PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LEKAT DAN BERAT JENIS BETON DENGAN PERBANDINGAN 1:2:3

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LEKAT DAN BERAT JENIS BETON DENGAN PERBANDINGAN 1:2:3

Phone: ;

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TARIK DAN BERAT JENIS BETON DENGAN METODE CAMPURAN PERBANDINGAN 1:2:3

PENGARUH PEMANFAATAN LIMBAH TERAK SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TARIK.

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL

KAJIAN KUAT LEKAT DAN KUAT TEKAN PADA BETON SERAT DENGAN BAHAN TAMBAH POTONGAN LIMBAH BANNER JURNAL. Oleh : ANISA APRILIAWATI K

PENGARUH PENGGUNAAN TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR DAN BERAT JENIS BETON NORMAL DENGAN METODE MIX DESIGN

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TARIK DAN BERAT JENIS BETON DENGAN METODE CAMPURAN PERBANDINGAN 1:2:3 SKRIPSI

PEMERIKSAAN TEGANGAN LEKAT BETON DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN

BAB III LANDASAN TEORI. agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013).

PENGARUH PENGGUNAAN TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LENTUR DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL DENGAN PERBANDINGAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

PEMANFAATAN LIMBAH TERAK SEBAGAI BAHAN BANGUNAN ALTERNATIF PENGGANTI PASIR TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN METODE PENCAMPURAN PERBANDINGAN 1:2:3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI EKSPERIMEN PENGGANTIAN AGREGAT KASAR DENGAN TERAK BAJA TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BETON DENGAN TANAH POZOLAN TULAKAN DAN KAPUR SEBAGAI PENGGANTI SEMEN. Naskah Publikasi Ilmiah

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN TERAK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS BETON NORMAL DENGAN METODE CAMPURAN 1:2:3

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

BAB 3 METODE PENELITIAN

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

KAJIAN KUAT LEKAT DAN KUAT TEKAN PADA BETON SERAT DENGAN BAHAN TAMBAH POTONGAN LIMBAH BANNER

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TARIK BELAH BETON YANG MENGGUNAKAN TERAK NIKEL SEBAGAI AGREGAT KASAR

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

Viscocrete Kadar 0 %

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANFAATAN FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Transkripsi:

PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LEKAT DAN BERAT JENIS BETON DENGAN PERBANDINGAN 1:2:3 Suci Amri Mukti Abundant, Ida Nugroho Saputro,S.T, M.Eng, Anis Rahmawati, S.T, M.T Prodi. Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS Kampus UNS Pabelan, Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Tlp/Fax 0271 718419 e-mail: uchieamrie@rocketmail.com ABSTRAK Suci Amri Mukti Abundant. PENGARUH TERAK SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT LEKAT DAN BERAT JENIS BETON DENGAN PERBANDINGAN 1:2:3. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk, (1) mengetahui pengaruh terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar terhadap kuat lekat beton dengan metode perbandingan 1:2:3, (2) mengetahui pengaruh terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar terhadap berat jenis beton dengan metode perbandingan 1:2:3, (3) mengetahui persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar yang menghasilkan kuat lekat beton maksimal dengan metode perbandingan 1:2:3, (4) mengetahui persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar yang menghasilkan berat jenis beton normal dengan metode perbandingan 1:2:3. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun variabel yang mempengaruhi langsung dalam penelitian ini adalah (1) variabel terikat: kuat lekat dan berat jenis beton, (2) variabel bebas: persentase terak dengan variasi penggantian 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100% menggunakan baja tulangan berdiameter 12 mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar berpengaruh kuat terhadap kuat lekat beton, (2) Penggunaan terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar berpengaruh kuat terhadap berat jenis beton, (3) Persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar pada kuat lekat beton diperoleh pada persentase terak 43,125% dengan hasil 53,727 kg/cm², (4) Persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar terhadap berat jenis beton didapat pada persentase 100% dengan hasil 2429,67 kg/m 3. Simpulan dari penelitian ini adalah terak berpengaruh kuat terhadap kuat lekat dan berat jenis beton. Kata kunci: beton, terak, kuat lekat, berat jenis 1

2 ABSTRACT Suci Amri Mukti Abundant. THE EFFECT OF USING SLAG AS THE REPLACEMENT OF ROUGH AGGREGATE TOWARD THE BOND STRESS AND THE SPECIFIC GRAVITY OF THE CONCRETE WITH THE EQUIVALENT METHOD 1:2:3. Research Paper, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. September 2013. The objectives of this research are, (1) to know the effect of using slag as the replacement of rough aggregate toward the bond stress of concrete with the equivalent method 1:2:3, (2) to know the effect of using slag as the replacement of rough aggregate toward the specific gravity of the concrete with the equivalent method 1:2:3, (3) to know the percentage of the optimum slag as the replacement of rough aggregate which generate the maximum specific gravity with the equivalent method 1:2:3, (4) to know the percentage of optimum slag as the replacement of rough aggregate which generate the normal specific gravity with the equivalent method 1:2:3. This research uses qualitative method. The variables that directly influence this research are (1) dependent variable: the bond stress and specific gravity of the concrete, (2) independent variable: percentage of slag with the replacement variation 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100% using the 12 mm steel. Based on the result of this research, it can be concluded that (1) the use of slag as the replacement of rough aggregate influences the bond stress, (2) the use of slag as the replacement of rough aggregate influences the specific gravity of the concrete, (3) the percentage of optimum slag as the replacement of rough aggregate toward the bond stress of the concrete is generated at the percentage of 43,125% generating 53,727 kg/cm², (4) the optimum percentage of slag as the replacement of rough aggregate toward the specific gravity of the concrete is generated as the percentage of 100% generating 2429,67 kg/m 3. The conclusion of this research is that the slag is highly influence the bond stress and specific gravity of the concrete. Keywords: concrete, slag, bond stress, specific gravity. A. PENDAHULUAN Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang sangat populer digunakan hingga saat ini, baik pada bangunan yang bersifat struktural maupun pada bangunan yang non struktural. Sebagai bahan bangunan beton mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangannya. Disamping kelebihan, beton juga mempunyai kekurangan terutama karena sifatnya yang getas dan tidak mampu menahan tarik. Sehingga agar beton mampu menerima tegangan tarik dapat diatasi dengan cara menambahkan baja tulangan. Dengan begitu tulangan bajanya dapat menahan gaya tarik dan betonnya sendiri bisa menahan gaya desak, sehingga kombinasi dari beton dan baja tulangan ini disebut dengan beton bertulang. Beton sendiri dibentuk dari campuran antara agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir) dan juga bahan pengikat. Namun disini agregat kasarnya akan diganti dengan terak. Menurut pendapat yang diungkapkan oleh Y. Soehardono (1989:1) menyebutkan mengenai definisi beton, yaitu: Batu buatan yang terbuat dari campuran empat macam bahan yaitu Portland Cemen, pasir, kerikil atau batu pecah dan air. Keempat bahan ini dicampur atau diaduk sebaikbaiknya sehingga terdapat suatu adukan yang rata. Jadi bahan penyusun beton akan tercampur dan akan membentuk suatu adukan yang rata. Pengertian dari beton, Tri Mulyono berpendapat, Beton merupakan fungsi dari bahan strukturnya

3 yang terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture atau additive) (2004 : 3). Beton adalah bahan yang diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air dan agregat (dan kadang-kadang bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan bangunan non kimia) pada perbandingan tertentu (Tjokrodimuljo, 2004:1). Menurut SNI 03-2847- 2002 disebutkan bahwa: Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membuat masa padat. Jadi bahan penyusun beton akan tercampur dan membentuk masa padat. Terak merupakan limbah dari pengecoran logam. Komposisi kimia terak terdiri dari Silika, Alumina, Ferro oksida, Magnesia, dan Alkalis. Dengan komposisi Silika yang cukup besar pada terak, diharapkan proses hidrasi yang terjadi antara pasta semen dan agregat akan membentuk interface yang lebih sempurna, sehingga kehancuran beton tidak terjadi pada interface, atau kalaupun terjadi kehancuran pada interface diperlukan energi yang cukup tinggi, dengan kata lain akan diperoleh kekuatan beton yang cukup tinggi Y. Soehardono (1996: 96) menjelaskan bahwa: Kekuatan lekat adalah besarnya kekuatan yang dibutuhkan untuk menarik atau mendesak batang tulangan yang berhubungan dengan luas batang tulangan yang berhubungan dengan beton. Jadi kekuatan lekat adalah kerjasama antara beton dan baja tulangan yang saling menarik atau mendesak. Phil M. Ferguson (1991: 156) menjelaskan bahwa: Tegangan pelekatan adalah tegangan geser memanjang setempat, persatuan permukaan batang yang dipindahkan dari beton ke batang untuk merubah tegangan batang dari satu titik ke titik yang lain. Jadi tegangan pelekatan adalah tegangan geser memanjang setempat yang berubah dari satu titik ke titik lain.. Tegangan lekatan adalah tegangan geser memanjang setempat per-satuan permukaan batang yang dipindahkan dari beton ke batang untuk mengubah tegangan batang dari satu titik ke titik yang lain sepanjang batang. Panjang penyaluran batang adalah keperluan penanaman dalam kondisi-kondisi tertentu untuk menjamin bahwa suatu batang dapat diberi tegangan sampai titik lelehnya, dengan suatu cadangan untuk menjamin kekerasan bagian konstruksi (R.A. Cook G.T. Doerr, et all, 1993:515). Dapat disimpulkan bahwa kuat lekat adalah kerjasama antara beton dengan baja tulangan yang saling menarik satu sama lain sehingga mengakibatkan terlepasnya lekatan antara tulangan dan beton. Edward G. Nawy mengatakan bahwa kekuatan lekatan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, Adhesi antara elemen beton dengan tulangan baja, Tahanan gesekan (friksi) terhadap gelincir, Efek kualitas beton dan kekuatan tarik maupun tekannya, Efek mekanis penjangkaran ujung tulangan, diameter, bentang dan jarak tulangan semua akan mempengaruhi pertumbuhan retak. Salah satu cara untuk menentukan kualitas lekatan adalah dengan cara pengujian pencabutan (Pull Out), seperti pada Gambar 1 memperlihatkan jenis percobaan tersebut, prinsip pengujian pencabutan adalah suatu batang ditanamkan dalam sebuah silinder atau kubus empat persegi panjang masing-masing 15cm dari beton, dan gaya yang dibutuhkan untuk mencabut batang itu keluar atau membuatnya bergeser secara berlebihan. Gambar 1 Percobaan pencabutan (Nawy, 1990 : 399.) Y. Soehardono (1999: 58) menggambarkan kekuatan lekat beton, sebagai berikut : Gambar 2 Percobaan Kekuatan Lekat (Sumber : Y. Soehardono, 1989: 58) Untuk mengetahui berapa kekuatan lekat beton dapat dirumuskan oleh Y. Soehardono (1999: 67) sebagai berikut : τ l = P l π d

4 dimana : τ l = kuat lekat (kg/cm 2 ) P = beban yang bekerja (kg) L = panjang tanam baja tulangan (cm) π = 3,14 d = diameter tulangan (cm) Penelitian dilaksanakan dan mengarah pada tujuan yang sebenarnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar dengan perbandingan 1:2:3 terhadap kuat lekat beton? 2. Adakah pengaruh terak sebagai pengganti sebagian agregat kasar dengan perbandingan 1:2:3 terhadap berat jenis pada beton? 3. Berapakah persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar dengan perbandingan 1:2:3 yang menghasilkan kuat lekat beton maksimal? 4. Berapakah persentase terak optimal sebagai pengganti sebagian agregat kasar dengan perbandingan 1:2:3 yang menghasilkan berat jenis beton normal? B. METODE PENELITIAN Rancangan dan desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya berbentuk angka. (Sugiyono, 2011: 23). Dalam penelitian ini data kuantitatifnya yaitu memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh penggantian terak ke campuran beton dengan metode 1:2:3 terhadap kuat lekat dan berat jenis beton. Gambaran ini dibuat dengan mengadakan eksperimen terhadap sejumlah benda uji untuk mendapatkan data yang diperlukan. Populasi dalam penelitian ini adalah beton dengan penambahan terak. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Kuat Lekat a. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 0% b. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 20% c. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 40% d. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 60% e. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 80% f. 6 buah silinder beton dimensi 30 cm x 15 100% 2. Pengujian Berat Jenis a. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 0% b. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 20% c. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 40% d. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 60% e. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 80% f. 5 buah kubus beton dimensi 10 cm x 10 cm dengan persentase penggantian terak 100% Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini antara lain : 1. Data yang diperoleh dari hasil pengujian eksperimen dan pengamatan di laboratorium yang nantinya hasil akan dicatat dan digunakan sebagai hasil data untuk pembahasan, analisa data dan laporan penelitian. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan yaitu kadar lumpur, kadar zat organic, specific gravity, gradasi agregat halus dan kasar, kadar air, abrasi agregat kasar sesuai dengan standar SK SNI S- 04-1989-F, pengujian kuat lekat sesuai dengan standar SNI 03-4809-1998 dan berat jenis beton sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 dengan metode perbandingan 1:2:3. 2. Data yang diperoleh dari referensi seperti buku-buku yang relevan yang dapat membantu penelitian ini. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggantian terak dalam beton dengan campuran 1:2:3 terhadap kuat lekat dan berat jenis dengan teknik analisis regresi. Akan tetapi sebelum melakukan pengujian diadakan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji linieritas C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang sudah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Ada pengaruh penggantian terak sebagai agregat kasar terhadap kuat lekat beton dengan perbandingan 1:2:3. Diperoleh nilai R Square 0,516 dan nilai R sebesar 0,718 jadi dapat disimpulkan bahwa terak berpengaruh kuat

5 terhadap kuat lekat, diperoleh nilai signifikan 0,001 (<0,05) dan didapat F hitung = 10,108 dan F tabel 3,52, F hitung > F tabel maka dapat diartikan bahwa penggantian terak sebagai agregat kasar terhadap kuat lekat berpengaruh signifikan dan persamaan regresi yang berbentuk non linear (quadratic) dapat digunakan. 2. Ada pengaruh penggantian terak sebagai agregat kasar terhadap berat jenis beton dengan perbandingan 1:2:3. Diperoleh nilai R Square sebesar 0,550, nilai R sebesar 0,742 jadi dapat disimpulkan bahwa terak berpengaruh kuat terhadap berat jenis dan diperoleh nilai signifikan 0,006 (<0,05) dan didapat F hitung = 7,954 dan F tabel = 3,81, F hitung > F tabel maka dapat diartikan bahwa penggantian terak sebagai agregat kasar terhadap berat jenis berpengaruh signifikan dan persamaan regresi yang berbentuk non linear (quadratic) dapat digunakan. 3. Ada persentase optimal penggantian terak yang menghasilkan kuat lekat beton maksimal. Persamaan regresi yang diperoleh dari program SPSS 16.0 yaitu Y = -0,008X² + 0,690X + 38,849. Lebih jelas dilihat pada gambar 3 sebagai berikut : Gambar 3 Hasil Pengujian Kuat Lekat Dari hasil perhitungan persamaan tersebut didapat nilai kuat lekat beton maksimal pada persentase 43,125 % dengan kuat lekat sebesar 53,727 kg/cm². Edward G. Nawy (1990: 398) berpendapat bahwa kuat lekat beton dan baja tulangan tergantung pada faktor-faktor utama yaitu adanya adhesi antara elemen beton dan bahan penguatnya, efek memegang (griping) sebagai akibat dari susut pengeringan beton sekeliling tulangan dan saling geser antara tulangan beton dengan sekelilingnya, faktor diameter, bentuk dan jarak tulangan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan retak, tahan gesekan (friction) terhadap gelincir dan saling mengunci pada saat elemen penguat atau tulangan mengalami gaya tarik. Pada penelitian ini faktor diameter, bentuk dan jarak tulangan adalah sama tidak dibuat berbeda. Pada persentase penggantian terak 0% - 43,125% yang mengalami kenaikan kekuatan lekat disebabkan karena adanya kenaikan adhesi yang timbul dari reaksi antara silika yang terkandung dalam terak dengan sisa hidrasi semen yang membentuk bahan penguat baru. Selain itu karena kerikil lebih bnyak persentasenya dibanding terak sehingga kerikil yang mempunyai permukaan yang berongga dapat menambah efek kekuatan memegang dengan tulangan yang mengakibatkan peningkatan kuat lekat. Sedangkan pada persentase penggantian terak 43,125% - 100% yang mengalami penurunan kekuatan lekat disebabkan karena kenaikan adhesi yang timbul dari reaksi antara silika yang terkandung dalam terak dengan sisa hidrasi semen lebih kecil dibanding dengan berkurangnya efek memegang (griping) antara tulangan dan elemen pada beton akibat berkurangnya jumlah kerikil. Karena pada persentase ini terak lebih banyak persentasenya dibanding dengan kerikil, oleh karena itu terak yang mempunyai permukaan yang halus dan padat membuat kekuatan lekatnya menurun karena terak kurang dapat memegang (griping) dengan tulangan. Sehingga terak dapat digunakan untuk pengganti agregat kasar dalam pembuatan beton khusunya dengan menggunakan metode pencampuran 1:2:3. 4. Ada persentase optimal penggantian terak yang menghasilkan berat jenis beton normal. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut : Gambar 4 Hasil Pengujian Berat Jenis

6 Dari penelitian ini berat jenis beton normal terdapat pada keseluruhan persentase 0%-100%. Dalam kondisi ini berat terak lebih berat dari kerikil. Hal ini disebabkan terak memiliki nilai specific gravity SSD sebesar 2,90. Sedangkan kerikil memiliki nilai specific gravity SSD sebesar 2,45. Sehingga beton yang mengandung terak lebih banyak, akan memiliki berat yang besar juga. Selain itu beton dengan penggunaan terak sebagai pengganti agregat kasar tidak cocok untuk bangunan yang berstruktur karena terak memiliki berat yang lebih besar dari kerikil. Namun pada persentase 80% terak mengalami penurunan berat jenis kondisi ini terjadi karena pada saat pencetakan beton dimana proses pencetakan antara sampel uji untuk kuat lekat yang berbentuk silinder dengan sampel uji untuk berat jenis yang berbentuk kubus berbeda. Lebih dahulu proses pencetakan silinder daripada kubus. Pada saat proses pencampuran beton selesai, benda uji yang dibuat terlebih dahulu adalah benda uji untuk kuat lekat yang berbentuk silinder. Baru sisanya dibuat untuk benda uji berat jenis yang berbentuk kubus sehingga kurang tercampur antara agregat kasar dan halusnya, dan agregat kasarnya banyak terdapat pada sampel uji kuat lekat silinder sedangkan untuk pembuatan benda uji berat jenis kubus tinggal terdapat sisanya yaitu banyak agregat halusnya daripada agregat kasarnya. D. KESIMPULAN 1. Penggantian terak terhadap sebagian agregat kasar berpengaruh kuat (positif) terhadap kuat lekat beton. Diperoleh nilai signifikansi untuk kuat lekat beton sebesar 0,001 < 0,05. F hitung 10,108 > F tabel 3,52. Hasil ini memenuhi syarat regresi non-linier. Dalam uji linieritas kuat lekat mempunyai nilai R Square sebesar 0,516 dan nilai R sebesar 0,718. 2. Penggantian terak terhadap sebagian agregat kasar berpengaruh positif terhadap berat jenis beton. Diperoleh nilai signifikansi untuk berat jenis beton sebesar 0,006 < 0,05. F hitung 7,954 > F tabel 3,81. Hasil ini memenuhi syarat regresi non-linier Dalam uji linieritas berat jenis mempunyai nilai R Square sebesar 0,550, dan nilai R sebesar 0,742. 3. Penggantian terak terhadap sebagian agregat kasar didapatkan kuat lekat beton yang optimum, pada persentase penggantian terak 43,125% yaitu 53,727 kg/cm². 4. Persentase optimal penggantian terak terhadap sebagian agregat kasar yang menghasilkan berat jenis beton normal adalah pada 100% yaitu 2429,67 kg/m³, dan beton terak termasuk dalam jenis beton normal yaitu antara 2200-2500 kg/ m³. E. DAFTAR PUSTAKA Asroni, A. (2007). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta : Graha Ilmu Ferguson. M.P, Sutanto, B., Setianto, K. (1995). Dasar Dasar Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga Nawy, Edward G., 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, Terjemaha, Ir. Bambang Suryanto, MSc. Bandung : PT Eresco PBI NI-2 Tahun 1971 Pedoman Penulisan Skripsi. (2012). Surakarta : Universitas Sebelas Maret Pusjatan-balitbang PU. (1997). SNI 03-4431-1997 Pusjatan-balitbang PU. (1998). SNI 03-4810-1998 Pusjatan-balitbang PU. (2000). SNI 03-2834-2000 Pusjatan-balitbang PU. (2002). SNI 03-2847-2002 RA. Cook, G.T. Doerr, et all., 1993, Bond Stress Model for Design of Adhesive Anchors, ACI Structure Journal. Title no. 90-553 Soehardono, Y., (1989). Konstruksi Beton I Teknologi Beton. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian. Bandung : Alfabeta

7 Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Tjokrodimuljo,K., (2004). Teknologi Beton. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Trihendradi, C. (2011). Langkah-Langkah Mudah melakukan Analisis Stasistik menggunakan SPSS 19. Yogyakarta : CV. Andi Offset