PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN dan PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI dan BATANG JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SERBUK GERGAJI, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG YANG BERBEDA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DALAM UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

PENGARUH LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA TAMBAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

98 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

PENGARUH PUPUK KANDANG AYAM DAN SERBUK GERGAJI SENGON PADAMEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN. DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH(Pleorotus ostreatus )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Jamur Tiram. digunakan. Jenis dan komposisi media akan menentukan kecepatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

merang terutama selulosa (Subaryanto, 2011). Bersumber dari pernyataan tersebut, sangat mungkin sekali mengganti media tumbuh jamur merang yang

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleorotus ostreatus) AKIBAT KONSENTRASI PEMBERIAN MOLASE (GULA MERAH)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TONGKOL JAGUNG PADA MEDIA TANAM TERHADAP BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Keywords: Batang pisang, batang jagung, bibit F2, Pertumbuhan Miselium

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TUMBUH CAMPURAN JERAMI PADI DAN TONGKOL JAGUNG

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF

Pengembangan Media Dasar Jerami untuk Pertumbuhan dan. Produktifitas Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) dengan

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

182 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

TUGAS AKHIR SB091358

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.

Makalah Seminar Hasil. PENGARUH KOMPOS DAUN GAMAL DAN MOLASE SEBAGAI NUTRISI TAMBAHAN DALAM BAGLOG TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

Suharnowo, Lukas S. Budipramana, Isnawati Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN PISANG KERING (KLARAS) DAN AIR LERI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) YANG DITANAM PADA BAGLOG

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

ABSTRAK. Peneliti : Imam Mudakir 1 Mahasiswa Terlibat : - : BOPTN Dirlitabmas Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN MOLASE DENGAN DOSIS YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi dalam jamur hampir mengimbangi nutrisi pada daging sapi dan daging ayam.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guru Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

Perbedaan Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG. (Zea mays L)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FORMULASI MEDIA PRODUKSI BIBIT F2 JAMUR TIRAM PUTIH SEED PRODUCTION MEDIA FORMULATIONS F2 WHITE OYSTER MUSHROOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. fotosintesis. Oleh karena itu, didalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat

PENGARUH SUMBER DAN KONSENTRASI NUTRISI TAMBAHAN TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa (Irianto et al., 2008).

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae). SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA TAMBAHAN SERABUT KELAPA (Cocos nucifera)

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEH DAN KARDUS SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRAK

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

PENGARUH TAKARAN SUKROSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUCKY WILANDARI A 420 100 123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL Lucky wilandari, A 420100123, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. ABSTRAK Jamur Tiram putih merupakan jenis jamur kayu yang tidak dapat menyediakan makanan sendiri, sehingga membutuhkan nutrisi dan zat hara. Penelitian produktivitas jamur tiram putih ini menggunakan media campuran serbuk gergaji, serasah daun pisang dan bekatul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produktivitas jamur tiram putih pada media campuran serbuk gergaji, serasah daun pisang dan bekatul. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktorial. Faktor tersebut adalah penambahan media campuran serbuk gergaji kayu sengon (1500 g,1200 g, 900 g, 600 g, 300 g, 0 g), serasah daun pisang (0 g, 300 g, 600 g, 900 g), bekatul (0 g, 300 g, 600 g) dengan 6 taraf perlakuan dan 2 kali ulangan. Analisis data secara deskriptif kuantitatif dengan uji ANOVA satu jalur. Pertumbuhan miselium tercepat yaitu pada perlakuan menggunakan serbuk gergaji 0 g, serasah daun pisang 900 g, bekatul 600 g (P6) selama 40 hari, sedangkan berat segar buah dan jumlah tubuh buah tertinggi yaitu perlakuan serbuk gergaji 900 g, serasah daun pisang 300 g, bekatul 300 g (P3) sebesar 182,5 g dan 21 buah. Kata kunci: Jamur tiram putih, serbuk gergaji, serasah daun pisang, bekatul, produktivitas 1

A. PENDAHULUAN Jamur banyak dijumpai di alam, seperti pada kayu-kayu yang sudah lapuk ataupun di berbagai tanaman yang lembab. Menurut Chazali (2010) jamur tiram putih juga bisa dijadikan sebagai makanan alternatif yang baik, khusunya bagi para vegetarian dan penderita kolesterol tinggi. Menurut Sinaga (2004), jamur juga memiliki gizi yang tinggi diantaranya protein, karbohidrat, serat, vitamin, lemak, fosfor, dan besi yang berguna bagi tubuh manusia terutama untuk anak-anak pada masa pertumbuhan. Di Indonesia banyak berbagai limbah yang memenuhi syarat untuk media produksi penanaman jamur tiram putih yang tidak hanya menggunakan serbuk kayu gergaji saja. Peneliti kali ini memilih seresah daun pisang karena banyaknya seresah daun pisang disekitar lingkungan yang tidak digunakan dan mudah didapat sehingga peneliti mempunyai ide untuk memanfaatkan sebagai media tambahan. Serbuk gergaji berasal dari kayu yang merupakan habitat asli dari jamur tiram. Kayu gergajian yang biasanya dipakai adalah kayu sengon. Karena pada kayu sengon memiliki struktur yang keras dan dapat meningkatkan hasil panen jamur tiram. Menurut S Alex (2011), Serbuk gergaji juga memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa, lignin, abu, silika, dan serat lebih tinggi dari pada media lain. Menurut Chazali (2010), selain itu juga terdapat kapur yang berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur ph. Menurut Astawan (2004), bahwa bekatul adalah hasil penggilingan padi yang sering digunakan untuk makanan ternak. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia bekatul adalah proses penyosoan kedua setelah dedak. Proses penggilingan merupakan proses penghilangan dedak dan bekatul dari bagian endosperma atau kulit ari pada beras. Peneliti memilih media campuran bekatul karena di dalamnya terdapat sumber karbohidrat, karbon, nitrogen, serta vitamin B1 dan B2. 2

Berdasarkan hasil penelitian Steviani (2011), bahwa kandungan dari jamur tiram tersebut yaitu terdapat protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Berdasarkan hasil penelitian Sumiati, (2006) bahwa perbaikan produksi jamur tiram puith dengan modifikasi bahan baku utama substrat, menyatakan bahwa terdapat pengaruh pada jenis bahan baku substrat yang digunakan yaitu substrat SKG albizia dan daun pisang kering + bekatul 5-15%, bagas tebu + bekatul 5-10%, SKG campuran + bekatul 10%, jerami padi + bekatul 5-15%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pada produktivitas jamur tiram putih dengan media campuran serbuk gergaji, seresah daun pisang dan bekatul. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktorial. Faktor tersebut adalah penambahan media campuran serbuk gergaji (1500 g, 1200 g, 900 g, 600 g, 300 g, 0 g), serasah daun pisang (0 g, 300 g, 600 g, 900 g), dan bekatul (0 g, 300 g, 600 g) dengan 6 taraf perlakuan dan 2 kali ulangan. Adapun faktor perlakuan sebagai berikut: Tabel 3.1 Rancangan percobaan Perlakuan Serbuk Gergaji Serasah Daun Pisang Bekatul P1 1500 g 0 g 0 g P2 900 g 0 g 600 g P3 900 g 300 g 300 g P4 300 g 600 g 600 g P5 600 g 900 g 0 g P6 0 g 900 g 600 g Keterangan : P1 : Serbuk gergaji kayu sengon 1500g, serasah daun pisang 0g, bekatul 0g P2 : Serbuk gergaji kayu sengon 900g, serasah daun pisang 0g, bekatul 600g P3 : Serbuk gergaji kayu sengon 900g, serasah daun pisang 300g, bekatul 300g P4 : Serbuk gergaji kayu sengon 300g, serasah daun pisang 600g, bekatul 600g P5 : Serbuk gergaji kayu sengon 600g, serasah daun pisang 900g, bekatul 0g P6 : Serbuk gergaji kayu sengon 0g, seresah daun pisang 900g, bekatul 600g 3

Hasil penelitian yang telah dilakuan di kumbung budidaya jamur tiram Bapak Ma sum di karanganyar kemudian data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan uji ANOVA satu jalur. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Lama pertumbuhan miselium Tabel 1. Hasil rerata lama pertumbuhan miselium Perlakuan Lama pertumbuhan miselium (hari) P1 44,5 P2 44 P3 42 P4 44 P5 45 P6 40 Pada P6 (serbuk gergaji 0 g, serasah daun pisang 900 g, bekatul 600 g) memiliki pertumbuhan lama miselium rerata 40 hari dan merupakan perlakuan paling cepat tumbuhnya miselium dari pada P5 (serbuk gergaji 600 g, serasah daun pisang 900 g dan bekatul 0 g) memiliki lama miselium paling rendah dengan rerata 45 hari. Hal ini karena adanya kandungan nitrogen yang terdapat pada bekatul 3,41% menyebabkan pertumbuhan miselium P6 lebih cepat dari pada perlakuan P5. Pertumbuhan miselium paling baik disebabkan adanya media tumbuh jamur yang terdekomposisi secara cepat dan merata, sehingga unsurunsur hara yang terdapat pada media dapat terserap oleh jamur dengan baik dan menyebabkan miselium cepat tumbuh dan berkembang (Darliana, 2012) Menurut Ervina (2002) dalam penelitian Darliana (2012) adanya nitrogen dapat menumbuhkan miselium lebih tebal. Jamur membutuhkan nitrogen dari substrat, nitrogen akan digunakan untuk membentuk protoplasma yang merupakan komponen dari dinding sel. Unsur fosfor pada bekatul sebesar 0,46% menyebabkan pertumbuhan miselium lebih banyak. Menurut Arif (1998) dalam Darliana (2012) bahwa fosfor juga 4

berperan penting dalam metabolisme energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan miselium. Fosfor merupakan bagian esensial dari pengaktifan enzim yang diperlukan untuk pembentukan pati dan protein. Pati dan protein tersebut akan didegradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana yang kemudian akan digunakan untuk pertumbuhan miselium (Salisbury (1995) dalam Darliana (2012). Pada P5 pertumbuhan miseliumnya paling lambat karena media yang digunakan belum terdekomposisi secara merata disebabkan karena kurangnya tambahan nutrisi pada media tersebut dengan tidak adanya bekatul. Sehingga adanya kandungan nutrisi dari bekatul dapat menunjang metabolisme jamur untuk pertumbuhan miselium lebih cepat. Urutan pertumbuhan lama miselium dengan rata-rata dari paling cepat hingga paling lama adalah P6 (40), P3 (42), P2 dan P4 (44), P1 (44,5), P5 (45). Menurut Adiyuwono (2000) dalam Purnamasari (2013), protein pada bekatul dapat mempercepat penyebaran miselium. Sedangkan lemak berfungsi sebagai sumber energi untuk mendekomposisi protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Selain itu kapur yang digunakan sebagai penetral juga mengandung nutrisi yang membantu pertumbuhan miselium dan sebagai sumber mineral serta pengatur ph. Selain itu protein, vitamin, mineral dan lemak yang terdapat di media bekatul sebagai nutrisi, substrat, penghasil kalori dan pupuk alami bagi pertumbuhan jamur tiram sehingga menghasilkan pertumbuhan jamur yang baik. Dilihat dari karakteristik jamur tiram putih yang memerlukan nutrisi untuk produktivitas diambil dari media yang digunakan. Menurut Djarijah dan Djarijah (2001) bahwa kelembaban udara optimum pada pertumbuhan jamur tiram adalah 80-90% yang harus dipertahankan, suhu udara untuk pertumbuhan miselium adalah 25-30 o C, dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 19-20 o C. 5

2. Berat segar tubuh buah jamur tiram putih Tabel 2. Hasil rerata berat segar tubuh jamur tiram putih Perlakuan Berat Segar Jamur (gram) P1 57,75 P2 85 P3 182,5 P4 155 P5 87,5 P6 90 P1 (serbuk gergaji 1500 g, serasah daun pisang 0 g dan bekatul 0 g) memiliki berat segar buah rerata 57,75 g menunjukkan perlakuan paling rendah terhadap berat segar tubuh buah jamur tiram putih. Sedangkan pada P3 serbuk gergaji 900 g, serasah daun pisang 300 g, dan bekatul 300 g) memiliki berat segar tubuh buah rerata 182,5 g menunjukkan berat segar tubuh buah jamur tiram putih paling tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kandungan bekatul yang terdapat karbohidrat 84,36%. Fungsi dari karbohidrat tersebut sebagai sumber karbon sehingga dapat menambah nutrien pada media tanam. Karbon merupakan unsur penting yang dibutuhkan jamur sebagai sumber energi dalam menjalankan aktivitas metabolismenya. Penambahan karbohidrat lebih banyak pada media tanam jamur dapat mempercepat munculnya tubuh buah dan menambah berat segar tubuh buah jamur tiram putih (Chang (2005) dalam Lukas (2012)). Selain itu terdapat protein 5-40% dan bahan mineral abu 3-5% pada serasah daun pisang lebih tinggi dari pada serbuk gergaji 0,60%. Sehingga menunjang pertumbuhan berat segar tubuh buah jamur tiram putih meningkat. Menurut Suriawiria (2001), bahwa nutrisi yang tersimpan dalam media tanam yang mampu diserap oleh jamur akan mampu meningkatkan berat segar tubuh dari jamur tiram putih. Kegunaan bekatul dalam media tumbuh jamur tiram untuk meningkatkan nutrisi dalam media tanam yaitu sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Karbon sebagai sumber N dan thiamin (vitamin B1) 6

berfungsi dalam pembentukan dan perkembangan jamur tiram putih. Sehingga urutan berat segar tubuh buah jamur tiram putih tertinggi hingga terendah adalah P3 (182,5 g), P4 (155 g), P6 (90 g), P5 (87,5 g), P2 (85 g), P1 (57,75 g). Komposisi kandungan gizi pada serasah daun pisang cocok untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh buah jamur tiram putih. Selain itu konsentrasi pada serasah daun pisang dan bekatul seimbang yaitu 300 g sehingga juga mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram. Berdasarkan hasil penelitian Darliana (2012) bahwa penambahan nutrisi pada bekatul berpengaruh nyata terhadap panjang miselium pada semua umur pengamatan, hasil tertinggi didapatkan pada pemberian bekatul 20%. Sedangkan menurut Wahyudi dkk (2002) dalam buku Widiwurjani (2010), bahwa nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan miselium dan perkembangan badan buah terdiri dari lignin, selulosa, hemiselulosa dan protein yang setelah terdekomposisi akan menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur. 3. Jumlah tudung jamur tiram putih Tabel 3. Hasil rerata jumlah tudung jamur tiram putih Perlakuan Jumlah Tudung Buah Jamu (Buah) P1 5,5 P2 9,5 P3 21 P4 11,5 P5 10 P6 15 Pada P3 (serbuk gergaji 900g, serasah daun pisang 300g, bekatul 300g) dengan rerata 21 buah menunjukkan jumlah tubuh jamur tiram putih lebih tinggi dari pada P1 (serbuk gergaji 1500 g, serasah daun pisang 0g, dan bekatul 0g) memiliki jumlah tubuh buah rerata 5,5 buah. Hal tersebut karena pada P3 mengandung karbohidrat 84,36% yang merupakan substrat utama untuk metabolisme karbon pada jamur. Fungsi dari karbohidrat tersebut sebagai sumber karbon sehingga dapat 7

menambah nutrien pada media tanam. Karbon merupakan unsur penting yang dibutuhkan jamur sebagai sumber energi dalam menjalankan aktivitas metabolismenya. Penambahan karbohidrat lebih banyak pada media tanam jamur dapat mempercepat munculnya tubuh buah (Chang (2005) dalam Lukas (2012)). Selain itu tekstur tubuh buah pada media campuran serasah daun pisang lebih kenyal, tidak mudah hancur dan lebih tebal dari pada hanya menggunakan media utama serbuk gergaji. Sehingga urutan jumlah tubuh buah jamur tiram putih dari tertinggi hingga terendah adalah P3 (21 buah), P6 (15 buah), P4 (11,5 buah), P5 (10 buah), P2 (9,5 buah), P1 (5,5 buah). Bekatul juga dapat menambah ketersediaan karbon yang merupakan sumber utama bagi media tumbuh jamur serta berfungsi membangun enzim yang dibutuhkan dalam jamur tiram putih. Kandungan enzim tersebut menyebabkan produksi jamur tiram dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama (Sutarja (2010) dalam Purnawanto (2012)). Menurut Kavanagh (2005) dalam jurnal Lukas (2012), jamur memiliki enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi glukosa. Glukosa dapat berperan sebagai sumber karbon yang merupakan unsur makronutrien yang digunakan jamur sebagai penyusun struktural sel dan merupakan sumber energi yang diperlukan oleh jamur. 8

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan pertumbuhan miselium paling cepat pada P6 (serasah daun pisang 900 g dan bekatul 600 g) 40 hari dan paling lambat (serbuk gergaji kayu sengon 600 g dan serasah daun pisang 900 g) pada P5 45 hari. Sedangkan pada jumlah tubuh buah dan berat segar tubuh buah paling tinggi pada P3 (serbuk gergaji 900 g, serasah daun pisang 300 g, dan bekatul 300 g) 21 buah dan 182,5 dan paling rendah pada P1 (serbuk gergaji kayu sengon 1500 g) jumlah tubuh buah 5,5 buah dan berat segar tubuh buah 57,75 g. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran agar dilakukan penelitian yang menggunakan media campuran lain dengan konsentrasi yang berbeda terhadap produktivitas jamur tiram putih. 9

Daftar Pustaka Astawan, Made. 2004. Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta: PT Gramedia Chazali, Syammahfuz. Putri Pratiwi. 2010. Usaha Jamur Tiram Skala Rumah Tangga. Jakarta: Swadaya. Darliana, Ina. 2012. Pengaruh Penambahan Bekatul dan Limbah Cair Tahu Untuk Media Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Forum penelitian. UNBAR. Djarijah, Djarijah. 2010. Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta: Kanisius. Lukas, Suhamowo. Budipramana, Isnawati. 2012. Pertumbuhan miselium dan Produksi Tubuh Buah Jamur Tiram Putih (Pleorotus Ostreatus) Dengan Memanfaatkan Kulit Ari Biji Kedelai Sebagai Campuran Pada Media Tanam. Jurnal. Vol 1. Surabaya: Jurusan Biologi, Universitas Negeri Surabaya. Nursalim, Yusuf. 2007. Bekatul Makanan Yang Menyehatkan. Jakarta: Agro Media. Purnamasari, Anisa. 2013. Produktifitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media Tambahan Serabut Kelapa. Skripsi. Surakarta: Fkip Biologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Purnawanto, Agus, dkk. 2012. Pengaruh Takaran Bekatul Dan Pupuk Anorganik Terhadap Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Purwokerto: Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. S, Alex, M. 2011. Untung Besar Budi Daya Aneka Jamur. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sinaga, M. 2004. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya. Sumiati, E, dkk. 2006. Perbaikan Produksi Jamur Tiram Pleurotus ostreatus Strain Florida dengan Modifikasi Bahan Baku Utama Substrat. Forum Penelitian, 2006.16(2):96-107. Suriawiria, Unus. 2001. Budi Daya Jamur Shiitake. Jakarta: Swadaya. 10

Steviani, Susi. 2011. Pengaruh Penambahan Molase dalam Berbagai Media Pada Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Wiardani, Isnaeni. 2010. Budi Daya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Andi Widiwurjani. 2010. Menggali Potensi Seresah Sebagai Media Tumbuh Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Surabaya: Unesa University Press. 11