ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA BAKSO TUSUK DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BORAKS PADA BAKSO TUSUK DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB lv HASIL DAN PEMBAHASAN. turmerik). Hasil pengukuran kadar boraks dengan metode titrasi terdapat pada

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA BAKSO TUSUK MENGGUNAKAN KERTAS TUMERIK DI WILAYAH SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. 2003). Berdasarkan waktu pelaksanaannya, desain studi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini menggunakan belah melintang (cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PENGAWET BORAKS PADA BAKSO YANG DISAJIKAN PADA KIOS BAKSO PERMANEN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat keamanan dan dapat membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tubuh dari penyakit (Notoatmodjo, 2003). Sebagai penduduk. untuk makan makanan yang halal dan thayyiban.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Boraks telah dilarang penggunaannya dalam Keputusan Menteri Kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

berupa boraks pada jajanan bakso tusuknya. Dalam hal ini, populasi dalam penelitian adalah seluruh pedagang bakso tusuk di Kabupaten Kulon Progo

ANALISIS KANDUNGAN BORAKS SEBAGAI ZAT PENGAWET PADA JAJANAN BAKSO. Analysis Of The Content of Borax on Meatballs Snack

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sapi, ayam ikan, maupun udang lalu dibentuk bulatan-bulatan kemudian

ANALISIS BORAKS DALAM SAMPEL BAKSO SAPI I, II, III, IV, V, VI, JAGIR. Daniel Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU PUTIH DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO TAHUN 2017 Regina Sasmita Lakuto*, Rahayu H. Akili*, Woodford B.

ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIJUAL DI UNIT PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN DALAM TAHU MENTAH DI PASAR ANTASARI KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN ANALISIS BORAKS PADA TAHU YANG DIPRODUKSI DI KOTA MANADO

ABSTRAK UJI KUALITATIF BORAKS DALAM BAKSO YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL X KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk karak merupakan produk kering dari proses penggorengan,

INTISARI ANALISA KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASIN BAWAL DAN EBI DENGAN METODE ASAM KROMATOFAT DI PASAR INDRA SARI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

INTISARI. ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA EBI dan IKAN TERI MEDAN DI UNIT PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: UJI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI PASAR TRADISIONAL KOTA BANDA ACEH ABSTRAK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Identifikasi Boraks dalam Bakso di Kelurahan Bahagia Bekasi Utara Jawa Barat dengan Metode Analisa Kualitatif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA TAHU MENTAH YANG DIJUAL DI PASAR KALINDO, TELUK TIRAM DAN TELAWANG BANJARMASIN

IDENTIFIKASI FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS IKAN ASIN YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL X DI KABUPATEN Y YOGYAKARTA PERIODE JUNI 2015

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

Pemeriksaan Boraks di dalam Bakso di Medan

ABSTRAK UJI SEMIKUANTITATIF FORMALIN DALAM MI BASAH DI PASAR X KOTA BANDUNG TAHUN 2012

METODELOGI PENELITIAN. dan Teknologi Pangan, Laboratorium kimia, dan Laboratorium Biomedik Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Nama : Atik Irawati NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO. Sriyanti Dunggio, Herlina Jusuf, Ekawaty Prasetya 1

pengolahan pangan (Hardiansyah dan Sumali, 2001)

ANALISIS BORAKS PADA NUGGET OLAHAN YANG DIPRODUKSI DI KOTAMOBAGU

KESEHATAN DINAS KESEHATAN Halaman 7

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

Total. Warung/ Kios. Pedagang Kaki Lima

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

INTISARI ANALISIS KUALITATIF FORMALIN PADA IKAN ASINTELANG DARI PRODUSEN DI DESA SIMPANG EMPAT SUNGAI BARU KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT

Pengaruh Boraks, Asam dan Basa Terhadap Pergeseran Panjang Gelombang Ekstrak Air Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)

BAB 1 PENDAHULUAN. kedelai yang tinggi protein, sedikit karbohidrat, mempunyai nilai gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

ANALISIS KLORIN PADA BERAS YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

INTISARI. Kata Kunci : Boraks, Jajanan Pentol, Metode Konvensional, Kurkumin. Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 1,2,3)

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS DAGING DI PASAR SWALAYAN KOTA MANADO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penetapan kadar larutan baku formaldehid dapat dilihat pada

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA SAOS TOMAT YANG BEREDAR DI WILAYAH KOTA SURABAYA 1

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ABSTRACT FORMALIN QUALITATIVE TESTING ON YELLOW TOFU IN X TRADITIONAL MARKET, BANDUNG, 2014

Bab III Bahan dan Metode

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FORMALIN PADA IKAN ASIN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL KOTA KENDARI

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUANTITATIF NITRIT PADA SOSIS YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

Transkripsi:

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KANDUNGAN BORAKS PADA BAKSO TUSUK DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Qualitative and Quantitative Analysis Borax of Meatball Pricked in Yogyakarta, Special Region of Yogyakarta Sabtanti Harimurti 1, Leni Yasinta Fajriana 2 1 Lecture in Pharmacy Study Programme, Faculty of Medicine and Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta. 2 Pharmacy Student in Pharmacy Study Programme, Faculty of Medicine And Health Science, Muhammadiyah University of Yogyakarta. yasintaleny1@gmail.com INTISARI Penyalahgunaan boraks pada makanan semakin banyak ditemukan. Bakso tusuk adalah salah satu makanan yang mudah ditemui dan banyak digemari karena harganya yang murah. Penambahan boraks pada makanan sudah dilarang oleh Pemerintah karena dapat membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah bakso tusuk di Kota Yogyakarta bebas dari bahan tambahan pangan yang berbahaya yaitu boraks. Metode penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dan pengambilan sampel per kecamatan diambil 2 sampel secara cross sectional. Analisis kualitatif berupa uji kebusukan, uji nyala menggunakan etanol dengan asam sulfat, dan uji kertas turmerik. Analisis kuantitatif dengan cara titrasi menggunakan HCl 0,057N dengan indikator metil oranye. Dari hasil penelitian, uji kebusukan sebanyak 3 sampel diduga mengandung boraks, uji nyala api hanya 1 sampel yang positif nyala hijau, uji kertas turmerik seluruh sampel positif boraks. Untuk analisis kuantitatif berupa titrasi, seluruh sampel didapatkan positif mengandung boraks dengan kadar rata-rata sebanyak 3,26% kadar tertinggi 5,83% kadar terendah 1,51%. Kata kunci: Boraks, Bakso Tusuk, Uji Nyala, Kertas Turmerik, Titrasi

ABSTRACT Abuse of borax in food is increasingly happened. Meatballs pricked is favourite food that is easy to find and loved because of the price is very cheap. Using borax in food additives have been banned by the government because it can be dangerous to human body. The purpose of this research is to know whether the meatball pricked in Yogyakarta is free of harmful food additives etc borax. This research method is descriptive laboratory and sampling by district and taken two samples cross-sectional. The qualitative analysis is rottenness test, flame test using ethanol and sulfuric acid, and turmerik paper test. Quantitative analysis is titration using HCl 0,057N and methyl orange as indicator. Result from the research there are 3 samples from rottenness suspected containing borax, only 1 flame test positive samples of green flame,and all samples positive borax on turmerik paper test. Quantitative analysis such as titration,the result is all samples were positive obtained containing borax with average level 3,26%, the highest levels of as much as 5.83% and 1.51% is the lowest levels. Keywords: Borax, Meatball Pricked, Flame Test, Turmerik, Titration PENDAHULUAN Menurut PP RI nomor 28 tahun 2004, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau minuman. Keamanan dari bahan pangan erat kaitannya dengan tingkat kesehatan masyarakat Indonesia. Keamanan pangan adalah keadaan dan usaha yang dilakukan untuk mencegah kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan pathogen lain yang mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang aman, bergizi baik dan bermutu tinggi penting perannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Cahyadi, 2008). Pangan tidak terlepas dari istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP). Pengertian BTP adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam makanan

dalam jumlah kecil untuk menambah cita rasa, tekstur, mempercantik penampilan dan memperpanjang lama simpan (Widyaningsih dan Murtini, 2006). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) bahwa salah satu zat aditif yang dilarang digunakan dalam makanan adalah asam borat dan senyawanya dinyatakan sebagai makanan berbahaya. Belakangan ini bakso menjadi salah satu makanan yang menggunakan BTP berupa boraks dalam produksinya. Boraks pada makanan sangat membahayakan, berakibat fatal apabila dikonsumsi terus menerus meskipun dalam jumlah kecil. Peneliti Goldbloom pada tahun 1953 melaporkan bahwa kadar asam borat dalam tubuh terbesar pada sistem saraf pusat dan cairan serebrospinal. Gejala keracunan yang muncul adalah sakit kepala, lemas, muntah, diare dan kram pada abdomen. Boraks atau asam borat bisa menimbulkan kejang, koma, kolaps dan sianosis. Liver dan ginjal adalah organ kedua yang paling beresiko terkena efek negatif boraks. Boraks dapat menimbulkan gangguan fungsi dan susunan syaraf (Kastalani, 2011). Mengingat cemaran boraks dalam makanan semakin marak terjadi dan dampak boraks sangat membahayakan tubuh, penulis ingin melakukan penelitian tentang ada tidaknya cemaran boraks pada beberapa sampel acak bakso tusuk di Wilayah Kota Yogyakarta. BAHAN DAN METODE Populasi penelitian ini adalah pedagang bakso tusuk keliling di Wilayah Kota Yogyakarta. yang berjumlah 28 pedagang. Populasi yang diambil berasal dari jumlah kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu 14 kecamatan yang terdiri dari daerah

Danurejan, Gedongtengen, Pembanding Farmakope Indonesia), Gondokusuman, Gondomanan, Jetis, Kotagede, Kraton, Mantrijeron, Mergangsan, Ngampilan, Pakualaman, Tegalrejo, Umbulharjo, Wirobrajan, dan masing-masing kecamatan diambil 2 pedagang bakso. Sampel berupa bakso tusuk dari semua pedagang bakso tusuk keliling dimana setiap pedagang diteliti sebanyak 100 gram bakso tusuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 Februari 2016. Uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian, Program Studi Farmasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alat penelitian yang digunakan diantaranya adalah mortir dan stemper, cawan porselen, pipet volume, pipet ukur, corong,korek, gelas ukur. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bebas CO2, asam sulfat pekat, alkohol, boraks BPFI (Baku sampel bakso tusuk. Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel dilakukan dengan cara mengambil bakso tusuk dari pedagang bakso tusuk, di masukkan kedalam plastik berklip, dibawa ke laboratorium untuk dilakukan prosedur analisis kualitatif dan kuantitatif kandungan boraks. Preparasi Sampel Pada penelitian ini adalah sampel bakso tusuk ditimbang dan dicatat berat 1 bulat bakso tusuk secara seksama. Sampel kemudian dihaluskan dengan mortir kemudian ditambahkan air bebas CO2 sebanyak 50 ml dan disaring menggunakan kertas saring. Filtratnya diambil untuk dianalisis. Uji kertas tumerik Pembuatan kertas turmerik Menyiapkan beberapa potong kunyit ukuran sedang lalu kunyit

ditumbuk dan disaring sehingga dihasilkan cairan kunyit berwarna kuning. Kertas saring yang disiapkan sebelumnya dicelupkan ke dalam cairan kunyit tersebut hingga kering. Hasil dari proses ini disebut kertas turmerik. Uji kualitatif boraks dengan kertas turmerik Kertas turmerik yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks. Meneteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan, lalu mengamati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut akan dipergunakan sebagai kontrol positif. Bahan makanan yang diuji tersebut diteteskan pada kertas tumerik. Apabila terjadi perubahan warna sama dengan kertas tumerik kontrol positif, maka bahan makanan tersebut mengandung boraks. Dan bila diberi uap ammonia berubah menjadi hijau-biru yang gelap maka sampel tersebut positif mengandung boraks (Roth, 1988) HASIL PENELITIAN Makanan sehat adalah makanan yang seimbang yang mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh dan mampu dirasakan secara fisik dan mental (Prasetyono, 2009). Sebagai umat muslim selain memperhitungkan status gizi makanan, juga harus memperhatikan kehalalan dan kethayyiban suatu makanan. Makanan yang thayyib yaitu makanan yang baik untuk tubuh dan tidak merugikan baik secara jasmani maupun rohani. Makanan tidak terlepas dari Bahan Tambahan Pangan (BTP). Tidak semua BTP boleh ditambahkan dalam makanan, ada beberapa jenis BTP yang penggunaannya wajib dibatasi bahkan dilarang penggunaannya. Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah dapat

berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusia sebagaimana halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia. DISKUSI Dari hasil Tabel 1. semua sampel bakso tusuk menunjukkan hasil positif (+) dengan pengamatan menggunakan kertas turmerik (kertas kunyit) ditandai dengan terbentuknya noda merah kecoklatan. Dalam Peraturan Menteri + HO OH Kesehatan No. 722/MenKes/Per/IX/88 boraks dinyatakan sebagai bahan HO H 3 BO 3 + 2 OH H 3 CO O O OCH 3 H 3 CO HCL H 3 CO O O B - O O OCH 3 CL - + 3 H 2 O OCH 3 berbahaya dan dilarang untuk Kurkumin HO OH + Rososianin digunakan dalam pembuatan makanan. Dalam makanan boraks akan terserap oleh darah dan disimpan dalam hati. Karena tidak mudah larut dalam air boraks bersifat kumulatif. Dari hasil percobaan dengan tikus menunjukkan bahwa boraks bersifat karsinogenik. Selain itu boraks juga dapat menyebabkan gangguan pada bayi, gangguan proses reproduksi, menimbulkan iritasi pada lambung dan menyebabkan gangguan pada ginjal, hati, dan testes (Suklan, 2002). Gambar 1.Boraks dengan kurkumin Deteksi boraks menggunakan asam klorida yang ditambahkan pada larutan sampel dapat mengidentifikasi adanya boraks pada konsentrasi lebih dari 20µg/ml. Hal ini dikarenakan sifat HCl yang dapat melepaskan boraks dengan ikatannya dan membentuk kompleks kelat rosasianin yang berwarna merah (Azas, 2013). Dengan adanya asam kuat, asam borat dengan kurkumin membentuk kompleks kelat rosasianin yaitu suatu zat warna merah karmesin (Roth, 1988).

Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif Boraks No. SAMPEL UJI TURMERIC 1. Danurejan 1 ++ 2. Danurejan 2 + 3. Gedongtengen 1 ++ 4. Gedongtengen 2 ++ 5. Gondokusuman 1 ++ 6. Gondokusuman 2 ++ 7. Gondomanan 1 +++ 8. Gondomanan 2 +++ 9. Jetis 1 ++ 10. Jetis 2 ++ 11. Kotagede 1 ++ 12. Kotagede 2 + 13. Kraton 1 ++ 14. Kraton 2 ++ 15. Mantrijeron 1 ++ 16. Mantrijeron 2 ++ 17. Mergangsan 1 + 18. Mergangsan 2 + 19. Ngampilan 1 ++ 20. Ngampilan 2 ++ 21. Pakualaman 1 ++ 22. Pakualaman 2 ++ 23. Tegalrejo 1 +++ 24. Tegalrejo 2 ++ 25. Umbulharjo 1 ++ 26. Umbulharjo 2 ++ 27. Wirobrajan 1 +++ 28. Wirobrajan 2 ++ Keterangan : - = Negatif ++ = Lebih Positif + = Positif +++ = Sangat Positif Menurut See (2010) asam borat menyebabkan keracunan jika kadarnya melebihi 2g/Kg dan 3g/Kg pada neonatus. Masuknya boraks yang terus menerus akan menyebabkan rusaknya membran sel hati, kemudian diikuti kerusakan pada sel parenkim hati. Hal ini terjadi karena gugus aktif boraks B=O akan mengikat protein dan lemak tak jenuh sehingga menyebabkan peroksidasi lemak. Peroksidasi lemak dapat merusak permaebilitas sel karena membran sel kaya akan lemak. Akibatnya semua zat dapat keluar masuk ke dalam sel yang dapat menyebabkan kerusakan sel- sel hati (Hanna dkk, 2009). Pada waktu sel-sel hati rusak, akan terjadi induksi enzim yang berada di dalam sel hati (enzim intraseluler) sehingga enzim intraseluler akan dilepaskan ke dalam darah. Enzim tersebut adalah Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Piruvic Transaminase (SGPT). Peningkatan kadar SGPT dan SGOT dalam darah dapat dijadikan indikator biologis tidak langsung untuk keracunan boraks (Ekaningsih, 2012). Menurut Saparinto dan Hidayati (2006) dosis tertinggi boraks yaitu 10g/kgBB- 20g/kgBB orang dewasa dan 5g/kgBB anak-anak. Berdasarkan data tersebut

dibandingkan dengan data peneliti yaitu kadar tertinggi boraks sebanyak 5,83% dan kadar terendah sebanyak 1,51% maka dapat disimpulkan bahwa kadar tersebut jauh dosis letal dan membahayakan. Akan tetapi, apabila terus menerus dikonsumsi, dapat mengakibatkan akumulasi terus menerus kadar boraks dalam tubuh sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada organ. DAFTAR PUSTAKA Azas. 2013. Analisis Kadar Boraks pada Kurma yang Beredar di Pasar Tanah Abang dengan Spektrofotometer. Skripsi. UIN : Jakarta Cahyadi, W. 2008. Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Kesehatan RI,. 1989. Permenkes RI No. Jakarta. Departemen Pertanian. 2009. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 31, Jakarta Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hanna, dkk. 2009. Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase) sebagai Biomarker Keracunan Zat Hepatotoksin. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Kastalani.2011. Informasi Kapuas Jilid 5 : Kapuas Purnomo, H. 1990. Kajian mutu bakso daging, bakso urat, dan bakso aci di Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 722/Menkes/PER/IX/88, Bahan Tambahan Makanan.

Putra. 2009. Kandungan Boraks pada Bakso di Makassar : Makassar Roth, H.J. dan G. Blaschke. 1988. Analisis Farmasi. Diterjemahkan oleh : Sarjono Kisman dan Slamet Ibrahim. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 430 Pangan. Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor Widyaningsih, T.D. dan E.S. Murtini. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya. 431, 482 493. Saparinto, C. dan Hidayati, D. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Cetakan I. Kanisius. Yogyakarta. See, AW, et al. 2010. Risk and Health Effect of Boric Acid. American Journal of Applied Sciencies 7(5): 620-627 Suklan, H Info Penyehatan Air dan Sanitasi, Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi. Dep Kes RI, Jakarta, 2002. Syah, Dahrul. dkk. 2005. Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan