DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

KEEFEKTIFAN SEKOLAH TERAKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Oleh : SUNARSIH NIM.: Q.100080048 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator keberhasilan pendidikan secara mikro di tataran pembelajaran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya. Jika siswa-siswa itu dapat ditumbuhkan motivasi belajarnya, maka sesulit apa pun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya niscaya mereka akan menjalaninya dengan "enjoy" dan "pede" (Achmad, 2007: 1). Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Pajudi, 2009: 1). Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan di SMP Kecamatan Blora diketahui bahwa berbagai faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Metode mengajar guru. Metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan akan mempengaruhi motivasi belajar siswa, (2) Tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas, (3) Tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, (4) Latar belakang ekonomi 1

2 dan social budaya siswa, sebagian besar siswa yang berekonomi lemah tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Contohnya siswa yang berasal dari pesisir pantai misalnya lebih memilih langsung bekerja melaut dari pada bersekolah. Kedua orang tua adalah pemain peran. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi tentunya memiliki pengetahuan luas dalam mendidik anak, demikian pula dalam hal pemberian motivasi belajar kepada anak, orang tua yang mempunyai pendidikan tinggi berbeda dengan orang tua yang kurang berpendidikan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa berbagai jenjang pendidikan orang tua siswa SMP di Kecamatan Blora, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga lulus sarjana (S1), namun masih ada pula orang tua yang tidak berpendidikan sama sekali, sehingga hal ini membawa corak karekteristik siswa yang berbeda, motivasi belajar yang berbeda dan perilaku yang beraneka ragam pula. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa, sebab sumber daya yang berkualitas merupakan produk pendidikan

3 (sebagai rahasia keberhasilan suatu bangsa), oleh karena itu hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama. Pembangunan bangsa tidak dapat dilepaskan dari pembangunan pendidikan. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk sikap serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2003: 8). Kesempatan belajar bagi siswa baik di kelas maupun di luar kelas sangat berarti bagi anak untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, semakin banyak siswa memiliki keempatan belajar, maka siswa tersebut semakin banyak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki maka siswa semakin terdorong untuk belajar lebih giat. Hal ini tentunya berbeda denan siswa yang memiliki kesempatan sedikit, dengan keterbatasan waktu yang dimiliki untuk belajar, maka kemungkinan siswa tersebut tidak terdotong untuk belajar lebih baik. Kenyataan di masyarakat saat ini masih banyak orang tua yang melibatkan anak untuk membantu orang tuanya tanpa menghiraukan

4 kesempatan untuk belajar sehingga siswa sering kehabisan waktu untuk sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Akibtnya siswa tidak lagi mengindahkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Demikian pula waktu-waktu di sekolah jarang terlihat siswa memanfaatkan waktu istirahat untuk membaca di ruang perpustakaan atau mendiskusikan pelajaran kepada teman-temannya. Bagi siswa waktu istirahat sebagian besar digunakan untuk pergi ke kantin, atau bersendau gurau dengan teman temannya. Selain tingkat pendidikan orang tua, dan kesempatan belajar, siswa dapat terdorong untuk belajar apabila siswa banyak bergaul dengan temantemannya. Bagi siswa yang senang mengikuti kegiatan organisasi baik organisasi sekolah, organisasi kemasyarakatan (misalnya Karang Taruna), organisasi keagamaan (misalnya: Pemuda Masjid), kemungkinan mempunyai motivasi untuk belajar lebih giat, karena dalam setiap kegiatan organisasi tersebut siswa membiasakan diri untuk hidup dalam suatu kelompok yang mempunyai tujuan, lebih terarah dan siswa dapat melatih diri. Dengan adanya berorganisasi tersebut siswa semakin mempunyai kesadaran untuk belajar lebih baik. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji dampak tingkat pendidikan orang tua, kesempatan belajar, dan aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

5 B. Identifikasi Masalah Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, kesempatan belajar, dan aktivitas berorganisasi. Anak yang mempunyai kesempatan dan motivasi belajar yang tinggi dan disertai dengan adanya biaya yang mendukung maka aktivitas berorganisasi sekolah akan terus berjalan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh orang tua, maka akan semakin sadar untuk terus menyekolahkan anak sampai jenjang pendidikan yang paling tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut masalah-masalah yang berkaitan dengan aktivitas berorganisasi dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh orang tua sebagai salah satu kendala bagi anak untuk meraih prestasi yang baik. 2. Kesempatan belajar yang diberikan masih terbilang kurang, karena terdapat kendala dalam hal biaya pendidikan. 3. Padatnya aktivitas berorganisasi sebagai salah satu kendala anak untuk malas belajar. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah dampak tingkat pendidikan orang tua, kesempatan belajar, dan aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora, tahun 2010.

6 D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian adalah: 1. Adakah dampak pendidikan orang tua, kesempatan belajar dan aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora? 2. Adakah dampak pendidikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora? 3. Adakah dampak kesempatan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora? 4. Adakah dampak aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis dan menguji dampak tingkat pendidikan orang tua, kesempatan belajar dan aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora. 2. Untuk menganalisis dan menguji dampak tingkat pendidikan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora. 3. Untuk menganalisis dan menguji dampak kesempatan belajar terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora. 4. Untuk menganalisis dan menguji dampak aktivitas berorganisasi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di SMP Kecamatan Blora.

7 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi terkait dan masyarakat dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa terkait dengan pendidikan orang tua, kesempatan belajar, dan aktivitas berorganisasi. 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, khususnya program Magister Manajemen Pendidikan, dan refernsi bagi peneliti berikutnya.