BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

30 September 31 Desember Catatan

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

30 Juni 31 Desember

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

JUMLAH ASET LANCAR

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan


PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

Pedoman Tugas Akhir AKL2

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Central Proteina Prima Tbk Berkedudukan di Jakarta Pusat. Kegiatan Usaha Utama:

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpisah (PSAK 22, 2010). Baker, Lembke, dan King (2010) mendefinisikan

ASET Catatan 31 Maret Desember 2012

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

SESUDAH PENGGABUNGAN / PELEBURAN USAHA *) PT... AKTIVA. *) Coret yang tidak sesuai Jakarta,

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESS RELEASE No. TEL.96/PR.000/COP-A /2011

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD

Local Strength Global Structure

PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP UNTUK TUJUAN PERPAJAKAN Bagi Permohonan yang Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan, dapat kami laporkan sebagai berikut :

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOP SURAT WAJIB PAJAK

L2

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

@ilffi PI IIIIRIG! PT]IIA,IbT

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

Analisis Sumber Penggunaan Dana Kas dan Modal Kerja pada PT.Ace Hardware Indonesia Tbk

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk tiga (3) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011

PT ALKINDO NARATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P.T. METRODATA ELECTRONICS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT MAHAKA MEDIA TBK. DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2012 dan 2011

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT SMARTFREN TELECOM TBK. ("Perseroan )

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. DAN ENTITAS ANAK

2017, No Peleburan, atau Pemekaran Usaha sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

AKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ./2008 TENTANG

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Local Strength Global Structure

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT MARGA ABHINAYA ABADI Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Catatan 31 Maret Maret 2010

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk


Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Laporan ini

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT EVER SHINE TEX Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

PENGGABUNGAN USAHA PERUSAHAAN PUBLIK

PT Mahaka Media Tbk. (dahulu PT Abdi Bangsa Tbk.) dan Entitas Anak

AKUNTANSI PERPAJAKAN AKUNTANSI PAJAK ATAS PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PEMEKARAN USAHA

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Transkripsi:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Aspek Akuntansi PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Indosiar Karya Media (IDKM) menerapkan PSAK 38 (revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali sebagai dasar kebijakan akuntansi untuk proses merger mereka. Dalam PSAK tersebut pengendalian dianggap ada jika pihak pengendali (induk perusahaan) memiliki lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan terkendali (anak perusahaan), baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui anak perusahaan lain). Dengan adanya fakta bahwa IDKM dan SCMA, memiliki pemegang saham pengendali yang sama, yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan kepemilikan saham sebesar 74,08% atas IDKM dan kepemilikan atas saham SCMA sebesar 74,66% hal itu menunjukkan bahwa terdapat pengendalian antara EMTK dengan SCMA dan IDKM, sehingga penerapan PSAK 38 (revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali sudah tepat dilakukan. Dalam Kasus ini EMTK bertindak selaku induk perusahaan yang memiliki dua anak perusahaan yaitu SCMA dan IDKM. Dalam Laporan keuangan SCMA per 21 Desember 2013, disebutkan bahwa transaksi penggabungan usaha ini sejalan dengan strategi manajemen EMTK dalam melakukan restrukturisasi perusahaan-perusahaan berbasis 55

56 media ke dalam pengendalian Perusahaan, berikut ini adalah beberapa alasan yang mendasari transaksi akuisisi SP oleh Perusahaan: 1. Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham Perusahaan dengan menjadikannya sebagai media holding company dengan entitas anak yang bersinergi dan terpadu; 2. Meningkatkan asimilasi operasional antara entitas anak Perusahaan, yaitu SP, IVM dan SCTV, yang keduanya juga merupakan klien utama dari SP; 3. Meningkatkan kinerja keuangan Perusahaan dengan memiliki perusahaan content production-nya sendiri. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun liabilitas yang dialihkan harus dicatat sebesar nilai buku sebagai penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests).

57 Selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan nilai tercatat dari setiap transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali dibukukan dalam akun selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali yang disajikan sebagai ekuitas pada akun Tambahan Modal Disetor. Laporan keuangan untuk SCMA setelah adanya merger dengan IDKM, menurut PSAK 38 ini harus disajikan kembali untuk periode sajian tahun 2012, dan untuk tahun 2012 aset neto IDKM digabungkan dengan SCMA. Modal saham dan tambahan modal disetor IDKM digabungkan ke dalam tambahan modal disetor SCMA. Untuk tahun 2013, aset neto IDKM digunakan sebagai pengurang jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis. Selisih kas yang dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto IDKM diakui sebagai pengurang tambahan modal disetor SCMA setelah gabungan. Sehingga Laporan Posisi Keuangan SCMA untuk tahun 2013 akan tampak sebagai berikut. Gambar 5.1 Laporan Posisi Keuangan Konsolidaisaan SCMA Per 31 Desember 2013 (Setelah Kombinasi Bisnis) (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal Per Saham) Keterangan 31 Desember 2013 31 Desember 2012 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 1.043.262.766,- 1.065.760.142,- 897.890.467,- Piutang Usaha - Pihak Ketiga setelah dikurangi penyisihan 995.191.383,- 1.002.873.480,- 876.297.152,- penurunan nilai sebesar Rp. 126.500 pada 314 Desember 2013, Rp. 244.772 pada 31 Desember 2012 dan Rp. 3.997.142 pada 31 Desember 2011 - Pihak berelasi 56.171,- 56.171,- 209.000,- Piutang Lain-Lain - Pihak Ketiga setelah dikurangi penyisihan 16.190.257,- 16.455.995,- 28.959.803,- penurunan nilai sebesar Rp. 1.780.037 pada 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 - Pihak berelasi 3.193.214,- 840.754,- -

58 Persediaan 374.538.776,- 267.363.699,- 191.862.981,- Biaya dibayar dimuka dan uang muka 137.327.150,- 63.149.905,- 35.268.020,- Aset keuangan lancar lainnya - 9000.000,- - Pajak dibayar dimuka 233.822,- 158.765-360.638,- TOTAL ASET LANCAR 2.570.167.368,- 2.425.558.911,- 2.030.548.06 1 ASET TIDAK LANCAR Piutang Pihak Berelasi - - 1.049.885,- Uang muka pembelian aset tetap 30.529.270,- 22.622.065,- 17.639.768,- Aset pajak tangguhan netto 59.543.474,- 57.239.802,- 87.006.673,- Aset Tetap- setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp/ 724.969.568,- 710.208.713,- 565.844.973,- 1.318.097.128 pada 31 Desember 2013, Rp. 1.230.936.194 pada 31 Desember 2012 dan Rp. 1.151.364.216 pada 31 Desember 2011 Aset tak berwujud setelah dikurangu akumulasi amortisasi sebesar Rp. 361.598.041 pada 31 Desember 2013, 2012, 2011 445.237.356,- 445.237.356,- 445.237.358,- Biaya sewa dibayar dimuka jangka panjang 142.969.063,- 148.415.504,- 153.861.944,- Taksiran tagihan pajak pengjasilan 14.534.505,- 4.668.044,- 7.759.203,- Aset tidak lancar lainnya netto 22.115.472-23.435.561,- 23.516.301,- TOTAL ASET TIDAK LANCAR 1..439.999.008,- 1.411.827.345,- 1.421.916.104,- TOTAL ASET 4.010.166.376,- 3.837.486.256,- 3.452.764.165,- LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang bank jangka pendek - - 20.000.000 Utang Usaha - Pihak Ketiga 192.955.565,- 190.042.152,- 324.523.862,- - Pihak berelasi 4.585.136,- 229.581,- 66.000,- Utang lain-lain - Pihak Ketiga 107.372.619,- 66.327.967,- 76.309.934,- - Pihak berelasi 40.488,- - - Beban akrual 235.468.829,- 243.012.433,- 261.519.340,- Utang Pajak 91.904.258 130.108.155,- 71.130.332 Bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu 50.000.000,- - - tahun utang pihak berelasi Utang pembiayaan 1.484.463,- 608.067,- 2.029.567,- Utang obligasi- jangka pendek - - 574.572.025,- Utang bank - - 400.518.511,- Liabilitas lancar lainnya 21.768.154,- 11.676.044,- 7.405.461,- TOTAL LIABILITIS JANGKA PENDEK 705.599.622,- 642.004.709,- 1738.075.132,- LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang pembiayaan 567.910,- 3.478.460,- 1.905.298,- Utang pihak berelasi setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo 448.323.782,- 497.699.755,- - dalam waktu satu tahun Liabilitas imbalan kerja karyawan- nett0 56.017.824,- 45.858.537,- 37.715.927,- TOTAL LIABILITIS JANGKA PANJANG 515.009.516,- 547.036.752,- 39.521.225,- TOTAL LIABILITAS 1.220.709.138,- 1.189.041.461,- 1.777.696.357,- EKUITAS Ekuitas Yng dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk 731.080.062 487.500.000,- 483.602.416,- Modal saham ditempatkan dan disetor penuh 281.905.533,- 563.713.272,- 544.416.984,- Tambahan modal disetor - - 9.338.871,- Saldo Laba Telah ditentukan penggunaan nya 11.000.000,- 10.000.000,- 9.000.000,- Belum ditentukan penggunaan nya 1.713.867.296,- 1.356.334.219,- 430.873.525,- Saham treasuri (40.801),- (38.184),- (838.217),- Total 2.737.812.190,- 2.417.509.307,- 1.476.393.579,- Proforma ekuitas - 219.973.860 187.852.433,- Kepentingan non- pengendali 51.545.048,- 10.961.528,- 10.821.796,- TOTAL EKUITAS 2.789.457.238,- 2.646.444.795,- 1675.067.808,- TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 4.010.166.376,- 3.837.486.256,- 3.452.764.165,- Sumber: Ringkasan Rancangan Penggabungan PT Surya Media Tbk. Dan Indosiar Karya Media Tbk.

59 B. Analisis Aspek Perpajakan Dengan penggunaan nilai buku pada merger yang dilakukan SCMA dan IDKM, terdapat potensi pajak yang hilang sebesar: Tabel 5.1 Perhitungan Selisih Nilai Pasar dengan Nilai Sisa Buku SCMA dan IDKM Nama Total Aset Total Liabilitas Nilai Sisa Buku Nilai Pasar Selisih SCMA 2.893.172.000.000 704.733.000.000 2.188.439.000.000 21.171.602.543.000 18.983.163.543.000 IDKM 882.292.000.000 489.064.000.000 393.228.000.000 10.573.744.066.000 10.180.516.066.000 TOTAL 3.775.464.000.000 1.193.797.000.000 2.581.667.000.000 31.745.346.609.000 29.163.679.609.000 Untuk SCMA, terdapat selisih sebesar Rp 18.983.163.543.000,00. Jika merger dilakukan dengan menggunakan nilai pasar, maka selisih tersebut merupakan keuntungan yang merupakan penghasilan kena pajak. Dengan tarif pajak untuk badan sesuai Pasal 17 UU PPh yaitu sebesar 25%, maka potensi pajak yang hilang adalah sebesar 25% x Rp 18.983.163.543.000,00 = Rp 4.745.790.885.750,00 Untuk IDKM, terdapat selisih sebesar Rp 10.180.516.066.000,00. Jika merger dilakukan dengan menggunakan nilai pasar, maka selisih tersebut merupakan keuntungan yang merupakan penghasilan kena pajak. Dengan tarif pajak untuk badan sesuai Pasal 17 UU PPh yaitu sebesar 25%, maka potensi pajak yang hilang adalah sebesar 25% x Rp 10.180.516.066.000,00 = Rp 2.545.129.016.500,00. Sehingga total potensi pajak yang hilang adalah sebesar Rp. 7.290.919.902.250,00. Namun satu hal yang harus kita ingat, bahwa potensi pajak yang hilang ini hanya bersifat sementara atau dikarenakan beda waktu, bukan

60 beda tetap. Hal ini dikarenakan, ketika perusahaan menggunakan nilai pasar sebagai dasar merger mereka, mereka akan dikenai pajak penghasilan atas keuntungan pengalihan harta dari selisih antara nilai buku dan nilai pasar. Namun, di kemudian hari, perusahaan dapat melakukan penyusutan atas aset mereka berdasarkan nilai baru tersebut (nilai pasar) yang nilainya lebih besar dari nilai buku. Akibatnya penghasilan kena pajak dari perusahaan gabungan tersebut akan terkurangi biaya depresiasi yang nilainya lebiih besar, sehingga besar pajak perusahaan untuk tahun tahun berikutnya akan menjadi lebih kecil dibandingkan jika perusahaan menggunakan nilai buku sebagai dasar penilaian merger. Untuk aset lain yang tidak bisa didepresiasi seperti tanah misalnya, beda waktu akan terhapuskan ketika tanah tersebut dijual, ketika perusahaan menggunakan nilai pasar sebagai dasar merger, keuntungan penjualan tanah mereka akan jauh lebih kecil, dibanding perusahaan yang melakukan merger dengan dasar nilai buku, sehingga pajak yang mereka bayar menjadi lebih kecil. Aturan pajak tidak selalu sinkron dengan aturan akuntansi (PSAK), dalam kasus ini, secara akuntansi, kebijakan akuntansi yang tepat adalah menerapkan PSAK 38 (revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, dimana restrukturisasi ini dianggap berada dalam satu pengendalian, dan tidak ada perubahan substansi kepemilikan, sehingga dasar yang digunakan adalah nilai buku. Sementara menurut pajak, pada dasarnya setiap penggabungan usaha harus menggunakan nilai pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. Ketidaksinkronan ini memberikan kendala bagi

61 perusahaan yang ingin melakukan merger, secara akuntansi dan hukum, proses merger sudah disetujui secara resmi, namun terjadi masalah ketika permohonan penggunaan nilai buku mereka ditolak oleh pajak. Dengan jumlah pajak terutang yang cukup besar, bisa jadi akan menghalangi proses merger ketika Wajib Pajak tidak memiliki dana untuk melunasi pajak terutang tersebut. Salah satu tujuan merger adalah demi pemekaran usaha atau untuk meningkatkan skala ekonomi perusahaan. Dengan dilakukannya merger, diharapkan operasional perusahaan bisa meningkat dan bisa meningkatkan laba perusahaan. Dengan adanya peningkatan laba, di sisi lain, pajak yang harus dibayarkan juga akan meningkat. Hal ini tentu baik untuk penerimaan negara. Salah satu prinsip pokok perpajakan yang paling terkenal yang dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four Maxims", adalah Prinsip convenient of payment, artinya pembayaran pajak tidak boleh membebani wajib pajak, jika pemungutan pajak sampai menghambat proses merger yang sebetulnya memberikan efek positif untuk penerimaan pajak di masa depan, tentu hal ini harus dihindari. Pajak seharusnya tidak hanya mementingkan penerimaan jangka pendek, namun juga penerimaan pajak jangka panjang. Berdasarkan Pasal 10 ayat (3), wajib pajak dimungkinkan menggunakan nilai buku untuk merger sepanjang diatur dalam keputusan menteri keuangan. Syarat yang harus dipenuhi Wajib Pajak sebagaimana

62 diatur dalam Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No 43/2008 yaitu: mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha, melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha terkait, memenuhi persyaratan tujuan bisnis. Jika Wajib Pajak sudah memenuhi persyaratan, apakah DJP seharusnya memberikan izin bagi Wajib Pajak untuk menggunakan nilai buku. Hal ini akan memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak. C. Analisis Aspek Hukum Dalam Ringkasan Rancangan Penggabungan PT Surya Media Tbk. Dan Indosiar Karya Media Tbk. PT SCMA dan IDKM menggunakan pendapat dari beberapa kuasa hukum, antara lain: 1. Pendapat dari segi hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners Kantor hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners, telah ditunjuk oleh SCMA berdasarkan Surat Penunjukkan No. 337916-V1a tanggal 17 Oktober 2012 untuk bertindak sebagai Konsultan Hukum dan memberikan Pendapat Dari Segi Hukum atas rencana Penggabungan. Di bawah ini adalah ringkasan dari pendapat hukum tersebut: a. Transaksi Penggabungan merupakan transaksi antar pihak yang terafiliasi mengingat SCMA dan IDKM dikendalikan oleh pihak yang sama, yaitu EMTK. Berdasarkan Pendapat Kewajaran File No. STH-2013-103-SF, tanggal 14 Februari 2013 dari KJPP STH, transaksi Penggabungan dinyatakan wajar untuk pemegang saham

63 SCMA dan IDKM. Dengan demikian transaksi Penggabungan merupakan Transaksi Afiliasi dan bukan merupakan Transaksi Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.1. b. Dengan efektifnya Penggabungan, maka sesuai dengan Pasal 122 UUPT, IDKM akan berakhir demi hukum pada tanggal efektif Penggabungan tanpa likuidasi terlebih dahulu. Pada saat berakhirnya IDKM, maka: 1. seluruh aktiva dan pasiva IDKM akan beralih demi hukum kepada SCMA sebagai perusahaan penerima Penggabungan; dan 2. pemegang saham IDKM demi hukum akan menjadi pemegang saham SCMA sebagai perusahaan penerima Penggabungan. c. Penggabungan harus dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan Hukum Indonesia yang berlaku khususnya UUPT, UUPM, PP 27/1998, UU Penyiaran, PP 50/2005, Peraturan IX.G.1, dan Peraturan Pencatatan BEI I.G dimana berdasarkan peraturan perundang-undangan di atas. Penggabungan baru dapat dilaksanakan dan menjadi efektif apabila persyaratan-persyaratan di bawah ini dipenuhi:

64 1. diperolehnya pernyataan efektif dari Bapepam-LK sehubungan dengan pernyataan pendaftaran yang diajukan kepada Bapepam-LK dalam rangka Penggabungan; 2. diperolehnya persetujuan, atau tidak adanya keberatan dari pihak lain yang terkait dan atau dilaksanakannya tindakan yang diperlukan, sebagaimana disyaratkan dalam perjanjianperjanjian dimana SCMA dan IDKM merupakan pihak; 3. diperolehnya persetujuan dari RUPSLB masing-masing SCMA dan IDKM, dimana RUPSLB SCMA hanyalah sah apabila dihadiri oleh pemegang saham SCMA yang mewakili paling sedikit ¾ bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari ¾ bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPSLB tersebut; 4. diperolehnya persetujuan pencatatan tambahan atas sahamsaham baru yang dikeluarkan SCMA oleh BEI; 5. ditandatanganinya akta penggabungan; 6. diperolehnya persetujuan atas usulan perubahan anggaran dasar SCMA dari Menkumham; dan 7. dipenuhinya seluruh persyaratan sebagaimana dimuat dalam anggaran dasar masing-masing SCMA dan IDKM, UUPM, UUPT, Peraturan IX.G.1, dan Peraturan Pencatatan BEI I-G.

65 d. Sehubungan dengan Penggabungan, SCMA dan IDKM secara bersama-sama telah mempersiapkan Rancangan Penggabungan sebagaimana disyaratkan oleh dan telah memenuhi ketentuanketentuan dalam UUPM, UUPT, PP No.27/2008, dan Peraturan IX.G.1. Rancangan Penggabungan yang diusulkan secara bersamasama oleh Direksi SCMA dan IDKM tersebut telah mendapatkan persetujuan dari masing-masing Dewan Komisaris SCMA dan IDKM pada tanggal 15 Februari 2013. e. Penggabungan memerlukan perubahan Anggaran Dasar dari SCMA sebagai perusahaan penerima Penggabungan. Perubahan anggaran dasar tersebut akan berlaku sejak tanggal surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari Menkumham atas perubahan anggaran dasar sesuai dengan usulan perubahan Anggaran Dasar SCMA yang termuat dalam Rancangan Penggabungan atau tanggal kemudian yang akan ditetapkan dalam surat persetujuan tersebut. 2. Pendapat dari segi hukum Budidjaja & Associates Kantor hukum Budidjaja & Associates, telah ditunjuk oleh IDKM berdasarkan Surat Penunjukkan No. 089/BA-CR/NCJ/TB/VIII/12 tanggal 26 September 2012 untuk bertindak sebagai Konsultan Hukum dan memberikan Pendapat Dari Segi Hukum atas rencana Penggabungan ( Pendapat Hukum Budidjaja & Associates ). Di bawah ini adalah ringkasan dari pendapat hukum Budidjaja & Associates:

66 a. Berdasarkan Daftar Pemegang Saham IDKM per tanggal 31 Januari 2013 dan Daftar Pemegang Saham SCMA per tanggal 31 Januari 2013 yang keduanya disiapkan oleh PT Raya Saham Registra, pemegang saham pengendali IDKM dan SCMA adalah EMTK. Oleh karenanya, transaksi Penggabungan ini merupakan transaksi afiliasi antara dua perusahaan yang berada di bawah satu pengendalian, sebagaimana diatur dalam Peraturan IX.E.1. b. Untuk melaksanakan Penggabungan, Direksi IDKM dan SCMA secara bersama-sama telah mempersiapkan Rancangan Penggabungan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dalam UUPT, PP No. 27/1998, dan Peraturan IX.G.1. Rancangan Penggabungan wajib mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari masing-masing Dewan Komisaris IDKM dan SCMA. c. Sebagaimana diatur dalam Pasal 122 ayat (3) huruf a dan b UUPT dan sebagaimana ternyata dalam Rancangan Penggabungan, akibat Penggabungan, seluruh aktiva dan pasiva IDKM akan beralih demi hukum ke dalam SCMA. Selain hal tersebut, pemegang saham IDKM yang menyetujui rencana Penggabungan IDKM karena hukum akan menjadi pemegang saham SCMA. d. Badan hukum IDKM akan efektif berakhir demi hukum terhitung sejak tanggal efektif Penggabungan sesuai ketentuan UUPT. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 PP No. 27/1998 juncto Pasal 122 ayat (2) UUPT, bubarnya IDKM sebagai akibat Penggabungan

67 terjadi secara hukum tanpa perlu mengadakan likuidasi terlebih dahulu. e. Dalam proses Penggabungan hingga tanggal efektif Penggabungan, IDKM wajib memenuhi ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku terkait Penggabungan, termasuk namun tidak terbatas pada Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, UUPT, PP No. 27/1998, peraturan di bidang pasar modal dan peraturan-peraturan Bursa Efek Indonesia yang relevan. D. Analisis Atas Putusan Pengadilan Pajak Pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa surat keputusan nomor KEP-2630/WPJ.07/2013 tanggal 13 Desember 2013 tentang Penolakan Permohonan Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan Usaha merupakan Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanakan keputusan perpajakan selain yang ditetapkan dalam pasal 25 ayat (1) dan pasal 26, sehingga dapat diajukan gugatan sudah tepat. Hal ini dikarenakan Keputusan Penolakan merupakan salah satu jenis keputusan perpajakan sebagimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) UU KUP. Selain itu, Keputusan Penolakan juga tidak termasuk dalam Pasal 37 dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2011 yaitu mengenai keputusan yang tidak boleh diajukan gugatan. PT. Surya Citra Media Tbk telah memenuhi semua persyaratanpersyaratan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan nilai buku atas

68 pengalihan harta dalam rangka penggabungan usaha sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha. Persyaratan tersebut meliputi: a. mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan merger dan pemekaran usaha; b. melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang terkait; dan c. memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose test). Permohonan izin tersebut juga telah disampaikan pada tanggal 25 Oktober 2013, yaitu masih dalam jangka waktu lama 6 (enam) bulan setelah tanggal efektif merger atau pemekaran usaha dilakukan (tanggal 1 Mei 2013) sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-45/PJ/2008. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak terlambat menerbitkan surat permintaan kelengkapan permohonan, yaitu pada tanggal 8 November 2013 atau 14 hari setelah tanggal surat permohonan diterima, menurut SE-45/PJ/2008, seharusnya Kepala Kantor Wilayah menerbitkan surat permintaan kelengkapan permohonan paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya permohonan yang belum lengkap. Permintaan kelengkapan tersebut dipenuhi oleh SCMA pada tanggal 14 November 2013. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak menerbitkan surat keputusan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan dari Penggugat secara lengkap atau

69 maksimal tanggal 24 November 2013, hal ini ditujukan untuk memberikan kepastian hukum kepada Wajib Pajak, namun Kepala Kantor Wilayah baru menerbitkan Keputusan penolakan dengan Nomor KEP-2630/WPJ.07/2013 pada tanggal 13 Desember 2013. Penerbitan surat keputusan nomor KEP-2630/WPJ.07/2013 tanggal 13 Desember 2013 harus dibatalkan karena telah melampaui jangka waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan dari SCMA secara lengkap sehingga oleh karena itu, sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (5) dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-28/PJ./2008, permohonan SCMA harus dianggap diterima dan kepada SCMA diterbitkan surat keputusan persetujuan. Pendapat Majelis yang menyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha hanya terbatas pada aktiva tetap dan hal tersebut dikaitkan dengan persyaratan formal adalah keliru, merupakan pendapat yang tepat, karena dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha tidak disebutkan secara jelas bahwa hanya aset tetap yang dapat menggunakan nilai buku, terminologi aset tetap hanya muncul dalam lampiran PMK tersebut, dan tidak diatur dalam batang tubuh PMK tersebut, sehingga tidak bisa dijadikan dasar hukum untuk menolak permohonan Wajib Pajak. Sehingga Keputusan Majelis untuk menerima gugatan SCMA, sekaligus

70 membatalkan surat keputusan Direktur Jenderal Pajak no. KEP- 2630/WPJ.07/2013 tanggal 13 Desember 2013 dan Majelis memerintahkan kepada Direktur Jenderal Pajak untuk mengabulkan surat SCMA Nomor.DIR/FIN/143/SCM/J103 tanggal 16 Oktober 2013 tentang Permohonan Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan Usaha sudah tepat.