BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia ini penuh dengan adat istiadat yang sangat beraneka ragam, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Paud Jateng Pengertian Bermain dan Permainan Anak by Para Ahli dalam (Diunduh 26 Maret 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB II UPACARA RITUAL TARAWANGSA

BAB I PENDAHULUAN. survei yang dilakukan di sekolah Regina Pacis (Jakarta) yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sunda melengkapi keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kujang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MEDIA PEMBELAJARAN HURUF AKSARA JAWA UNTUK SISWA KELAS III VI SEKOLAH DASAR BERBASIS GAME EDUKASI

ABSTRAK PERANCANGAN DESAIN MEDIA KAMPANYE ETIKA KERAMAHAN TRADISI SUNDA UNTUK REMAJA MODERN DI KOTA BANDUNG. Oleh : Mariska Regina Lunardi

BAB I PENDAHULUAN. ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V RINCIAN TUGAS. 5.1 Cakupan Teknis Pekerjaan

kehidupan anak. Dharmamulya (dalam Ariani, 1998, hlm.2) menyebutkan bahwa:

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya tradisional Jawa Barat) Mahasiswa ITB.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tradisional. Pendidikan formal, informal dan non-formal merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

2015 KEGIATAN KAULINAN BARUDAK SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SENI TERPADU DI TK BEYNA CERIA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. dan moral ini merupakan dampak negatif dari proses globalisasi yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rohaniah (Satrio Haryanto, 2006:1). Dalam kehidupan perlu adanya. dengan melestarikan nilai-nilai budaya dan memahami makna yang

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tradisi dalam Bahasa Latin yaitu traditio diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Tradisi dalam hal mendasarnya adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah Julius (2009:40). Tradisi merupakan ciri dari sebuah kebudayaan, tanpa tradisi tidak mungkin suatu kebudayaan akan hidup dan langgeng. Tradisi membuat hubungan antara individu dengan masyarakatnya bisa harmonis, dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh, bila tradisi dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan berakhir disaat itu juga. Sunda yang berarti bagus/baik/putih/bersih/cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/watak/karakter kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak/karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah ada sejak jaman Salaka Nagara tahun 150 sampai ke Sumedang Larang Abad ke- 17, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun Zahorka (2007:128). Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Bangsa Sunda sebagai suatu suku merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara. Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. 1

2 Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang dikenali sampai yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukannya. Bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Permainan tradisional merupakan salah satu warisan budaya, memiliki keperluan untuk dilestarikan dan dipertahankan keberadaanya. Unsur ini merupakan sebuah sarana sosialisasi yang efektif dari nilai-nilai yang dipandang penting oleh suatu masyarakat. Nilai-nilai ini kemudian dapat menjadi pedoman hidup, pedoman berperilaku dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat. Mainan tradisional juga dekat dengan alam dan memberikan kontribusi bagi perkembangan pribadi anak. Permainan tradisional baik untuk bermain (play) atau bertanding (game) memiliki nilai-nilai budaya kepribadian pembangunan bangsa yang telah menjadi sarana berkehidupan bermasyarakat sacara turun-temurun. Berpangkal dari kondisi tersebut, perlu kiranya pengkajian yang lebih mendalam tentang manfaat yang dapat diperoleh melalui permainan tradisional baik secara kognitif, psikologis, maupun social. Permainan tradisional yang cukup beragam itu perlu digali dan diperkembangkan karena mengandung nilai-nilai seperti kejujuran, sportivitas, kegigihan, dan kegotong royongan. Permainan tradisonal juga dapat mengembangkan kreativitas anak, kognitif, efektif, maupun motoriknya. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permainan tradisional yang selalu berkaitan dengan alam sekitar dikarenakan oleh keakraban manusia hidup bersama alam dalam kesehariannya. Hukum alam dipahami sebagai hukum Tuhan yang sangat dipatuhi, sehingga ketika manusia akan bersentuhan dengan alam, mereka akan sadar diri akan Tuhannya. Hubungan yang harmonis selalu dilestarikan melalui sikap hidup sehari-hari, yang ramah dan akrab dengan lingkungannya. Kesadaran itu diterapkan dalam tata asuh anak yang mampu menjaga dan menghormati alamnya. Ketertarikannya kepada berbagai permainan tradisional yang ada di Indonesia membuat Zainal Alif terinspirasi untuk membuat sebuah komunitas permainan tradisional atau yang lebih dikenal dengan Komunitas Hong. Mainan menurut Zaini alif (kounitas mainan rakyat HONG), merupakan bagian dari media pendidikan jaman dulu sebelum adanya sekolah formal seperti sekarang ini, ilmu yang secara tanpa disadari dipelajari anak dari sisi teknik cara

3 membuatnya, mengolah kemampuan sisi motorik dan psikomotorik anak, bahasanya dan mambahasakan mainan sampai pada dramaturgi ketika memainkan permainan ini, ditambah dengan mengorganize kegiatannya untuk bisa tampil didepan kawan-kawannya. sebuah ilmu pendidikan `mainan` yang luhung karena kompleksitas pendidikan secara langsung tanpa teori tetapi lebih bermuatan aplikasi praktek. Permainan tradisional yang ada di Indonesia ada sekitar 2.500 permainan. Permainan ini memiliki filosofi berbeda yang berguna bagi pertumbuhan anak bahkan dapat menjadi alat pendidikan juga. Komunitas HONG merupakan Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat didirikan pada tahun 2003 dan melakukan penelitian mainan sejak tahun 1996 di daerah Dago Pakar, Bandung. Komunitas ini bertekad melestarikan mainan dan permainan rakyat. Komunitas Hong terdiri dari 150 anggota yang berasal dari masyarakat tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun sampai usia 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan sedangkan untuk anggota dewasa adalah sebagai narasumber dan pembuat mainan. Komunitas Hong berusaha menggali dan merekonstruksi mainan rakyat baik itu dari tradisi lisan ataupun tulisan yang berupa naskah-naskah kuno dan berusaha memperkenalkan kembali mainan dan permainan rakyat dengan tujuan menanamkan sebuah pola pendidikan masyarakat buhun agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya dan Tuhannya. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk membuat kampanye manfaat permainan tradisional sunda kepada orang tua agar mengetahui seberapa besar manfaat dalam permainan tradisional sunda dan anak dapat memainkan kembali permainan tradisional yang sudah jarang dijamak oleh anak-anak saat ini. 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Inti dari perumusan dan pembatsan masalah yang akan dikaji pada program Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda, akan menitikberatkan pada penentuan pesan dan pemilihan media yang efektif.

4 1.2.1 Perumusan Masalah Program kampanye yang akan dirancang sebagai upaya manfaat permainan tradisional sunda, diimplementasikan melalui berbagai perumusan masalah yang tersusun secara sistematis, antara lain: 1. Bagaimana memberikan informasi manfaat permainan tradisional sunda dari Komunitas HONG secara tepat kepada masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak usia 6-13 tahun. 2. Bagaimana menentukan media yang efektif dan komunikatif untuk untuk mengetahui manfaat permainan tradisional sunda kepada masyarakat luas. 1.2.2 Pembatasan Masalah Fokus dari pembatasan masalah yang dirancang untuk program Kampanye Manfaat Permainan Tradisonal Sunda dibatasi berdasarkan uraian perumusan masalah, antara lain: 1. Manfaat permainan tradisional anak akan diinformasikan dan dikomunikasikan kepada masyarakat melalui kampanye yang tepat pada Komuitas HONG. 2. Perancangan desain media yang akan digunakan dalam menginformasikan manfaat permainan tradisional sunda akan disesuaikan dengan strategi yang sudah ditentukan. 1.3 Maksud dan Tujuan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda memiliki maksud dan tujuan, dimana maksud dan tujuan tersebut menjadi acuan yang digunakan untuk menempatkan kampanye tetap pada konsep dasar yang merupakan acuan utamanya.

5 1.3.1 Maksud Rancang kampanye ini dimaksudkan untuk membuat perencanaan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda di Kota Bandung dalam berbagai media grafis. 1.3.2 Tujuan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda ini memiliki tujuan, antara lain: 1. Mengenalkan dan mengembangkan kembali permainan tradisional sunda kepada anak-anak. 2. Membuat orang tua mengetahui seberapa besar manfaat permaianan tradisional sunda. 1.4 Kegunaan Proyek Akhir Grafis Proyek Akhir Grafis yang mengangkat permasalahan kampanye mengenai manfaat permainan tradisional sunda memiliki sisi kegunaan, seperti kegunaan profesi dan kegunaan akademis. 1.4.1 Kegunaan Profesi Proyek Akhir Grafis tentang Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda sebagai kegunaan profesi, antara lain: 1. Komunitas HONG dapat menggunakannya sebagai referensi kampanye informasi dari Proyek Akhir Grafis ini, ketika akan mengkampanyekan kembali mengenai manfaat permainan tradisional sunda. 2. Memberikan tambahan ide dan gagasan kreatif yang positif pada Komunitas HONG untuk merancang konsep visual dalam merealisasikan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda.

6 1.4.2 Kegunaan Akademis Proyek Akhir Grafis tentang Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda sebagai kegunaan akademis, antara lain: 1. Penulis mengetahui factor-faktor yang memperngaruhi pemilihan media-media kampanye, pesan utama, target dan positioning kampanye, serta konsep visual dan desain kampanye informasi. 2. Kampanye ini dapat menjadi media informasi bagi pihak akademis, mahasiswa/i dan perangkat kampus. 3. Perancangan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda ini, dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak akademis, khususnya para akademisi Universitas Widyatama dan semua kalangan yang ingin melakukan hal yang serupa, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Proyek Akhir Grafis mengenai rancangan Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Tradisi dalam Bahasa Latin yaitu traditio diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Maianan menurut Zaini alif (kounitas mainan rakyat HONG), merupakan bagaian dari media pendidikan jaman dulu sebelum adanya sekolah formal seperti sekarang ini, ilmu yang secara tanpa disadari dipelajari anak dari sisi teknik cara membuatnya, mengolah kemampuan sisi motorik dan psikomotorik anak, bahasanya dan mambahasakan mainan sampai pada dramaturgi

7 ketika memainkan permainan ini, ditambah dengan mengorganize kegiatannya untuk bisa tampil didepan kawan-kawannya. sebuah ilmu pendidikan `mainan` yang luhung karena kompleksitas pendidikan secara langsung tanpa teori tetapi lebih bermuatan aplikasi praktek. Permainan tradisional memiliki filosofi berbeda yang berguna bagi pertumbuhan anak bahkan dapat menjadi alat pendidikan juga. Kampanye Manfaat Permainan Tradisional Sunda dirancang agar masyarakat umum dapat lebih mengetahui manfaat permainan tradisional sunda. Bab II Kajian Masalah Kampanye yang bertema Manfaat Permainan Tradisional Sunda diprakarsai oleh Komunitas HONG, dimana kampanye ini merupakan sebuah program kampanye yang mengajak masyarakat Kota Bandung khususnya orang tua muda yang memiliki anak usia 6-13 tahun, untuk mengetahui seberapa besar manfaat dibalik permainan tradisional sunda khususnya mengenai babalonan sarung, congkak, ucing peungpeun, dan membuat permainan dari janur. Kampanye ini memberikan fakta mengenai manfaat permainan tradisional sunda untuk kembali mengenalkan dan mengembangkan tradisi budaya yang dahulu mengakar di tengah-tengah keseharian rakyat Sunda, membuat anak-anak menjadi lebih kreatif, percaya diri, dan saling bersosialisasi dengan teman sebayanya maupun dengan alam sekitar. Bab III Analisis Masalah Komunitas Hong merupakan Pusat Kajian Mainan dan Permainan Rakyat didirikan pada tahun 2003 dan melakukan penelitian mainan sejak tahun 1996 di daerah Dago Pakar, Bandung. Komunitas ini bertekad melestarikan mainan dan permainan rakyat. Komunitas Hong terdiri dari 150 anggota yang berasal dari masyarakat tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun sampai usia 90 tahun. Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan sedangkan untuk anggota dewasa adalah sebagai narasumber dan

8 pembuat mainan. Komunitas Hong berusaha menggali dan merekonstruksi mainan rakyat baik itu dari tradisi lisan ataupun tulisan yang berupa naskah-naskah kuno dan berusaha memperkenalkan kembali mainan dan permainan rakyat dengan tujuan menanamkan sebuah pola pendidikan masyarakat agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya dan Tuhannya. Proyek ini mencoba untuk meneliti manfaat dan keunggulan permainan tradisional sunda yang tidak dimiliki oleh gadget. Bab IV Pemecahan Masalah Kampanye manfaat permaian tradisional sunda di Kota Bandung ini akan menggunakan pendekatan visual yang dapat menginformasikan manfaat yang akan dirasakan dengan mengajak anak-anak bermain permainan tradisional sunda yang menjadi alternatif dai hari libur atau sabtu-minggu. Pesan yang dirancang dalam kampanye ini akan dibuat menarik dan efektif agar masyarakat bandung khusunya orang tua muda dapat mengetahui manfaat permainan tradisional sunda dan melihatkan keunggulan yang dimilikinya untuk tumbuh kembang anak sejak dini. Teknis pengerjaan visual dimulai dari sketsa, konsep visual kampanye, dan rencana penempatan media kampanye. Bab V Rincian Tugas Kampanye yang dirancang untuk Manfaat Permainan Tradisonal Sunda dapat menyampaikan informasi mengenai manfaat yang akan anak-anak dapatkan bila memainkan permainan tradisional sunda. Media kampanye akan dibuat melalui berbagai media grafis, yaitu poster, brosur, flayer, x-benner, dan stiker.