UPAYAPENGGUNAANSEPEDA SEBAGAI MODA TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN JALUR KHUSUS SEPEDA PADA JALAN AHMAD YANI SURABAYA SEBAGAI BENTUK REVIT ALISASI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BAB 2 DATA DAN ANALISA

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

ARAHAN DESAIN JALUR LALU LINTAS YANG AMAN BAGI PENGENDARA SEPEDA (Studi Kasus: Pekerja Bersepeda di Jalan Raya Kaligawe Semarang) TUGAS AKHIR

STUDI KONSEP RENCANA DAN STRATEGI PROGRAM BIKE TO SCHOOL DI KOTA BANDUNG

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/3/2016

JALAN TOL BAGI KENDARAAN TIDAK BERMOTOR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dengan ruas jalan lain, yang disebut persimpangan. Jalan Letnan Jendral M. T. Haryono, Jalan Serangan Umum 1 Maret (Jalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan budaya dengan sendirinya juga mempunyai warna

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI PELUANG JALUR SEPEDA DI SEKELILING RAYA BOGOR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PENGARUH PROPORSI ANGKUTAN UMUM TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpotongan/bersilangan. Faktor faktor yang digunakan dalam perancangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PERHUBUNGAN RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 4 (Empat)

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

Sumber: Automology.com. Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 10 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

Edisi Maret 2016, Vol. 4, No. 1, Hal:33-42 (ISSN: )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persimpangan adalah simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dan salah satu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Contoh penyeberangan sebidang :Zebra cross dan Pelican crossing. b. Penyeberangan tidak sebidang (segregated crossing)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. luar datang ke Yogyakarta untuk sekedar berwisata maupun menetap untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

Transkripsi:

UniversitasGunadarma- Depok18-19Oktober2011 UPAYAPENGGUNAANSEPEDA SEBAGAI MODA TRANSPORTASI DI KOTA SURABAYA Dwi SUliStyOI Bunga Triana2 Neneng Winarsih3 J,2,3Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma Jl. Akses UI Kelapa Dua, Depok 16424, Jawa Barat Abstrak Peningkatan jumlah penduduk berimbas pada terus bertambahnya jumlah kendaraan setiap tahunnya namun tidak diimbangi dengan kapasitas jalan yang sesuai. Hal ini menyebabkan suatu kawasan atau jalan akan mendekati jenuh akibat sistem transportasi yang tidak berkelanjutan. Salah satu cara dalam mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan adalah dengan Revitalisasi penggunaan kendaraan tidak bermotor. Revitalisasi adalah opsi dalam memvitalkan atau menghidupkan kembali suatu kawasan yang mengalami degradasi atau kemunduran. Dalam upaya mengurangi kemacetan, penggunaan sepeda menjadi pilihan menarik karena biaya operasionalnya yang murah dan dapat bermanuver disela-sela kendaraan lain. Namun, penggunaan sepeda sebagai transportasi publik masih menemui kendala. Minimnya jalur khusus sepeda dan lahan parkir sepeda membuat pengguna sepeda merasa kurang aman saat mengendarai sepeda, sehingga perlu adanya realisasi terhadap jalur khusus sepeda dan lahan parkir sepeda. Kata Kunci: Revitalisasi, Sepeda, Sistem Transportasi, Kendaraan tidak bermotor. PENDAHULUAN Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Letak Surabaya yang strategis, menyebabkan perkembangan penduduk di kota Surabaya begitu pesat yang berimbas kepada peningkatan penggunaan moda transportasi. Moda transportasi publik yang kurang nyaman menyebabkan banyaknya sebagian penduduk memilih beralih ke moda transportasi pribadi seperti mobil pribadi dan sepeda motor. Selain itu, tata kota yang tidak efektif juga menjadi penyebab kemacetan di kota Surabaya semakin parah. Dewasa ini konstruksi berkelanjutan sedang gencar-gencamya dipublikasikan salah satunya adalah sistem transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sistem transportasi berkelanjutan adalah suatu sistem transportasi yang dapat mengakomodasikan aksesibilitas semaksimal mungkin dengan dampak negatif yang seminimal mungkin. Untuk membangun sistem transportasi publik berkelanjutan perlu adanya revitalisasi dalam semua aspek yang berkaitan dengan transportasi publik. Salah satu cara untuk mewujudkan sistem transportasi berkelanjutan di Surabaya adalah dengan merevitalisasikan penggunaaan kendaraan tidak bermotor. Revitalisasi kendaraan tidak bermotor salah satunya dengan menggunakan sepeda sebagai moda transportasi. Namun penerapan proses revitalisasi tentunya banyak kendala baik segi teknis maupun non teknis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pemeliharaan. Minimnya fasilitas seperti jalur sepeda dan pengaturan lalu lintas di jalur sepeda juga menjadi kendala dalam proses revitalisasi kendaraan tidak bermotor, khususnya sepeda. Untuk itu penyediaan fasilitas yang menunjang, diharapkan dapat mendukung proses revitalisasi penggunaan sepeda, sehingga penggunaan sepeda sebagai moda transportasi, dapat menjadi salah satu opsi dalam menuju transportasi yang efektif dan efisien. AT- 46 Sulistyo,UpayapenggunaanSepeda..,

BASIL DAN PEMBAHASAN Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Surabaya Jumlah kendaraan bermotor di Kota Surabaya mengalami kenaikan (Gambar 1). Jumlah kendaraan ini merupakan jumlah kendaraan yang tercatat di Kota Surabaya. Merevitalisasi Penggunaan Sepeda di Kota Surabaya Pertambahan penduduk menyebabkan jumlah lalu lintas juga meningkat. Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran atau degradasi. Upaya penggunaan sepeda sebagai transportasi yang ramah lingkungan perlu memperhatikan unsur 5E, yaitu engineering, yaitu perencanaan dan pembangunan infrastruktur jalur sepeda; education yaitu penyediaan pendidikan bersepeda yang baik pada masyarakat; encourangement yaitu pemotivasian pada masyarakat untuk memilih berkendaran dengan sepeda; enforcement yaitu penguatan peraturan bersepeda yang baik; evaluation and planning yaitu evaluasi atas usaha yang telah dilakukan serta perencanaan untuk meningkatkan kualitas kendaraan. Program Revitalisasi Penggunaan Sepeda disurabaya Langkah-Iangkah yang disarankan yaitu pertama peningkatan dan pembuatan infrastruktur khusus jalur sepeda dengan jalan pembuatan jalur khusus sepeda, parkir sepeda, dan halte sepeda. Langkah kedua adalah penyelenggaraan program-program penggunaan sepeda, seperti ojeg sepeda, fun bike, perlombaan komunitas sepeda, bike to school, bike to work. Langkah ketiga adalah pembuatan regulasi yang berkenaan dengan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara menaikan tarif parkir untuk kendaraan bermotor. Jalur Sepeda Jalur sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan bagi lalu lintas pengguna sepeda dan dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Tidak adanya jalur sepeda membuat pengguna sepeda merasa tidak aman saat bersepeda di jalan raya, karena harns berbagi dengan kendaraan bermotor. Karakteristik fisik sepeda yang berbeda dengan kendaraan bermotor membutuhkan tingkat keamanan yang berbeda dengan pengendara kendaraan bermotor. Konflik perebutan ruang jalan yang tejadi seakan dimenangkan oleh kendaraan bermotor, dan hal ini mengindikasikan adanya diskriminasi hak (right-of-way) dari para pengendara sepeda (Sidi, 2005). Right-of-way merupakan hak menggunakan ruang secara bersama yang dimiliki oleh seluruh pengguna jalan, terkait dengan sifat akomodatif jalan raya sebagai ruang milik publik. UU No. 22/1999 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa pejalan kaki dan pengguna sepeda juga dilindungi hak-haknya di jalan raya. Untuk itu penyediaan jalur sepeda mutlak diperlukan agar penggunanya nyaman dan aman saat melintasi jalan, termasuk saat melintasi jalan atau traffic light. Tabell. JumlahKendaraanBermotorMenurutJenisTahun2004-2007 SA ~ 1 Sepeda motor 800.008 883.838 928.686 2 Mobil Penumpang 204.313 135.592 228.195 3 Mobil Barang 79.725 135.592 84.371 Mobil bus * Umum Bus Besar 1.060 4 1.353 1.077 804 - Bus Sedang - Bus Kecil * Bukan umum 771 853 810 1.011 5 Kendaraan Khusus 92 73 76 90 6 Mobil Penumpang Umum 11.931 59.684 12.010 9.822 7 Kendaraan Roda Tiga J umlah 1.097.900 1.170.435 1.255.225 1.303.931 Sumber: http://www.dishubsurabaya.org/?de=imo Sulistyo,UpayapenggunaanSepeda... AT- 47

ProceedingPESAT (Psikologi,Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil) UniversitasGunadarma- Depok18-19Oktober2011 Konsep Jalur Sepeda Konsep jalur sepeda merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan jalur sepeda. perencanaan jalur sepeda harus memperhatikan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi penggunan jalur sepeda. Tidak hanya jalur lintasan saja yang perlu direncanakan, namun rute jalur sepeda juga hams diperhatikan, karena dapat mempengaruhi tingkat pengguna sepeda. Rute jalur sepeda sebaiknya melalui pemukiman warga sehingga diharapkan dapat menambah ketertarikan warga sekitar untuk menggunakan sepeda kembali. Ada 3 konsep jalur khusus untuk sepeda. Konsep pertama adalah bike path, dimana jalur untuk sepeda dipisah secara fisik dari jalur lalu lintas kendaraan bermotor. Konsep kedua adalah bike lane, dimana bagian jalur lalu lintas yang hanya dipisah dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda. Konsep ketiga adalah bike route yaitu jalur sepeda yang bercampur dengan jalan raya, tidak ada marka, hanya dibantu dengan rambu-rambu. Di antara ketiga konsep tersebut, jalur bike path dan bike lane dinilai lebih aman dan tepat karena kedua jalur terpisah dengan jalur kendaraan bermotor. Dengan begitu para pengguna sepeda akan merasa lebih aman ketika berkendara. Pemilihan bike path dan bike lane sebagai konsep jalur sepeda di Surabaya mengacu pada karakteristik jalan, jalur hijau dan tingkat kepadatan lalu lintas di Surabaya, ditambah tingkah laku pengendara yang kurang sadar hukum khususnya terhadap rambu-rambu lalu lintas yang ada. Demi memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna sepeda, maka konsep bike path dan bike lane adalah tepat dengan melihat kondisi yang demikian. (Sumber:http://www.metrotvnews.comlread/ news/20 11/01/16/39695/Jalur-Sepeda-di- Jakarta-Bisa-Enggak-Y a) Penerapan Konsep Bike Path Konsep bike path membutuhkan jalur yang terpisah dari jalur kendaraan bermotor. Lebar lajur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter cukup untuk dilewati satu sepeda dengan ruang bebas di kiri dan kanan sepeda yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas dua arah sekurang-kurangnya 2 meter. Sehingga dibutuhkan penambahan lahan untukjalur sepeda. Kelebihan dari bike path adalah pengguna sepeda lebih aman karena tidak hams berbagi jalan dengan kendaraan bermotor. Namun, mengingat kondisi lahan jalan di Kota Surabaya yang hanya cukup untuk jalur kendaraan bermotor, sepertinya tidak memungkinkan apabila membuat jalur sepeda dengan konsep bike path. Untuk itu dibutuhkan altematif lain dalam penerapan konsep bike path. Salah satu altematif dalam penerapan konsep tersebut adalah dengan menggunakan trotoar dan pedestrian sebagai jalur sepeda seperti yang sudah diterapkan di Bandungjalur sepeda rute Gedung Sate-Dago. Gambar 1. Jalur Sepeda di Bandung (Sumber: https:llrinaldimunir.wordpress.com) Penerapan Konsep Bike Lane Bike lane, konsep jalur sepeda yang juga banyak dipakai di berbagai daerah di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Jogjakarta, Semarang. Tidak hanya di Indonesia saja, konsep bike lane sebelumnya telah dikembangkan di Negara-negara yang memiliki banyak jalur sepeda seperti Belanda, Jepang, Jerman, Belgia, dan lain-lain. Konsep bike lane tidak memerlukan lahan baru untuk jalur sepeda, tetapi memakai lahan pada jalur kendaraan bermotor yang hanya diberi marka jalan ataupun ramburambu seperti pengecatan lajur yang akan digunakan bagi pengguna sepeda. AT- 48 Su/istyo, Upaya Penggunaan Sepeda...

Mengingat pentingnya keselamatan pengguna sepeda, konsep bike lane yang hanya dibatasi dengan marka jalan dirasa kurang efektif dan aman sehingga dibutuhkan fasilitas yang aman dalam penerapan konsep bike lane. Misalnya dengan menambahkan pembatas jalan pada marka jalan. menggunakan sepeda akan menghindarkan sekitar 15 pon polutan memenuhi udara yang kita hirup bersama. Manfaat ketiga adalah manfaat di bidang transportasi. Bersepeda dapat mengurangi kemacetan jalan raya, hanya membutuhkan ruang kecil per pengguna jalan yang signifikan sekali apabila dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sepeda juga merupakan moda transportasi paling hemat energi. SIMPULAN DAN SARAN Gambar 2. Konsep Bike Lane di Bandung (Sumber: https://rinaldimunir.wordpress.com) Sistem Lalu Lintas Pada Jalur Sepeda Penggunaan sepeda hams diberi fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para pengguna sepeda dan bisa meningkatkan kecepatan berlalu-lintas bagi pengguna sepeda. Adanya jalur sepeda juga harus difasilitasi dengan peta atau rute jalur sepeda agar dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sepeda. Pengguna sepeda mengetahui letak jalur sepeda dan mempermudah pengguna sepeda untuk menuju arah tujuan, terdapat letak tempat-tempat wisata di Kota Surabaya seperti taman kota yang dapat ditempuh dengan sepeda. Manfaat Bersepeda Bersepeda bukan hanya sekedar alat transportasi, tetapi banyak manfaat yang diperoleh dengan bersepeda. Berikut beberapa manfaat bersepeda dilihat dari berbagai aspek. Manfaat pertama adalah manfaat kesehatan. Manfaat sepeda untuk hati dan jantung, bersepeda tiap hari akan melatih nafas kita untuk bemafas lebih panjang. Bersepeda untuk menurunkan berat badan, hanya dengan 15 menit bersepeda 5-6 kali dalam seminggu, dapat mengurangi berat badan sekitar 11 pon dalam satu tahun. Manfaat yang kedua adalah manfaat lingkungan. Berbagai penelitian semakin menguatkan manfaat menggunakan sepeda terhadap kelestarian lingkungan, jarak 4 mil Simpulan Penggunaan sepeda merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara di Kota Surabaya. Dalam upaya merevitalisasi dan mewujudkan transportasi kendaraan tidak bermotor perlu dilakukan langkah-langkah kongkrit oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pengadaan infrastruktur jalur khusus sepeda, pengadaan program rutin dalam penggunaan sepeda, serta pembuatan regulasi yang diberikan khusus untuk pengguna kendaraan bermotor dalam rangka mengurangi jumlah volume lalu lintas kendaraan bermotor di Kota Surabaya menjadi suatu kehamsan dalam merealisasikan tata kota yang efektif, efisien, dan berkelanjutan. Pengadaan jalur khusus sepeda nantinya membutuhkan pengaturan lalu lintas yang optimal tanpa mengganggu lalu lintas yang telah ada, sehingga pengaturan waktu siklus, pengadaan sistem lalu lintas pada jalur sepeda, dan pengadaan informasi berupa peta jalur khusus sepeda, menjadi opsi agar tidak terjadi lalu lintas "ganda" di jalan yang terdapat jalur khusus sepeda. Infrastruktur merupakan hal yang hams dilaksanakan dengan serius, karena dengan adanya infrastruktur yang memadai maka minat masyarakat untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi akan semakin tinggi. Saran Pemerintah daerah hams turut aktif dalam merencanakan, melaksanakan, dan memelihara infrastruktur, disertai penyuluhan-penyuluhan mengenai penggunaan sepeda yang membawa banyak manfaat bagi Kota Surabaya di masa yang akan datang. Masyarakat sendiri juga harus serius turut serta dalam merealisasikan penggunaan sepe- Sulistyo,UpayapenggunaanSepeda... AT- 49

da, serta memelihara fasilitas sarana dan prasarana yang!elah disediakan. DAFfAR PUSTAKA Andriana, Nesia. 4 Februari 2011. Sekilas tentang Bersepeda di Jepang. http://www.panyingku1.comlview.php?id =886&jenis=kabarkita Anonim. 13 Februari 2011. Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan. http://zonasepeda.comlartikel/manfaatbersepeda-untuk-kesehatan.html Anonim. 2003. Profil KabupatenIKota. Surabaya, Jawa Timur. Anonim 2008. Surabaya Dalam Angka 2008. Biro Pusat Statistik, Surabaya. Destrianne, Nataila. 2009. Arahan Desain Jalur Lalu Lintas yang Arnan Bagi Pengendara Sepeda. Universitas Diponegoro, Semarang. Munir, Rinaldi. 14 Februari 2011. Jalur Sepeda Barn di Jalanan Bandung. https://rinaldimunir.wordpress.coml201 0/ 08/28/jalur-sepeda-baru-di-jalananbandung/. Sukarto, Haryono. 2006. Transportasi Perkotaan dan Lingkungan. Jumal Teknik Sipil, Vol. 3, No.2. Universitas Pelita Harapan, Banten. Susanto, Irpan. 7 Februari 2011. Kota Teramah Sepeda. http://irpansusanto.blogspot.coml 2010/12/kota-teramah-bersepeda.html. Sweet, Polygon. 13 Februari 2011. Manfaat Bersepeda. http://www.polygonsweetnice.comlonclinic/healthy-cyc1ing/65-manfaatbersepeda. Universitas Widyagama. 2008. Rekayasa Lalu Lintas. Teknik Sipil Universitas Widyagama, Malang. Wisnu. Kajian Teknis Tentang Penilaian Dampak Keselamatan Jalan, 11 Februari 2011. AT- 50 Su/istyo,UpayapenggunaanSepeda...