Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Pertama, kegunaan secara teoritis, yaitu dapat menjadi bahan acuan pada penelitian berikutnya, khususnya yang menyangkut konsep atau pemikiran tentang implementasi Kurikulum 2013. Karena sudah menjadi maklum bahwa kebenaran di dalam ilmu pengetahuan bersifat relatif dan dinamis. 2. Kedua, kegunaan secara praktis, yaitu: a. Bagi peserta didik, diharapkan peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran serta mampu meningkatkan prestasi belajar. b. Bagi guru, sebagai masukan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya. c. Bagi lembaga atau pihak sekolah, sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha peningkatan dan pengembangan proses belajar mengajar secara lebih efektif dan efisien dalam usaha meningkatkan prestasi belajar. E. Batasan Penelitian Implementasi Kurikulum 2013 merupakan masalah yang penting dalam dunia pendidikan, pembahasan masalah implementasi Kurikulum 2013 kompleks

sekali, maka dari itu untuk lebih mensistematiskan pembahasan ini agar tidak melebar terlalu jauh dari sasaran, maka peneliti membatasi objek penelitian ini khusus pada guru dalam mengembangkan 4 Standar Nasional Pendidikan yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Adapun dalam pembahasan apabila ada permasalahan diluar tersebut di atas maka sifatnya hanyalah sebagai penyempurna sehingga pembahasan ini sampai pada sasaran yang dituju. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir tentang judul proposal dan untuk memberikan pengertian yang jelas sesuai dengan judul Studi Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan MAN Sidoarjo maka perlu kiranya peneliti menjelaskan arti dan maksud dari istilah-istilah yang dipakai dalam judul penelitian ini sebagai berikut: 1. Studi Komparasi Studi berasal dari bahasa inggris Study menurut Prof. Drs. S. Wojowasito memiliki arti: (1)pelajaran, (2)tempat belajar, (3)telaah, kk. belajar, mempelajari. 7 Sedangkan M Dahlan Al-Barry memberikan 7 S.Wojowasito dan Titowasito W, Kamus Lengkap Inggris Indonesia-Indonesia Inggris, (Bandung: Hasta, 1990), hlm. 217.

pengertian sebagai berikut: Studi adalah pendidikan, pengetahuan dan penyelidikan 8. Komparasi artinya membandingkan, yaitu membandingkan seberapa besar tingkat perbedaan antara satu hal dengan hal lainnya. 9 Jadi, studi komparasi ialah penelitian perbandingan antara dua hal / variabel. Dalam penelitian ini yang akan dibandingkan ialah SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan MAN Sidoarjo. 2. Kurikulum 2013 Kurikulum baru yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum). Kurikulum ini melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. 8 M. Dahlan Al-barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 728. 9 Ibid., hlm. 411.

Dalam kurikulum ini terdapat 4 elemen perubahan pada Standar Nasional Pendidikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 3. SMAN 1 Taman Sidoarjo SMAN 1 Taman Sidoarjo merupakan sekolah tingkat menengah atas yang memiliki akreditasi A dan telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Pada tahun ajaran 2014/2015 Kurikulum 2013 di SMAN 1 Taman sudah diimplementasikan di kelas X dan kelas XI, sedangkan di kelas XII masih menggunakan KTSP. Dalam mengembangkan Kurikulum 2013, SMAN 1 Taman Sidoarjo menggunakan acuan dari Permendikbud No. 54 66 Tahun 2013. 4. MAN Sidoarjo

MAN Sidoarjo merupakan sekolah tingkat menengah atas yang memiliki akreditasi A dan telah mengimplementasikan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Di MAN Sidoarjo, Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan di kelas X, namun kelas XI dan XII masih menggunakan KTSP. Dalam mengembangkan Kurikulum 2013, MAN Sidoarjo menggunakan acuan dari Permendikbud No. 54 66 Tahun 2013. G. Tinjauan Pustaka Terdahulu Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang terkait (review of related litelature). Berdasarkan penelusuran hasil penelitian yang ada ditemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Pertama, skripsi Yuni Nafisah dari jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014. Dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMAN 2 Wates. Hasil penelitian menunjukan bahwa SMA 2 Wates telah menerapkan Kurikulum 2013 pada PAI dengan cukup baik. Mulai dari perencanaan guru menyusun RPP berpedoman pada Permendikbud 81A. RPP disusun tidak untuk setiap pertemuan, tapi untuk dua sampai tiga kali. Dalam proses, guru sudah menerapkan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau

eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dalam evaluasi, guru juga sudah melakukan penilaian autentik yaitu dengan menilai sikap yang meliputi observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan jurnal. Nilai pengetahuan meliputi tes tulis, tes lisan, penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai ketrampilan meliputi praktek, proyek dan portofolio. Sekolah dan guru berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kurikulum 2013 dengan mengikuti sosialisasi dan perkumpulan didalam forum maupun luar forum, serta meningkatkan sarpras dan fasilitas yang ada. Adapun kendala yang terbesar dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah belum adanya buku pegangan siswa dan guru untuk mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Berikutnya, skripsi Gunik Septiani dari jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014. Dengan judul Kesiapan Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Bantul. Obyek penelitian ini adalah persiapan implementasi Kurikulum 2013 di 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) baik negeri maupun swasta di kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kepala madrasah belum sepenuhnya menyiapkan dalam hal pembinaan artistik. Kesiapan pendidik di madrasah ibtidaiyah belum sepenuhnya menyiapkan dalam hal kesiapan pedagogik dan profesional. Sedangkan kesiapan sarana prasarana sudah menyiapkan karena hal ini dibuktikan dengan tercapainya kriteria yang telah ditentukan. Sedangkan kesiapan keuangan belum sepenuhnya

menyiapkan dalam hal anggaran untuk perangkat pembelajaran. Faktor pendukung dalam mempersiapkan implementasi Kurikulum 2013, seperti adanya perangkat pembelajaran yang telah disediakan oleh pemerintah, para pendidik yang telah ikut bimtek atau sosialisasi mengenai Kurikulum 2013, serta potensi para pendidik yang bisa mengikuti dalam hal IT/perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor penghambatnya seperti sarana prasarana yang menunjang pembelajaran, seperti perangkat pembelajaran yang belum terpenuhi, membutuhkan banyak anggaran, adanya pembatasan jumlah guru karena pada proses pembelajaran tematik integratif akan lebih difokuskan kepada guru kelas, dan kesulitan dalam hal pembagian tugas mengajar. 10 Berdasarkan hal diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara skripsi yang akan peneliti tulis dengan dua skripsi diatas. Skripsi yang akan ditulis peneliti berjudul Studi Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 di Kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dengan MAN Sidoarjo, membahas implementasi Kurikulum 2013 di kelas X, dengan guru sebagai obyek penelitian dan pengembangan 4 Standar Nasional Pendidikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Sedangkan skripsi dari Yuni Nafisah berfokus pada implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Kemudian skripsi dari Gunik Septiani berfokus pada implementasi Kurikulum 2013 di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. 10 www.digilib.uinsuka.ac.id Diakses tanggal 10 November 2014 pukul 15.15 WIB.

H. Sistematika pembahasan Sistematika pembahasan bertujuan untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini ada lima bab, diantaranya adalah : Bab I berisi pendahuluan dengan sub pokok bahasan : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan. Bab II berisi tentang kajian teori dengan sub pokok bahasan : kajian tentang Kurikulum 2013 dan pengembangan 4 Standar Nasional Pendidikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Bab III berisi tentang metodologi penelitian dengan sub pembahasan : jenis penelitian, hipotesis, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisa data. Bab IV berisi penyajian dan analisis data dengan sub pembahasan: penyajian data hasil angket yang meliputi data tentang implementasi Kurikulum 2013 di kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dan MAN Sidoarjo. Serta analisis data yang meliputi analisis komparasi implementasi Kurikulum 2013 di kelas X antara SMAN 1 Taman Sidoarjo dan MAN Sidoarjo. Sedangkan bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.