Aplikasi Pupuk Daun Gandasil D Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus Havil)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus)

PEMBERIAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Gyrinops caudata (Gilg) Domke

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

Pengaruh Media Tumbuh Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus Macropyllus)

PENGARUH FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Aquilaria malaccensis Lamk.

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Gyrinops versteegii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK DAUN BAYFOLAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GMELINA (Gmelina arborea Roxb.)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus) PADA MEDIA CAMPURAN TANAH PMK, KOMPOS DAN PASIR

BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

UJI KONSENTRASI PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KENTANG Solanum tuberosum L. VARIETAS KALOSI DAN GM 08 SECARA IN VITRO.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK CAIR MULTINUTRIEN DARI BUANGAN INDUSTRI GARAM PADA TANAMAN SEMUSIM

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ABSTRAK

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PEMBERIAN PUPUK ZA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN PEMBIBITAN KAKAO (Theobroma cacao L.) KLON RCL DALAM POLYBAG

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH UMUR BIBIT PINDAH TANAM DAN MACAM PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERONG (Solanum melongena, L.) VARITAS ANTABOGA 1

PENGATURAN KOMPOSISI NUTRISI DAN MEDIA DALAM BUDIDAYA TANAMAN TOMAT DENGAN SISTEM HIDROPONIK. Samanhudi* dan Dwi Harjoko

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

PENGARUH JARAK TANAM DAN MACAM PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Paseolus radiatus L.)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAB I PENDAHULUAN. Unsur hara adalah nutrisi atau zat makanan yang bersama-sama dengan air

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Transkripsi:

Aplikasi Pupuk Daun Gandasil D Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus Havil) 1) 2) Telji Y. Palemba 1, M. T. Lasut 2, J. I. Kalangi 2, A. Thomas 2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Dosen Program Studi Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Fertilization on red Jabon (Anthocephalus macrophyllus Havil) seedling is necessary to accelerate growth and improve the quality of red Jabon.Seedling quality can be seen from the high growth of seedlings, large stem diameter and number of leaves are many. fertilizer that can be used is fertilizer leaf Gandasil D. Fertilizing through the leaves have some advantages, quickly and easily absorbed by the plant and contains macro and micro nutrients to support the growth of the phase vegetative good. This study aimed to determine the effect of foliar fertilizers on the growth of seedlings Gandasil D Jabon red. The results of statistical tests that have been conducted, obtained with leaf fertilizer concentration of 2 grams / liter of water can provide a good vegetative growth in seedlings of red jabon. Key words : red jabon seedling (Anthocephalus macrophyllus Havil), fertilizer leaf Gandasil D. ABSTRAK Pemupukan pada bibit jabon merah (Anthocephalus macrophyllus Havil) sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan mutu dan bibit jabon merah yang berkualitas. Bibit yang bermutu dan berkualitas dapat dilihat dari pertumbuhan tinggi bibit, diameter batang yang besar dan jumlah daun yang banyak, pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk daun Gandasil D. Pemberian pupuk lewat daun memiliki beberapa keuntungan, cepat dan mudah diserap oleh tanaman serta mengandung unsur hara makro dan mikro yang dapat menunjang pertumbuhan dalam fase vegetatife yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun Gandasil D terhadap pertumbuhan bibit Jabon merah. Hasil uji statistik yang telah dilakukan, diperoleh pemberian pupuk daun dengan kosentrasi 2 gram/liter air dapat memberikan pertumbuhan vegetatife yang baik pada bibit jabon merah. Kata kunci : bibit jabon merah (Anthocephalus macrophyllus Havil), pupuk daun Gandasil D. I. PENDAHULUAN Kebutuhan akan kayu di Indonesia setiap tahunnya meningkat hingga mencapai sekitar 60 juta m 3 per tahun dan pada tahun 2000 produksi kayu dari hutan alam sebesar 80 juta m 3 dimana pada tahun 2008 produksi dari hutan alam menurun, hanya dapat memproduksi 50 juta m 3. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan hutan tanaman, 1

baik hutan tanaman industri (HTI) maupun hutan rakyat yang merupakan program pengelolahan hutan yang sangat penting sebagai salah satu sasaran untuk memenuhi kebutuhan kayu bagi keperluan domestik dan global. Jabon merah merupakan salah satu jenis unggulan yang dapat dikembangkan melalui hutan tanaman industri maupun hutan rakyat akan tetapi teknik silvikulturnya masih terbatas sehingga perlu untuk dikembangkan. Jabon merah merupakan pohon yang memiliki pertumbuhan yang termasuk cepat dibandingkan dengan jenis-jenis pohon lainnya. Jabon merah memiliki keunggulan dibandingkan dengan jabon putih yaitu kayunya lebih keras, jika dibandingkan dengan sengon jabon lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Agar menghasilkan jabon yang berkualitas dengan pertumbuhan yang cepat serta tinggi batang bebas cabang yang baik, maka diperlukan bibit yang baik. Untuk memperoleh bibit jabon yang baik maka diperlukan pemberian pupuk yang merupakan bagian dari proses pemeliharaan. Pemupukan pada bibit jabon sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan kualitas bibit, salah satu pupuk yang dapat digunakan adalah pupuk daun Gandasil D. Pemberian pupuk daun dapat menunjang pemberian pupuk akar. Pemberian pupuk lewat daun mempunyai beberapa keuntungan seperti cepat dan mudah diserap oleh tanaman, kandungan unsur haranya lengkap dan tidak merusak struktur tanah serta berperan dalam pertumbuhan vegetatif. Agar diperoleh hasil yang baik, maka perlu digunakan dosis pupuk yang tepat, sesuai dengan kebutuhan tanaman, oleh karena itu sangat perlu untuk dilaksanakannya penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan bibit jabon dengan dosis atau konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun Gandasil D terhadap pertumbuhan bibit Jabon merah. Diharapkan data hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan dalam penyediaan bibit jabon yang berkualitas. II. BAHAN DAN METODE A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juni 2012. Penelitian berlokasi di rumah kaca, Program Studi Ilmu Kehutanan, Fakultas Pertanian Unsrat. B. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jabon merah, media tanam (tanah, pasir dan pupuk kandang), pupuk 2

NPK, pupuk Gandasil D, air. Peralatan yang digunakan adalah sekop, polibag (22 x 25 cm), penggaris (60 cm), jangka sorong, alat tulis menulis, timbangan analitik, oven, gelas ukur (2 liter) dan sprayer (1 liter). Pupuk daun Gandasi D merupakan pupuk daun yang lengkap, berbentuk Kristal yang larut dalam air dengan cepat. Komposisi terdiri dari Komposisi pupuk Gandasil D sebagai berikut nitrogen 20%, fosfor 15%, kalium 15%, magnesium 1% dan dilengkapi dengan unsur-unsur mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), kobal (Co), seng (Zn), serta vitamin-vitamin untuk pertumbuhan tanaman seperti aneurine, lactoflavine dan amid C. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari 25 satuan percobaan yang diacak secara lengkap. Dalam 25 satuan percobaan ini terdapat 5 perlakuan, dimana setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dalam setiap ulangan terdapat 6 tanaman. Total tanaman yang akan diamati sebanyak 50 tanaman. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian pupuk daun Gandasil D yang disemprotkan pada permukaan daun jabon dengan konsentrasi yang berbeda, sebagai berikut, (A); 0 g/l air atau kontrol, (B); 0,5 g/l air, (C); 1 g/l air, (D); 1,5 g/l air, (E); 2 g/l air. Variabel yang diamati adalah tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat kering dan volume akar. Pengamatan pada tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun dilakukan sebanyak 9 kali. Pengukuran tinggi bibit dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan menggunakan penggaris. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga pucuk tanaman. Pengukuran diameter batang pada bibit jabon dilakukan setiap 1 minggu sekali. Pengukuran dilakukan 3 cm diatas permukaan tanah, dengan mengunakan jangka sorong. Jumlah daun dihitung dari daun pertama yang berada didekat pangkal hingga duduk daun terakhir (daun sempurna), penghitungan jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali. Pengukuran luas daun dilakukan pada pengamatan terakhir menggunakan metode gravimetrik. Metode ini menggunakan timbangan analitik, dengan cara daun digambar di atas kertas menggunakan kertas folio bergaris sehingga berbentuk pola daun yang akan menjadi replika dari daun, replika daun tersebut kemudian digunting sesuai dengan pola daun dan ditimbang. Berat dari replika sampel daun yang diperoleh dibaagi dengan berat kertas 100 cm 2 dan dikalikan 3

dengan 100 cm 2 dengan rumus sebagai berikut. Berat ReplikaDaun(g) LD= x 100 cm 2 Berat Kertas 100 cm 2 (g) Berat kering dilakukan pada pengamatan terakhir. Bagian tajuk dari jabon merah dimasukkan kedalam oven dengan suhu 80 0 C selama 2 hari, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik maka diperoleh hasil berat kering dari jabon merah. Volume akar diamati pada pengamatan terakhir. Untuk mengetahui volume akar jabon akan menggunakan alat bantu gelas ukur (gelas ukur yang digunakan berukuran 2 liter), dengan menggunakan rumus V = L x T (keterangan V = volume, L = luas tabung, T = tinggi dari kenaikan air di dalam tabung dari titik awal ke titik akhir) maka akan diperoleh volume akar. Data yang diperoleh dari variabel pengamatan berupa tinggi tanaman, diameter batang, volume akar, berat kering dan jumlah daun diolah secara statistik dengan analisis sidik ragam pada taraf 5 %. Apabila perlakuan yang diberikan menunjukkan perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk daun Gandasil D terlihat nyata pada pertumbuhan bibit jabon merah terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-Rata Pertumbuhan Bibit Jabon Merah, dari Beberapa Variabel Pengamatan pada Perlakuan Pemupukan Gandasi D, hari ke-63 Setelah Tanam. Perlakuan TT (cm) DB (cm) JD LD (cm 2 ) BK (g) VA (cm 3 ) 0 gr/lt air 18,51 a 1,22 a 15,4 a 3435,0622 42,34 a 112,61 a 0.5 gr/lt air 25,26 b 1,33 b 16,4 a 4055,7262 46,54 a 140,76 a 1 gr/lt air 26,46 b 1,36 b 16,6 b 3729,419 48,8 b 149,87 b 1.5 gr/lt air 26,37 b 1,41 b 16,4 a 3718,7966 51,28 b 161,46 b 2 gr/lt air 30,61 c 1,41b b 17,6 b 4085,527 59,26 c 19,92 c BNT 5 % 3,55 0,1 1,04 6,5 33,08 Keterangan 1: TT = Tinggi bibt jabon merah, DB = Diameter batang, JD = Jumlah daun, LD = Luas daun, BK = Berat kering tajuk, VA = Volume akar. Keterangan 2: angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam tabel menunjukkan tidak berbeda nyata menurut BNT 5% 4

Tinggi Bibit Jabon Merah Hasil analisis BNT (5%) pengamatan hari ke-63 setelah tanam diperoleh bahwa perlakuan dengan konsentrasi pemberian pupuk daun Gandasil D 2 gram/liter air memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tinggi bibit dibandingkan dengan perlakuan lainnya Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Bibit Jabon Merah Dalam Gambar 1 di atas terlihat pertumbuhan tinggi bibit jabon merah mengikuti waktu (Hst), dimana perlakuan yang diberikan pupuk daun Gandasil D memperlihatkan pengaruhnya mulai pada pengamatan hari ke-21 setelah tanam. Selanjutkan perlakuan pemupukan dengan konsentrasi 2 gram/liter air memperlihatkan perbedaan nyata dengan perlakuan lainnya dimana tinggi bibit mencapai 30,61 cm pada hari ke-63 setelah tanam. Hasil analisis laju pertambahan tinggi bibit jabon merah, didapati bahwa pemupukan dengan konsentrasi 2 gram/liter air memberikan nilai tertinggi yaitu 3,09 cm/minggu kemudian diikuti oleh perlakuan dengan Gambar 2. Analisis Rata-Rata Laju Pertumbuhan Tinggi Bibit Jabon Merah per Minggu konsentrasi 1,5 gram/liter air 2,51 cm/minggu pada perlakuan dengan konsentrasi 1 gram/liter air 2,4 cm/minggu, perlakuan dengan konsentrasi 0,5 gram/liter air 2,34 cm/minggu, dan tanpa perlakuan pemupukan (kontrol) laju pertambahan tinggi bibit jabon merah 1,43 cm/minggu. Diameter Batang Bibit Jabon Merah Hasil analisis BNT (5%) diperoleh bahwa pada pengamatan ke-63 hari setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan pupuk daun Gandasil D berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemupukan (kontrol). 5

Gambar 3. Pertumbuhan Diameter Bibit Dalam gambar 2 di atas terlihat pertubuhan diameter batang setiap waktu pengamatan, dimana perlakuan pemupukan memperlihatkan pengaruhnya pada pengamatan pada hari ke-14, selanjutnya perlakuan pemupukan dengan konsentrasi 1,5 gram/liter air dan 2 gram /liter air memperlihatkan perbedaannya pada pengamatan hari ke-63 setelah tanam dari perlakuan pemupukan lainnya. Hasil analisis laju pertambahan diameter batang bibit jabon merah, didapat bahwa pemupukan dengan konsentrasi 2 gram/liter air memberikan nilai tertinggi yaitu 0,14 cm/minggu, kemudian diikuti oleh perlakuan dengan konsentrasi 1,5 gram/liter air 0,136 cm/minggu, konsentrasi 1 gram/minggu air 0,117 cm/minggu, konsentrasi pemberian pupuk daun 0,5 gram/liter air 0,117 cm/miggu, dan tanpa pemupukan (kontrol) laju pertumbuhan diameternya 0,098 cm/minggu. Gambar 4. Analisis Rata-Rata Laju Pertumbuhan Diameter Bibit Jabon Merah per Minggu Jumlah Daun Bibit Jabon Merah Hasil pengamatan didapati perlakuan yang diberikan pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun bibit jabon merah pada hari yang ke-63 setelah tanam, dimana jumlah daun pada perlakuan 2 gram/liter air adalah yang tertinggi dengan rata-rata jumlah daun mencapai 17,6 helai (di lapangan rata-rata mencapai 9 pasang atau 18 helai daun) (Tabel 1).. Gambar 5. Pertambahan Jumlah Daun Bibit Jabon Merah 6

Gambar 6. Laju Pertambahan Jumlah Daun per Minggu Hasil analisis laju pertambahan jumlah daun bibit jabon merah, didapat bahwa pemupukan dengan konsentrasi 2 gram/lter air memberikan nilai tertinggi yaitu 1,17 helai/minggu, kemudian diikuti oleh perlakuan dengan konsentrasi 1,5 gram/liter air 1,11 helai/minggu, konsentrasi 0,5 gram/liter air 1 helai/minggu, konsentrasi 1 gram/liter air 0,97 helai/minggu, dan tanpa pemupukan (kontrol) 0,8 helai/minggu. Luas Daun Bibit Jabon Merah Pengamatan untuk luas daun dilakukan pada hari ke-63 setelah tanam, dimana hari ke-63 merupakan pengamatan akhir. Hasil pengamatan yang telah dilakukan tidak terjadi perbedaan nyata secara statistik dari ke-5 perlakuan yang telah diamati, meskipun rata-rata luas daun tanaman tertinggi ditemukan terdapat pada perlakuan 2 gram/liter air dengan luas daun mencapai 4085.527 cm 2, kemudian diikuti oleh perlakuan 0,5 gram/liter air dengan luas daun 4055.7262 cm 2, perlakuan 1,5 gram/liter air dengan luas daun 3718.7966 cm 2, perlakuan 1 gram/liter air denngan luas daun 3729.419 cm 2 dan tanpa perlakuan pemupukan dengan luas daun 3435.0622 cm 2. Diduga tidak terjadinya perbedaan nyata pada luas daun dikarenakan jabon merah merupakan jenis tumbuhan yang menggugurkan daunnya dikarenakan pada permulaan hidup primordium daun, mengembang ke samping (lateral) yang memungkinkan bagian pangkal untuk menyelubungi ujung secara sempurna. Pada waktu yang sama, pemanjangan terjadi dan primordium membentuk tudung di atas ujung. Pemanjangan tabung yang menyelubungi ujung membentuk pelepah daun dan menyebabkan helaian daun terlepas dari pelepah daun tertua (Goldswothy dan Fisher, 1996) Berat Kering Tajuk Hasil pengamatan pada hari ke-63 setelah tanam, didapati berat kering tajuk jabon merah tertinggi 59,26 gram pada perlakuan dengan konsentrasi 2 gram/liter air berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, 7

perlakuan yang terbaik berikutnya adalah perlakuan dengan konsentrasi 1,5 gram/liter air dengan berat mencapai 51,28 gram, sedangkan pada perlakuan 0 gram/liter air dengan berat 42,34 gram, 0,5 gram/liter air dengan berat 46,54 gram dan 1 gram/liter air dengan berat 48,9 gram tidak berbeda nyata secara statistik. untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Sutejo, 1999). Volume Akar Bibit Jabon Merah Gambar 8. Rata-Rata Volume Akar (cm 3 ) Gambar 7. Rata-Rata Berat Kering Tajuk (g) Gambar 7 memperlihatkan bahwa berat kering tajuk jabon merah tertinggi terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 2 gram/liter air, pada pengamatan hari ke-65 setelah tanam mencapai 59,26 gram. Diduga berat kering tajuk pada bibit jabon merah mengikuti tinggi tajuk dan jumlah daun, semakin tinggi tajuk dengan jumlah daun yang relatif banyak, maka akan memberikan hasil yang semakin berat pada bobot kering tajuk dari bibit jabon merah. Pupuk Gandasil D mengandung unsur hara makro berupa N, P, K dan Mg yang dapat menjadi tambahan organik yang dibutuhkan Gambar 8 di atas memperlihatkan bibit jabon merah yang diberikan perlakuan pemupukan daun Gandasil D menunjukkan hasil yang bebrbeda nyata (Tabel 1) pada volume akar bibit jabon merah, pengamatan hari ke-63 setelah tanam mencapai 192,924 cm 3, kemudian diikuti oleh perlakuan 1,5 gram/liter air 161,46 cm3, dan perlakuan 1 gram/liter air. Jabon merah merupakan jenis tumbuhan dikotil yang dimana akarnya berbentuk akar primer, pertumbuhan dari akar primer tergantung dari maristem apikalnya. Pembelahan sel berlangsung dengan sangat aktif pada bagian maristem ini, bagian maristem pada batang dilindungi oleh tudung akar, yang berperan penting dalam pemanjangan akar (Fahn, 1992 dan Hidayat, 1995). Faktor yang mempengaruhi 8

pemanjangan akar adalah hasil fotosintat dari daun. Selain tumbuh memanjang akar juga tumbuh secara radial. Pada akar tanaman dikotil terdapat kambium vaskuler yang terletak diantara pembuluh floem dan xilem, kambium inilah yang berperan dalam pertambahan diameter akar (pertumbuhan radial) (Lakitan, 1996). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapati bahwa perlakuan yang diberikan pemupukan menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil analisis laju pertumbuhan didapati tinggi bibit pada perlakuan pemupukan dengan konsentrasi 2 gram/liter air dapat mencapai 3,09 cm/minggu, pada diameter dengan kosentrasi 2 gram/liter air mencapai 0,14 cm/minggu, dan pertambahan jumlah daun dengan konsentrasi 2 gram/liter air mencapai 1,17 helai/minggu lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Jadi dapat disimpulkan pertambahan jumlah daun yang diberikan perlakuan pemupukan daun Gandasil D dapat menjadi daun sempurna pada minggu ke-2, sedangkan pada perlakuan tanpa pemupukan dapat menjadi daun sempurna pada minggu ke-3. Hal ini disebabkan oleh karena pupuk daun Gandasil D mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman jabon merah untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk daun Gandasil D mengandung unsur hara makro berupa N, P, K dan Mg dilengkapi dengan beberapa unsur hara mikro berupa Mn, Bo, Cu, CO, Zn serta Aneurine (Sutejo, 1999) IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan Pemberian pupuk daun Gandasil D memberikan hasil yang berbeda nyata pada pertumbuhan bibit jabon merah. Perlakuan dengan konsentrasi 2 gram/liter air memberikan pengaruh pertumbuhan yang besar terhadap pertumbuhan bibit jabon merah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. B. Saran Penelitian untuk pertumbuhan bibit jabon merah masih sangat terbatas, sehingga perlu untuk diadakan penelitian mengenai laju pertumbuhan dari bibit jabon merah. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2010. Sifat dan Fungsi Tanah (1-2 h). Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. 472 h. Fahn, A. 1993. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.943 h. Goldswothy, P. R. dan Fisher N.M. 1996. Fisiologi Budidaya Tanaman Tropik. 9

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 874 h. Hardjowigeno, S. 2007. BAB I Pendahuluan (1-7 h). Ilmu Tanah. Akademik Presindo. Jakarta. 288 h. Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung. 275 h. Lakitan, B. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 205 h. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Perumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persaja. Jakarta. 218 h. Mansur, I. dan F. Tuheteri. 2010. Morfologi dan Ciri Umum (24 h). A. anggara dan suripprayugo. Kayu Jabon. Penebar Swadaya. Jakarta. 123 h. Mansur, I. dan Surahman. 2011. Respon Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba) terhadap Pemupukan Lanjutan (NPK). Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 3 (1): 71-77. Mulyana, D.; C. Asmarahan, dan I. Fahmi. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Bertanam Kayu Jabon. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 142 h Sanyoto, J. 2011. Tanaman Perkebunan dan Kehutanan. http://www.jabonjawa. com /2011/05/ciri-ciri-khas-jabonmerahsamama.html. tanggal akses 06 Mei 2012. Samekto, R. 2006. Pupuk Daun. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta. 44 h Sutedjo, M. 1991. Pengertian Tentang Tanah. Tanah Mineral dan Tanah Organik (22-26). Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian, Rineka Cipta. Jakarta. 152 h. Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Madah University Press. Yogyakarta. 412 h. Sutejo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 h. 10