BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

2. Pelaksanaan evaluasi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mata

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MATERI POKOK HUKUM NEWTON MELALUI MODEL INQUIRY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang penting bagi bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi masa depan, harapan umat, bangsa dan Negara (Zuhaili, 2002: 21).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pendidikan, oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus menerus berkembang. Hal ini sejalan lurus dengan fitrah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. merupakan perwujudan tanggung jawab orang tua dalam membina anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan bangsa Indonesia tertera dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Tujuan pendidikan nasional salah satunya ialah pengembangan potensi peserta didik. Dimana potensi itu telah dibawa sejak seseorang dilahirkan. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.: ر م و ة ف ا ب و ل و د اه اي ه لا ي و د ول د ع ان ه لى ا و ي ال ف ط ن ص ر ان ه ا و يم ج س ان ه... (رواه مسلم ( Artinya: Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa Fitrah (potensi). Maka kedua orang tuanyalah yang menentukan apakah anak itu akan menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi... 2 Untuk mencapai tujuan pendidikan itu tentu harus melalui proses evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai setelah terjadi pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur an Surah Al-Ankabut ayat 2-3, sebagai berikut. 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundangan Standar Nasional Pendidikan, Bandung: Fokusmedia, 2005, h. 98. 2 Abu Abdullah Muhammad bin Isma`il Bukhari dan Abu Husain Muslim Annaisaburi, Al- Lu`lu uwal Marjan,Juz 3, Jilid 3, Daarul Fiqri, ttt. h. 212. 1

2 Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji (dievaluasi) lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orangorang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. 3 Berdasarkan ayat diatas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta didik. Evaluasi dilakukan oleh guru terhadap peserta didik dengan menggunakan teknik dan cara-cara yang tepat. Evaluasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. evaluasi termasuk dalam salah satu parameter kompetensi pedagogik. Evaluasi pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru atau calon guru. Hal ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. 4 396. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Bandung: Syamil Cipta Media, h. 4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 1.

3 Evaluasi hasil belajar sendiri adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar peserta didik. 5 Evaluasi hasil belajar ini dilakukan berdasarkan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP. R.I No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan. Menurut Benyamin S. Bloom hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. 6 Adapun evaluasi aspek kognitif dapat dilakukan dengan melalui tes (uji tes), aspek afektif dengan angket, kuisioner, wawancara, dan juga bisa melalui pengamatan. Sedangkan aspek psikomotor dengan pengamatan. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang perlu dievaluasi tidak hanya sisi kognitif saja tetapi sisi afektif dan psikomotorik. Ketiga sisi ini tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena semuanya saling berkaitan. Sebab, mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik dapat menimbulkan perubahan perilaku dan sikap peserta didik. Namun demikian, perubahan perilaku dan sikap (afektif) peserta didik tidak dapat berubah begitu saja tanpa adanya pengetahuan (kognitif) dan 5 Ibid., h. 10. 6 Ibid., h. 21

4 pembiasaan (psikomotorik). Tetapi tidak semua evaluasi yang dilaksanakan itu menerapkan evaluasi yang tepat, dalam artian ketika guru mengevaluasi tidak asal evaluasi tetapi haruslah direncanakan terlebih dahulu agar evaluasi tersebut menjadi terarah dan tujuan yang diharapkan dari evaluasi tersebut jelas. Di Palangka Raya ada sebuah sekolah dasar yang menjadi sekolah terbaik kedua yakni SDIT Al-Furqan Palangka Raya. Meskipun sekolah ini masih belum lama didirikan yakni pada tahun 2007 tetapi sekolah ini telah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Palangka Raya baik dalam hal akademik maupun yang lainnya. SDIT Al-Furqan didirikan dengan konsep learning spiritual religius, yaitu sekolah dengan roh spiritual, baik spiritual secara etos kerja, etos mendidik, serta etos mengajar. SDIT Al- Furqon terdiri dari tenaga kerja pendidik yang profesional di bidangnya, serta memiliki wawasan luas tentang agama Islam. 7 Di samping itu, SDIT AL- Furqan Palangka Raya selain merupakan sekolah umum juga merupakan sekolah yang sangat kental nuansa Islam di lingkungannya, jadi tidak menutup kemungkinan sekolah ini juga bisa bersaing dengan madrasah ibtidaiyah. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya dilaksanakan menggunakan Take Action. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kognitif peserta didik saja, tetapi juga melalui pembiasaan untuk memenuhi 7 SDIT Al-Furqon Palangka Raya. http://sditalfurqon-palangkaraya.sch.id/html/profil. (on line 09 Januari 2013)

5 kebutuhan peserta didik pada ranah psikomotorik yang bertujuan untuk pemenuhan aspek afektif peserta didik pada akhirnya, dimana pembelajaran tersebut dalam nuansa Islami yang begitu kental sebagai faktor pendukungnya. Di SDIT Al-Furqan Palangka Raya evaluasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah dilaksanakan, baik itu dalam mengevaluasi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tetapi yang ingin diketahui oleh peneliti ialah bagaimana cara guru Pendidikan Agama Islam menerapkan evaluasi? Baik itu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan mengangkat judul: PENERAPAN EVALUASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT AL-FURQAN PALANGKA RAYA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya? 2. Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya? 3. Bagaimana pengolahan data dan pelaporan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan evaluasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya. 3. Untuk mendeskripsikan pengolahan data dan pelaporan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDIT Al-Furqan Palangka Raya. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang khasanah ilmu pengetahuan dan mengembangkan Pendidikan Agama Islam. Khususnya di Jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Palangka Raya di Indonesia pada umumnya. 2. Penelitian ini akan memberi manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah. Sekaligus dapat dijadikan referensi ketika mengamalkan ilmu terutama di lembaga pendidikan. 3. Semoga hasil penelitian ini akan dapat memberi sumbangan yang berarti serta dapat menjadi bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.

7 E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pada BAB I penulis memaparkan pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Pada BAB II penulis memaparkan kajian pustaka yang berisi penelitian sebelumnya, deskripsi teoritik sebagai landasan teori atau kajian teori yang akan diteliti, dan kerangka pikir, serta pertanyaan penelitian. 3. Pada BAB III penulis memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan waktu penelitian, tempat penelitia, pendekatan penelitian, subjek penelitina, teknik pengumpulan data, pengabsahan data, dan analisis data. 4. Pada BAB IV penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum subjek penelitian, analisis dan penyajian data. 5. Pada BAB V penulis memaparkan penutup yang berisi kesimpulan, saran, dan daftar pustaka.

8