PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2017 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

Oleh : DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN REGULASI UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

Tugas, Wewenang, Kewajiban, dan Hak Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Darah

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

SKEMA KELEMBAGAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI TINGKAT TAPAK TERKAIT DENGAN SATLINMAS DESA

PELAKSANAAN PROGRAM PAMSIMAS 2015 DAN PERSIAPAN PROGRAM PAMSIMAS 2016

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KERJA 3X!!! MI 20 Oktober 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

INSPEKTORAT KHUSUS INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

2012, No sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III : RIWAYAT JABATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI PERDESAAN MELALUI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/JULI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN PENYULUH PERIKANAN DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2008

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 66 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH) Oleh : DR. RIZARI, MBA, M.Si DIREKTUR DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN DAN KERJASAMA 2017

UU 5/ 1974 Ttg Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Sentralistik) UU 22/ 1999 Ttg Pemerintahan Daerah (Otonomi seluasluasnya) UU 32/ 2004 Ttg Pemerintahan Daerah (Otonomi luwes/ terbatas) UU 23/ 2014 Ttg Pemerintahan Daerah (Otonomi terbatas)

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat) CONCURRENT (Urusan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota) URUSAN PEMERINTAHAN UMUM - PERTAHANAN - KEAMANAN - MONETER - YUSTISI - POLITIK LUAR NEGERI - AGAMA WAJIB/ OBLIGATORY PELAYANAN DASAR pendidikan; kesehatan; PU & penataan ruang; perumahan Rakyat dan kawasan permukiman; Trantib umum, dan Linmas, Sosial (dilaksanakan dengan SPM) NON PELAYANAN DASAR tenaga kerja; pemberdayaan perempuan & anak, pangan; Pertanahan; Lingkungan Hidup; Dukcapil, PMD, penduduk dan KB, perhubungan, kominfo, Koperasi UKM, Penanaman Modal, PORA, statistik, sandi, Budaya, perpustakaan, & arsip PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan) Kelautan & perikanan, Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, ESDM, Perdagangan, perindustrian dan Transmigrasi Wawasan Kebangsaan; Ketahanan Sosial; Pengamalan pancasila Persatuan dan Kesatuan; Penanganan Konflik Sosial; Koordinasi Pelaksanaan Tugas Antar Instansi di Provinsi/Kab/Kota; Pengembangan Kehidupan Demokrasi; Pelaksanaan semua urusan pemerintahan yang bukan kewenangan Daerah & tidak Ditangani oleh Instansi Vertikal

KEDUDUKAN DAN PERAN GUBERNUR GUBERNUR DAERAH OTONOM Gub sbg Kepala Daerah WILAYAH ADMINISTRATIF Gubernur SWPP PENYELENGGARA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM (Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 26 ayat (2)) 1. Penyelenggara Urusan Otonomi Daerah 2. melaksanakantp K/L 1. Binwas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kab/Kota 2. Pembinaan dan pengawasan TP 3. melaksanakan asas dekonsentrasi Urusan Absolut dan Konkuren SKPD Perangkat Gubernur Koordinasi Dibantu INSTANSI VERTIKAL

PENGERTIAN (UU 23 tahun 2014) Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum. (UU 33 tahun 2004) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. (UU 23 tahun 2014) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi. (UU 33 tahun 2004) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Daerah dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

ARAH PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN UU 32 TAHUN 2004 UU 23 TAHUN 2014 PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PUSAT SKPD (pelaksana dekonsentrasi dan TP) INSTANSI VERTIKAL (pelaksana dekonsentras) SKPD (pelaksana TP) PERANGKAT GUBERNUR (Pelaksana Dekonsentrasi ) INSTANSI VERTIKAL (Pelaksana Dekonsentrasi)

Pasal 10 ayat (2) UU 23 tahun 2014 Urusan pemerintahan Absolut yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat diselenggarakan : a. Sendiri oleh pemerintah Pusat; b. melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah atau Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas dekonsentrasi. Pasal 19 UU 23 tahun 2014 (1) Urusan pemerintahan Konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat diselenggarakan : a. Sendiri oleh pemerintah Pusat; b. Dengan cara melimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atau kepada Instansi Vertikal yang ada di Daerah berdasarkan asas Dekonsentrasi; atau c. Dengan cara menugasi Daerah berdasarkan asas Tugas Pembantuan. BIAYA 42 TUGAS ATRIBUTIF GWPP DEKON KEMENDAGRI

PENDANAAN Pasal 91 UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (5) Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dibebankan pada APBN. (8) Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak keuangan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat diatur dengan Peraturan Pemerintah. 8

PERANGKAT GUBURNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014) Pasal 93 UU No. 23 Tahun 2014 (1) Gubernur dalam menyelenggarakan tugas sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur. (2) Perangkat gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sekretariat dan paling banyak 5 (lima) unit kerja. (3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh sekretaris gubernur. (4) Sekretaris daerah provinsi karena jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris gubernur. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, dan fungsi perangkat gubernur diatur dalam peraturan pemerintah.

Konsep Perangkat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat 1 0

ISU-ISU AKTUAL PENYUSUNAN RPP GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT 1. Terbit Keppres Nomor 10 Tahun 2016 tentang Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2016 a. Menetapkan 196 Rancangan Peraturan Pemerintah sebagai Program Penyusunan Peraturan Pemerintah Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keppres b. Program Penyusunan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun c. Simplifikasi RPP Pelasanaan Tugas, Wewenang dan Hak Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat digabung dengan RPP tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas, Wewenang, dan Hak Kepala Daerah serta Wakil Kepala Daerah Pokok materi RPP meliputi: 1) Pelaksanaan tugas dan wewenang kepala daerah oleh wakil kepala daerah dan pelaksanaan tugas sehari-hari kepala daerah oleh sekretaris daerah; 2) Hak Protokoler dan keuangan/administratif Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 3) Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 4) Pelaksanaan tugas dan wewenang serta hak keuangan gubernur sebagai wakil pemerintah pusat: Kedudukan, tugas, dan wewenang; Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang; Susunan organisasi, tugas, dan fungsi perangkat Gubernur yang terdiri atas sekretariat dan paling banyak 5 (lima) unit kerja 5) Pertanggungjawaban; 6) Pembinaan dan Pengawasan. 2. Arahan Presiden terkait Penataan Lembaga melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor B543/Seskab/Polhukam/09/2016 Tanggal 29 September 2016, bahwa dengan keluarnya Undang-Undang tidak harus diikuti dengan pembentukan badan baru Bagaimana dengan status Organisasi Perangkat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat yang sudah diamanahkan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014??

Lanjutan... ISU-ISU AKTUAL PENYUSUNAN RPP GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT 3. Pasal 123 PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Perangkat Daerah provinsi melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan umum dan teknis atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh kabupaten/kota sampai dengan terbentuknya perangkat gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat 4. Berdasarkan Rapat Pembahasan RPP pada tanggal 28 Februari 2017 yang dihadiri oleh Pejabat yang mewakili dari Sekretariat Kabinet, Kementerian Keuangan, Bappenas, Kemenpan RB, Biro Organisasi dan Tata Laksana Kemendagri, Bagian Perundang-undangan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri serta Pakar Ilmu Pemerintahan kesepakatan antara Kementerian/Lembaga terhadap bentuk organisasi Perangkat Gubernur yang bersifat inkorporasi dengan SKPD Provinsi, dengan mengacu kepada Surat Sekretaris Kabinet Nomor B543/Seskab/Polhukam/09/2016 Tanggal 29 September 2016 supaya tidak menambah organisasi baru dan PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Selain itu juga memperhatikan masukan dari Pemerintah Provinsi supaya organisasi Perangkat Gubernur tidak terpisah dari SKPD Provinsi dalam melaksanakan tugas dan wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.

Lanjutan... ISU-ISU AKTUAL PENYUSUNAN RPP GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT 5. Pada Rapat yang dilaksanakan Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan di Bandung pada tanggal 21 Februari 2017 dengan mengundang Kepala Biro Pemerintahan dan Inspektorat Provinsi se Indonesia, menghasilkan rekomendasi untuk meminta Kemendagri mengambil langkah antisipatif dalam rangka pembiayaan tugas dan wewenang GWPP yang saat ini masih menggunakan APBD Provinsi. (Surat Edaran). 6. Wacana untuk membuat Produk Perundang-undangan dalam 2 halaman 7. Masukan untuk tetap mengakomodir Staf Ahli dalam Perangkat Gubernur

Konsep terakhir Perangkat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat

PERANGKAT GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT Divisi Bidang Pemerintahan mempunyai tugas melakukan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi di bidang Pemerintahan, serta mengkoordinasikan dan memfasilitasi Sekretariat Perangkat Gubernur di bidang perencanaan, keuangan, dan umum. Divisi Bidang Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melakukan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi di bidang hukum dan organisasi. Divisi Bidang Keuangan mempunyai tugas melakukan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi di bidang keuangan. Divisi Bidang Perencanaan mempunyai tugas melakukan koordinasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi di bidang perencanaan. Divisi Bidang Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengawasan umum dan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

JENIS TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT 16

1. melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak daerah dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan; 2. membatalkan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Bupati/Wali Kota; 3. Memberikan persetujuan terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota 4. melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota; 5. Mengajukan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan kecamatan kepada Menteri untuk mendapat persetujuan 6. Membatalkan keputusan Bupati/Wali Kota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan 7. Memberikan nomor register terhadap Raperda Kabupaten/Kota yang diajukan oleh Bupati/Wali Kota 17

1. melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak daerah dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan; 2. Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar daerah Kabupaten/Kota dan antara daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya; 3. Melaksanakan Koordinasi teknis pembangunan antara daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota dan antar daerah Kabupaten/Kota lingkup daerah Provinsi 4. Mengoordinasikan pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat 18

1. memberdayakan dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya; 2. Melantik Bupati/Wali Kota 3. Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi 4. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan daerah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi 5. Melakukan fasilitasi khusus kepada penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah dibina namun tidak menunjukkan perbaikan kinerja 6. Memberikan persetujuan pembentukan instansi vertikal di wilayah Provinsi 7. Melantik kepala instansi vertikal dari Kementerian dan LPNK yang ditugaskan di daerah Provinsi yang bersangkutan 8. Menerima pertanggungjawaban Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum untuk diteruskan kepada Menteri 9. Mengusulkan pemberhentian Bupati/Walikota kepada Menteri atas laporan dari DPRD Kabupaten/Kota. 10. Mengusulkan penjabat Bupati/Wali Kota kepada Menteri apabila Bupati/Wali Kota Kota diberhentikan sementara dan tidak ada Wakil Bupati/Wali Kota 11. Menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD Provinsi kepada Menteri dan memberhentikan anggota DPRD Kabupaten/Kota atas usul pimpinan DPRD 19

12. Menyampaikan nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktu kepada Menteri, serta meresmikan pemberhentian anggota DPRD Kabupaten/Kota dan pengangkatan pengganti antarwaktu anggota DPRD Kabupaten/Kota 13. Melakukan pembinaan dan pengendalian penataan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota 14. Menunjuk dan menyetujui penjabat Sekretaris Daerah 15. Mengangkat dan/atau melantik Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang ditolak diangkat dan/atau dilantik oleh Bupati/Wali Kota 16. Memberikan nomor register terhadap Raperda Kabupaten/Kota yang diajukan oleh Bupati/Wali Kota 17. Menyampaikan laporan Perda Kabupaten/Kota yang telah mendapat nomor register 18. Melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 19. Meresmikan Ketua, Wakil Ketua dan Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota 20. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 20

1. melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah, pajak daerah dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan; 2. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya 3. Melakukan pengendalian atas defisit APBD Kabupaten/Kota dengan berdasarkan batas maksimal defisit APBD dan batas maksimal jumlah kumulatif pinjaman Daerah 21

1. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada Bupati/Wali Kota terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah 2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Tugas Pembantuan yang dilaksanakan Daerah Kabupaten/Kota 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan umum dan teknis terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota 4. Memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Wali Kota yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 5. Memberikan teguran dan sanksi tertulis kepada Bupati/Wali Kota atas laporan DPRD terkait tidak diterimanya penjelasan Kepala Daerah terhadap penggunaan hak interpelasi 6. Memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang masih memberlakukan Perda yang telah dibatalkan 7. Memberi sanksi kepada Bupati/Wali Kota yang tidak menyebarluaskan Perda dan Perkada yang telah diundangkan 8. Memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Wali Kota yang tidak mengumumkan informasi tentang pelayanan publik 9. Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak memberikan pelayanan perizinan 10. Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak melaksanakan program strategis nasional 11. Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak mengumumkan informasi pembangunan Daerah dan informasi keuangan Daerah 22

1. Melaksanakan sebagian urusan pusat berdasarkan asas dekonsentrasi berdasarkan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga 23

24