BAB I PENDAHULUAN. keramba jaring apung biasanya relatif tenang, terhindar dari badai dan mudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Ekuador dengan nilai ekspor udang sebesar MT di pasar Amerika, ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar gram (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

I. PENDAHULUAN. Budidaya udang adalah kegiatan atau usaha memelihara udang di tambak selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang teknologi sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini

1 PENDAHULUAN. terkandung di dalamnya, baik komponen hidup (Biotik) maupun komponen tak

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGETAHUI KUALITAS AIR KOLAM SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

I. PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas budidaya. Air yang digunakan untuk keperluan budidaya

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyimpan sumber daya alam yang tinggi, yang dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Bendungan :

1 PENDAHULUAN. minum, sarana olahraga, sebagai jalur trasportasi, dan sebagai tempat PLTA

BAB I PENDAHULUAN. air ikan dan hewan air lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang. Cara yang umum

BAB I PENDAHULUAN. pantai mencapai km dengan luas wilayah laut sebesar 7,7 juta km 2

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya persaingan yang terjadi antar greenhouse bukan hanya

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat berusaha untuk mengoptimalkan teknologi smartphone

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini. memang sangat pesat, salah satunya adalah dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi di Indonesia yang mulai terjadi sekitar pertengahan 1997

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang mempunyai peranan yang begitu penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

Bisnis Budi Daya Ikan Gurami

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR PADA KOLAM IKAN BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KESESUAIAN KUALITAS AIR KERAMBA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI DANAU SENTANI DISTRIK SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang datang. Salah satu dari pelayanan yang tidak dapat dipandang. sebelah mata yaitu tingkat kebersihan air kolam.

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

ABSTRACT. Key Word: water quality for fish farming cages.

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

BAB 1 PENDAHULUAN. adakalanya turun, bahkan suatu ketika dapat pula mengering. Rawa terbentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembenihan Ikan. 2.2 Pengaruh Suhu Terhadap Ikan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHLUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. atau kadar suatu zat dalam cairan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan

I. PENDAHULUAN. dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Pembangunan perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Planet bumi sebagian besar terdiri atas air, Hal ini dikarenakan luas daratan

PEMANFAATAN KOMPOS KULIT KAKAO (Theobroma cacao) UNTUK BUDIDAYA Daphnia sp. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik merupakan salah satu bagian dari hydro-culture. Metode

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA UNTUK RUANG PEMBENIHAN IKAN. Oleh : DIDIK HANANTO F

I. PENDAHULUAN. minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif.

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu sektor penggerak perekonomian di Indonesia. Ada berbagai macam bentuk kegiatan perikanan di Indonesia salah satunya yaitu budidaya perikanan menggunakan keramba jaring apung. Keramba jaring apung adalah budidaya yang menggunakan jaring sebagai sarana pembiakan. Pembiakan tersebut biasa dilakukan di laut maupun air tawar saperti danau atau waduk. Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan pembiakan menggunakan keramba jaring apung biasanya relatif tenang, terhindar dari badai dan mudah dijangkau. Para petani ikan menebarkan benih ikan pada awal masa pembiakkan dengan harapan pada saat masa panen mereka akan memanen hasilnya. Salah satu daerah di Sumatera Barat yang terkenal dengan budidaya perikanan dengan keramba jaring apung yaitu di Danau Maninjau. Namun penggunaan keramba di Danau Maninjau tidak terkontrol sehingga menyebabkan jumlah keramba melebihi kapasitas yang seharusnya. Dilansir dari media online Bisnis.com pada 2015 yang lalu, dinyatakan bahwa kondisi Danau Maninjau sudah over capacity, kualitas air nya sudah sangat tercemar karena tidak adanya pembatasan budidaya ikan keramba di sana, hal inilah yang menyebabkan terjadinya kematian mendadak pada ikan[1]. Berdasarkan fakta di lapangan, meskipun menguntungkan secara perekonomian namun budidaya perikanan dengan menggunakan keramba jaring apung juga dapat memperburuk kondisi lingkungan danau atau waduk. Hal ini 1

terjadi jika budidaya dengan keramba jaring apung tidak terkontrol sehingga menyebabkan kualitas air danau atau waduk menurun. Penurunan kualitas inilah yang akan menyebabkan air pada kondisi yang kritis atau merusak kadar kimia air. Penurunan kualitas air pada lingkungan danau atau waduk dapat diindikasikan dengan beberapa keadaan antara lain kadar oksigen terlarut yang dapat meningkat maupun menurun secara drastis pada kondisi-kondisi tertentu dan derajat keasaman air yang semakin membahayakan kehidupan biota didalamnya. Pembuatan sistem aerasi otomatis sudah dilakukan pada beberapa penelitian sebelumnya, yaitu skripsi Panji Jaya Seta (2013) dengan judul Rancangan Alat Kontrol Kincir Air Alternatif Sebagai Penyuplai Kandungan Oksigen Pada Kolam Pembenihan Ikan Lele, yang menganalisa pengaruh kincir air terhadap oksigen terlarut pada kolam pembenihan ikan lele yang aktif secara otomatis pada malam hari menggunakan time-setting. Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan suatu sistem aerasi yang mampu aktif secara otomatis untuk meningkatkan oksigen terlarut pada perairan keramba jaring apung dengan indikator kondisi kualitas perairan keramba jaring apung dan dilengkapi dengan sistem untuk memonitoring kualitas perairan. Lebih lanjut lagi, sistem aerasi otomatis dan monitoring tersebut dilengkapi dengan fungsi notifikasi untuk memberikan informasi kepada pemilik keramba jika kondisi kualitas air pada keramba tersebut dalam kondisi tidak baik. Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka akan dirancang sebuah sistem aerasi otomatis dan monitoring kondisi kualias air pada keramba jaring apung dalam tugas akhir yang berjudul RANCANG BANGUN SISTEM AERASI OTOMATIS PADA KERAMBA JARING APUNG DENGAN 2

METODE FUZZY LOGIC CONTROLL - SUGENO STUDI KASUS DI DANAU MANINJAU Dengan adanya sistem ini, diharapkan kejadian ikan mati mendadak akibat kekurangan dan kelebihan oksigen terlarut pada keramba jaring apung dapat dihindari dan diharapkan pula kondisi kualitas perairan keramba jaring apung dapat selalu dimonitoring. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana kondisi derajat keasaman dan suhu pada keramba jaring apung dapat dimonitoring menggunakan sensor analog ph dan sensor suhu. 2. Bagaimana aerasi dilakukan dengan mengaktivasi suatu kincir air secara otomatis dengan menerapkan metode fuzzy logic controll dengan indikator berupa intensitas sinar cahaya matahari dan suhu. 3. Bagaimana informasi kondisi kincir air dan parameter kualitas perairan pada keramba jaring apung dapat dikirim dan ditampilkan pada web dan smartphone pemilik keramba menggunakan jaringan internet. 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan tugas akhir ini, diberikan beberapa batasan-batasan sebagai berikut 1. Sistem aerasi otomatis yang dibangun hanya difokuskan meningkatkan kadar oksigen terlarut pada keramba jaring apung yang dimonitoring. 3

2. Sistem memonitoring kualitas perairan keramba jaring apung menggunakan indikator derajat keasaman (ph) dan suhu. 3. Sistem memonitoring kualitas perairan berdasarkan kriteria pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 kategori kelas 2. 4. Intensitas cahaya matahari dan suhu digunakan untuk aktivasi dan deaktivasi kincir air. 5. Sistem melakukan komunikasi dengan pemilik keramba jaring apung secara global. 6. Sisi atas keramba jaring apung sejajar dengan permukaan air danau. 7. Keramba jaring apung yang dimonitoring berukuran 5 x 5 x 5 meter. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk dapat membuat suatu sistem yang mampu memonitoring kondisi derajat keasaman dan suhu pada keramba jaring apung menggunakan sensor analog ph dan sensor suhu. 2. Untuk dapat membangun sistem aerasi otomatis yang dapat aktif dan nonaktif menggunakan metode fuzzy logic control dengan indikator kondisi suhu dan intensitas cahaya matahari pada perairan keramba jaring apung. 3. Untuk membuat sistem yang mampu menginformasikan kondisi kincir air dan parameter kualitas perairan pada keramba jaring apung yang dikirim dan ditampilkan pada web dan smartphone pemilik keramba menggunakan jaringan internet. 4

1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi teori-teori dasar yang mendukung dan melandasi kegiatan penelitian, tinjauan terhadap hasil penelitian sebelumnya serta pembahasan mengenai komponen-komponen yang digunakan dalam merancang sistem. BAB III PERANCANGAN Menjelaskan tentang metode-metode yang digunakan dalam proses pembuatan Sistem Monitoring Banjir dan alur prosedur yang dijalankan. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan mengenai kebutuhan hardware dan software, perancangan sistem atau alat, perancangan algoritma, serta jadwal penelitian. BAB IV HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini dijelaskan mengenai implementsi program dan hasil pengujian dari sistem yang telah dibuat serta analisa dari hasil pengujian tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari hasil pengujian yang didapat pada BAB IV serta saran untuk penelitian lebih lanjut. 5