I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. MATERI DAN METODE

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan daribulan Juli sampai dengan Oktober 2012 di daerah

III. BAHAN DAN METODE

Tata Cara penelitian

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Transkripsi:

I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar bulan September 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih tomat benih tomat varietas Permata yang di produksi oleh PT. East Seed Indonesia, insektisida karbofuran (Furadan 3G), pupuk NPK majemuk (15:15:15), kompos sampah pekarangan, kompos daun bambu, tanah top soil, dan air. Alat yang digunakan adalah polibag, ajir, alat tulis, tali raffia, alat untuk penyiraman (ember, selang, dan lain lain), termometer tanah,oven, cangkul, handsprayer, paranet, terpal, dan nametag. Benih tomat yang digunakan adalah benih varietas permata. Tomat ini merupakan tomat hibrida tipe determinate yang cocok ditanam pada dataran rendah. Buah ini berbentuk oval, warna buah muda hijau dan merah pada waktu masak. Tekstur daging buah ini keras, renyah dan tahan simpan atau transportasi jarak jauh, dengan bobotnya yang mencapai 70-100 gram per buah. Varietas permata cukup

tahan genangan air, toleran layu bakteri dan layu Fusarium race 1. Tomat ini siap dipanen mulai umur 70-80 HST dengan hasil mencapai 3 kg per tanaman atau 50-70 ton/ha. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Teracak Kelompok Sempurna (RKTS) dan menggunakan Rancangan Perlakuan Tunggal. Rancangan ini terdiri dari tujuh perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak tiga kali. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data di uji dengan uji Tukey. Bila kedua asumsi ini terpenuhi, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Orthogonal Kontras pada taraf α 5%, dengan perbandingan sebagai berikut : 1. p 0 vs p 1 p 6 2. p 1 p 2 p 5 vs p 3 p 4 p 6 3. p 1 vs p 2 p 3 4. p 2 vs p 5 5. p 3 vs p 4 p 6 6. p 4 vs p 6 Keterangan susunan perlakuan: p 0 = tanpa pupuk p 1 = kompos sampah pekarangan (20 ton/ha)

p 2 = kompos daun bambu (20 ton/ha) p 3 = ½ kompos sampah pekarangan (10 ton/ha) + pupuk kimia (500 kg/ha) p 4 = ½ kompos daun bambu (10 ton/ha) + pupuk kimia (500 kg/ha) p 5 = kompos sampah pekarangan (10 ton/ha) + kompos daun bambu (10 ton/ha) p 6 = pupuk kimia dosis rekomendasi (1.000 kg NPK majemuk/ha) Pada penelitian ini terdapat 21 petak percobaan dengan 168 tanaman tomat yang di tanam dalam polybag dengan jarak tanam antar polybag 50 x 60 cm. Setiap petak percobaan terdapat 8 polibag dengan masing-masing polibag berisi satu tanaman. Pada petak percobaan tersebut terdapat 6 tanaman tomat yang dijadikan sebagai sampel untuk diamati. Denah tata letak percobaan dapat dilihat pada Gambar 2. Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 p 4 p 6 p 5 p 0 p 4 p 1 p 3 p 1 p 4 p 6 p 3 p 2 p 2 p 5 p 0 p 5 p 2 p 3 1 p 1 p 0 p 6 Satu petakan terdapat delapan buah polibag dengan ukuran sebagai berikut :

7 8 UTARA 5 6 50 cm 3 4 1 2 60 cm Gambar 2. Tata letak petak percobaan 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan media tanam Sebelum penanaman tanaman tomat, dilakukan pengisian polibag menggunakan tanah subur (top soil). Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah top soil yang berasal dari BLPP Haji Mena Lampung Selatan. Media tanam dimasukkan kedalam polibag berukuran 10 kg. Pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas. Pengisian polibag menggunakan tanah top soil dengan tujuan agar tanah yang digunakan gembur sehingga aerasi maupun drainase tanah menjadi baik.

Gambar 3. Media tanam yang sudah siap 3.4.2 Penyemaian Benih Tomat Sebelum dilakukan penyemaian perlu dilakukan pemilihan benih yang baik untuk mengurangi persentase kegagalan perkecambahan. Benih tomat direndam kedalam air hangat ±10 menit, sehingga benih mampu menghentikan masa dormansinya, selanjutnya dipilih benih yang baik untuk disemai. Benih tomat disemai kedalam contongan yang terbuat dari daun pisang dan telah berisi media berupa campuran tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Benih tomat yang telah selesai disemai selanjutnya diletakkan ditempat yang ternaungi. Setelah berkecambah dan berumur 3-4 minggu selanjutnya bibit dipindah tanamkan kedalam polibag.

Gambar 4. Penyemaian benih tomat (kiri) dan bibit tomat yang sudah berumur 2 minggu setelah semai (kanan) 3.4.3 Aplikasi Kompos Serasah Daun Kompos serasah daun bambu diperoleh dari Gunung Terang, diambil dari tumpukan daun-daun bambu yang sudah terurai secara alami menjadi kompos oleh mikroorganisme tanah. Kompos sampah pekarangan didapat dari UNILA yang sudah diolah menjadi kompos dengan campuran Effective Mikroorganisme (EM4). Sebelum kompos diaplikasikan, dibuat lubang tanam dengan menggunakan tugal. Aplikasi kompos diberikan pertanaman tomat dengan cara ditugal. Dosis kompos daun bambu atau daun hijau yang diberikan sebesar 20 ton/ha (Redaksi Agromedia, 2007). Masing-masing tanaman tomat per polibag mendapatkan kompos sebesar 600 gr/polibag yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut: Dik: Luas lahan = 1ha = 10.000 m 2 Jarak tanam = 60x50 cm = 00,3 m 2 Dosis kompos = 20 ton/ha = 20.000 kg Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman? Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m 2 / 0,3 m 2

= 33333,33 tanaman Kebutuhan pupuk pertanaman = dosis kompos / jumlah tanaman = 20.000 kg / 33333,33 = 0,6 kg = 600 gr / tanaman Gambar 5. Aplikasi pupuk kompos daun 3.4.4 Aplikasi Pupuk NPK Majemuk (15:15:15) Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15) dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam ke polibag. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK BASF (15:15:15) dengan dosis 1000 kg/ha (Redaksi Agromedia, 2007). Pada percobaan ini aplikasi pupuk diberikan pertanaman tomat. Masing masing tanaman tomat mendapatkan dosis perlakuan pupuk kimia sebesar 30 gr/ tanaman yang diperoleh dari hasil perhitungan sebagai berikut: Dik: Luas lahan = 1ha = 10.000 m 2 Jarak tanam = 50x60 cm = 00,3 m 2 Dosis pupuk kimia majemuk ( 15:15:15) = 1.000 kg/ha

Dit : Kebutuhan pupuk pertanaman? Jumlah tanaman tomat/ha = luas lahan/ jarak tanam = 10.000 m 2 / 0,3 m 2 = 33333,33 tanaman Kebutuhan pupuk pertanaman = dosis pupuk kimia / jumlah tanaman = 1.000kg / 33333,33 = 0,03 kg = 30 gr / tanaman. Pemberian pupuk kimia tersebut di aplikasikan sebanyak 3 kali yaitu 10 gr pada 1 minggu setelah tanam, 10 gr pada 30 hari setelah tanam (hst), dan 10 gr pada 60 hari setelah tanam (hst). Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara ditugal disekitar tanaman tomat dalam polybag (Gambar 6). Gambar 6. Aplikasi pupuk NPK majemuk (15:15:15) 3.4.5 Penanaman Bibit Tomat Bibit tomat yang telah berumur 2-3 minggu dipindah tanamkan ke dalam polibag yang telah diisi tanah dan pupuk. Jarak antar polibag yang digunakan adalah 50 x

60 cm. Penanaman dengan mengelompokkan tiga kelompok tanaman berdasarkan tinggi tanaman. Kelompok pertama memiliki tinggi < 9 cm, kelompok kedua memiliki tinggi antara 9-10 cm, dan kelompok ketiga memiliki tinggi > 10 cm. Bibit tomat yang dipilih harus yang baik dan sehat. Penanaman bibit tomat dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas sinar matahari pada waktu siang sehingga bibit tidak layu setelah dipindah tanam. Gambar 7. Penanaman bibit tomat ke dalam polibag 3.4.6 Pemeliharaan Tanaman 3.4.6.1 Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan menggunakan pupuk NPK majemuk (15:15:15) dilakukan setelah bibit pindah tanam ke lahan. Biasanya aplikasi pupuk dengan cara ditugal per tanaman. 3.4.6.2 Pemasangan ajir Pemberian ajir dilakukan supaya batang tanaman dapat tumbuh tegak dan tidak mudah rebah, serta untuk mengoptimalkan sinar matahari ke tanaman. Ajir

dipasang pada saat tanaman berumur 4-5 hari setelah pindah tanam di polibag. Ajir dipasang dengan jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm. Gambar 8. Pemasangan ajir setelah bibit di pindah tanam 3.4.6.3 Penyiraman Penyiraman diawal penanaman dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari dengan menggunakan gembor atau selang. Penyiraman air yang cukup selama masa pertumbuhan akan mempengaruhi kesehatan dan produksi tanaman.

Gambar 9. Penyiraman tanaman tomat 3.4.6.4 Pembuangan Tunas Air Pemangkasan tunas air bermanfaat untuk pembentukan tanaman tomat. Pemangkasan harus dilakukan secara rutin, agar tunas-tunas yang tidak diharapkan tumbuh tidak semakin banyak, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. 3.4.6.5 Pengendalian gulma Pengendalian gulma perlu dilakukan sebab gulma dapat menimbulkan kompetisi dalam mendapatkan ruang, unsur hara, cahaya matahari, dan air. Penyiangan gulma dilakukan dengan cara penyiangan dan menyemprotkan herbisida. 3.4.6.6 Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit diperlukan untuk mencegah hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat. Pengendalian hama dan penyakit biasanya menggunakan pestisida. Gambar 10. Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat 3.5 Variabel Pengamatan Pengamatan tanaman meliputi berbagai macam variabel, yaitu variabel pengamatan pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman dan bobot brangkasan dan variabel pengamatan produksi meliputi diameter buah, jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan bobot buah per petak, serta data penunjang yaitu analisis tanah dan pupuk kompos. 3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dengan satuan centimeter (cm), diukur mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi. Pengamatan dilakukan setiap 10 hari sekali, dimulai pada saat tanaman berumur 10 HSPT. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada saat 10, 20, 30, dan 40 HSPT. Pengamatan dilakukan dengan mengamati 4 tanaman sampel pada masing-masing perlakuan. 3.5.2 Bobot Brangkasan (gr) Pengamatan bobot brangkasan dilakukan pada masa vegetatif maksimal pada saat 6 MSPT. Bobot brangkasan dihitung dengan cara menimbang bobot batang, akar, dan daun yang sudah dikeringkan di oven pada suhu 80 0 C selama kurang lebih 2 hari. 3.5.3 Diameter Buah (mm) Diameter buah diukur dengan mengukur buah menggunakan jangka sorong. Pengambilan sampel dengan cara memilih 3 sampel buah secara acak dalam satu petak perlakuan dari tujuh kali panen. Gambar 11. Pengukuran diameter buah tomat 3.5.4 Jumlah bunga

Pengamatan jumlah bunga dilakukan satu kali pada saat tanaman tomat telah berbunga 75 %. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam. Gambar 12. Bunga tomat yang hampir mekar sempurna 3.5.5 Jumlah buat tomat per tanaman (butir/tanaman) Pengamatan jumlah buah pertanaman dilakukan pada saat pemanenan buah yaitu dengan menghitung jumlah buah dari 4 tanaman sampel dari hasil panen pertama hingga panen terakhir atau panen ketujuh. 3.5.6 Bobot buah per tanaman (kg) Dihitung dengan cara menimbang bobot buah per tanaman mulai dari panen pertama hingga panen ke tujuh. 3.5.7 Bobot buah per petak/ produksi (kg)

Pengamatan produksi buah dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan bobot buah dari petak perlakuan mulai dari panen pertama hingga panen terakhir. 3.6 Data Penunjang 3.6.1 Analisis Tanah Analisis tanah dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Analisis tanah dilakukan dengan mengambil sampel tanah top soil kemudian di bawa ke laboratorium tanah. Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui unsur hara yang terkandung di dalam larutan tanah dan unsur hara tersedia bagi tanaman. Analisis tanah meliputi : ph, % C- Organik, % Nitrogen, P tersedia Olsen (ppm P 2 O 5 ), P potensial (mg dan Kalium P 2 O 5 /100 gr), K potensial (mg K2O/100 gr). 3.6.2 Analisis Kompos Daun Analisis kompos dilakukan sebelum kompos di aplikasikan ke lahan. Analisis kompos meliputi: Kadar air, ph, C- Organik, N -Total, Ratio C/N, P -Total, dan K - Total. Analisis kompos dilakukan untuk mengetahui apakah kompos tersebut sudah memenuhi standar kualitas kompos dan layak untuk diaplikasikan ke lahan.