BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB II TEORI SAAD AH DAN KONSEP JUAL BELI KREDIT. Adapun beberapa hal yang dapat dijabarkan dari Sadd ah, antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN, PERBEDAAN, DAN AKIBAT HUKUM ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA DALAM MENGATUR OBJEK JAMINAN GADAI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PEDAHULUAN. peluang terjadinya jual-beli dengan sistem kredit atau tidak tunai dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HADIAH/ UANG YANG DIBERIKAN OLEH CALON ANGOTA DPRD KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN DIWEK

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN TENTANG JUAL BELI DENGAN CARA PRE ORDER DI TOKO ONLINE TANJUNG SPORT

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB IV ANALISIS HUKUM SLAM TERHADAP TRANSAKSI SHARE SWAP DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS SADD AL-DHAR@I AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI A. Analisis Praktek Terhadap Jual Beli Kredit Baju Pada Pedagang Perorangan Di Desa Patoman Rogojampi Banyuwangi menurut Hukum Islam Penulis telah memaparkan pada bab sebelumnya, mulai dari sejarah, faktor dan dampak, serta mekanisme dalam melakasanakan jual beli kredit baju hingga terjadinya akad pada jual beli kredit baju di Desa Patoman. Transaksi jual beli kredit di Desa Patoman merupakan sebuah transaksi jual beli dalam tukar menukar uang dan barang melalui proses penjualan dengan sistem pembayaran cicilan. Dalam jual beli kredit terdapat harga pokok pembelian beserta tingkat keuntungan yang diambil oleh penjual dan disepakati oleh kedua belah pihak. Namun kedua belah pihak tidak membuat perjanjian atau kesepakatan tentang jangka waktu cicilan. Jual beli kredit di Desa Patoman berlangsung sangat lama, mulai dari seorang penjual yang menawarkan barang-barangnya ke rumah warga ataupun dari seorang penjual yang menerima pesanan dari pembeli yang kemudian di carikan di pasar sesuai yang dipesankan oleh pembeli. Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Desa Patoaman dalam upayah memenuhi hajatnya. Masyarakat seringkali melakukan transaksi jual beli kredit yang di anggap mudah dan membatu kepada orang yang perekonomiannya rendah dengan hanya bermodalkan kepercayaan. 64

65 Kesepakatan dalam jual beli kredit ini ada ketika datangnya penjual kepada pembeli pada saat pembeli menginginkan membeli barang atau benda yang disukai oleh pembeli atau ketika pembeli datang kepada penjual dan memesan untuk membelikan barang atau benda yang diinginkan pembeli. Kemudian penjual tersebut membelikan barang atau benda tersebut dan menjualnya kepada pembeli dengan sistem cicilan. Harga dan tingkat keuntungan yang akan pembeli ambil dan disepakati oleh kedua belah pihak, akan tetapi kedua belah pihak tidak menentukan harga penagihan dan tidak memberikan perjanjian tentang jangka waktu yang akan diambil oleh pembeli dengan alasan penjual takut akan ada riba dan membebani pembeli jika penjual membatasi waktunya. Jadi penjual membebaskan pembeli dalam pembayarannya tersebut yang mana bisa dilakukan tiap hari, tiap minggu, ataupun tiap bulan tergantung pembeli. Dalam transaksi jual beli kredit tersebut terdapat rukun dan syarat seperti halnya jual beli secara umumnya, dimana terdapat yang pertama ada penjual dan pembeli dengan syarat berakal, memiliki kecerdasan, bukan sedang dalam keadaan bodoh atau marah serta memiliki ikhtiar. Dalam hal jual beli kredit baju yang dilakukan pedagang perorangan di Desa Patoman telah sesuai dengan rukun dan syarat yang pertama yaitu pihak pedagang perorangan sebagi penjual dan Masyarakat di Desa Patoaman sebagai pembeli. Yang kedua ada barang yang diperjualbelikan dengan syarat suci zatnya, bermanfaat, milik sendiri secara sempurna, dapat diserah terimakan,

66 dan dapat diketahui sifat, jenis kadar dan kualitasnya. Sesuai dengan yang dilakukan oleh para pedagang perorangan yaitu baju dan seperangkatnya sebagai objek jualan para pedagang kredit di Desa Patoaman yang merupakn barang yang suci, jelas dan dapat diketahui sifat, kadar, dan kualitasnya. Yang ketiga yaitu Ijab dengan syarat terjadi kesinambungan antara penjual dan pembeli atau persesuaian yang baik dari segi harga waktu, cara pembayarannya serta ucapan yang digunakan kedua belah pihak yang digunakan dalam bentuk masa lalu selain itu di dalamnya juga dibuat kesepakatan kedua belah piahak dengan lisan atau tulisan. Hal tersebut juga telah sesuai dengan anjuran dalam firman Allah Swt surat al-baqarah ayat 282: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya (al-baqarah: 282) 1 Bukti tulisan dalam jual beli kredit yang terjadi pada pedagang perorangan di Desa Patoman ini dinamakan dengan catatan pembayaran yang hanya dimiliki oleh penjual saja, sedangkan pembeli hanya dengan liasan tanpa adanya saksi. Namun hal tersebut sudah cukup menjadikan transaksi jual beli kredit pada pedagang perorangan dianggap boleh. Karena dalam hal ini yang dijadikan dasar terjadinya transaksi adalah kepercayaan pada masing-masing pihak, yang berarti tingkat kejujuran, keikhlasan dan kepercayaan diantara mereka sudah tidak diragukan lagi. 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya (Bandung: Diponegoro, Cet. IV, 2013).49

67 Yang ke empat ada harga yang disepakati kedua belah pihak yang pembayarannya ditangguhkan dengan syarat jelas masa pembayarannya, jelas jumlahnya, dan cara angsurannya yang mana harus ditetapkan atas dasar kerelaan bersama tidak ada yang dipaksa. Jika disesesuaikan dengan praktek yang terjadi dalam jual beli kredit pada pedagang perorangan para pihak dalam kesepakatan awal melakukan keterbukaan, dimana para penjual mengatakan harga awal dan tingkat keuntungannya, dan untuk harga penjualanya disepakati bersama misalnya harga satu baju 50.000 maka penbeli dapat menawar sampai harga yang disepakati bersama. Untuk baju yang di jual di Desa Patoman berkisaran antara Rp. 15.000 1.000.000. akan tetapi dalam hal ini untuk jumlah angsurannya tidak ditentukan. Yang ke lima tempo atau jangkan waktu dengaan syarat tiap pembayaran diketahui oleh kedua belah pihak yang berinteraksi. Dan hal lainnya yang berkaitan dengan jual beli kredit. 2 Dalam jual beli kredit yang dilakukan pedagang perorangan di Desa Patoman memang tidak ada jangka waktu untuk tidak membebani pembeli akan tetapi penjual menjanjikan untuk penagihannya dilakukan tiap minggunya hal ini sesuai dengan ungkapan jumhur kalangan ahli fiqih bahwa apabila pembayaran tidak jelas. Maka jual belinya rusak baik ketidak jelasan ini kecil atau sudah keterlaluan. Jadi apabila waktu pembayaran tiap cicilan ditetapkan misalnya pada tanggal terakhir tiap bulan. Maka bila menurut kesepakatan ulama 2 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996).979

68 penentuan waktu demikian sah. Karena adanya kepastian pengetahuan yang meniadakan ketidak jelasan. Syarat dan rukun diatas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam sebuah transaksi tersebut kerena hal itulah yang melatar belakangi terjadinya transaksi tersebut. Menurut Mazhab Hanafi bila rukun sudah terpenuhi tetapi syarat tidak terpenuhi, rukun menjadi tidak lengkap sehingga transaksi tersebut menjadi fa>sid (rusak). 3 Maka dari itu dapat disimpulkan jual beli kredit yang tidak ditentukan jangka waktunya dan tidak ditentukan harga pada setiap cicilannya menuerut hukum Islam dibolehkan karena sudah sesuai dengan rukun dan syarat. B. Analisis Sadd Al-Dhar@I ah Terhadap Jual Beli Kredit Baju Pada Pedagang Perarangan Di Desa Patoman Kec. Rogojampi Kab. Banyuwangi Kegiatan ekonomi adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bidang ekonomi, untuk memperoleh pendapatan dalam rangka memenuhi kehidupan sehari-hari. Yakni manusia berusaha mendapatkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga manusia tidak lepas dari kegiatan ekonomi seperti distribusi, produksi dan konsumsi. Seperti halnya yang dilakukan pedagang perorangan di Desa Patoman yang merupakan pejual baju kredit yang bertujuan membantu masyarakat dalam memenuhi hajatnya. 3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal 47

69 Kegiatan ekonomi yamg terjadi dimasyarakat yang berhubungan dengan urusan duniawi selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi manusia itu sendiri. Apabila kemaslahatan yang terjadi dimasyarakat tidak diperhatikan maka manusia akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, Islam harus meluruskan jalan mana yang baik dan buruk untuk kemaslahatan manusia tersebut, dengan cara berpegang teguh prinsip-prinsip syariat Islam. Sehingga hal ini mendorong penulis untuk melakukan analisis berdasarkan sadd al-dhar@i ah tentang jual beli baju secara kredit di Desa Patoman Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Pada dasarnya hukum jual beli kredit dalam Islam, diperbolehkan. Hal tersebut disebabkan kerana jual beli kredit merupakan salah satu cara manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan tersebut dapat berjalan jika adanya interaksi antara satu orang dengan yang lain. Selain itu hal tersebut dibenarkan karena manusia diciptakan harus saling berinteraksi, dan saling tolong menolong dalam kebaikan. Rosulullah juga telah memberikan contoh dengan cara melakukannya berikut hadis yang membuktikan bahwa Rosulullah pernah melakukan jual beli kredit yaitu: اش ت ر ى ر س ول الل و ص ل ى الل و ع ل ي و و س ل م م ن ي ه ود ي ط ع ام ا ب ن س يئ ة و أ ع ط اه د ر ع ا ل و ر ى ن ا }رواه ألنساء} Artinya:

70 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membeli makanan dengan kredit dari seorang Yahudi, dan beliau memberikan kepadanya baju zirah beliau sebagai gadaian. (HR. An-Nasai) 4 Dari hadist diatas sudah jelas bahwa Nabi telah melakukan jual beli kredit bahkan Al-Qur an telah menganjurkannya di dalam surah Al-Baqarah ayat 282 yang telah disebutkan diatas. Setelah mengetahui bahwa pada dasarnya jual beli diperbolehkan bahkan dianjurkan, asalkan memenuhi rukun dan syarat yang telah ditentukan oleh syariat. Namun apabila rukun dan syaratnya tidak terpenuhi maka jual beli tersebut disebut batil. Pada praktek penjualan yang dilakukan oleh pedagang perorangan pada dasarnya sah karena rukun terpenuhi. Namun karena adanya banyak pertengkaran yang disebabkan oleh jangka waktu yang tidak ditentukan dan pembayaran tagihan yang tidak ditentukan pada jual beli kredit yang dilakukan pedagang perorangan di Desa Patoman serta didukung dengan pendidikan yang rendah, ekonomi yang kurang, dan macam-macam bahasa sehingga dapat menimbulkan kesalah fahaman dan malah dapat merenggangkan silaturrahmi antar sesama, maka hal tersebut dapat ditutup saja, karena menimbulkan kemafsadatan dimana dampak negatife yang lebih besar dibandingkan dengan dampak positif. Oleh karenanya diperlukan adanya pencegahan, sesuai dengan kaidah fiqhi@yah yaitu: د ر أ ال م ف اس د م ق د م ع ل ى ج ل ب ال م ص ا ل ح Menolak kerusakan lebih utama daripada menarik kemas}lah}atan 5 4 Nasai, Kitab Nasai, Hadist No. 4571, Lidwah Pustaka i-software-kitab Sembilan Imam).

71 Kaidah diatas menjelaskan bahwa syariat Islam itu selalu berhati-hati atau waspada terhadap larangan dari pada kewajiban melaksanakan perintah. Dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dilarang dan membahayakan lebih utama dihindari atau dicegah dari pada berusaha untuk meraih kebaikan dengan menjalankan perintah Allah, sedangkan di lain sisi menimbulkan kemad}aratan. Kegiatan Muamalah tidak diperbolehkannya menimbulkan kemad}aratan. Haramnya atas perbuatan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1. Setiap orang tidak diperbolehkan menggunakan haknya dengan sewenang-wenang, yang mengakibatkan mad}arat bagi orang lain. Oleh sebab itu, penggunaan hak dalam syariat Islam tidak bersifat mutlak, namun ada batasan. Batasannya adalah tidak membawa kemad}aratan bagi orang lain, baik perorangan maupun masyarakat. 2. Penggunaan hak-hak pribadi, tidak hanya untuk kepentingan pribadi saja, tetapi harus mendukung hak-hak masyarakat karena kekayaan yang dimiliki seseorang merupakan bagian dari kekayaan seluruh manusia. Bedasarkan Analisis terhadap jual beli kredit baju yang dilakukan pedagang perorangan di Desa Patoman karena adanya jangka waktu yang tidak ditentukan dan pembayaran tagihan yang tidak ditentukan pada jual beli kredit yang dilakukan pedagang perorangan serta didukung dengan pendidikan yang rendah, ekonomi yang kurang, dan macam-macam bahasa 5 Abdul Haq. et al, Formulasi Nalar Fiqh Telaah Kaidah Fiqh Konseptual (Surabaya: Khalista, 2006), 237.

72 sehingga dapat menimbulkan kesalah fahaman dan malah dapat merenggangkan silaturrahmi antar sesama. Maka hal tersebut masuk dalam tiga kemungkinan berikut: 6 1. Kemungkinan besar perbuatan tersebut menyebabkan yang dikerjakannya merupakan perbuatan yang terlarang. 2. Kemungkinan kecil perbuatan tersebut menyebabkan yang dikerjakannya merupakan perbuatan yang terlarang. 3. Sama kemungkinan atau tidak dikerjakannya perbuatan yang terlarang. Dalam melakukan perbuatan yang dibolehkan adanya undur kemafsadatan atau kerusakan lebih banyak, sebab didalam jual beli kredit dengan tidak ada jangka waktu dan pembayaran tagihan cicilan tidak ditentukan malah mengakibatkan banyak pertengkaran yang berujung pada renggangnya silaturrahmi antar sesama sehingga perbuatan ini tidak dibenarkan adanya. Dimana hal ini merupakan salah satu contoh perbuatan yang mengandung sadd al-dhar@i ah, karena ketentuan hukum pada dhar@i ah selalu mengikuti ketentuan hukum yang menjadi sasaran, media, atau perantara yang dilakukan oleh pedagang perorangan dalam jual beli kredit baju dengan mengharapkan dapat memberi kemaslahatan atau kebaikan bagi semua pihak yang terlibat. Namun pada kenyataannya malah menimbulkan pertengkaran yang berujung pada renggangnya silaturrahmi antar masyarakat. Oleh karenanya jual beli tersebut haruslah dilakukan dengan menetukan jangka waktunya dan pembayaran setiap penagihannya 6 A. Masjkur Anhari, Ushul Fiqh (Surabaya: Diantama, 2008), 116

73 ditentukan dengan jelas serta haruslah dilakukan oleh orang yang mengerti tentang hukum, orang yang membunyai ekonomi yang cukup, dan saling mengerti antar suku agar kesalah fahaman tidak selalu terjadi. Maka hal ini sesuai dengan pengertian sadd al-dhar@i ah. Menurut Imam As-Syathibi dalam buku Rachmat Syafe i adalah الت و س ل ب ا ى و م ص ل ح ة إ ل م ف س د ة Melakukan suatu pekerjaan yang semula mengandung kemaslahatan untuk menuju kepada suatu kerusakan (kemafsadatan). 7 Segala sesuatu yang telah disyariatkan oleh agama merupakan hal yang mendatangkan manfaat bagi manusia dan semua larangan ditetapkan karena adanya sebab-sebab yang melandasi larangan tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengerjakan apa yang menjadi kewajiban masing-masing dan menjauhi semua larangan-nya. Dengan demikian, kita dapat menetapkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dapat mendatangkan kemaslahatan atau kebaikan haruslah dikerjakan dan pekerjaan yang mendatangkan kemafsadatan tidak diperbolehkannya bagi kita untuk melakukannya. 7 Rachmat Syafe i, Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 132.