PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN BAE, KABUPATEN KUDUS

Keyword : Solid Waste Management, Pedurungan

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (STUDI KASUS RW 5, 6, 7, dan 8 KELURAHAN TANJUNG MAS, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN BANYUMANIK KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB III METODE PERENCANAAN

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 6, 7 dan 8 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELAYANAN TPA SEMALI KABUPATEN KEBUMEN

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

PERENCANAANSISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS RW 1, 2, dan 12 KELURAHAN BANDARHARJO KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, berbasis masyarakat

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN POLA PEMANFAATAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH DATAR

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS: RW 01, KELURAHAN SUMURBOTO, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG)

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

KAJIAN PEMBIAYAAN SAMPAH DALAM MENDUKUNG PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR JOHAR KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: Andrik F. C. A.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

EVALUASI TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KOTA PEMATANGSIANTAR

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELAYANAN TPA KALIGENDING KABUPATEN KEBUMEN

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS RW 3, 4, dan 5 KELURAHAN BANDARHARJO KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

RENCANA PENGEMBANGAN TEKNIK OPERASIONAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA JUWANA

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

IDENTIFIKASI PREFERENSI MASYARAKAT DALAM SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PERMUKIMAN (Studi Kasus: Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon) TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

Transkripsi:

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG *) Vidya Ayuningtyas, Syafrudin, Wiharyanto Oktiawan *) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Improper management of municipal solid waste has caused negative impacts on the environment and community health. This research presents the current solid waste management practices and problems in Gayamsari. Gayamsari is a subdistrict in Semarang city, Indonesia. Gayamsari has 6.44 Ha area, with the number of populations is 74.638 in 2013. The common constraints faced municipal solid waste management such as lack of institutional management, insufficient financial resources, absence of standards and regulations, and inappropriate applied system. Gayamsari is currently still use conventional system, which is not including separation and processing solid waste. It has 12 transfer stations that contain 17 containers to transport the waste. The condition of the transfer stations seems not too good, a lot of trashes scattered and buried in that place.service level in Gayamsari reaches 46%. This level is still not appropriate to standard of MDGs that equal to 80%. Because of that, the aim of this research was to increase that level into 84% in 2031. Finally, this research suggested to form UPTD as operator of municipal solid waste management (institutional aspect), define some specification in regulation (regulation aspect), define retribution fee (financial aspect), define the operational system (technical aspect), and increase the role of community in solid waste management (community participation aspect) in order to achieve an effective and ideal solid waste management in Gayamsari. Keywords: solid waste, municipal solid waste management, Gayamsari PENDAHULUAN Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Hingga saat ini, peningkatan volume sampah belum diikuti dengan peningkatan pengelolaan, baik teknis maupun non-teknis. Sementara belum ada pengolahan yang baik, sampah masih dikelola dan diperlakukan sebagai bahan buangan. Semakin sulit dan mahalnya untuk mendapatkan lokasi TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) juga letaknya yang semakin jauh telah memperpanjang transportasi dan meningkatkan biaya pengangkutannya. Penanganan sampah suatu kota memerlukan manajemen persampahan perkotaan yang baik, dimana melibatkan lima subsistem. Berdasarkan Dirjen Cipta Karya, 2011, lima subsistem tersebut terdiri dari : subsistem pembiayaan, subsistem kelembagaan, subsistem teknik operasional, subsistem hukum dan peraturan, serta subsistem peran serta masyarakat. Subsistem tersebut saling terkait membentuk satu-kesatuan sistem, sehingga upaya meningkatkan pengelolaan sampah harus meliputi peningkatan diseluruh subsistem. Saat ini pengelolaan persampahan Kota Semarang sendiri berada dibawah pengawasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan teknis pelaksanaan pengumpulan dan pengangkutan diserahkan pada masingmasing kecamatan dan kelurahan. Peran Dinas Kebersihan di sini adalah sebagai pemantau pelaksanaan pengelolaan kebersihan. Pertumbuhan jumlah penduduk dan aktifitas menjadi faktor utama meningkatnya produksi sampah per harinya. Wilayah Kecamatan Gayamsari merupakan bagian dari daerah pelayanan sampah di Kota Semarang. Kecamatan Gayamsari memiliki jumlah penduduk sebesar ± 74.638 jiwa, dengan 7 kelurahan yang seluruhnya merupakan kelurahan terlayani.. Berdasarkan perhitungan, tingkat pelayanan

persampahan di Kecamatan Gayamsari masih tergoong kecil, yaitu 46%. Ini berarti lebih dari 50% sampah belum terkelola dan kemungkinan dibuang ke lingkungan. Saat ini terdapat 12 titik TPS di 7 Kelurahan di Kecamatan Gayamsari, kondisi dan tingkat pelayanan masing-masing TPS tersebut belum sepenuhnya optimal. Masih ada sampah yang tercecer keluar dari TPS sehingga dapat mengganggu kesehatan dan estetika. Berdasarkan masalah tersebut perlu dilakukan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan sampah yang mencakup sub sistem pengelolaan persampahan yang terdiri dari sub sistem kelembagan,sub sistem peraturan, sub sistem teknis operasional, sub sistem peran masyarakat, dan sub sistem pembiayaan di Kecamatan Gayamsari. METODOLOGI a. Tahap Persiapan Tahap persiapan ini terdiri dari perizinan/administrasi dan studi literatur. b. Tahap Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dimkasud adalah berupa data sampling dan data kuesioner, sedangkan data sekunder yang dimaksud terdiri dari data monografi, demografi, peta digital wilayah, rencana tata ruang wilayah, dan data pengelolaan sampah eksisting. Pengambilan sampel didasarkan pada 3 golongan pendapatan, yaitu golongan bawah, golongan menengah, dan golongan atas yang dilihat dari kondisi fisik rumah penduduk (permanen, semi permanen, dan non permanen). Berikut adalah jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sesuai dengan SNI 3964-1994: S = Cd (Ps) 0,5 = 1 (73172) 0,5 = 270 jiwa Jumlah contoh KK : K = S / N = 270 / 5 = 54 KK Jumlah contoh untuk tiap-tiap perumahan : Rumah perekonomian tinggi = 62 % x 54 = 33 contoh Rumah perekonomian menengah = 32 % x 54 = 17 contoh Rumah perekonomian rendah = 6 % x 54 = 4 contoh c. Tahap Analisis Data Tahap analisis data yang dilakukan adalah meliputi analisis kondisi wilayah studi, analisis kuesioner, perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk, perhitungan pola konsumsi masyarakat, dan perhitungan volume serta proyeksi timbulan sampah. d. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan disini meliputi penentuan sistem pengelolaan sampah yang terdiri dari kelima sub sistem, perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan sampah, serta perhitungan kebutuhan biaya. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Besar Timbulan Sampah dan Tingkat Layanan Dari perhitungan hasil sampling didapatkan besar timbulan domestik adalah 2,47 liter/orang/hari dengan berat 0,52 kg/orang/hari. Selain itu, dari sampling non domestik, juga dihitung nilai timbulan perkapita untuk masing-masing fasilitas. Setelah semua timbulan per kapita tersebut dijumlahkan dan dirata-rata, didapatkan timbulan perkapita sampah non domestik. Timbulan per kapita sampah non domestik Kecamatan Gayamsari adalah 0,56 liter/orang/hari atau 0,071 kg/orang/hari. Hasil timbulan per kapita dari sampah domestik dan non domestik ini kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan timbulan sampah per kapita untuk Kecamatan Gayamsari. Besar timbulan sampah per kapita Kecamatan Gayamsari adalah 3,03 liter/orang/hari atau 0,79 kg/orang/hari. Dari perhitungan berdasarkan jumlah penduduk terlayani dan timbulan per kapita didapatkan

tingkat pelayanan Kecamatan Gayamsari sebesar 46%. Dalam perencanaan ini, komposisi sampah memegang peran yang penting, karena komposisi sampah dapat menetukan kemungkinan recovery atau pengolahan dari masing-masing komponen sampah. Dikarenakan perencanaan ini tergantung pada kapasitas perlatan, maka kuantitas sampah yang digunakan dalam bentuk volume. Oleh karena itu, perlu dilakukan konversi komposisi sampah dari satuan berat ke volume dengan menggunakan berat jenis masing-masing komponen. Berat jenis masing-masing komponen sampah didapatkan dari Tchobanoglous, 1993. Berikut ini adalah komposisi sampah di Kecamatan Gayamsari. Gambar 1. Persentase Komposisi Sampah (a) Dalam Satuan Berat, (b) Dalam Satuan Volume b. Sistem Pengelolaan Sampah Sistem pengelolaan sampah disini meliputi kelima sub sistem pengelolaan sampah, yaitu sub sistem teknik operasional, sub sistem kelembagaan, sub sistem pembiayaan, sub sistem peraturan/hukum, a b dan sub sistem peran serta masyarakat. Sub sistem yang pertama adalah teknik operasional. Sub sistem ini meliputi pewadahan, pengumpulan, penyapuan jalan, pemindahan, dan pengangkutan. Sebagian besar sarana pewadahan permukiman di Kecamatan Gayamsari terbuat dari barang-barang bekas, seperti ban bekas dan ember cat. Sebagian kecil masyarakat masih menggunakan bak permanen sebagai sarana pewadahan sampah. Bak permanen seharusnya sudah tidak digunakan karena wadah dengan bak permanen menyulitkan operasional pengumpulan, dimana petugas harus mengumpulkan sampahnya terlebih dahulu untuk diangkut ke becak/gerobak sampah. Untuk pewadahan di fasilitas umum biasanya menggunakan tong atau bin plastik. Saat ini penduduk Gayamsari, tidak melakukan pemilahan sampah, dimana semua sampah tercampur menjadi satu. Untuk pengumpulan, alat pengumpulan yang saat ini digunakan di Kecamatan Gayamsari adalah gerobak dan becak sampah. Dengan kondisi fisik wilayah yang cenderung datar, penggunaan kedua alat pengumpul ini dipandang lebih efektif karena mampu menjangkau gang-gang kecil perumahan. Rata-rata ritasi yang dilakukan masing-masing becak/gerobak sampah ini adalah antara 1-2 ritasi/hari dengan frekuensi pengumpulan 1-7 hari sekali. Penggunaan motor roda tiga belum dioptimalkan dalam pengumpulan sampah. Motor roda tiga di Kecamatan Gayamsari berperan sebagai pengangkut sampah hasil pemotongan rumput menuju TPS. Penyapuan jalan yang dilakukan di Kecamatan Gayamsari saat ini terdapat di 3 jalan protokol, yaitu Jalan Arteri Soekarno Hatta, Jalan Kaligawe, dan Jalan Majapahit. Penyapuan Jalan Arteri Soekarno Hatta dan Kelurahan Kaligawe diserahkan kepada masing-masing kelurahan, sedangkan penyapuan Jalan Majapahit diserahkan pada pihak ketiga, yaitu CV. Megantara. Frekuensi penyapuan jalan rata-rata

sebanyak 2 kali sehari yang terdiri dari 2 shift, yaitu shift pagi dan shift sore. Kegiatan pemindahan sampah dilakukan sebelum sampah dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kegiatan pemindahan sampah di Kecamatan Gayamsari dilakukan di 12 titik komunal yang terdiri dari 11 titik TPS dengan landasan dan 1 titik TPS tanpa landasan. Jumlah kontainer yang melayani Kecamatan Gayamsari adalah total 17 unit. Semua kontainer di Kecamatan Gayamsari memiliki kapasitas 6 m 3. Kondisi TPS di Kecamatan Gayamsari sebagian besar berada dalam kondisi yang buruk tidak rutinnya jadwal ritasi menyebabkan sampah menumpuk dan tertimbun di lokasi TPS. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilakukan dengan menggunakan armroll truck, sedangkan untuk sampah hasil penyapuan jalan diangkut dengan menggunakan dump truck. Rata-rata ritasi armroll truck adalah 4 ritasi/hari. Sedangkan ritasi dump truck maksimal adalah 2 kali sehari. Catatan waktu perjalanan menuju TPS pada masing-masing pemukiman membutuhkan waktu bervariasi sekitar 27-44 menit dengan waktu bongkar 15 menit. Model pengangkutan armroll truck saat ini yaitu menggunakan sistem HCS (Hauled Container System) cara I yaitu dengan mengambil kontainer berisi sampah selanjutnya dibuang ke TPA setelah itu kontainer kosong dibawa kembali ke TPS semula, dan seterusnya. Sub sistem yang kedua adalah sub sistem kelembagaan. Dalam hal kelembagaan, pada awalnya tugas pengelolaan kebersihan di Kota Semarang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan kemudian mengalami perubahan berdasarkan SK Walikota Semarang No. 660.2/2001 tanggal 20 April 2001 tentang Penyerahan sebagian tugas Dinas Kebersihan kepada Kecamatan di Kota Semarang. Bentuk kewenangan yang diberikan adalah pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA. Adanya kelimpahan kewenangan ini menimbulkan beberapa dampah negatif, salah satunya yaitu tidak adanya control DKP dalam pengangkutan, sehingga jadwal pengangkutan smapah tidak dilakukan sesuai dengan target yang ditetapkan. Sub sistem ketiga adalah pembiayaan. Pembiayaan persampahan Kota Semarang didapatkan dari hasil retribusi baik fasilitas non domestik maupun domestik, dan bantuan dana dari APBD. Untuk kecamatan sendiri, pembiayan pengumpulan didapatkan dari iuran warga, dan pembiayaan pengangkutan berasal dari anggaran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang. Sub sistem keempat adalah hukum/peraturan. Hukum sangat diperlukan dalam menangani masalah pengelolaan persampahan. Dalam perencanaan ini dasar peraturan yang di gunakan mengacu pada Perda Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Kota Semarang yang mengacu pada UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu terdapat peraturan lain di Semarang yang mengatur tentang sistem pengelolaan sampah, yaitu Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum dan Perda No 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Semarang. Sub sistem yang terakhir adalah peran serta masyarakat. Peran masyarakat Kecamatan Gayamsari dalam pengelolaan sampah adalah dengan melakukan kerja bakti untuk menjaga kebersihan. Frekuensi pelaksanaan kerja bakti antara 1-2 kali per bulan. Selain itu masyrakat juga berperan sebagai angggota KSM. Saat ini KSM di Kecamatan Gayamsari memiliki peran dalam pengumpulan sampah dan penyapuan jalan. c. Rencana Pengembangan Dalam perencanaan pengembangan sistem pengelolaan sampah, ditentukan target pelayanan pada akhir tahun perencanaan. Penentuan target tingkat pelayanan

persampahan dilakukan dengan memproyeksikan tingkat pelayanan pada kondisi eksisting didasarkan pada laju kenaikan pendapatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang yang berasal dari retribusi dan APBD, yaitu sebesar 5%. Dari hasil perhitungan, didapatkan dengan tingkat layanan eksisting Kecamatan Gayamsari sebesar 46%, maka target pelayanan pada akhir tahun perencanaan (2031) adalah sebesar 84%. Dalam sub sitem teknik operasional direncanakan untuk menggantikan sistem pengelolaan sampah yang konvensional, menjadi sistem yang sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2012 yang meliputi pewadahan dan pemilahan, pengumpulan, pengolahan, pemindahan, dan pengangkutan. Sub Sistem Teknik Operasional Rencana pengembangan pewadahan di Kecamatan Gayamsari, diharapkan di tingkat sumber sampah dapat diterapkan upaya minimasi, seperti menghemat penggunaan bahan, membatasi konsumsi sesuai kebutuhan, dan memilih bahan yang mengandung sedikit sampah. Di pewadahan ini, direncanakan dilakukan pemilahan sampah bedasarkan jenis sampahnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Pengadaan pewadahan sampah di Kecamatan Gayamsari terdiri dari 2 jenis, yaitu wadah jalan dan wadah untuk fasilitas domestik dan non domestik. Rencana wadah yang digunakan di jalan adalah menggunakan tong bertutup dengan penyangga. Penggunaan tong 110 liter dengan mulut yang lebar dapat memudahkan penyapu jalan dalam membuang sampah hasil sapuan jalan. Pewadahan jalan ini juga mempertimbangkan penerapan 3R, sehingga wadah sampah terdiri dari 2 jenis, yaitu wadah sampah organik dan wadah sampah anorganik. Sama halnya dengan wadah jalan, wadah sampah domestik dan non domestik juga diharuskan terdiri dari 2 jenis, yaitu untuk sampah organik dan anorganik. Wadah yang digunakan di permukiman maupun di fasilitas non domestik direncanakan memiliki volume 40 liter dengan frekuensi pengosongan maksimal setiap 2 hari sekali. Wadah yang digunakan di permukiman direkomendasikan menggunakan bahan dari plastik atau bahan lain yang memiliki bobot yang ringan sehingga memudahkan dalam pengosongan. Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan wadah sampah di Kecamatan Gayamsari adalah 18.105 set/unit wadah 40 liter dan 22 set wadah 110 liter pada akhir tahun perencanaan. Rencana pengumpulan yang akan diterapkan di Kecamatan Gayamsari terdiri dari 2 jenis alat pengumpul, yaitu becak sampah dan motor roda tiga. Becak sampah direncanakan melayani sampah domestik, sedangkan motor roda tiga melayani sampah non domestik. Jumlah kebutuhan sarana pengumpulan sampah pada akhir tahun perencanaan adalah sebanyak 153 unit becak sampah dan 18 unit motor roda tiga, dimana becak sampah dan motor roda tiga ini direncanakan memiliki sekat untuk menjamin sampah masih terpisah. Penyapuan jalan direncanakan menggunakan tenaga manusia. Menurut Depkimpraswil, 2003, kriteria tenaga penyapuan jalan adalah 1 petugas untuk setiap 1 km panjang sapuan. Sampah dari penyapuan jalan dimasukkan ke dalam wadah yang ada di tepi jalan. Sampah ini kemudian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk langsung dibuang ke TPA. Jalan yang disapu mengalami penambahan pada tahun perencanaan, yaitu Jl. Gajah yang merupakan jalan kolektor sekunder beradasarkan Perda Nomor 14 Tahun 2011. Dengan panjang total jalan 5400 m, petuas penyapu yang dibutuhkan adalah sebanyak 10 petugas. Sistem pemindahan yang dilakukan saat ini menggunakan kontainer berkapasitas 6 m3. Kecamatan Gayamsari saat ini memiliki 12 titik TPS, dimana 11 unit di antaranya merupakan transfer depo, dan satu unit

merupakan kontainer. TPS yang ada di Kecamatan Gayamsari hanya 1 yang sudah dikembangkan menjadi TPS 3R yaitu TPS Kaligawe. Direncanakan pada tahap lima tahun kedua dilakukan pengembangan TPS Karangingas menjadi TPS 3R. Pada akhir tahun perencanaan kebutuhan TPS bertambah 2, yaitu di Kelurahan Sambirejo dan Kelurahan Sawah Besar. Pengolahan yang akan diterapkan di Kecamatan Gayamsari ini terdiri dari 2 jenis, yaitu pengolahan skala sumber dan pengolahan skala kawasan. Pengolahan skala sumber dilakukan dengan menggunakan komposter atau kotak takakura yang direncanakan untuk diterapkan di Kelurahan Pandean Lamper, Kelurahan Gayamsari, Kelurahan Sambirejo, dan Kelurahan Sawah Besar, sedangkan pengolahan skala kawasan dilakukan rumah kompos TPS 3R. Penggunaan rumah kompos diterapkan pada RW III Kelurahan Sambirejo, sedangkan TPS 3R diterapkan pada Kelurahan Siwalan dan Kelurahan Kaligawe. Jumlah kebutuhan sarana pemindahan pada akhir tahun perencanaan adalah 23 unit kontainer, 9 unit TPS, dan 2 unit TPS 3R. Pengangkutan sampah bertujuan untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA. Pengangkutan sampah di Kecamatan Gayamsari direncanakan dengan menggunakan armroll truck berkapasitas 6 m 3. Untuk menambah efektifitas pengangkutan, direncanakan penggunaan HCS tipe III untuk menggantikan HCS tipe I, yaitu dengan penggunaan kontainer gondolan, dimana jumlah kontainer ini sesuai dengan jumlah armroll truck. Pengangkutan sampah jalan raya dan niaga khusus direncanakan menggunakan dump truck kapasitas 8 m 3. Jumlah kebutuhan saran pengangkutan pada akhir tahun perencanaan adalah 1 unit dump truck, 8 unit armroll truck, dan 8 unit kontainer gondolan. Sub Sistem Kelembagaan Dengan berbagai dampak yang timbulan dikarenakan SK Walikota Semarang No. 660.2/2001 tanggal 20 April 2001, maka dalam direncanakan pencabutan SK tersebut. Berdasarkan Permen PU 21/PRT/M/2006, fungsi regulator dan operator pengelola sampah harus dipisahkan. Oleh karena itu, direncanakan untuk pembentukan Dinas Kebersihan Kota Semarang sebagai penentu kebijakan pengelolaan sampah (regulator) dan UPTD Kebersihan berdasarkan Perwal Kota Semarang Nomor 86 Tahun 2008 sebagai operator pengelolaa persampahan di Kota Semarang. Sub Sistem Pembiayaan Dalam hal pembiayaan, direncanakan agar masyarakat berperan sebagai sumber biaya pengelolaan utama. Hal ini disesuaikan dengan kriteria Darmasetiawan,2004 dimana perbandingan antara retribusi dan APBD pengelolaan sampah adalah sebesar 70:30. Selain itu, persentase pembiayaan yang dibebankan kepada masyarakat juga berdasarkan laju kenaikan pembayaran retribusi dan willingness to pay. Kebutuhan biaya pengelolaan pada akhir tahun perencanaan adalah sebesar 15.742.475.393,45 dan dengan penerapan 3R adalah sebesar Rp 13.767.210.022,37. Gambar 2. Perbandingan Biaya Pengelolaan Tanpa dan Dengan Penerapan 3R.

Sub Sistem Hukum/Peraturan Beberapa peraturan yang digunakan dalam dasar pengelolaan sampah di Kota Semarang adalah Perda Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, dan Perda Nomor 12 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Organisasi Dinas Daerah. Sub Sistem Peran Serta Masyarakat Beberapa rencana peningkatan peran serta masyarakat dalam hal pengelolaan sampah meliputi program penyuluhan tentang pengelolaan sampah, internalisasi penanganan sampah ke kurikulum sekolah, uji coba kegiatan 3R, mengadakan pelatihan penanganan sampah, dan pemberian intensif kepada masyarakat yang besedia memilah dan mengolah sampahnya. KESIMPULAN 1. Kondisi eksisting pengelolaan sampah Kecamatan Gayamsari dinilai masih kurang baik. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pelayanan yang masih rendah, yaitu sebesar 46%. 2. Rencana pengembangan sistem pengelolaan persampahan Kecamatan Gayamsari meliputi lima sub sistem, yaitu sub sistem teknik operasional, kelembagaan, pembiayaan, peraturan, dan peran serta masyarakat. Dalam rencana pengembangan ini direncanakan untuk menggantikan sistem konvensional pengelolaan sampah dengan sistem yang sesuai dengan Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 yang mengikut sertakan pemilahan dan pengolahan dalam pengelolaan sampah. Darmasetiawan, Ir Martin. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaanya. Jakarta : Ekamitra Engineering Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan. Permen PU 21/PRT/M/2006. Dirjen Cipta Karya. 2011. Materi Persampahan. Jakarta SNI 19-3964-1994, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum.. Bandung : Yayasan LPMB. Tchobanoglous, Theisen, Samuel. 1993. Integrated Solid Waste Management. New York : McGraw Hill Book Company Inc Republik Indonesia. 2008. Undang Undang 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sekretariat Negara. Jakarta Semarang. Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Pengelolaan Sampah Kota Semarang. Perda Nomor 6 Tahun 2012 Semarang. Peraturan Daerah Kota Semarang tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031. Perda Nomor 14 Tahun 2011 REFERENSI Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Persampahan Perkotaan. Depkimpraswil. Jakarta : Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan