Irfani ISSN E ISSN Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. yang ia miliki, baik secara vertikal (hablumminallah) maupun secara horisontal

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Hak-hak Anak dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB IV ANALISIS HAID TIDAK TERATUR SEBAGAI AKIBAT DARI PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP IBADAH DI DESA SEKURO KECAMATAN MLONGGO

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Ilustrasi pendidikan anak. usia dini dalam islam

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

Nata Abuddin Haji, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 1. 2

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia berkenalan terlebih dahulu dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru. indah dan tanda tanya (Basri, 1995:4).

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. 1. Konsep Pendidikan Prenatal Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Peranan Generasi Muda Muslim Indonesia Membangun Masyarakat Muslim Tangguh

BAB I PENDAHULUAN. DEPDIKNAS, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Butir 4. 2

Transkripsi:

Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman 108-115 URGENSI PENDIDIKAN AGAMA LUAR SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK DALAM RUMAH TANGGA Munirah Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo Abstrak Metode pendidikan agama Islam dalam rumah tangga dimulai sebelum anak lahir dan anak sesudah lahir yaitu dimulai sejak memilih pasangan hidup, sejak usia 0-5 tahun, 6-12 tahun, 13-20 tahun. Urgensi pendidikan agama luar sekolah sangat besar, sebab di sekolah atau di lembaga pendidikan lainnya hanya dapat diperoleh pengetahuan tentang pendidikan agama namun pelaksanaannya berada pada keluarga. Kata Kunci: pendidikan agama, luar sekolah, akhlak, rumah tangga Pendahuluan Rumah tangga yang juga dikenal dengan nama keluarga adalah salah satu dari Tri Pusat Pendidikan. Ia merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama yang berfungsi meletakkan dasar-dasar kehidupan keluarga, sekaligus sebagai pakar utama kehidupan suatu masyarakat dan suatu bangsa. Dengan fungsinya yang demikian, maka lembaga memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembentukan kepribadian anak pada khususnya dan pendidikan manusia pada umumnya 1. Di dalam rumah tangga atau keluarga proses pendidikan secara alamiah, proses transformasi dan aktualisasi nilai-nilai atau ajaran secara efektif, yang nantinya menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan di lembaga pendidikan sekolah dan seseorang, yaitu antara lain; fungsi sosial ekonomi, fungsi rekreasi dan reproduksi, fungsi pendidikan, dan lain sebagainya. Bagi anak rumah tangga atau keluarga itu diharapkan sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik jasmani maupun rohani. h. 20. 1 Chaeruddin, B. Metodologi Pengajaran Agama Luar Sekolah, (Diktat 2002) 108

Munirah Karena pentingnya peranan keluarga atau rumah tangga, maka Islam memberikan peranan yang besar terhadap pembentukan dan menyinggung masalah ini, yaitu + 70 ayat, yang berarti menempati jumlah tertinggi dibandingkan dengan masalah-masalah muamalah lainnya. 2 Sebagai contoh salah satu ayat di antaranya ialah QS. al-tahrim/66: 6. Artinya: Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. 3 Ayat yang lain yang mengatur masalah rumah tangga (keluarga) ialah mengenai aturan atau ketetapan menyelesaikan perselisihan antara suami isteri, aturan atau ketetapan anak dengan orang tuanya, kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya dan sebagainya. Kesemua aturan yang sangat rinci dimaksudkan agar rumah tangga muslim itu merupakan salah satu rumah tangga yang kokoh dan harmonis, yang disiapkan sebagai wadah pembentukan generasi Qur ani yang menjadi cikal bakal pembentukan masyarakat madni. Sebab hanya dari rumah tangga yang Islami, akan dapat melahirkan anak yang memiliki sikap dan prilaku yang Islam pula. Untuk membentuk rumah tangga yang islami maka seharusnya calon suami isteri harus memiliki dasar-dasar pengetahuan agama dan betul-betul sudah matang dari aspek rohaninya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana metode pendidikan agama Islam dalam rumah tangga. Sejauh mana urgensi (peranan) pendidikan agama Islam dalam rumah tangga. Metode Pendidikan Agama Islam dalam Rumah Tangga Sasaran pendidikan Islam di rumah tangga adalah anak sebelum lahir (prenatal) dan anak sesudah lahir (post natal). Dalam menguraikan metode pendidikan Islam sesudah anak lahir dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok pendidikan perkembangan usianya yaitu anak usia 0-5 tahun, 6-12 tahun dan 13-20 tahun. 4 Metode Pendidikan Agama Islam Sebelum Lahir Hasil-hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada masa hamil tingkah laku isteri, terutama pada masa kehamilan pertama, berubah menjadi lain dari 2 Ibid., h. 21. 3 Kementerian Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-qur an, 2012), h. 1183. 4 Chairuddin, B. op.cit., h. 31. 109

Urgensi Pendidikan Agama Luar Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak Dalam Rumah Tangga sebelumnya, baik pada fisiknya maupun psikisnya. 5 Suami-suami muda yang tidak mengerti ketika merasakan perubahan tingkah laku itu sering bisa mengambil keputusan yang berat, bercerai misalnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya atau bahkan belum adanya pengetahuan para suami (begitu pula isteri) tentang isteri hamil dan janin yang dikandungnya. Untuk mengatasi hal itu, perlu dipertimbangkan sekurang-kurangya dua hal berikut. Pertama, memberi penerangan/penyuluhan kepada masyarakat, khususnya pasangan-pasangan muda, mengenai kondisi fisik dan psikis isteri hamil. Penerangan tersebut hendaklah dilakukan oleh para ulama dan ilmuwan serta instansi-instansi terkait, secara lisan dan tulisan, dengan demikian pasangan-pasangan muda tersebut memahaminya dengan baik dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan rumah tangga masing-masing. Kedua, memberi penerangan/penyuluhan kepada masyarakat, baik secara lisan maupun tulisan, khususnya pasangan-pasangan muda yang akan kawin, lebih-lebih yang baru kawin, mengenai kondisi anak prenatal kesehatannya, prilakunya, dan responnya terhadap lingkungannya. 3 Adapun yang menjadi permasalahan ialah bagaimana cara melaksanakan pendidikan agama Islam terhadap bayi dalam rahim ibu. Pendidikan terhadap bayi dalam rahim tidak secara langsung tetapi melalui ibunya (orang tua). Oleh karena itu uraian berikut ini adalah menyangkut cara mendidik anak dalam rahim melalui ibunya (orang tua). Hal ini menurut pendapat Ahmad Tafsir dalam bukunya Pendidikan Agama dalam Keluarga dapat dilihat berikut ini. 1) Ayah dan ibu yang sedang mengandung harus senantiasa berprilaku terpuji, sopan, lembut dalam berbicara, bergaul dengan baik. Prilaku seperti ini akan menciptakan ketenteraman dan ketenangan dalam rumah tangga yang pada akhirnya berpengaruh kepada anak dalam kandungan. 2) Ibu yang sedang hamil harus aktif melaksanakan ibadah, yaitu mendirikan shalat, begitu pula ibadah-ibadah lainnya, seperti bersedakah, menyantuni orang yang membutuhkan. Apa yang dilakukan oleh sang ibu tadi secara otomatis mengikutsertakan anaknya. Sebab tidak mungkin meninggalkan bayinya karena ia masih dalam rahim. 3) Ibu dianjurkan rajin membaca al-qur'an sebanyak mungkin, bacaan al- Qur'an akan memberi rangsangan positif kepada bayi. 4) Ibu dianjurkan untuk senantiasa berdoa. Dengan berdoa akan menimbulkan perasaan tenang dan selalu dalam perlindungan Tuhan. Dalam QS. al-a raf/6:172 Allah swt., berfirman: 5 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Cet. 3; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 25. 3 Ahmad Tafsir, op.cit., h. 30. 110 Jurnal Irfani Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272

Munirah Artinya: Bukankah aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab betul (Engkau Tuhan kami) kami menjadi saksi. 6 Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa anak prenatal dapat didik, karena ia sendiri sesungguhnya sudah hidup berkat nyawa yang memberi kehidupan kepadanya. Nyawa (ruh) itulah yang sesungguhnya responsif dengan mengikutsertakan janin yang ditempatinya, terhadap segala rangsangan dari lingkungannya, lebih-lebih terhadap rangsangan-rangsangan yang disusun secara sistematik pedagogis yang dengan sengaja ditunjukkan kepadanya. Metode Pengajaran Pendidikan Islam Sesudah Lahir Metode pengajaran pendidikan Islam anak usia 0-5 tahun Masa-masa awal kelahiran anak, merupakan masa yang paling kritis, sangat peka terhadap prilaku lingkungan masa yang paling penting diketahui orang tua ialah bahwa pada masa itu, anak belum mengetahui tuntutan lingkungan pada dirinya. Oleh karena itu anak membutuhkan sentuhan sentuhan tangan-tangan halus ibunya, sentuhan rasa dan kasih sayang orang tua (Ibu Bapak) memberi warna kehidupan anak kedepan. Dalam sebuah hadis yang berbunyi: Artinya: Setiap yang lahir dilahirkan menurut fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Islam memberi petunjuk atau tuntutan cara mendidik anak terutama pada awal kelahiran dan dasar-dasar pedagogis yang berkaitan dengannya. Cara yang ditunjuk oleh Islam ini, antara lain: 4 1) Mengucapkan selamat kepada keluarga yang melahirkan bayi dan turut gembira atas lahirnya anggota keluarga yang baru. 2) Memperdengarkan azan di telinga kanan iqamat di telinga kiri 3) Melaksanakan aqiqah dan diberi nama 4) Menanamkan iman melalui bahasa 5) Pembiasaan dan latihan 6) Kisah dan berceritra 6 Kementrian Agama RI, op. cit., h. 327. 4 Chaeruddin. B. op.cit., h. 36. 111

Urgensi Pendidikan Agama Luar Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak Dalam Rumah Tangga Metode pendidikan Islam anak usia 6-12 tahun Usia 6-12 tahun ini adalah masa kanak-kanak terakhir yang merupakan masa persiapan memasuki usia remaja yang penuh kegoncangan. Anak-anak pada usia 6-12 tahun menerima ajaran-ajaran agama apa adanya. Ia hanya menangkap dengan emosi, karena ia belum mampu berpikir logis. Pada misi ini anak lebih banyak meniru pelaksanaan agama yang dilihatnya. 7 Dengan kondisi anak yang seperti ini, maka metode pendidikan agama yang digunakan dalam mengajarkan pendidikan agama kepada anak, antara lain adalah: 8 1) Keteladanan, yaitu orang tua mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan baik dalam lingkungan rumah tangga. 2) Pembiasaan dan pemberian pengalaman, misalnya membiasakan taat pada orang tua, membiasakan membuang sampah ditempatnya, membiasakan membaca basmalah bila hendak makan, membiasakan melakukan shalat, puasa dan sebagainya. Muhammad Athiyah al-abrasyi mengatakan: Artinya: Siapa yang membiasakan sesuatu di waktu mudanya, waktu tua akan menjadi kebiasaannya pula. 9 3) Tanya jawab, pada usia 6-12 tahun anak sudah mulai kritis dan sering mengajukan pertanyaan tentang ajaran-ajaran agama. 4) Pemberian nasihat agar anak melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik. 5) Metode kisah. Walaupun metode ini digunakan pada anak usia 0-5 tahun, namun masih efektif juga digunakan pada usian 6-12 tahun. Kisah ini masih tetap menarik baginya, sepanjang kisah itu baik, mengesankan, dan sesuai dengan perkembangan umurnya. Sehubungan dengan beberapa metode di tas, salah satu diantaranya adalah metode keteladanan yang berkaitan erat dengan metode pembiasaan 7 Ibid., h. 41. 8 Ibid., h. 42. 9 Moh. Athiyah al-abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 118-125. 112 Jurnal Irfani Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272

Munirah sebab pembiasaan itu perlu adanya keteladanan dari seorang guru dan dengan contoh tersebut guru diharapkan menjadi teladan yang baik. 10 Metode pembiasaan tidak akan sempurna jika tidak didiringi dengan metode keteladanan. Karena peserta didik selain melakukan pembiasaan, juga perlu adanya seorang figure yang dijadikan contoh untuk ditiru. Secara psikologis anak senang meniru, tidak saja hal-hal yang baik bahkan yang jelek pun ditirunya. Selain itu manusia membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya. Metode pendidikan Islam anak usia 13-20 tahun Metode-metode pendidikan agama yang dapat diterapkan bagi remaja antara lain: 11 1. Tanya jawab, metode ini lebih banyak kesempatan diberikan kepada anak untuk bertanya, karena pada masa ini, anak menerima pelajaran agama dengan kritis. 2. Diskusi/dialog, metode ini melatih untuk menyusun alasan-alasan yang rasional meningkatkan kepercayaan diri. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini biasanya bertahan lama dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dengan alasan-alasan yang rasional. 3. Pemberian nasihat, metode ini sangat penting dalam peningkatan keimanan, membentuk moral dan sosial anak. 4. Keteladanan, metode ini tidak hanya cocok untuk usia 0-5 tahun dan usia 6-12 tahun, tetapi juga masih cocok diterapkan pada anak usia 13-20 tahun. 4. Urgensi Pendidikan Agama Luar Sekolah terhadap Keluarga Semakin merosotnya akhlak warga negara telah menjadi salah satu keprihatinan para pejabat negara. Hal ini juga menjadi keprihatinan para pemerhati pendidikan, terutama para pemerhati pendidikan Islam, kemerosotan pada lapisan masyarakat. Meskipun demikian pada lapisan remajalah kemerosotan akhlak itu lebih nyata terlihat. Kemerosotan akhlak di kalangan para remaja itu dikenal sebagai kenakalan remaja. Sebagai akibatnya, seperti yang dapat kita saksikan, banyak rumah tangga yang kehilangan ketenteraman, bahkan ada pejabat yang harus meninggalkan jabatannya disebabkan oleh kenakalan anak remaja. Dalam rumah tangga kedua orang tua biasanya melakukan banyak hal untuk menghindari kemerosotan akhlak dan kenakalan remaja. Orang tua biasanya mempercayakan seratus persen pendidikan agama bagi anaknya ke sekolah, karena di sekolah ada pendidikan agama dan ada guru agama. Sebagai 10 Nasir A. Baki, Metode Pembelajaran Agama Islam (Dilengkapi Pembahasan Kurikulum 2013), (Yogyakarta: Eja Publisher, 2014), h. 153. 11 Chaeruddin. B. op.cit., h. 44. 113

Urgensi Pendidikan Agama Luar Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak Dalam Rumah Tangga orang tua menambah pendidikan agama bagi anaknya dengan cara menitipkan anaknya ke pesantren sungguhan, pesantren kilat atau mendatangkan guru agama ke rumah. Di sekolah, dan di pesantren diajarkan pengetahuan tentang iman, keimanan dan keberimanan, pengajaran itu bersifat kognitif saja, berupa penyampaian pengetahuan (pengetahuan tentang iman, keimanan, dan keberimanan). Adapun keberiman itu adalah sesuatu yang berupa pengetahuan, keberiman itu bukan persoalan kognitif. Maka iman tidak dapat diajarkan. Lantas bagaimana menjadikan seseorang beriman? Nabi saw. mengajarkan bahwa keberimanan itu perlu ditanamkan. Penanaman iman itu harus dimulai sejak dini sekali. Seperti yang telah dipaparkan pada metode pengajaran agama dalam keluarga. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama dalam keluarga sangat besar peranannya di dalam menghasilkan anak yang beriman dan bertakwa. Kesimpulan Rumah tangga juga dikenal dengan nama keluarga yang merupakan salah satu tri pusat pendidikan. Ia merupakan pendidikan pertama dan utama yang berfungsi meletakkan dasar-dasar kehidupan keluarga, sekaligus sebagai pilar utama kehidupan satu masyarakat dan satu bangsa. Metode pendidikan agama Islam dalam rumah tangga dimulai sebelum anak lahir dan anak sesudah lahir yaitu dimulai sejak memilih pasangan hidup, sejak usia 0-5 tahun, 6-12 tahun, 13-20 tahun. Urgensi pendidikan agama luar sekolah sangat besar, sebab di sekolah atau di lembaga pendidikan lainnya hanya dapat diperoleh pengetahuan tentang pendidikan agama namun pelaksanaannya berada pada keluarga. 114 Jurnal Irfani Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272

Munirah DAFTAR PUSTAKA Al-Abrasyi, Moh. Athiyah., 1970. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta: Bulan Bintang B. Chairuddin., 2002. Metodologi Pengajaran Agama Islam Luar Sekolah, Diktat Baki, Nasir A. 2014, Metode Pembelajaran Agama Islam (Dilengkapi Pembahasan Kurikulum 2013), Yogyakarta: Eja Publisher. Kementrian Agama RI, 2012, al-qur an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-qur an. Nata, Abuddin. 2008, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir al-ayat al-tarbawiy), Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saridjo, Marwan. 2010, Pendidikan Islam dari Masa Ke Masa, Jakarta: Yayasan Ngali Aksara & Penamadani. Sears, William. 2004, Anak Cerdas, Jakarta: Emerald Publishing. Shocib. Moh. 1998, Pola Asuh Orang Tua, Cet. 1; Jakarta: Rineka Cipta. Suharsono, 2002, Mencerdaskan Anak, Depok: Inisiasi Press. Tafsir, Ahmad. 2000, Pendidikan Agama dalam Keluarga, Cet. 3; Bandung: Remaja Rosdakarya. 115