BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan konvensional.menurut Sudarsono (2003:18) bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB I PENDAHULUAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Definisi gadai sendiri. terdapat dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan untuk menambah fungsi dari bank selain fungsi bank yaitu

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat, baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial,

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan pinjam-meminjam. Kegiatan pinjam-meminjam terdapat produk yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB IV PEMBAHASAN DATA STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI (AR- RAHN) DALAM MENINGKATKAN MINAT NASABAH DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

Dewi Fitrianti,

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya. Perekonomian Indonesia yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini didukung oleh mulai bermunculnya bank bank syariah ataupun

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB I PENDAHULUAN. barang berharganya. Tidak mengherankan bila yang datang ke kantor pegadaian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan, baik konvensional maupun syariah, berperan dalam segi. ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN AR-RAHN USAHA MIKRO (ARRUM) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masalah perekonomian. Allah SWT berfirman QS;17:9 Sesungguhnya Al Qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam segala aspek

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (BPRS). Menurut data statistik Oktober 2011 Bank Indonesia,

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara dimana lembaga tersebut mempunyai fungsi dan peranan sebagai suatu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki dana lebih dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang kekurangan atau membutuhkan dana agar terwujud masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. (Kasmir, 2010:33) Saat ini muncul lembaga keuangan syariah yang menjadi kompetitor dari lembaga keuangan konvensional. Menurut Sudarsono (2011:17) bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang menggunakan sistem dan operasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Artinya, operasi bank syariah tersebut didasarkan pada Alquran dan Hadist. Sistem operasi bank syariah mengguanakan sistem bagi hasil. Gagasan untuk mendirikan bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970-an. Gagasan tersebut dibicarakan pada Seminar Nasional Hubungan Indonesia-Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. (Sudarsono, 2011:22) Akhirnya pada tahun 1991 didirikan Bank Muamalat Indonesia(BMI) yang merupakan bank syariah pertama kali di Indonesia. Pada awal berdirinya, bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan perbankan nasional. Setelah dikeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, bank syariah mulai menunjukan perkembangannnya dan berkembang pesat. Pemberlakuan 1

2 Undang-Undang terbaru No. 21 Tahun 2008 tentang perubahan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan telah memberikan kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selain itu, Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah menugaskan kepada Bank Indonesia untuk mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank syariah. (Agustina, 2012:7) Kehadiran bank syariah di tengah-tengah bank kovensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif untuk umat Islam yang selama ini menikmati layanan perbankan dengan sistem bunga. Dalam perkembangan bank syariah yang sangat pesat, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Dengan peluang dan potensi yang besar dalam perbankan syariah, memberikan inspirasi bagi bank konvensional untuk menerapkan dual system yaitu dengan sistem konvensional dan syariah. Bank-bank konvensional yang menerapkan dual system antara lain BNI Syariah, BRI Syariah, Permata Syariah, dan termasuk juga Bank Syariah mandiri (BSM). (Agustina, 2012:8) Adanya bank syariah dapat dijadikan sebagai alternatif untuk umat islam yang ingin menanamkan dan membiasakan prinsip syariah dalam kehidupannya sehari-hari, termasuk dalam hal perbankan (menggadaikan emas). Yaitu bisa terhindar dari sistem bunga atau riba. Berbeda halnya dengan pegadaian konvensional, sebagai contoh pembiayaan gadai emas konvensional yang ada di PT. Pegadaian yang menggunakan sistem bunga, dimana nasabah harus memenuhi kewajibannya sebesar pinjaman ditambah bunga yang telah ditentukan sesuai dengan tingkat suku bunga pada periode tersebut. Perbedaan antara pegadaian syariah dengan pegadaian konvensional dapat dilihat dari tabel dibawah ini (rahmad hidayat):

3 Tabel 1.1 Perbandingan Gadai Konvensional dengan Gadai Syariah Pegadaian Konvensional Didasarkan pada ketentuan pemerintah nomor 103 tahun 2000. Biaya administrasi berdasarkan persentase dan golongan barang. Bilamana nasabah tidak memenuhi pengembalian pinjaman sesuai dengan perjanjian, maka barang akan dilelang. Sewa modal dihitung dengan: Persentase dikali uang pinjaman Maksimal jangka waktu empat bulan. Mengenakan bunga (sewa modal) terhadap nasabah memperoleh pinjaman. Istilah-istilah yang digunakan: Gadai Pegadaian Nasabah Barang pinjaman Pinjaman Pegadaian Syariah Didasarkan pada ketentuan pemerintah nomor 103 tahun 2000 dan hukum agama islam. Biaya administrasi menurut ketetapan berdasarkan golongan barang. Bilamana nasabah tidak memenuhi pengembalian pinjaman sesuai dengan akad pembiayaan, maka barang akan dilelang. Jasa simpanan dihitung dengan: Konstanta dikali taksiran Maksimal jangka waktu empat bulan. Tidak mengenakan bunga pada nasabah yang mendapatkan pinjaman. Istilah-istilah yang digunakan: Rahn Murtahin Rahin Marhun Marhun Bih Bank Syariah Mandiri telah memiliki banyak kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Perkembangan Bank Syariah Mandiri sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah aset yang terus meningkat. Salah satu kantor Cabang Bank Syariah Mandiri yaitu Kantor Cabang Bandung Utama. Yang menawarkan berbagai macam produk yang tergolong ke dalam produk dana, produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk-produk tersebut tentunya ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Bandung dan sekitarnya. Masyarakat Bandung mempunyai potensi yang tinggi

4 menggunakan produk-produk Bank Syariah Mandiri yang sudah terpercaya sehingga sudah banyak masyarakat yang memutuskan untuk menggunakan produk-produk Bank Syariah Mandiri tersebut. Selain itu, letak yang strategis mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya. Itulah yang semakin menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabahnya. Produk yang banyak diminati di Bank Syariah Mandiri yaitu produk pembiayaan, salah satunya produk pembiayaan gadai emas syariah (Ar-Rahn). Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada pihak yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berhutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. (Sudarsono, 2011 : 141) Gadai dalam fiqh disebut rahn yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Barang yang digadaikan dapat berupa kendaraan, emas, atau barang bergerak lainnya. (sudarsono, 2011 : 141) Di Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama hanya memberikan fasilitas untuk produk pembiayaan gadai berupa emas. Gadai emas di Bank Syariah Mandiri dulu berupa fee terhadap jumlah pinjaman yang diberikan sebesar 4% dialokasikan sebagai pendapatan yang dibagikan kepada para deposan dan biaya administrasi bank, yang didalamnya juga termasuk asuransi. Sejak bulan Juli 2014, Bank Syariah Mandiri tidak lagi menggunakan praktik gadai konvensional dan menggantinya dengan gadai emas yang berprinsip syariah. Pada pelaksanaan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama ini menggunakan akad rahndan akad Qard. Ada ketentuan-ketentuan yang

5 harus dipenuhi oleh nasabah yang menggunakan produk gadai ini. Dalam praktiknya, pembiayaan gadai emas syariah ini juga mempunyai banyak kendala atau masalah yang terjadi.untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan atas Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, maka penulis mendeskripsikan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedurpembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama? 2. Apa yang menjadi kendala dalam praktik pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama? 3. Bagaimana mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama? 1.3. Maksud dan Tujuan Laporan Tugas Akhir Berkaitan dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maksud dan tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah: 1. Untuk mengetahui prosedurpelaksanaan pembiayaan gadai emas syariahpada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama. 2. Untuk mengetahui kendala yang ada dalam praktik pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama. 3. Untuk mengetahui solusi yang bisa dilakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama.

6 1.4. Kegunaan Laporan Tugas Akhir 1. Bagi Penulis Untuk memperluas pengetahuan serta menambah wawasan khususnya mengenai prosedurpelaksanaan pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama, dan merupakan media pembanding antara teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan aplikasinya pada perusahaan tempat dilaksanakannya kerja praktik. 2. Bagi Perusahaan Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil meyangkut prosedur pelaksanaan pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi yang berguna dalam melaksanakan penelitian, maupun studi lebih lanjut serja bahan rujukan dalam melihat keadaan atau kondisi perusahaan secara benar dan objektif. 1.5. Lokasi dan Waktu PelaksanaanKerja Praktik Dalam rangka memperoleh data dan bahan yang diperlukan untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, penulis melakukan kerja praktik secara langsung yang dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Bandung Utama yang berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 24, Kel. Citarum, Kec. Cibeunying, Bandung, Jawa Barat. Sedangkan waktu kerja praktik dilaksanakan mulai dari tanggal 6 Juli 2015 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2015.