PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI STUDI EKSPLORATIF MODEL ALAT PENGUKUR KESEGARAN JASMANI PADA IBU IBU PKK DESA KARANGJATI KEC. BERGAS

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 1. Kebutuhan fisiologis

14FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari mulai bangun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERBANDINGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV SDN KEDUNGOMBO I DAN SISWA KELAS IV SDN WARUJAYENG II TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

PENERAPAN IPTEKS. NurmanHasibuan

Konsep Manusia dan Kebutuhan Dasar Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

SURVEI TINGKAT DAYA TAHAN JANTUNG PARU MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

JURNAL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 2 TRIWARNO KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

Journal of Sport Sciences and Fitness

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN TARGET TERHADAP KETERAMPILAN PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA FC SMART KOTA JAMBI

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB V PENUTUP. masuk kedalam masyarakat modern. Di era modernisasi istilah asuransi sudah

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMBERIAN TIGA KEGIATAN KOKURIKULER TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2014

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER FUTSAL DI SMAN 2 LAMONGAN DAN SMKN 1 LAMONGAN

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki potensi fisik, mengurangi pemberian obat-obatan, memperbaiki

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN FITNESS CENTER GEDUNG OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

III. METODOLOGI PENELITIAN. tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd

UAN dan KESEGARAN JASMANI SISWA

Transkripsi:

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229, Telp. (024) 8508007 PENGAJUAN PROPOSAL SKRIPSI Nama : Anky Octorindha Atmaja NIM : 6250407058 Program Studi Cabang Ilmu : Ilmu Keolahragaan, S1 : Tes dan Pengukuran I. Judul Skripsi STUDI EKSPLORATIF MODEL ALAT PENGUKUR KESEGARAN JASMANI PADA IBU IBU PKK DESA KARANGJATI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG USIA 35 40 TAHUN. II. Latar Belakang Kemajuan zaman modern, ilmu pengetahuan, dan teknologi menuntut manusia agar selalu dalam kondisi prima. Kesehatan dan kesegaran jasmani adalah modal dasar seseorang tercapainya kondisi tersebut. Untuk menjalankan segala aktifitas dan kewajiban manusia sebagai seorang warga negara yang harus ikut andil dalam pembangunan, manusia tidak cukup dengan berstatus sehat, namun lebih dari itu manusia harus sehat dan bugar baik jasmani and rohani.

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Olahraga merupakan salah satu sarana yang tepat untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar. Sebagian masyarakat di Indonesia sebenarnya sudah sadar akan arti pentingnya olahraga, akan tetapi hampir semuanya tidak mengetahui cara mengukur tingkat kesegaran jasmaninya. Alat ukur kesegaran jasmani yang sudah sering digunakan adalah instrument MFT (Multistage Fitness Test). Beberapa instansi sudah sering menggunakannya untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani anggotanya. Namun, tes tersebut sering kali mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Penelitian yang penah dilakukan pada karyawan Pemda dan mahasiswa FIK UNNES hasilnya sangat mengejutkan, tidak ada yang mencapai tingkatan baik. Bahkan pada mahasiswa FIK, yang notabene masyarakat olahraga, 85% diantaranya berstatus kurang sampai kurang sekali. Hasil uji semacam itu menimbulkan pertanyaan yang mendasar, apakah memang umumnya masyarakat Indonesia berkesegaran jasmani kurang?, atau memang instrument MFT sudah memenuhi validitas yang baik untuk masyarakat Indonesia? ataukah perlu dirancang instrument baru yang cocok menurut kriteria tertentu, misalnya kelompok usia dan jenis kelamin dan kondisi fisik masyarakat Indonesia?.

Dari uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk merancang instrument alat ukur kesegaran jasmani sebagai pengembangan MFT. Dengan judul Studi Eksploratif Model Alat Ukur Kesegaran Jasmani pada Ibu PKK Desa Karangjati Kec. Bergas Kab. Semarang Usia 35-40 Tahun. Penelitian ini bermaksud merancang model tes kesegaran bagi golongan wanita usia 35-40 tahun dan mengembangkan instrument MFT yang sudah ada, sebagai berikut : 2.1 Gerakan lari bolak balik untuk manusia dewasa dan manula, merupakan gerakan yang tergolong berat, yang dapat menimbulkan tekanan psychis. Sehingga pada rancangan ini, gerak lari akan diganti dengan gerakan Jalan. 2.2 Gerakan shuttle pada MFT yang berupa arah balikan tetap, menimbulkan kebosanan bagi testi. Dampaknya akan menurunkan motvasi pada saat pelaksanaan. Sehingga pada penelitian ini, arah balikan akan dirancang dengan model lain. III. Rumusan Masalah Permasalahan yang ditemukan oleh penulis adalah bahwa penerapan MFT untuk orang dewasa dan usia lanjut, tuntutannya terlalu tinggi. Akibatnya ketika diterapkan hasilnya kurang baik, bahkan cenderung rendah. Untuk itu, diperlukan model alat ukur tingkat kesegaran jasmani yang cocok untuk dengan kondisi masyarakat Indonesia. Dalam penelitian ini dikhususkan pada ibu ibu usia 35 40 tahun. Karena alat ukur yang sudah ada dipandang tidak dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut.

IV. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisa model alat ukur kesegaran jasmani yang merupakan pengembangan dari MFT dalam rangka menciptakan alat ukur kesegaran jasmani yang sesuai dengan kondisi ibu ibu usia 35 40 tahun. V. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 5.1. Membantu menemukan kelebihan dan kekurangan model alat ukur pengembangan MFT untuk mendapatkan alat ukur kesegaran jasmani yang sesuai dengan kondisi masyarakat dan sesuai kebutuhan. 5.2. Bagi instansi terkait, ketika alat ukur ini teruji validitas, reliabilitas, dan obyektifitasnya, maka dapat menambah jumlah alat ukur yang ada. 5.3. Bagi peneliti, menemukan solusi terkait dengan kendala yang ada dilapangan, ketika melaksanakan tes kesegaran jasmani. VI. Landasan Teori 6.1. Teori kebutuhan Dasar Manusia Men sana in corpore sano, dengan sangat jelas peribahasa dalam bahasa latin ini menerangkan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Pengaruh kesehatan dalam hidup manusia sangat penting. Tubuh yang sehat akan menimbulkan aliran pikiran yang positif. Demikian pula yang diungkapkaan oleh Abraham Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan dasar manusia. Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut: 6.1.1. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, antara lain pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan seksual. 6.1.2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya. b. Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya

6.1.3. Kebutuhan rasa cinta Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan sebagainya. 6.1.4. Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain. 6.1.5. Kebutuhan aktualiasasi diri Kebutuhan aktualiasasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa unsur unsur mengenai kesehatan dan fisiologisnya merupakan dasar dari kebutuhan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kesehatan merupakan hal pokok yang harus dijaga manusia guna memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Sehingga tercapai keseimbangan antara jasmani dan rohani. 6.2. Kesegaran Jasmani 6.2.1. Pengertian Kesegaran jasmani Secara umum kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan

masih memiliki tenaga untuk melakukan aktifitas lainnya. Menurut para ahli, terdapat beberapa pengertian dan definisi kesegaran jasmani, diantaranya : 1. Prof. Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) danatau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. 2. Prof. Sutarman menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang member kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. 3. Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. dengan kata lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. 4. Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam

batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah berlebihan. Secara singkat dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa orang melakukan aktifitas yang berkaitan dengan olahraga, dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani dan menjaga tubuhnya agar tetap bugar. Akan tetapi, masyarakat di Indonesia sebagian besar belum mengerti tolok ukur tingkat kesegaran jasmani mereka, sehingga mereka tidak dapat mengkategorikan dalam tingkatan bagaimana kesegaran jasmani mereka. Sehingga diperlukan sebuah model alat ukur kesegaran jasmani yang cocok untuk masyarakat di Indonesia sehingga akan mempermudah mengetahui sejauh mana kebugaran tubuh yang secara tidak langsung akan menambah motivasi untuk lebih sadar terhadap arti penting kesehatan. 6.3. Pengembangan MFT Tes multistage merupakan tes yang dilakukan dilapangan, sederhana namun menghasilkan suatu perkiraan yang cukup akurat untuk mengukur kesegaran jasmani dan konsumsi oksigen manusia. Dalam Penelitian ini, karena bermaksud merancang model tes kesegaran bagi golongan wanita usia 35-40 tahun dan mengembangkan instrument MFT yang sudah ada, sebagai berikut : 6.3.1 Gerakan lari bolak balik untuk manusia dewasa dan manula, merupakan gerakan yang tergolong berat, yang dapat menimbulkan tekanan psychis. Sehingga pada rancangan ini, gerak lari akan diganti dengan gerakan Jalan.

6.3.2 Gerakan shuttle pada MFT yang berupa arah balikan tetap, menimbulkan kebosanan bagi testi. Dampaknya akan menurunkan motvasi pada saat pelaksanaan. Sehingga pada penelitian ini, arah balikan akan dirancang dengan model lain. 6.3. Kerangka Berfikir Dengan tes yang dilakukan dari pengembangan tes MFT, yaitu dengan mengubah gerakan lari menjadi gerakan jalan, dan lintasan yang bolak balik menjadi lintasan berbentuk angka 8, maka akan menjadi mudah dilakukan dengan baik oleh ibu ibu. Secara fisik mereka tidak perlu melakukan aktifitas yang menguras banyak tenaga. Selain itu motivasi untuk melakukan tes juga meningkat karena dengan bentuk lintasan yang unik tidak akan membuat testi merasa bosan secara psychis. VII. Metodologi Penelitian 8.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 108). Populasi adalah seluruh individu yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1998: 220). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu ibu PKK Desa Karangjati.

8.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2002: 109). Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling kelompok (cluster sampling), yaitu ibu ibu PKK Desa Karangjati yang berusia 35 40 tahun. 8.3 Variabel Penelitian Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi obyek dari suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 87). Dalam penelitian ini yang diteliti adalah dua variabel, yaitu: 8.3.1 Variabel Bebas (X) Variable bebas dari penelitian ini adalah model alat ukur kesegaran jasmani yang merupakan pengembangan dari tes multistage 8.3.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil kesegaran jasmani ibu ibu PKK Desa Karangjati Usia 35 40 tahun. 8.4 Langkah langkah penelitian 8.4.1. Konsep awal Tes Kesegaran Jasmani, yang dimaksud dengan konsep awal adalah rancangan pengembangan MFT 8.4.2. Uji coba lapangan I, yaitu pencobaan rancangan yang sudah ada pada testi.

8.4.3. Analisa kelebihan dan kekurangan, dari rancangan model tersebut akan ditemukan kelebihan dan kekurangannya. Hal itu akan digunakan untuk revisi dan perbaikan. 8.4.4. Revisi konsep kesegaran jasmani. 8.4.5. Uji coba lapangan 2, setelah ada revisi model alat ukur jasmani. 8.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data tingkat kesegaran jasmani dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes yang merupakan pengembangan dari tes multistage yaitu dengan langkah sebagai berikut : 1. Testi diberikan pengarahan tentang tes yang akan dilakukan. 2. Testi secara bergantian melakukan gerakan jalan dengan lintasan angka 8. 3. Total panjang lintasan adalah 40m dengan titik temu di tengah. 4. Testi harus menempuh lintasan dan kembali ke titik temu pada bunyi tut yang telah disiapkan dan diputarkan peneliti dalam sebuah kaset. 5. Testi melakukan gerakan terus menerus hingga level yang mampu di capai. gambar lintasan model alat ukur Keliling lingkaran 20m Titik start dan titik temu bunyi tut

DAFTAR PUSTAKA Ismaryati, 2008, Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta., 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi, 1988. Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset., 2004. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta : Andi Offset. http://shinobuwulanqueeny.blogspot.com/2010/04/cara-pengambilan-sampelpenelitian.html http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/09/kesegaran-jasmani-pengertianfungsi.html http://ws-or.blogspot.com/2011/04/aktivitas-kebugaran-jasmani_08.html http://www.scribd.com/doc/22056994/kebugaran-jasmani