KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 16/SK/K01-SA/2003 TENTANG PENGANUGERAHAN GELAR AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGUSULAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI BARU DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENETAPAN KELEMBAGAAN PROGRAM PASCASARJANA

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 43/SK/K01-SA/2003 TENTANG

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 47/SK/K01-SA/2005 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETENTUAN MENGENAI TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA PIMPINAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN TAHUNAN KEGIATAN DOSEN

2. sar IPB; Lampiran Salinan Keputusan Senat Akademik IPB

TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TATA CARA PENGUSULAN, PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 15/SK/K01-SA/2004 TENTANG KEBIJAKAN RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LAPORAN TAHUNAN DEPARTEMEN

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

AMANDEMEN PERTAMA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

. ( SENA T AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L

SURAT KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor: 21/SK/K01-SA/2009 TENTANG

UNIVERSITAS AIRLANGGA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 865/SK/R/UI/2008 TENTANG TRANSFER KREDIT DAN PEMBEBASAN MATA KULIAH DI UNIVERSITAS INDONESIA

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 01/SK/K01-SA/2008 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 13/MWA-IPB/2003 T E N T A N G

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 032/SK/K01-SA/2002 TENTANG NILAI-NILAI INTI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Ditetapkan 17 September 2014

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Nomor 374/N/UNBRAH/VII/2013. Tentang STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KELOLA UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PENDELEGASIAN WEWENANG UNTUK MENANDATANGANI DAN MENGELOLA KERJASAMA KELEMBAGAAN

SALINAN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 72/SA-IPB/2010 Tentang KEBIJAKAN PENGANGKATAN GURU BESAR EMERITUS DI LINGKUNGAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 507/P/SK/HT/2010 TENTANG SISTEM REKRUTMEN PEGAWAI SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Pasal 69. Bagian Kesembilan Bagian Tata Usaha dan Sub Bagian. Pasal 70

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : 29134/UN4/OT. 10/2014 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN GURU BESAR KETUA SENAT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bandung, 26 Mei 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

SALINAN KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 08/SA-IPB/2004

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 835/SK/R/UI/2006

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 02/MWA-IPB/2002 T E N T A N G ORGANISASI MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2010

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 32500/UN4.1/OT.10/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 46 TAHUN 2013

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.

SURAT KEPUTUSAN DEKAN SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 08/SK/K01.17/KP/2010.

PEDOMAN PENGEMBANGAN KARIR TENAGA AKADEMIK/DOSEN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 06/IT3/DT/2013 TENTANG STANDAR MUTU DALAM SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PADA PROGRAM

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

KUALIFIKASI DAN KRITERIA, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PERTAMA : Jenis dan Ketentuan Laporan Unit Kerja Institut Teknologi Bandung Tahun 2002 dan 2003 sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/I3/PP/2011 Tentang PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DI INSTITUT

Transkripsi:

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 TENTANG FUNGSI-FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK DOSEN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : (a) bahwa Peraturan Pemerintah RI Nomor 155 tahun 2000 Pasal 35 ayat (1) butir (d) menetapkan tugas Senat Akademik Institut Teknologi Bandung antara lain menetapkan kriteria, peraturan, serta mekanisme pengangkatan Guru Besar dan jabatan akademik lain; (b) bahwa guna meningkatkan efektivitas jabatan-jabatan fungsional akademik dosen dipandang perlu deskripsi yang tegas mengenai fungsi-fungsi jabatan-jabatan fungsional akademik dosen yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk rekrutmen dan pengembangan karir akademik dosen; (c) bahwa Sidang Senat Akademik tanggal 3 September 2004 telah mensahkan Fungsifungsi Jabatan Fungsional Akademik Dosen di Institut Teknologi Bandung; (d) bahwa butir (c) di atas perlu ditindak-lanjuti dengan penetapan Surat Keputusan Senat Akademik. Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah nomor 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung sebagai Badan Hukum Milik Negara; 2. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 006/SK/K01-MWA/XII/2002 tentang Kebijakan Umum Pengembangan Institut Teknologi Bandung 2001-2006; 1. Ketetapan Senat Akademik Nomor 022/SK/K01-SA/2002 tentang Kriteria dan Persyaratan untuk menjadi Ketua Tim Pembimbing Program Doktor; 2. Ketetapan Senat Akademik Nomor 023/SK/K01-SA/2002 tentang Harkat Pendidikan di Institut Teknologi Bandung; 3. Ketetapan Senat Akademik Nomor 032/SK/K01-SA/2002 tentang Nilai-nilai Inti Institut Teknologi Bandung BHMN; 4. Ketetapan Senat Akademik Nomor 041/SK/K01-SA/2002 tentang Pedoman Penilaian Kegiatan Dosen dalam Angka Kredit untuk Kenaikan Jabatan Fungsional dan atau Pangkat Dosen pengawai Negeri Sipil Institut Teknologi Bandung; 5. Ketetapan Senat Akademik Nomor 042/SK/K01-SA/2002 tentang Jabatan Fungsional dan Pengangkatan Dosen bukan Pegawai Negeri Sipil Institut Teknologi Bandung dalam Masa Transisi; 6. Berita Acara Sidang Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor 168/K01- SA/2004 tanggal 2 Juli 2004 tentang pemilihan Ketua dan Sekretaris Senat Akademik Institut Teknologi Bandung periode 2004-2005; Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERTAMA : Fungsi-fungsi Jabatan Fungsional Akademik Dosen di Institut Teknologi Bandung sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.

KEDUA : Ketetapan yang tercantum dalam butir PERTAMA digunakan sebagai pedoman khususnya untuk penilaian pada proses rekrutmen dan pengembangan karir akademik dosen, serta perencanaan tenaga akademik di Institut Teknologi Bandung. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari disadari terdapat kekeliruan dalam penetapannya. Ditetapkan di Bandung Pada tanggal 3 September 2004 Ketua, Tembusan Yth. : 1. Ketua Majelis Wali Amanat 2. Ketua Majelis Guru Besar 3. Rektor 4. Para Dekan Fakultas Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, MSc. NIP. 130682810

Lampiran Surat Keputusan Senat Akademik ITB Nomor : 34/SK/K01-SA/2004 Tanggal : 3 September 2004 FUNGSI-FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL AKADEMIK DOSEN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. PENDAHULUAN Sesuai dengan visi dan misi ITB yang hendak memajukannya sebagai institusi bermutu internasional, maka kinerja akademik, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang penelitian, harus dipacu untuk meningkat secara terus menerus dalam menghadapi persaingan internasional yang semakin ketat. Konsekuensinya adalah tuntutan kepada para dosen yang harus memenuhi residensi di Institut untuk dapat berkreasi secara sinambung. Ini berarti tidak layak lagi untuk menekankan kegiatan dosen hanya pada kegiatan dan pelayanan rutin saja. Kreativitas yang mendorong kemajuan dan peningkatan mutu harus menjadi bagian dari tugas dan kewajiban yang dituntut, dinilai dan dihargai secara lebih proporsional. Dalam kerangka pemikiran ini, pengangkatan dalam jabatan fungsional akademik baru selain mencerminkan keberhasilan dalam mempertanggung-jawabkan tugas dan kewajiban pokok, harus menunjukkan pula potensi peningkatan prestasi selanjutnya, serta peran dan tanggung-jawab yang lebih besar. Struktur jabatan fungsional akademik mempunyai peran dan fungsi yang vital dalam menjalankan Tridharma perguruan tinggi baik di tingkat Institut maupun di tingkat Departemen untuk menghasilkan kinerja dengan kualitas yang diinginkan. Setiap jabatan fungsional merepresentasikan lingkup kerja dan tanggung jawab yang disertai dengan tingkat kewenangan tertentu dalam menjalankan Tridharma dan dilengkapi dengan kemudahan lain (condition of employment) sesuai dengan fungsinya. Untuk mewujudkan tanggung jawab dan menjalankan fungsi akademiknya dengan efektif, pemangku setiap jabatan memerlukan tingkat kualifikasi yang meliputi pengetahuan, wawasan, dan kemampuan dalam berbagai aspek yang meliputi keilmuan dan pembelajaran. Pengangkatan seseorang untuk memangku setiap jabatan fungsional harus tepat (the right person in the right place) dan bertujuan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi mahasiswa serta melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan tinggi untuk mencapai visi dan misi ITB. Setiap pengangkatan seorang dosen untuk memangku jabatan fungsional baru, harus disertai harapan peningkatan kinerja bagi yang bersangkutan pada khususnya dan ITB pada umumnya. ITB berkewajiban memberikan peluang secara adil kepada setiap dosen untuk mengembangkan dirinya secara profesional (professional development) sehingga dapat memenuhi kualifikasi yang diperlukan untuk memangku jabatan fungsional yang lebih tinggi. II. KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Dosen berkedudukan di Institut sebagai pejabat fungsional dengan tugas pokok adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat (Tridharma) Perguruan Tinggi. III. JENJANG JABATAN FUNGSIONAL Jenjang jabatan fungsional dosen, dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah: a. Asisten Ahli;

b. Lektor; c. Lektor Kepala; d. Guru Besar. IV. FUNGSI JABATAN Untuk dapat mencapai visi dan misi ITB pada umumnya serta visi dan misi Fakultas/Kelompok Keilmuan pada khususnya maka setiap dosen di ITB diharuskan menjalankan 3 (tiga) fungsi utama sesuai dengan jabatan fungsional yang dimilikinya, yaitu: a. Fungsi Pelaksanaan; b. Fungsi Pengembangan; c. Fungsi Pembinaan. 4.1 Fungsi Pelaksanaan 4.1.1 Asisten Ahli (AA) Asisten Ahli harus mempunyai latar belakang akademik yang kuat dan minimal mempunyai gelar magister yang diakui dalam bidangnya. Jabatan Asisten Ahli diberikan sekaligus sebagai pengakuan ITB bahwa dosen pemegang jabatan tersebut mempunyai potensi untuk dapat tumbuh, dengan peluang sukses yang tinggi, dalam meniti jenjang karir akademik. Pengangkatan menjadi Asisten Ahli harus didasarkan pada bukti-bukti bahwa dosen yang diusulkan dapat diharapkan, untuk pada waktunya nanti, akan mampu memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk diangkat menjadi Lektor. Rincian kegiatan Asisten Ahli: a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Sarjana dan membantu kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Magister serta melaksanakan kegiatan bimbingan pembuatan skripsi pada program Sarjana dan membantu kegiatan bimbingan pembuatan tesis pada program Magister, dan b. Melaksanakan kegiatan penelitian, dan c. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (jika dimungkinkan). 4.1.2 Lektor Guna mengemban jabatan Lektor untuk yang pertama kali, seorang dosen harus mempunyai latar belakang akademik yang kuat dan harus mempunyai gelar Doktor atau mempunyai karya seni orisinil yang diakui oleh pakar dalam bidangnya. Sedangkan, untuk kenaikan jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor minimal harus mempunyai gelar Magister. Jabatan Lektor diberikan sekaligus sebagai pengakuan ITB bahwa dosen pemegang jabatan tersebut telah menunjukkan potensi untuk dapat tumbuh, dengan peluang sukses yang tinggi, dalam meniti jenjang karir akademik. Pengangkatan atau kenaikan jabatan menjadi Lektor harus didasarkan pada bukti-bukti bahwa dosen yang diusulkan dapat diharapkan, untuk pada waktunya nanti, akan mampu memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk diangkat menjadi Lektor Kepala. Rincian kegiatan Lektor, yaitu: a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Sarjana dan Magister serta membantu kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program Doktor, dan b. Melaksanakan kegiatan bimbingan pembuatan skripsi pada program Sarjana dan tesis pada program Magister. Bagi yang bergelar doktor dapat membantu kegiatan bimbingan pembuatan disertasi pada program Doktor, dan c. Melaksanakan kegiatan penelitian, dan d. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

4.1.3 Lektor Kepala Guna mengemban jabatan Lektor Kepala untuk pertama kali dan untuk kenaikan jabatan dari Lektor menjadi Lektor Kepala, seorang dosen harus mempunyai reputasi akademik yang baik dan harus mempunyai gelar Doktor atau mempunyai karya seni orisinil yang diakui oleh pakar dalam bidangnya. Disamping itu yang bersangkutan harus menunjukkan produktifitas dan kemampuan untuk berkembang lebih lanjut dalam karir akademiknya. Calon pengemban jabatan ini harus menunjukkan hal sebagai berikut: Keunggulan (excellence) dalam keskolaran (scholarship) yang mengukuhkan calon tersebut sebagai kontributor penting terhadap bidang atau profesinya, dan berpotensi untuk mendapatkan pengakuan internasional. Efektif dalam semua daerah tanggung jawab jabatan yang dituntut Tridharma Perguruan Tinggi atau yang setara. Layanan jasa institusional yang pernah dilakukan cukup memadai. Selain itu rekomendasi yang mendukung kenaikan jabatan menjadi Lektor Kepala atau pengangkatan tetap dalam jabatan ini harus didasarkan pada penilaian bahwa calon yang bersangkutan telah memberi kontribusi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan mempunyai kemungkinan yang besar akan terus dapat memberi kontribusi dalam bidang atau profesinya yang diakui secara nasional. Rincian kegiatan Lektor Kepala, yaitu: a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan Sarjana, Magister, dan Doktor, termasuk membantu dalam kegiatan pembimbingan disertasi. Jika diperlukan dan memenuhi persyaratan dapat menjadi Ketua Tim Pembimbing Program Doktor, dan b. Melaksanakan kegiatan penelitian, dan c. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau dalam kegiatan lain yang menunjang tugas umum pemerintahan dan pembangunan. 4.1.4 Guru Besar Guna mengemban jabatan Guru Besar untuk pertama kali dan untuk kenaikan jabatan dari Lektor Kepala menjadi Guru Besar, seorang dosen harus mempunyai gelar Doktor, atau mempunyai karya seni orisinil yang diakui oleh pakar dalam bidangnya. Disamping itu yang bersangkutan harus diakui kualitas kontribusinya terhadap disiplinnya oleh para pantaran (peers) profesionalnya di ITB, serta juga secara nasional dan internasional. Calon yang diusulkan diangkat menjadi Guru Besar harus menunjukkan hal sebagai berikut: Pengakuan nasional dan/atau internasional dalam keskolaran (scholarship), seperti dibuktikan oleh pengakuan yang luas terhadap calon tersebut dan terhadap berbagai kontribusinya yang menonjol dalam bidang atau profesinya. Efektif dalam semua daerah tanggung jawab jabatan yang dituntut tridharma Perguruan Tinggi atau yang setara. Layanan jasa institusional yang pernah dilakukan adalah signifikan. Selain itu, rekomendasi dari pakar yang mendukung suatu pengangkatan jabatan menjadi Guru Besar harus didasarkan pada suatu penilaian bahwa yang bersangkutan telah memberi berbagai kontribusi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan telah menunjukkan kemampuan untuk memberi kontribusi yang berkelanjutan dalam bidang atau profesinya. Rincian kegiatan Guru Besar berperan sebagai panutan akademik di Institut dengan: a. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan Sarjana, Magister, dan Doktor, dan

b. Melaksanakan kegiatan penelitian, dan c. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau dalam kegiatan lain yang menunjang tugas umum pemerintah dan pembangunan. 4.2 Fungsi Pengembangan Dalam melaksanakan fungsi pengembangan bagi setiap dosen/staf pengajar, maka fungsi pengembangan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sub-fungsi yaitu: a. Pengembangan Pendidikan b. Pengembangan Keilmuan, dan c. Pengembangan Kelembagaan Untuk lebih jelasnya, maka ketiga sub-fungsi pengembangan bagi setiap jabatan dapat dijabarkan berikut ini. 4.2.1 Asisten Ahli a. Pengembangan Pendidikan: - Membantu mengembangkan bahan ajar, modul praktikum, dan peralatan laboratorium. - Melakukan penelitian dalam kapasitas anggota kelompok, atau di bawah bimbingan. - Membantu melaksanakan kerjasama penelitian dengan pihak lain. - Membantu melaksanakan kerjasama (atas nama lembaga) dengan pihak lain. 4.2.2 Lektor a. Pengembangan Pendidikan: - Membantu mengembangkan kurikulum, bahan ajar, modul praktikum, peralatan laboratorium, dan metodologi pengajaran. - Melakukan penelitian dalam kapasitas anggota kelompok, atau di bawah bimbingan, serta minimal mempublikasikan hasil penelitiannya. - Melaksanakan kerjasama penelitian dengan pihak lain. - Memimpin unit atau memimpin kelompok. - Melaksanakan kerjasama (atas nama lembaga) dengan pihak lain. 4.2.3 Lektor Kepala a. Pengembangan Pendidikan: - Mengembangkan kurikulum, bahan ajar, modul praktikum, peralatan laboratorium, dan metodologi pengajaran. - Melakukan penelitian dalam kapasitas memimpin kelompok atau anggota kelompok, serta mandiri, serta mempublikasikan hasil penelitian minimal dalam jurnal nasional terakreditasi. - Melakukan kerjasama penelitian dengan pihak lain. - Membangun laboratorium, memimpin unit, atau memimpin kelompok dan KK. - Mengembangkan jejaring penelitian dengan lembaga penelitian lainnya (minimal nasional). - Melakukan kerjasama (atas nama lembaga) dengan pihak lain. 4.2.4 Guru Besar

a. Pengembangan Pendidikan: - Mengembangkan kurikulum, bahan ajar, peralatan laboratorium, dan metodologi pengajaran. - Melakukan penelitian dalam kapasitas memimpin kelompok atau anggota kelompok, serta mandiri, serta mempublikasikan hasil penelitian minimal dalam jurnal nasional terakreditasi dan/atau internasional. - Melakukan kerjasama penelitian dengan pihak lain. - Membangun laboratorium, memimpin unit, atau memimpin kelompok, dan KK. - Melakukan penelitian antar disiplin (antar laboratorium, pusat penelitian, lembaga penelitian). - Mengembangkan jejaring penelitian dengan lembaga penelitian lainnya (nasional dan internasional). - Melakukan kerjasama (atas nama lembaga) dengan pihak lain. - Melakukan usaha penggalangan dana (fund-raiser) bagi kepentingan laboratorium, KK melalui kerjasama penelitian dan kelembagaan. 4.3 Fungsi Pembinaan Yang dimaksud dengan pembinaan tenaga akademik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengemban jabatan akademik yang lebih tinggi kepada pengemban jabatan akademik yang lebih rendah sehingga yang dibina dapat melaksanakan fungsi akademiknya dengan baik. Fungsi pembinaan melekat pada jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar. Kegiatan pembinaan dapat diberikan secara berkesinambungan baik dalam bentuk keteladanan, magang, maupun tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dengan pembina. 4.3.1 Lektor Kepala Lektor Kepala dapat berfungsi untuk membina kelompok/anggota kepakaran yang terdiri atas Lektor dan Asisten Ahli. 4.3.2 Guru Besar Guru Besar berfungsi membina kelompok/anggota kepakaran yang terdiri dari Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor, dan Asisten Ahli. Ketua, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc NIP. 130 682810