BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat memahami apa yang disampaikan. Pesan tersebut dapat berisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terkenalnya suatu bangsa dapat dilihat melalui kekhasan yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai pengajaran yang komunikatif oleh karena itu, dalam pembelajaran Bahasa

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KOLABORATIF SISWA KELAS X 1 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis adalah salah satu bentuk dari kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung, yang peranannya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menulis surat, menulis laporan, menulis buku dan sebagainya. Di sekolah dasar, menulis termasuk ke dalam empat aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keempat aspek tersebut yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu aspek dari kemampuan berbahasa yang memiliki tingkatan paling tinggi adalah menulis, karena kemampuan ini tidak diperoleh secara alami dan tidak cukup hanya memerlukan teori tetapi juga praktik. Kemampuan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan baik setelah menguasai ketiga aspek kemampuan bahasa lainnya yaitu mendengarkan, berbicara dan membaca. Salah satu kemampuan menulis yang dapat menentukan keberhasilan berbahasa siswa di sekolah dasar tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Maka sesuai dengan Kompetensi Dasarnya dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) yaitu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll). Berdasarkan kompetensi yang dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka siswa di Kelas IV sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan menulis karangan. Salah satu jenis kemampuan menulis karangan yang harus dipelajari dan dimiliki siswa di sekolah dasar adalah menulis karangan deskripsi. 1

2 Karangan deskripsi adalah karangan hasil pengamatan seseorang melalui keseluruhan panca inderanya yang dituangkan dalam bentuk karangan. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. 45) yang menyebutkan bahwa tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolaholah melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata. Sedangkan menurut Semi (1966, hlm. 66) menjelaskan karangan deskripsi adalah Tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis. Dengan demikian isi dari karangan deskripsi menjadikan seakan-akan pembaca melihat hal yang dilihat penulis, dapat mendengar hal yang juga didengar penulis, dapat merasakan hal yang juga dirasakan penulis, serta sampai kepada pemikiran dan kesimpulan yang sama dengan penulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu berdasarkan panca indera. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan fakta bahwa siswa di Sekolah Dasar khususnya siswa kelas IV di SD Negeri 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan isi karangannya sangat pendek, siswa kesulitan untuk mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda yang terlihat saja tanpa memberikan gambaran tentang benda tersebut, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata contohnya terdapat kata-kata dalam bahasa Sunda yang dimasukan dalam karangan seperti kata balong, menyampeur dan sebagainya, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa, diperlukan suatu cara

3 sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut. Salah satu cara tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dalam menulis karangan deskripsi. Model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang diperkenalkan pertama kali oleh Huicker dan Laughlin. Dalam Huda (2013, hlm. 218) model pembelajaran Think-Talk-Write digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Menurut Huicker dan Lughlin dalam Maya (2012) menyatakan bahwa Model pembelajaran Think-Talk-Write ini membangun pemikiran, merefleksi dan mengorganisasi ide-ide kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa disiapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya sebelum mereka menulis. Think adalah proses kegiatan berpikir siswa sebelum dia memulai kegiatan, Talk adalah kegiatan berbicara siswa melalui diskusi kelompok dan Write merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi siswa yang dituangkan dalam sebuah tulisan. Terkait dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV Sekolah Dasar maka model pembelajaran Think-Talk-Write cocok digunakan, karena untuk mendeskripsikan suatu karangan dimulai dengan pengembangan suatu tema melalui proses berpikir, melakukan pengamatan, berdiskusi dan yang terakhir menuangkannya ke dalam tulisan. Dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, siswa dapat mengembangkan gagasannya melalui kegiatan berpikir dan berdiskusi dan menuangkannya dalam bentuk karangan deskripsi sehingga hasil karangan deskripsi siswa menjadi optimal. Berdasarkan pemaparan di atas, model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Penelitian ini mencoba mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk- Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Model

4 Pembelajaran Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi di Sekolah Dasar B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan di atas, dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi telah ditemukan fakta bahwa masih terdapat banyak masalah yang dialami siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan isi karangannya sangat pendek, siswa kesulitan untuk mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda menurut warna atau bentuk saja dan tidak secara keseluruhan, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk itu dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dianggap mampu memberikan hasil yang optimal dalam menulis karangan deskripsi. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write? 3. Apakah terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk- Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.

5 2. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. 3. Mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dalam rangka mengembangkan keilmuan dalam konteks variasi model pembelajaran khususnya model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini dibagi menjadi 4 yaitu bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah dan bagi peneliti itu sendiri. a. Bagi siswa, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write. b. Bagi guru, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar guru dapat memiliki alternatif model pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. c. Bagi pihak sekolah, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadikan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskripsi dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal. d. Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah peneliti memiliki pengalaman dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Think- Talk-Write dan dapat mengetahui pengaruh dari penerapan model tersebut.

6 F. Struktur Organisasi Skripsi Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan dari peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi masalah penelitian memaparkan tentang masalah-masalah yang ditemukan oleh peneliti. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian memaparkan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian. Manfaat penelitian dilihat dari 2 aspek yaitu aspek teori dan praktis. Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian. Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari setiap variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data penelitian yang berupa laporan secara rinci tahap-tahap analisis data serta teknik yang dipakai dalam analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.

7 Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.