BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aep Rohimat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa. menulis akan memudahkan siswa untuk mengkonsumsikan menuangkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X MIPA SMA NEGERI 9 BATANGHARI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Menurut Djiwandono (2008, hlm. 8) bahwa kemampuan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan diri melalui kata-kata dan kalimat yang disampaikan secara tertulis. Sementara itu, menurut Tarigan (2008, hlm. 3) keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi tanpa tatap muka dengan pihak lain. Dengan menulis, seseorang dapat menyampaikan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain tanpa tatap muka langsung atau seseorang dapat menghasilkan sebuah karya berupa tulisan yang bermanfaat bagi orang lain baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang walaupun dirinya sudah meninggal dunia. Ungkapan seorang penulis, Helvy Tiana Rosa, Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi. Keterampilan menulis tidak begitu saja dapat dimiliki oleh seseorang. Namun, perlu ada proses belajar karena menulis merupakan kegiatan yang sekaligus menuntut beberapa pengetahuan yaitu pengetahuan menyangkut isi tulisan, aspek-aspek kebahasaan, dan teknik penulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Morsey (Tarigan, 2008) sebagai berikut. Menulis dipergunakan untuk melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. Seseorang bisa mendapatkan keterampilan menulis di sekolah karena dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah formal dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) terdapat standar kompetensi yang bertujuan untuk menjadikan siswa terampil dalam menulis. Namun, kenyataannya masih banyak siswa yang kesulitan dalam menulis sehingga minat menulis pada siswa rendah. Hal ini dapat menjadi evaluasi

2 terhadap proses pembelajaran menulis di setiap jenjang pendidikan sehingga guru dan pihak yang terkait dapat mencari berbagai inovasi yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran menulis. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, siswa memiliki keharusan untuk belajar menulis berbagai jenis teks yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum kompetensi tingkat satuan pendidikan (KTSP). Salah satu jenis teks adalah slogan dan slogan merupakan jenis teks yang tercantum pada kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum berbasis KTSP tingkat sekolah menengah pertama (SMP) kelas VIII semester 2 yaitu kompetensi dasar nomor 12.3 yaitu Menulis slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif. Slogan adalah suatu pesan yang berisi kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat (Martanti dan Supraptiwi, 2009, hlm. 186). Pesan yang disampaikan pada slogan memuat pemberitahuan dan informasi yang bertujuan sebagai penyemangat, peringatan, atau penyuluhan yang dapat dijadikan visi, misi, harapan, dan tujuan instansi, organisasi, atau lembaga tertentu sehingga kalimat yang digunakan harus persuasif, menarik, singkat, dan jelas. Menurut Yusni (2009, hlm. 9) slogan adalah motto atau frasa yang digunakan pada konteks politik, komersial, agama, dan lainnya sebagai ekspresi sebuah ide atau tujuan. Di era sekarang ini, slogan marak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya: perusahaan untuk mempromosikan produk dagangannya, pemerintahan untuk mengimbau masyarakat, komunitas dan sebagainya. Beberapa contoh slogan produk dagangan, antara lain: Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro, Harian Kompas, Amanat Hati Nurani Rakyat, Orang Pintar, Minum Tolak Angin. Dengan demikian, slogan merupakan hasil karya keterampilan menulis yang bermanfaat bagi berbagai kalangan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki keterampilan menulis slogan untuk berbagai keperluan.

3 Di dunia pendidikan, slogan dinilai berperan penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatannya di sekolah karena slogan memungkinkan dijadikan tindakan. Guru dapat menggunakan slogan sebagai pembangkit motivasi siswa agar terpacu giat belajar. Apalagi terdapat buku motivasi yang berjudul Ubah Slogan Jadi Tindakan yang menerangkan begitu berpengaruhnya slogan untuk kesuksesan seseorang. Selain itu, pesanpesan yang disampaikan melalui slogan lebih mudah diingat siswa. Kompetensi dasar menulis slogan di sekolah merupakan kompetensi yang tepat untuk diajarkan kepada siswa, mengingat slogan ini bermanfaat khususnya bagi siswa dan umumnya bagi masyarakat. Dalam pembelajaran di sekolah, untuk menghasilkan karya tulisan slogan, siswa diharapkan mampu menemukan ide, mampu menentukan diksi, dan mampu merangkai kata sehingga tercipta karya slogan untuk berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif. Namun, kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan melakukan proses tersebut dan kurangnya motivasi dalam membuat slogan (Surtini, 2010, hlm. 3). Apabila kesulitan dan kurangnya motivasi siswa dalam menulis slogan dibiarkan, keberadaan pembelajaran menulis slogan menjadi tidak bermakna bagi mereka. Selain itu, tujuan pembelajaran untuk mencetak siswa yang terampil membuat slogan tidak akan tercapai. Penelitian mengenai menulis slogan telah dilakukan oleh Surtini (2012) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Slogan Melalui Metode Picture and Picture pada Siswa Kelas VIII. Dalam penelitian ini diterangkan bahwa keterampilan siswa dalam menulis slogan masih tergolong rendah. Penelitian mengenai penggunaan media untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan telah dilakukan oleh Yusup (2010) dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Slogan pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Wiradesa Kabupaten Pekalongan Melalui Gambar Karikatur di Media Massa. Yusup menyebutkan di dalam latar belakang penelitiannya, di lapangan masih banyak siswa yang belum bisa menulis slogan dengan maksimal karena pembelajaran menulis slogan diajarkan sepintas dan tidak

4 tuntas. Sementara itu, penelitian lain mengenai menulis poster telah dilakukan oleh Wahyuni (2013) dengan judul Penerapan 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Menulis Poster (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII E di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013). Keterampilan menulis slogan erat kaitannya dengan menulis poster karena kalimat yang gunakan baik untuk slogan maupun poster harus menarik, singkat, dan jelas. Namun, poster lebih mengutamakan ilustrasi gambar, sedangkan slogan hanya memfokuskan pada pesan atau kalimat. Dalam penelitian Wahyuni diterangkan hasil wawancara dengan seorang guru bahasa Indonesia dan beberapa siswa kelas VIII bahwasanya siswa masih kesulitan mencari kata, ide, dan kurangnya motivasi dalam menulis poster. Begitu pun, masalah yang dialami siswa kelas VIII B di SMP Pasundan 4, peneliti menemukan bahwasanya mereka mengalami kesulitan dalam mencari ide dan kurang motivasi dalam menulis slogan. Berdasarkan identifikasi masalah pembelajaran menulis slogan yang dipaparkan di atas maka peneliti akan melakukan upaya penyelesaian yaitu dengan memilih jalan penggunaan media untuk membantu guru dalam merangsang ide dan meningkatkan motivasi siswa dalam menulis slogan. Menurut Hamalik (Kusnadi dan Sutjipto, 2011, hlm. 19) pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Terdapat batasan mengenai pengertian media yang telah diungkapkan oleh banyak pakar atau organisasi. Menurut Schram (Susilana dan Riyana, 2008, hlm. 5) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, terdapat banyak bentuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran, maka guru harus memilih dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Salah satu bentuk media yang dapat digunakan adalah media cetak. Koran atau surat kabar terkategori sebagai media cetak. Koran adalah lembaran-lembaran kertas

5 bertuliskan kabar (berita) dsb, terbagi di kolom-kolom (delapan sampai sembilan kolom), terbit setiap hari atau secara periodik (KBBI offline versi 1.5, 2013). Menurut Budiantana (Saputra dkk., 2012, hlm. 2 ) objek bacaan berupa artikel dan teks bacaan yang terdapat dalam koran/ surat kabar menekankan pada hal-hal yang bersifat teknis, fakta, sumber primer, bukti, dan contoh. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan menulis slogan melalui koran dengan cara mencari dan menemukan ide khususnya dari berita yang dimuat pada koran. Siswa juga dapat merasakan bahwasanya menulis slogan merupakan kebutuhan yang ada di masyarakat, sehingga motivasi siswa menulis slogan menjadi meningkat. Berdasarkan penelitian Ratna (Saputra dkk., 2012, hlm. 2), pemanfaatan media masa, baik berupa media cetak (koran, majalah, jurnal) ataupun media elektronik (televisi, radio, internet) dapat membangkitkan minat siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan bukti meningkatnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menggunakan media pembelajaran berupa koran dengan disertai penggunaan metode pembelajaran yang mendukung keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menulis slogan. Penggunaan media pembelajaran tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya unsur lain berupa metode atau teknik yang berfungsi sebagai cara untuk mengantarkan pembelajaran agar sampai pada tujuan. Peneliti akan memilih beberapa teknik atau metode yang disesuaikan dengan hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti sehingga menunjang tindakan penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan-permasaahan pada pembelajaran menulis slogan. Permasalahan itu dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) sebagian siswa masih tergolong rendah dalam keterampilan menulis slogan; 2) sebagian siswa masih kesulitan dalam menemukan ide, menentukan diksi, dan merangkai kata dalam menulis slogan;

6 3) sebagian siswa kurang memiliki motivasi untuk menulis slogan; 4) pembelajaran menulis slogan diajarkan sepintas dan tidak tuntas; 5) dalam pembelajaran menulis slogan biasanya guru jarang menggunakan media sehingga selama proses pembelajaran kurang menarik dan menumbuhkan motivasi pada siswa. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) bagaimanakah bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014? 2) bagaimanakah proses pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014? 3) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan: 1) bentuk rencana pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014; 2) proses pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2014/2015; 3) hasil pembelajaran menulis slogan dengan menggunakan koran di kelas VIII B di SMP Pasundan 4 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis

7 Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pelbagai teori menulis dan media pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan baru mengenai penerapan teori-teori tersebut, khususnya sebagai alternatif yang dapat bermanfaat bagi terlaksananya proses pembelajaran menulis slogan sehingga tercapai hasil pembelajaran yang diharapkan. 1.5.2 Manfaat Kebijakan Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan pihak pemangku kebijakan pendidikan untuk mempertahankan kompetensi dasar menulis slogan di tingkat sekolah menengah pertama. 1.5.3 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini memiliki manfaat praktis sebagai berikut. 1) Bagi Siswa Penelitian ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran menulis slogan yang mengesankan dan menjadikan siswa SMP kelas VIII B di Pasundan 4 Bandung menjadi terampil dalam menulis slogan, memiliki motivasi untuk menulis slogan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan serta menjadi siswa yang kritis dan kreatif, menjadi seorang yang peka terhadap kehidupan sekitar, serta menjadi seorang yang menginspirasi. 2) Bagi Guru Penelitian ini dapat menjadi sumber acuan bagi para guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan memanfaatkan koran untuk merangsang ide dan motivasi siswa dalam menulis slogan. Selain itu, dapat menginspirasi para guru untuk terampil membuat atau menggunakan berbagai slogan untuk memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa terbiasa dengan kalimat slogan. 3) Bagi Sekolah Penelitian ini dapat menginspirasi dan memberikan kesempatan kepada SMP Pasundan 4 Bandung untuk memanfaatkan hasil dari menulis slogan siswa kelas VIII atau memberi kesempatan kepada siswa dalam membuat slogan untuk berbagai keperluan sekolah.

8 Hadirnya slogan-slogan di sekolah memungkinkan untuk membangkitkan semangat siswa dalam kegiatannya di sekolah dan menjadikan siswa lebih memiliki motivasi untuk menjadi siswa yang unggul. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab satu sampai bab lima. Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bab satu sebagai pendahuluan dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab dua merupakan kajian pustaka yang memaparkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai penggunaan koran untuk meningkatkan keterampilan menulis slogan dan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian. Bab tiga merupakan metodologi penelitian yang berisi penjabaran mengenai metode penelitian tindakan kelas, termasuk beberapa komponen lainnya yaitu lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas dua hal, yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu, memaparkan pembahasan atau analisi temuan. Bab lima merupakan simpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan peneliti.