BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) OLEH

I. PENDAHULUAN. Pusat bahasa Universitas Lampung sudah mencapai tahap yang disebut pusat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ningtyastuti, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Siswa atau mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Karena, kreativitas belajar dapat melatih siswa untuk tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, perubahan yang dimaksud adalah meliputi perubahan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi pada dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi desentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan, pendidikan khususnya ditingkat sekolah. Pemerintah telah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonom yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di dalam berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran. Kondisi ini sesuai dengan perubahan kurikulum yang sedang dibuat pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Mencermati dari kondisi rendahnya mutu pendidikan, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan Nasional. Salah satu adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan (Mulyasa, 2003: 5). Dalam pendidikan diperlukan peran guru sebagai pendidik dan pengajar yang profesional, Penyusunaan materi yang relevan dengan kebutuhan, metode yang tepat untuk mencapai tujuan, evaluasi sebagai alat mengukur kemampuan serta sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Begitupun dengan siswa dan lingkungannya sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Ia harus pandai memilih metode yang 1

2 sesuai untuk menyajikan materi tersebut. Oleh karena itu agar pendidikan dan pengajaran yang di paparkan guru kepada anak didik memperoleh respons positif (terjadi keseimbangan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik) maka hendaklah guru dapat memformat metode pengajarannya semenarik mungkin. Metode yang digunakan di sekolah di rasakan masih kurang menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk dapat mempelajari serta mencerna isi atau materi pelajaran. Hal ini siswa kurang kosentrasi bahkan menjadi malas dalam mengikuti mata pelajaran di sekolah. Begitu juga dengan mata pelajaran Bahasa Inggris di tingkat Sekolah Menengah Pertama. Berbicara tentang bahasa, berarti berbicara tentang alat komunikasi. Kita tidak dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa bahasa. Jika kita tidak mengerti bahasa Inggris, maka hampir dapat dipastikan kita akan tertinggal. Bahasa Inggris adalah suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional khususnya di era globalisasi sekarang ini. Pada tahun 2015 mendatang bangsa Indonesia akan memasuki era tenaga kerja bebas karena akan diberlakukannya Asia Pasific Labour Association (APLA). Tenaga kerja Indonesia dapat bekerja di dalam maupun di luar negeri. Sebaliknya tenaga kerja luar negeri dapat bekerja di negerinya sendiri maupun di Indonesia. Situasi ini akan membuat lapangan kerja semakin luas. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar apabila memiliki persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan utama yang harus dimiliki

3 oleh setiap tenaga kerja adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan serta dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan (Ruston, 2006: 1). Jika dilihat kenyataan dewasa ini, pelajaran bahasa Inggris bagi siswa merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup sukar. Hal ini dapat dilihat dari hasil Ujian Semester (nilai rapor) dan hasi Ujian Akhir Nasional (nilai murni) bahwa persentase kelulusan mata pelajaran bahasa Inggris tergolong rendah. Rendahnya kelulusan ini dapat dilihat dari kenyataan di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Persiapan guru bahasa Inggris untuk membelajarkan siswa di kelas, media pembelajaran, minat siswa, lingkungan sekolah dan lingkungan siswa, dukungan orang tua siswa dan masyarakat. Dalam meningkatkan pelajaran bahasa Inggris di SMP terdapat beberapa permasalahan yang seharusnya dipertimbangkan. Permasalahan tersebut antara lain meliputi kurikulum, kinerja guru, proses pembelajaran, materi ajar, metode dan teknik mengajar, fasilitas belajar, motivasi, dan lain sebagainya (Ruston, 2006: 2). Dalam masalah ini peranan guru harus lebih ditingkatkan lagi agar pelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajran yang disenangi oleh siswa. Seorang guru harus dapat memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris. Di samping itu guru hendaknya mengajar siswa dengan mempergunakan cara atau teknik yang bervariasi dan menarik agar kegiatan pembelajaran bahasa Inggris tidak membosankan. Yang lebih penting lagi

4 guru harus mengajarkan semua kompetensi dasar yang dituntut oleh Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompetensi dasar yang dimaksud adalah mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Keberhasilan pengajaran sangat ditentukan manakala pengajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya (Widhy, 2011: 1-2). Untuk menciptakan pembelajaran Bahasa Inggris sebagaimana tersebut diatas maka diperlukan laboratorium dan media pembelajaran yang mendukung terciptanya perbelajaran Bahasa Inggris yang kreatif dan inovatif. Karena berdasarkan pendapat Gagne dan Briggs (dalam Widhy, 2011: 2) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan demikian media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Yang diharapkan akan terjadi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Namun kendala saat ini adalah kurangnya waktu untuk melaksanakan praktikum di Laboratorium karena waktu sudah banyak digunakan untuk menyelesaikan materi. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran Bahasa Inggris yang berbasis laboratorium, artinya pembelajaran konsep dilakukan

5 bersamaan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan dalam laboratorium tidak hanya meminta siswa untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, namun siswa akan melakukan praktik pemeblajaran secara lebih bebas dan terarah. Siswa dapat menggunakan fasilitas yang tersedia di laboratorium seperti microphone, LCD, media pembelajaran, dan lain sebagainya sehingga siswa dapat berlatih berbicara, mendengarkan, dan juga menulis. SMPN 6 Magelang merupakan salah satu sekolah di Kota Magelang yang memiliki prestasi yang bagus terutama prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris. Di sekolah tersebut telah diberikan fasilitas yang mendukung termasuk laboratorium bahasa. Peralatan yang ada di laboratorium bahasa Inggris antara lain instructor console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan students booth yang dipasang dalam satu ruang kedap suara. Melihat lengkapnya fasilitas yang diberikan tidak mengherankan jika siswa SMPN 6 Magelang pernah meraih prestasi debat bahasa inggris tinggak kota Magelang. Menurut Semiawan (dalam Ahzania, 2012: 5) komunikasi ilmiah dapat dilakukan secara verbal (lisan) maupun dengan non verbal (tulisan). Berkomunikasi secara verbal dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar atau mengundang orang lain untuk menyampaikan ide-idenya Sedangkan secara non verbal dapat dilakukan dengan membuat laporan hasil penelitian yang memuat data-data, gambar, grafik atau sejenisnya

6 Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian mengenai pembelajaran berbasis laboratorium dengan judul penelitian Pengelolaan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Laboratorium di SMP Negeri 6 Magelang. B. Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana pengelolaan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis laboratorium di SMPN 6 Magelang?. Fokus tersebut dijabarkan menjadi 4 subfokus. 1. Bagaimana tata ruang pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang? 2. Bagaimana materi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang? 3. Bagaimana aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang? 4. Bagaimana monitor dan evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang? C. Tujuan Penelitian Ada empat tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. 1. Untuk mendeskripsikan tata ruang pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang.

7 2. Untuk mendeskripsikan materi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang. 3. Untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang 4. Untuk mendeskripsikan monitor dan evaluasi pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium di SMPN 6 Magelang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran, wawasan serta pengalaman dalam mengembangkan pemahaman kosakata Bahasa Inggris. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Siswa dapat berpikir secara kritis dan sistematis. 2) Meningkatkan keterampilan secara alamiah. 3) Meningkatkan keyakinan terhadap kemampuan diri siswa dan minat belajar secara intrinsik. 4) Siswa dapat lebih aktif serta mengkondisikan peserta didik sebagai petualang dan penemu baru. b. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru Bahasa Inggris dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai,

8 efektif, dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap materi pelajaran Bahasa Inggris. c. Bagi Sekolah Dapat memberikan sumbangan untuk perbaikkan kondisi pembelajaran Bahasa Inggris sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih metode pengajaran dengan media pembelajaran yang diterapkan bagi perbaikan kualitas pendidikan di masa yang akan datang. d. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajar bahasa Inggris di SMP. E. Glossary /Daftar Istilah 1. Persiapan kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris merupakan pena- taan ruang kelas dalam upaya mendukung pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis Laboratorium. 2. Pengelolaan materi pembelajaran merupakan upaya guru yang dilakukan melalui kegiatan perencanaan pengorganisasian pelaksanaan atau penyampaian materi dan evaluasi terhadap materi yang diberikan siswa. 3. Interaksi siswa merupakan suatu bentuk aktivitas timbal balik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam kesiatan pembelajaran

9 Bahasa Inggris yang terjalin melalui metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.