tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI INVESTASI

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

Definisi Klasifikasi Pengakuan Pengukuran pengungkapan. tedi-last 10/16

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 08 AKUNTANSI INVESTASI

BAB VIII SISTEM AKUNTANSI INVESTASI

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

AKUNTANSI INVESTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 06 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 06 AKUNTANSI INVESTASI

AKUNTANSI INVESTASI I. PENDAHULUAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

AKUNTANSI INVESTASI

LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI INVESTASI

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 06 AKUNTANSI INVESTASI

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 04 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

BAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

BAB V AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN

SEMINAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB XI AKUNTANSI DANA CADANGAN

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 11 AKUNTANSI DANA CADANGAN


WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PEMBIAYAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

PENYELENGGARAAN INVESTASI OLEH PEMERINTAH DAERAH

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 10 AKUNTANSI DANA BERGULIR

AKUNTANSI TRANSFER (Aplikasi pada SAPD PPKD)

BAB XIII SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH

1 of 6 18/12/ :00

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Definisi Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Akuntansi Investasi Pe

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

RUANG LINGKUP Standar ini diterapkan untuk seluruh unit pemerintah pusat dan daerah. KECUALI Perusahaan Negara/Daerah 2

2) Dokumen yang Digunakan. Dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah

SISTEM AKUNTANSI PPKD

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AKUNTANSI DANA CADANGAN

SISTEM AKUNTANSI PPKD

AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SISTEM AKUNTANSIPPKD

GAMBARAN UMUM MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

I. PENDAHULUAN.

KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 03 AKUNTANSI TRANSFER

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI KEWAJIBAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

AKUNTANSI KEWAJIBAN (Aplikasi pada SAPD SKPD Dan PPKD)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

Catatan 31 Maret Maret 2010

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 12 AKUNTANSI ASET LAINNYA

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 02 AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA. potensi jasa dalam periode pelaporan yang. pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

LAMPIRAN VI PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN NERACA

BAB XII SISTEM AKUNTANSI ASET LAINNYA

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

BAB VI SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH...

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 06 AKUNTANSI PIUTANG. A. UMUM 1. Definisi Piutang merupakan salah satu aset yang cukup penting bagi Pemerintah Provinsi

Transkripsi:

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

Investasi : Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, dan atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas.

Berdasarkan PSAP no 06 pada PP no 71 Th 2010, investasi dikategorisasi berdasarkan jangka waktunya, yaitu : 1. Investasi Jangka Pendek. a) Investasi jangka pendek merupakan investasi yang memiliki karakteristik dapat segera diperjualbelikan/ dicairkan dalam waktu 3 bulan s/d 12 bulan. b) Investasi jangka pendek biasanya digunakan untuk tujuan manajemen kas dimana pemerintah daerah dapat menjual investasi tersebut jika muncul kebutuhan akan kas. c) Investasi jangka pendek biasanya berisiko rendah. d) Investasi Jangka Pendek berbeda dengan Kas dan Setara Kas. Suatu investasi masuk klasifikasi Kas dan Setara Kas jika investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo kurang dari 3 bulan dari tanggal perolehannya.

2. Investasi Jangka Panjang. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang pencairannya memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifatnya, yaitu: (1) Investasi Jangka Panjang Nonpermanen. Investasi jangka panjang nonpermanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan atau suatu waktu akan dijual atau ditarik kembali, dan ; (2) Investasi Jangka Panjang Permanen. Investasi jangka panjang permanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan atau tidak untuk diperjualbelikan atau ditarik kembali.

Bagan Akun Standar (BAS) pada Permendagri no 64 Th 2013, merinci akun investasi sebagai berikut :

.

Pengakuan Investasi. Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa depan; atau 2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai/andal (reliable).

Pengukuran Investasi. Pengukuran investasi ditentukan berdasarkan jenis investasinya pada setiap klasifikasi investasi, yaitu : 1. Pengukuran investasi jangka pendek : a) Investasi dalam bentuk surat berharga : Bila terdapat nilai biaya perolehannya, maka dicatat sebesar biaya perolehan yang di dalamnya mencakup harga investasi, komisi, jasa bank, dan biaya lainnya ; Bila tidak terdapat biaya perolehannya, maka dicatat sebesar nilai wajar atau harga pasarnya. b) Investasi dalam bentuk non saham dicatat sebesar nilai nominalnya, misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan.

2. Pengukuran investasi jangka panjang : a) Investasi permanen dicatat sebesar biaya perolehannya, yang meliputi harga transaksi investasi berkenaan ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi. b) Investasi nonpermanen : Investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya ; Investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan ; Penanaman modal di proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah (seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut diserahkan ke pihak ketiga.

3. Pengukuran investasi yang diperoleh dari nilai aset yang disertakan sebagai investasi pemerintah daerah, dinilai sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada. 4. Pengukuran investasi yang harga perolehannya dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.

Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan metode : 1. Metode Biaya. yaitu : dicatat sebesar biaya perolehan. Hasil dari investasi diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi. 2. Metode Ekuitas, yaitu : dicatat sebesar biaya perolehan investasi awal dan ditambah atau dikurangi bagian laba atau rugi sebesar persentasi kepemilikan pemerintah daerah setelah tanggal perolehan. Bagian laba yang diterima pemerintah daerah (tidak termasuk dividen yang diterima dalam bentuk saham), akan mengurangi nilai investasi pemerintah daerah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah daerah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap. 3. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan, yaitu : dicatat sebesar nilai realisasi yang akan diperoleh di akhir masa investasi, digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.

Penggunaan metode-metode tersebut di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut: 1. Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya. 2. Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas *). 3. Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas. 4. Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

Catatan : *) tingkat pengaruh (the degree of influence) terhadap perusahaan investee antara lain: 1. Kemampuan mempengaruhi komposisi dewan komisaris; 2. Kemampuan untuk menunjuk atau menggantikan direksi; 3. Kemampuan untuk menetapkan dan mengganti dewan direksi perusahaan investee; 4. Kemampuan untuk mengendalikan mayoritas suara dalam rapat/pertemuan dewan direksi.

Penyajian investasi pada Neraca terbagi 2 (dua) kelompok, yaitu : 1. Investasi jangka pendek disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar, 2. Investasi jangka panjang disajikan sebagai bagian dari Investasi Jangka Panjang (Investasi Permanen dan Investasi Non Permanen) Pengungkapan investasi dalam CaLK memuat informasi : 1. Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi; 2. Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen; 3. Perubahan harga pasar. 4. Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; 5. Investasi yang penerapannya; dinilai dengan nilai wajar dan alasan 6. Perubahan pos investasi.

Pihak-pihak yang terkait : 1. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) yang melaksanakan fungsi akuntansi PPKD dengan tugas : a) Mencatat transaksi/kejadian investasi berdasarkan buktibukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum b) Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek) c) Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari LRA, LO, LP-SAL, LPE, LAK, Neraca dan CaLK. 2. PPKD, dengan tugas : a) Menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh fungsi akuntansi PPKD b) Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.

Menurut Permendagri No 64 Tahun 2013, dokumen utama terkait dengan sistem akuntansi Investasi pada PPKD terdiri atas :

.

.

Secara umum, jurnal standar yang digunakan untuk membukukan investasi dimulai dengan perolehan investasi, pengakuan hasil investasi, sampai pada pelepasan investasi, dapat dilihat pada tabel berikut :

.

.

.

Contoh 1 : Investasi jangka Pendek. Tgl 1 April 2015, PPKD menempatkan dananya sebesar Rp 100.000.000,oo pada deposito berjangka 6 bulan di Bank Japar dengan tingkat bunga 24% per tahun. Tgl 1 Mei 2015, PPKD menerima Nota Kredit dari Bank Japar sebagai bukti penerimaan bunga deposito. Tgl 1 Oktober 2015, Pemerintah Kota Tasikmalaya mencairkan seluruh depositonya pada Bank Japar, dan mengakui pendapatan bunga bulan terakhir. Transaksi tersebut di catat oleh Fungsi Akuntansi PPKD Kota Tasikmalaya sbb :

.

Contoh 2 : Investasi jangka Panjang. Tgl 17 Maret 2015, PPKD menerbitkan SP2D-LS Rp 500 juta untuk penanaman modal pada BUMD Q. Atas penyertaan modal yang dilakukan ini, Pemerintah Kota Tasikmalaya memiliki porsi kepemilikan sebesar 100% pada BUMD Q. Tgl 28 April 2015, BUMD Q mengumumkan perolehan laba tahun 2015 Rp 200 juta, dan 20% dari laba tersebut akan dibagikan sebagai dividen tunai. Tgl 7 Mei 2015, BUD menerima Pembagian dividen sebesar yang diumumkan pada tanggal 28 April 2015. Tgl 3 Juli 2018, Pemeritah Kota Tasikmalaya memutuskan untuk menjual seluruh kepemilikan saham di BUMD Q dengan Harga Rp 700 juta (asumsi periode 28 April 2015 s.d. 3 Juli 2018, BUMD Q tidak untung dan tidak rugi). Maka, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat :

.

.

tedi.doc Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Th 2013