BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAGIAN IX ASET

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN, DAN PENGUNGKAPAN ASET TETAP DALAM LAPORAN KEUANGAN PT. PI DAN KESESUAIANNYA DENGAN PSAK No.

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

BAB II BAHAN RUJUKAN

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB 2 LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II BAHAN RUJUKAN

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK 16 (Revisi 2007) Taufik Hidayat SE,Ak,MM Universitas Indonesia

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II LANDASAN TEORI. dan digunakan oleh perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam. Menurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.16 PADA PT.WAHANA WIRAWAN MANADO

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN (P3B) SUMATERA UNIT PENGATUR BEBAN (UPB) SUMBAGUT

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Aset Tetap Definisi Aset Tetap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Untuk menunjang tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan mempunyai aktiva tetap tertentu untuk memperlancar kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karenanya, aset tetap merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam perusahaan sehingga harus dikelola dengan baik mulai dari perolehan, depresiasi, hingga pelepasannya. Pada umumnya perusahaan mempunyai aset tetap yang terdiri dari tanah, gedung, kendaraan, mesin, dan perlengkapan yang menunjang kinerja perusahaan. Aset tetap memiliki pengaruh yang signifikan pada neraca perusahaan karena aset tetap memiliki nilai material dan masa manfaat yang lebih dari satu periode akuntansi. Aset tetap yang dilaporkan dalam laporan keuangan haruslah mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 Revisi Tahun 2011. Dalam PSAK Nomor 16 ini dinyatakan bahwa aset tetap adalah aset yang berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau tujuan administrasi dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap akan mengalami depresiasi setiap tahunnya, sehingga suatu perusahaan harus mencatat depresiasi aset tetap ke dalam akun akumulasi depresiasi, sebagai bukti bahwa aset tetap telah mengalami depresiasi. BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. 1

2 Sebagai perusahaan yang tetap mengemban tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang misikin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur memiliki aset tetap yang nilainya sangat material dan sangat penting dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. Maka dari itu diperlukan perhatian khusus terkait aset tetap. Dalam laporan praktik kerja lapangan ini, maka judul yang dikemukakan adalah Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur. Judul ini diambil karena ingin mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi perusahaan terhadap aset tetap berdasarkan peraturan PSAK Nomor 16 Revisi Tahun 2011 yang berlaku saat ini. 1.2 Landasan Teori 1.2.1 Pengertian Aset Tetap Warren, dkk. (2010:2) mendefinisikan aset tetap sebagai aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang, yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual sebagai bagian dari operasional normal. Sedangkan Kieso, Weygandt, Warfield (2010:512), mendefinisikannya sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk sewa kepada orang lain, atau untuk tujuan administratif, yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode. Aktiva ini digolongkan ke dalam property, plant, equipment. Karakteristik utama dari aset tetap adalah sebagai berikut: 1. Diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali. 2. Memliliki manfaat jangka panjang dan biasanya disusutkan. 3. Memiliki substansi fisik.

3 Sejalan dengan definisi-definisi di atas, PSAK menjelaskan aset tetap sebagai suatu aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian aset tetap adalah suatu aset berwujud yang bersifat jangka panjang dan digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode. 1.2.2 Penggolongan Aset Tetap Menurut PSAK (IAI, 2011:16.13), penggolongan aset tetap berdasarkan depresiasi mengenal 2 macam jenis, yaitu: 1. Depreciated plant assets yaitu aset tetap yang mengalami penurunan manfaat melalui depresiasi yang dilakukan perusahaan, seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, dll. 2. Undepreciated plants assets yaitu aset tetap yang mempunyai manfaat relatif tetap selama masa penggunaannya, karena itu tidak perlu disusutkan nilainya, seperti tanah. Jadi secara umum penggolongan aset tetap untuk tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan dibagi dua, yaitu aset yang disusutkan dan aset yang tidak disusutkan. Aset tetap berdasarkan jenisnya, dapat dibedakan menjadi 6, yaitu: a. Tanah (Land) b. Bangunan (Building) c. Mesin (Machinery) d. Kendaraan e. Perlengkapan kantor (Office Furniture) f. Peralatan Kantor

4 1.2.3 Biaya-biaya Aset Tetap Aset tetap di sebuah perusahaan pada umumnya diakui menurut biaya perolehan. Menurut PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011 paragraf 15, suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan adalah jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh suatu aset tetap. Biaya perolehan meliputi: a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain. b. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset tetap siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindah aset tetap serta restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Tidak hanya biaya-biaya perolehan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk aset tetap, tetapi perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan aset tetap tersebut. Menurut PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011, biaya-biaya yang boleh diakui sebagai bagian dari aset adalah penggantian bagian-bagian tertentu aset tetap yang mungkin perlu diganti secara periodik, dan juga telah memenuhi aturan PSAK No. 16 Tahun 2011 paragraf 7, yaitu biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika: a. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.

5 1.2.4 Pengukuran atau Penilaian Aset Tetap Setelah Pengakuan Awal Menurut PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011, pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan aset tetap terbagi menjadi dua, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran tersebut di atas dapat dikelompokkan menjadi: 1. Pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure) Pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap yang manfaatnya dinikmati tidak lebih dari satu periode akuntansi. 2. Pengeluaran modal (Capital expenditure) Pengeluaran untuk aset tetap yang manfaatnya dapat dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Jenis pengeluaran yang bersifat demikian dicatat sebagai tambahan bagi harga perolehan aset tetap yang bersangkutan. Suatu entitas harus memiliki model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. PSAK No. 16 Revisi Tahun 2011 paragraf 29 mengakui adanya dua model biaya dalam perlakuan akuntansi aset tetap tersebut, kedua model itu adalah: 1. Model biaya Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. 2. Metode revaluasi Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasinya, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material

6 dengan jumlah yang ditentukannya dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. 1.2.5 Revaluasi Aset Tetap Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan (PSAK No16 Revisi 2011 paragraf 31). Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi depresiasi pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini (PSAK No16 Revisi 2011 paragraf 35): 1. Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah direvaluasi sama dengan jumlah revaluasinya. 2. Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah neto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian daria set tersebut. 1.2.6 Depresiasi Aset Tetap Depresiasi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya (PSAK No.16 Revisi 2011 paragraf enam). Didalam depresiasi ada 3 (tiga) komponen penting yang diperlukan yakni biaya perolehan, umur manfaat, dan estimasi nilai residu. Umur manfaat adalah periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas (PSAK No.16 Revisi 2011 Paragraf 06). Setiap perusahaan memiliki beberapa metode untuk menentukan beban depresiasi atas aset tetapnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung beban depresiasi suatu perusahaan berdasarkan IFRS (International Financial Reporting Standards), yaitu :

7 1. Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi) Metode aktivitas dapat disebut juga sebagai pendekatan unit produksi yang mengasumsikan bahwa depresiasi adalah suatu fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu, dengan rumus : (Biaya Perolehan Nilai Sisa) x Jam Tahun Ini=Beban Depresiasi Total Estimasi Contoh : Sebuah mesin giling padi dengan biaya perolehan Rp 10.000.000 memiliki estimasi nilai mafaat 5 tahun dan estimasi nilai sisa Rp 1.000.000, serta memiliki umur produktivitas 100.000 jam. Jika pada tahun pertama mesin digunakan selama 10.000 jam, maka beban depresiasinya adalah : (Rp 10.000.000 Rp 1.000.000) x 10.000 = Rp 900.000 100.000 2. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Metode garis lurus mempertimbangkan depresiasi sebagai fungsi dari waktu daripada fungsi dari penggunaan. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan karena metode ini mudah diaplikasikan. Dengan rumus: Biaya Perolehan Nilai Sisa = Beban Depresiasi Estimasi Nilai Manfaat Contoh dengan soal yang sama seperti sebelumnya: Rp 10.000.000 Rp 1.000.000= Rp 1.800.000 5 Tahun

8 3. Metode Beban Menurun (Reducing cost method) Metode ini menetapkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada awal tahun dan lebih rendah pada periode selanjutnya. Dasar kebenaran utama untuk pendekatan ini adalah bahwa lebih banyak depresiasi harus dibebankan pada tahun-tahun awal karena aset mengalami penurunan manfaat yang lebih besar pada tahun-tahun tersebut. Secara umum metode ini dibagi menjadi : a. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of Years Digit Method) Metode ini menghasilkan beban depresiasi yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang disusutkan. Setiap pecahan adalah jumlah angka tahun sebagai penyebut dan jumlah tahun estimasi umur yang tersisa pada awal tahun sebagai pembilang. Tabel 1.1 (Depresiasi Metode Jumlah Angka Tahun) Tahun Umur Nilai Buku Dasar Sisa Pecahan Beban Akhir Depresiasi Dalam Depresiasi Depresiasi Tahun Tahun 1 $ 450.000 5 5/15 $ 150.000 $ 350.000 2 450.000 4 4/15 120.000 230.000 3 450.000 3 3/15 90.000 140.000 4 450.000 2 2/15 60.000 80.000 5 450.000 1 1/15 30.000 50.000* 15 15/15 $ 450.000 Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield (2010:566) b. Metode Saldo Menurun Tarif depresiasi yang digunakan dalam metode ini adalah berupa kelipatan dari tarif pada metode garis lurus. Tidak seperti yang lain, metode saldo menurun tidak mengurangi

9 Tahun nilai sisa dalam menetapkan dasar depresiasi. Contoh perhitungannya ada pada tabel dibawah ini : Tabel 1.2 Depresiasi Metode Saldo Menurun Nilai Buku Nilai Tarif Aset Pada Pecahan Beban Buku Saldo Tahun Depresiasi Depresiasi Akhir Menurun* Pertama Tahun 1 500.000 40% 200.000 200.000 300.000 2 300.000 40% 120.000 320.000 180.000 3 180.000 40% 72.000 392.000 108.000 4 108.000 40% 43.200 435.200 64.800 5 64.800 40% 14.800** 450.000 50.000 Sumber : Kieso, Weygandt, Warfield (2010:567) *Berdasarkan dua kali tarif garis lurus sebesar 20% (900.000/450.000 = 20% ; 20% x 2 = 40%) **Terbatas pada 14.800 karena nilai buku tidak boleh lebih rendah dari nilai sisa. 1.2.7 Penghentian atau pelepasan aset tetap Perusahaan diperbolehkan untuk memberhentikan atau membuang aset tetapnya dengan cara dijual, ditukarkan, dihentikan secara terpaksa atau diabaikan begitu saja. Terlepas dari jenis-jenis pemberhentian aset tetap tersebut, depresiasi harus tetap diakui sampai tanggal pemberhentian suatu aset tetap. Kemudian, suatu perusahaan harus menghapus semua akun yang berhubungan dengan aset tetap yang telah diberhentikan (Kieso, Weygandt, Warfield, 2010:534). Dalam PSAK No. 16 Revisi 2011 paragraf 67 menjelaskan jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi ketika aset

10 tetap tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara (misalnya: dijual, disewakan dalam sewa pembiayaan, atau disumbangkan). Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya (PSAK No. 16 Revisi 201 paragraf 70). Ada beberapa cara untuk penghentian atau pelepasan aset tetap (Warren, 2010:16), yaitu : 1. Pembuangan Aktiva Tetap Apabila aktiva tetap sudah tidak berguna bagi perusahaan dan tidak memiliki nilai jual, maka aktiva tersebut dapat dibuang. Dengan dibuangnya aktiva tetap berarti aktiva tersebut harus dikeluarkan dari pembukuan. 2. Penjualan Aset Tetap Apabila aset tetap sudah tidak berguna bagi perusahaan tetapi masih memiliki nilai jual, maka aktiva tersebut dapat dijual. Dalam penjualan aktiva tetap memungkinkan timbulnya laba atau rugi. Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku maka terdapat rugi, dan sebaliknya jika harga jual lebih besar nilai buku maka terdapat laba. 3. Ditukar Dengan Aktiva Tetap Yang Baru (Tukar-Tambah) Dalam pertukaran memungkinkan timbulnya laba atau rugi atas pertukaran. Apabila aktiva tetap ditukar dengan aktiva tetap yang sejenis, maka laba atas pertukaran tidak diakui, sedangkan jika rugi atas pertukaran harus diakui (prinsip konservatisme). Apabila aktiva tetap dengan aktiva tetap lain tidak sejenis maka laba atau rugi atas pertukaran harus diakui. 4. Konversi Terpaksa Adakalanya pemberhentian aktiva tetap karena kerusakan berat seperti kebakaran, gempa bumi, dan banjir.

11 1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan PKL adalah: 1. Untuk memenuhi syarat kelulusan dari program Diploma III Akuntansi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 2. Untuk mengetahui penerapan teori terkait aset tetap yang diperoleh selama kuliah. 3. Untuk mengetahui kegiatan di lapangan atas suatu masalah yang berhubungan dengan aset tetap. 1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan Manfaat dari PKL adalah : a. Bagi Mahasiswa 1. Untuk memperoleh pengalaman tentang dunia kerja yang sebenarnya. 2. Untuk menghubungkan wawasan dan disiplin ilmu baik secara teori maupun secara praktik. b. Bagi Almamater Menjadi suatu tolak ukur pembelajaran dan sarana peningkatan kualitas pengajaran di masa yang akan datang. c. Bagi Subjek Praktik Kerja Lapangan 1. Diharapkan dapat membantu menyelesaikan tugas-tugas yang ada serta memberi sumbangan pemikiran yang berguna bagi piha manajemen. 2. Sebagai media untuk meningkatkan kerjasama antara pihak Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur dengan Universitas Airlangga. d. Bagi Pembaca 1. Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa lain dalam penulisan laporan PKL. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan PKL di waktu yang akan datang.

12 1.5 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur yang dimulai dari tanggal 1 September 2015 sampai dengan tanggal 30 September 2015. Waktu Praktik Kerja Lapangan disesuaikan dengan jadwal perkuliahan dan dengan kebijakan dari pihak Bulog Divre Jatim. Topik yang diambil adalah Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Prusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur. Jadwal kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara lengkap disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan tahun 2014 No. 1 Kegiatan Penentuan Tempat dan Topik Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Penyusunan Proposal 3 Pengajuan Permohonan Ijin Lokasi PKL 4 Pelaksanaan PKL 5 6 Penyusunan Laporan PKL Revisi Dosen Pembimbing