Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

GUBERNUR JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA ALAM PADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB IV GAMBARAN UMUM

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

REKAP JUMLAH KELAS GELOMBANG 5 ( 2 s/d 6 JULI 2014 ) PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

GUBERNUR JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAW A TENGAH,

DAMPAK PERKAWINAN USIA DINI TERHADAP KONDISI SOSIO-EKONOMI KELUARGA DI KOTA SALATIGA JAWA TENGAH 1 BAB 1. PENDAHULUAN


DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya yaitu semua potensi, karakteristik pribadinya ke arah yang positif. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam pendidikan tidak terlepas dari belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah strategi yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran. Strategi mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar yang digunakan guru untuk mengkreasikan proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang di lakukan, oleh sebab itu guru harus membuat perencanaan secara seksama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan variasi sebuah diskusi kelompok dengan ciri khasnya guru hanya bertugas menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompok untuk menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru. Sehingga strategi ini menjamin keterlibatan total peserta didik.number Head Together (NHT) dikembangkan Spencer Kagan pada tahun 1992. Strategi Number Head together memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, mendorong siswa untuk meningkatkan semangat keraja mereka, serta biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. 1

2 Sebelum melaksnakan pembelajaran guru terlebih dulu membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP), judul penelitian ini terkait dengan tujuan pembelajaran pada Rencana Proses Pembelajaran (RPP). Siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya, kurikulum K13 lebih mengedepankan siswa yang lebih aktif dari pada guru dan strategi Numbered Head Together (NHT) merupakan variasi sebuah diskusi kelompok dimana siswa lebih aktif dalam berdiskusi, jadi Strategi Numbered Head Together (NHT) cocok untuk pembelajaran IPS materi Keunggulan Geostrategis Indonesia. Materi pembelajaran IPS yang akan dipelajari mengenai keunggulan geostrategis Indonesia. Materi ini akan membahas tentang pengertian geostrategis Indonesia, keuntungan letak Indonesia pada posisi Geostrategis dan keuntungan letak Indonesia pada posisi strategis. Dilihat dari sudut pandang geologis Indonesia dilalui oleh dua pegunungan yakni Mediteranian pada sebelah barat dan pegunungan Sirkum di bagian Timur. Keberadaan dua pegunungan tersebut membuat Indonesia kaya akan gunung berapi yang selalu aktif serta rawan akan gempa bumi. Gempa bumi merupkan salah satu bencana di Indonesia yang tidak dapat diprediksi kedatangnya dan dapat menimbulkan korban jiwa, hilangnya mata pencaharian masyarakat serta kerugian material. Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkunan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU No.24 Tahun 2007). Resiko bencana gempa bumi di Indonesia digambarkan dalam peta indeks rawan bencana gempa bumi di Indonesia pada Gambar 1.1.

111 0'0" U 1 L A UT J AWA Jepara Batang Kendal Pekalongan Tegal Demak Kota Semarang Blora Purbalingga Wonosobo Banjarnegara Banyumas Temanggung Kota Salatiga Kota Magelang Magelang Cilacap Kebumen Klaten Kota Surakarta PR O VI N S I J AWA T IM U R DE RA HINDI 60 Jalan Arteri/Utama Batas Provinsi Jalan Kolektor Batas Kabupaten Jalan Kereta Api Garis Pantai Sungai Sedang Karanganyar Rendah 108 0'0" BT Wonogiri 112 0'0" LA U T JAW A JAWA BARAT JAWA TENGAH SAM U D JAWA TIMUR D.I.Y. E RA IN Daerah yang dipetakan 108 0'0" DONE S IA 112 0'0" Sumber : 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25.000 2. Indeks Rawan Bencana BNPB 2011 109 0'0" 110 0'0" Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Gempa Bumi di Jawa Tengah 111 0'0" 80 Km Tinggi Sukoharjo A 40 Kota/Kabupaten 9 0'0" SAM U 20 Tingkat Kerawanan 8 0'0" PR O VI N S I D.I.Y. Boyolali 8 0'0" Purworejo Sragen 10 Legenda Grobogan Semarang 0 6 0'0" PR O VI N S I J AWA B A R AT Pemalang Pati Kudus Kota Pekalongan Skala 1 : 2.000.000 Proyek si : Tr ansver se Mercator Grid : 49S Dat um : WGS 1984 Rembang 7 0'0" 7 0'0" Brebes Kota Tegal PETA INDEKS RAWAN BENCANA GEMPA BUMI JAWA TENGAH Disalin Oleh: Betty Gustina Laskunary Siregar A610110078 9 0'0" 110 0'0" 6 0'0"LS 109 0'0" BT 6 0'0" 6 0'0" LS 3.

4 Untuk memahami keunggulan geostrategis Indonesia perlu adanya pembelajaran yang efektif didalam kelas diharapkan siswa dapat memahami materi keunggulan geostrategis Indonesia. Pembelajaran yang efektif merupakan proses belajar mengajar yang tidak terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasil yang dicapai siswa dapat dicapai ketika siswa merasa nyaman dengan suasana yang ada didalam kelas maka kondisi kelas sangat berperan penting dalam efektif atau tidaknya suatu pembelajaran. supaya suatu saat jika ada bencana gempa bumi siswa siap dalam menghadapinya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik menambil tema Efektivitas Pengunaan Strategi Numbered Head Together (NHT) Dalam Pembelajaran IPS Materi Keunggulan Geostrategis Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015. B. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Pembelajaran IPS materi keunggulan geostrategis Indonesia menuntut siswa berperan aktif dalam berdiskusi dengan kelompok belajarnya untuk mengetahui pengertian keunggulan geostrategis Indonesia dan dampak yang ditimbulkan. 2. Strategi pembelajaran Number Head Together memungkinkan siswa dapat berdiskusi dengan teman kelompok belajarnya untuk mengetahui pengertian geostrategis Indonesia dan dampak yang ditimbulkan. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada peserta didik SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015 serta mengungkapkan pentingnya strategi Number Head Together (NHT) yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan oleh guru.

5 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah strategi Number Head Together (NHT) dapat mencapai tujuan pembelajaran IPS materi keunggulan geostrategis Indonesia peserta didik kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015? 2. Apakah strategi Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dibandingkan menggunakan strategi ceramah dalam meningkatkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran IPS materi keunggulan geostrategis Indonesia peserta didik kelas VIII SMPN 2 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran IPS pada materi keunggulan geostrategis Indonesia dengan menggunakan strategi Number Head Together (NHT). 2. Mengetahui efektivitas penggunaan strategi Number Head Together (NHT) untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS materi keunggulan geostrategis Indoensia. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengethuan guru tetang penggunaan strategi pada pembelajaran sehingga tujuan pemmbelajaran dapat tercapai. b. Sebagai masukan kepada pihak sekolah sebagai lokasi dalam penelitian, untuk menekankan kepada guru supaya menggunakan strategi yang variatif dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai yang diinginkan.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Memberikan tambahan pengetahuan tentang penggunaan strategi pembelajaran yang variatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Bagi Guru Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penggunaan strategi pembelajaran yang variatif sehingga tujuan pembeljaran data tercapai. c. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal menjadi calon pendidik. d. Bagi siswa penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, inovatif dan menyenangkan.