BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

PEMBELAJARAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMPN 2 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP GLOBAL MADANI. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK PADA KELAS VII SMPN 13 BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TUMIJAJAR. Oleh

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan siswa untuk mencapai keterampilan berbahasa tertentu

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa memegang peranan penting

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa merupakan peran penting di dalam perkembangan intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2015 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rini Andini, 2014

Oleh Devita Sari Eka Sofia Agustina Ni Noman Wetty Suliani Siti Samhati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS CERPEN UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Arif Wijayati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GADINGREJO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan guru agar siswa belajar. Dari sudut pandang siswa, pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Berdasarkan dua pengertian ini, pada dasarnya pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu dalam bimbingan dan arahan serta motivasi dari seorang guru (Abidin, 2012: 3). Hamalik (2005: 57) menyatakan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Komalasari (2013: 3) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/ pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sasaran pembelajaran pada Kurikulum 2013 sesuai dengan standar kompetensi lulusan mencakup tiga ranah, yakni pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan

2 keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (Kemendikbud, 2013). Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti. Kompetensi inti meliputi Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan, dan Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dan penilaian dilakukan dengan penilaian autentik. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut diimplementasikan ke dalam model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran penemuan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

3 Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Dalam pembelajaran bahasa ada empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Empat keterampilan tersebut ialah keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan. Pada silabus Kurikulum 2013 SMP kelas VII semester genap Bab VI materi yang diberikan berupa teks cerita pendek dengan Kompetensi Dasar 3.1 memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek melalui lisan maupun tulisan. Dalam materi ini siswa diharapkan dapat memahami struktur teks cerita pendek yang terdiri atas bagian orientasi, komplikasi, resolusi, dan reorientasi. Selain itu, pada bab ini siswa diharapkan juga dapat memahami unsur-unsur kebahasaan yang ada di dalam teks cerita pendek yang dijadikan model dan memahami isi teks cerpen. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, pembelajaran sastra juga memunyai peranan penting dalam mencapai berbagai aspek dari tujuan pendidikan dan pengajaran secara umum. Aspek-aspek yang dimaksud adalah aspek pendidikan, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamaan. Tujuan pembelajaran sastra adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang sastra, mampu mengapresiasikan sastra, bersikap positif terhadap nilai sastra, karena sastra adalah cerminan kehidupan dan dapat mengembangkan kesusastraan Indonesia.

4 Salah satu bentuk karya sastra ialah cerita pendek (Cerpen). Nugroho Notosusanto dalam Tarigan (1984: 176) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa fiksi yang hanya sebatas imajinasi pengarang. Cerpen merupakan teks yang memiliki struktur. Untuk dapat memahami teks cerpen, haruslah mengenali dan memahami struktur teks cerpen terlebih dahulu. Struktur teks cerpen berupa judul, pengenalan pelaku, komplikasi, klimaks, penyelesaian dan amanat. Dalam cerpen terdapat unsur pembangun, yakni unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Biasanya di dalam teks cerpen terdapat pendidikan karakter yang ingin disampaikan oleh pengarang. Pendidikan karakter yang terdapat di dalam cerpen biasanya berupa nilai-nilai kehidupan. Jadi, dalam pembelajaran me-mahami teks cerpen, selain siswa dapat memahami unsur kebahasaan siswa juga dapat memahami isi dari teks cerpen tersebut. Dalam penelitian ini penulis akan mengamati tiga aspek pada saat pembelajaran, yakni apa yang dibelajarkan, bagaimana proses dan penilaian yang dilakukan guru. Apa yang dibelajarkan adalah materi yang terdapat dalam KI dan KD. Proses pembelajaran, berkaitan dengan metode dan strategi yang digunakan oleh guru, ketepatan media pembelajaran, serta kesesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaannya ketika proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan bagaimana penilaiannya yakni terkait dengan teknik penilaian yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa.

5 Penulis memilih penelitian di SMPN 2 Bandar Lampung karena SMPN 2 Bandar Lampung adalah salah satu dari 3 SMP Negeri di Bandar Lampung yang sudah menerapkan pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Sekolah ini merupakan SMP terfavorit dan merupakan salah satu salah satu SMP bertaraf internasional di provinsi Lampung sebelum adanya keputusan Depdiknas menghapuskan SBI/ RSBI. Sekolah ini banyak mendapatkan prestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik. Salah satunya ialah tercantumnya siswa SMPN 2 Bandar Lampung dalam 12 siswa/siswi SMP yang memperoleh nilai tertinggi dalam UN SMP Tahun Ajaran 2012/2013. Prestasi nonakedemik terutama dalam lomba menulis cerpen banyak diraih oleh siswa SMPN2 Bandar Lampung. Prestasi tersebut yakni juara 1 tingkat propinsi tahun 2010/2011, juara 3 tingkat kota tahun 2011/2012, juara harapan 1 tingkat kota tahun 2012/2013, dan juara harapan 2 tingkat kota tahun 2013/2014, serta sekolah ini selalu mengadakan lomba menulis cerpen di dalam sekolah setiap tahunnya dalam rangka memperingati bulan bahasa. Peneliti tertarik meneliti sekolah ini karena pembelajaran di sekolah ini dapat dijadikan contoh khususnya pembelajaran memahami teks cerita pendek yang berkaitan langsung dengan penerapannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui sistem pembelajaran pada sekolah tersebut. Pembelajaran memahami teks cerita pendek diharapkan mampu membantu serta mengembangkan pikiran, pendapat, ide-ide yang dimiliki serta sikap dan karakter siswa sehingga siswa mampu memahami struktur cerita pendek dan menerapkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa penting meneliti Pembelajaran Memahami Teks Cerita Pendek pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung?. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, peneliti merinci rumusan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah penilaian pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran sebagai berikut. 1. Perencanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Penilaian pembelajaran memahami teks cerita pendek pada siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

7 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis. Adapun manfaat praktis adalah guru mampu meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran terutama dalam mengimplemtasikan kurikulum 2013 (penyusunan RPP, mengelola pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan melakukan penilaian autentik). Guru juga mampu memperkaya teknik dalam pembelajaran, mampu berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya mengenai pembelajaran memahami teks cerita pendek, agar siswa memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran yang diharap-kan dapat terwujud. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar antara guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Risnauli Hasibuan, S.Pd., M.M. dan siswa kelas VII 12 SMPN 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. 2. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran memahami teks cerita pendek di SMPN 2 Bandar Lampung. 3. Tempat penelitian ini yaitu SMPN 2 Bandar Lampung. 4. Waktu penelitian ini yaitu tanggal 20 Januari 2014.